BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Sebuah perangkat yang pada awalnya hanya digunakan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang mengembangkan transportasi ojek ini semakin diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Ojek On-Line Ojek atau ojeg merupakan salah satu moda transportasi umum di Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Go-Jek Indonesia Gambar 1.1 Logo Go-Jek

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran modern seperti saat sekarang ini membutuhkan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan sebuah jasa transportasi. Angkutan. melakukan perjalanan dengan kecepatan yang tinggi, dan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan sehari-hari adalah sektor jasa transportasi. Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya yakni GOJEK. Perusahaan seperti GOJEK menyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada tingkat yang paling modern kini tersedia. merupakan sasaran utama agar perusahaan dapat terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan pelanggan. Didukung teknologi internet yang sudah terbukti

BAB I PENDAHULUAN. diidamkan setiap perusahaan dituntut untuk memahami keinginan dan kebutuhan. kosumen dari pasar yang menjadi sasaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. (ojek), kini telah hadir ojek online (GO-JEK), GO-JEK adalah perusahaan berjiwa

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo GO-JEK Indonesia Sumber: (10 Februari 2016)

BAB I PENDAHULUAN. tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk membayar uang angkutan. 1

BAB I Pendahuluan 1.1 Objek Penelitian Sejarah Singkat Go-Jek Gambar 1.2 Logo Go-Jek Indonesia

BAB III DI PERUSAHAAN GOJEK SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat membantu kehidupan manusia. Tidak hanya dalam bentuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembelian (Lee et al., 2011). Zeithaml et al. (2013) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan darat, kendaraan laut, dan kendaraan udara. 1 Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya, dan sekarang sering kita lihat di media mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. xvii

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan transportasi dalam berbagai kegiatannya seperti bekerja,

BAB I PENDAHULUAN. sependapat dengan yang dikemukakan Kotler (2005) bahwa pemasaran adalah

ANALISIS PRESEPSI MASYARAKAT PENGGUNA LAYANAN TRANSAKSI DIGITAL PADA FINANCIAL TECHNOLOGY

BAB III LANDASAN TEORI. Bisnis online adalah bisnis yang dijalankan secara online dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1 Logo Go-Jek Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dengan perusahaan-perusahaan lain dari seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran umum objek penelitian Gambaran umum perusahaan. Gambar 1.1 logo GO-JEK Sumber: GOJEK, 2015

PEMANFAATAN APLIKASI GO-JEK DALAM MELAYANI KONSUMEN (STUDI KASUS PADA PENGGUNA JASA TRANSPORTASI GO-JEK DI JAKARTA SELATAN)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini tak terhindarkan lagi dampaknya. menjadi kebutuhan pokok saat ini berdampak pada inovasi-inovasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo GO-JEK Sumber : GO-JEK, 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengembangkan diri di mata konsumen. manusia yang berada di dalam organisasi. Dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas yang membuka jurusan public relations dan meningkatnya minta para

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin cepat membuat

BAB I PENDAHULUAN. mudah dan efisien. Kegitan yang dahulunya yang dikerjakan secara manual oleh

BAB I PENDAHULUAN. saja yang terlibat, akan tetapi pihak swasta juga terlibat. Transportasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sarana dan prasarana pendukung salah satunya adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat banyak orang

DAFTAR ISI. LEMBAR SURAT PERNYATAAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iv. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi. KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. tujuan agar masyarakat terpenuhi kebutuhannya. mengadakan promosi dan mendistribusikan barang dengan efektif.

ANALISIS KARAKTERISTIK KONSUMEN ANGKUTAN BERBASIS ONLINE DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. house) dalam berbagai kegiatan e-business, e-commerce dan usaha teknologi

BAB I PENDAHULUAN. yang tepatrnya berlokasi di Jl. Meruya Selatan, Kebon Jeruk - Jakarta Barat. Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi mutakhir baik di bidang komputerisasi, mesin-mesin pabrik,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern mendorong berbagai macam

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu kota di dunia dengan kondisi kemacetan terparah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan keamanan. Pertumbuhan sektor ini akan mencerminkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan berbiaya murah (Muhammad:1998). Jadi, Transportasi berarti. tempat ke tempat lainnya (Kamaluddin:2003).

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis kualitas aplikasi mobile GO-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. paling mencolok dari perkembangan teknologi tersebut adalah gadget dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini merupakan suatu era di mana batas-batas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara lain membentuk identitas produk melalui merek. Selama dekade

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin canggih telah merubah sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara berkembang dimana masyarakatnya sangat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan roda empat berpelat hitam dengan harga yang terjangkau. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data emarketeer (2015) jumlah pengguna internet didunia cenderung

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh dalam kegiatan-kegiatan seperti perekonomian, pengiriman barang atau jasa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 15 juta unit kendaraan bermotor di Jakarta (

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Beragam masalah transportasi di kota Jakarta, antara lain: kemacetan lalu

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2010 ada unit sedangkan pada tahun 2015 ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam memenuhi akan kebutuhan tersebut. sejak tahun Pada tahun 2013, segmen middle class yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang, kemajuan teknologi dan globalisasi membuat setiap

BAB I PENDAHULUAN. Merauke dan sekitar pulau kecil. Indonesia juga merupakan negara

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pada saat ini, kota sudah menjadi tempat tinggal dari sebagian besar masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo GO-JEK (2017) Sumber :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era perkembangan teknologi saat ini banyak kita jumpai campaign

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis daring (online) semakin pesat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

BAB I PENDAHULUAN. smartphone telah menjadi kebutuhan gaya hidup yang dianggap penting bagi

antara teknologi komputer dan telekomunikasi dengan teknologi lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi internet yang pesat membuat aktivitas manusia

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dengan cepat melalui informasi-informasi yang tersedia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara mudah dan praktis. Dewasa ini banyak berbagai alat yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan cara berkomunikasi menjadi lebih efisien dan hemat waktu.

BAB I PENDAHULUAN. sangat memudahkan dalam pekerjaan atau kegiatan sehari hari. Teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan Teknologi Informasi pada era globalisasi sekarang ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi melesat dalam satu dekade terakhir di dunia dan juga di Indonesia. Salah satu contohnya yaitu perkembangan teknologi dalam hal komunikasi. Sebuah perangkat yang pada awalnya hanya digunakan untuk melakukan komunikasi kini berkembang menjadi perangkat yang hampir dapat melakukan segala hal yang menunjang aktivitas manusia, yaitu smartphone. Kini perangkat yang memiliki mobilitas tinggi tersebut dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan utama bagi manusia karena kemampuan yang layaknya asisten pribadi. Meledaknya penggunaan smartphone diawali sejak hadirnya produk iphone yang diproduksi oleh salah satu perusahaan teknologi yang berasal dari Amerika, yaitu Apple. Apple memperkenalkan iphone pada tahun 2007 dan langsung mendapatkan antusiasme yang tinggi dari konsumen di Amerika yang kemudian mewabah hampir keseluruh dunia, termasuk Indonesia. Melihat antusiasme konsumen yang tinggi akan smartphone, perusahaanperusahaan teknologi lainnya, seperti Samsung, HTC, LG, Lenovo, dan lainnya, turut menghadirkan smartphone dengan keunikannya masing-masing. Perusahaan dalam negeri pun turut ambil bagian meramaikan persaingan. Konsumen disuguhkan smartphone dengan keunggulan dan harga yang bervariasi. Smartphone dengan berbagai merek terdistribusi meluas ke seluruh dunia 1

2 termasuk Indonesia. Jumlah pengguna smartphone di Indonesia pun melonjak setiap tahunnya. Gambar 1.1. Prediksi Pengguna Smartpone di Indonesia Sumber: https://id.techinasia.com/jumlah-pengguna-smartphone-di-indonesia-2018/, diakses 1 Januari 2016, pukul 16.30 WIB Lembaga riset digital marketing, emarketer, memperkirakan pada tahun 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia akan mencapai lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna smartphone aktif terbesar ke-4 di dunia setelah Cina, India, dan Amerika (http://katadata.co.id/opini/2015/09/29/indonesia-raksasa-teknologi-dig ital-asia#sthash.4ihoabxz.dpbs, diakses 1 Januari 2016, pukul 16.00 WIB). Meningkatnya jumlah pengguna smartphone di Indonesia bukan hanya disebabkan tingginya ketersediaan produk-produk smartphone tetapi juga disebabkan mulai meratanya jaringan internet di Indonesia. Hengky Prihatna, Country Industry Head dari Google Indonesia, perusahaan teknologi terbesar di dunia, menyatakan bahwa penetrasi smartphone yang tinggi dan layanan internet yang kian merata dan terjangkau adalah salah satu alasan di balik tingginya

3 pengguna smartphone di Indonesia. Fakta tersebut didapatkan melalui survei yang dilakukan oleh Google Indonesia di beberapa kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bodetabek, Bandung, Semarang, dan Surabaya (http://tekno.kompas.com/read/2015/09/04/11301837/kebiasaan.orang.indonesia.p elototi.smartphone.5.5.jam.sehari, diakses 1 Januari 2015, pukul 17.00 WIB). Meratanya layanan internet dan tingginya penetrasi smartphone yang jumlahnya yang terus melesat setiap tahun membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki potensi besar bagi para pengembang aplikasi berbasis mobile. Selama ini masyarakat menilai industri aplikasi mobile disesaki oleh bidang game dan media sosial. Tetapi sebenarnya ada bidang lain yang sangat potensial seperti perbankan, media, ritel, sampai pemerintahan (http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20150916182133-185-79208/indonesiapasar-potensial-untuk-pengembang-aplikasi/, diakses 1 Januari 2016, pukul 17.00 WIB). Di industri perbankan, hampir seluruh bank besar yang beroperasi di Indonesia kini menggunakan menyediakan mobile banking bagi para nasabahnya. Dengan hadirnya mobile banking ini, nasabah tidak perlu lagi datang ke bank atau mengantri di ATM untuk mengirim uang atau mengecek saldo. Nasabah cukup melakukannya melalui aplikasi mobile banking di smartphone mereka. Begitu juga dengan industri media yang sadar akan tingginya penggunaan smartphone dalam aktivitas masyarakat sehari-hari, para pelaku media online maupun konvensional berlomba-lomba menghadirkan aplikasi mobile mereka.

4 Dengan aplikasi mobile ini, para pembaca tidak perlu lagi repot membuka situs media di browser dan membeli majalah atau koran. Para pembaca cukup membuka aplikasi mobile dan membaca seluruh konten yang berada pada genggaman mereka. Industri ritel online, atau yang lebih dikenal dengan e-commerce, turut berlomba untuk menyediakan fasilitas aplikasi mobile bagi konsumennya. Aplikasi mobile tersebut semakin mempermudah konsumen dalam melihat-lihat produk yang ditawarkan toko, melakukan transaksi pembelian, serta melakukan pelacakan barang pesanan. Beberapa contoh di atas adalah segelintir dari keunggulan penggunaan aplikasi mobile pada industri yang berbeda-beda. Salah satu penggunaan aplikasi mobile yang saat ini sedang populer adalah pada industri transportasi. Para pengembang aplikasi mobile bersaing untuk memberikan kemudahan bagi para penggunanya untuk memesan jasa transportasi secara online melalui aplikasi mobile di smartphone mereka. Salah satu perusahaan yang saat ini sedang naik daun sekaligus sebagai pionir layanan ojek online adalah Go-Jek. Pendiri dan CEO Go-jek adalah Nadiem Makarim. Selain bersifat bisnis startup, Nadiem mengaku ada misi sosial yang diemban ketika mendirikan Go- Jek, yakni meningkatkan penghasilan para supir ojek. Meski sempat meninggalkan perusahaan Go-Jek selama beberapa tahun karena harus kuliah di Amerika, setelah menyelesaikan studinya kini ia fokus mengembangkan Go-Jek.

5 Nadiem mendirikan Go-Jek bermula dari obrolannya dengan supir ojek di pangkalan. Ketika itu ia menyimak dan menyimpulkan bahwa waktu kerja supir ojek pangkalan tidak reproduktif, sebab lebih dari sebagian waktu kerja supir ojek habis hanya untuk menunggu pelanggan. Padahal kemacetan semakin padat, sehingga ojek harusnya bisa menjadi sulosi alternatif untuk masyarakat ibu kota. Nadiem pun lantas memiliki gagasan untuk menciptakan layanan transportasi antar yang praktis & cepat untuk membantu masyarakat pengguna ojek, sekaligus membantu para supir ojek agar bisa bekerja lebih produktif. Hingga pada tahun 2010, akhirnya Go-Jek diluncurkan dan mulai beroperasi (http://www.ehpedia.com/2015/08/apa-itu-go-jek-adalah.html, diakses 2 Januari 2016, pukul 18.00 WIB). Go-Jek saat ini memiliki beberapa layanan. Berdasarkan informasi yang tersedia pada aplikasi mobile Go-Jek, jenis layanan yang tersedia adalah Go-Send, Go-Ride, Go-Food, Go-Mart, Go-Busway, Go-Tix, Go-Box, Go-Clean, Go-Glam, dan Go-Massage. Salah satu layanan terpopuler yang dimiliki Go-Jek adalah layanan Go-Ride. Go-Jek menjadi pionir layanan ojek berbasis aplikasi mobile melalui layanan Go-Ride-nya. Dengan ini, pengguna aplikasi Go-Jek cukup memesan ojek melalui aplikasi mobile secara online dan nantinya akan dijemput oleh supir ojek yang merespon pesanan pengguna atau calon penumpang. Transaksi pembayaran dilakukan saat pengguna sampai ke tujuan kepada supir ojek. Tarif yang dikenakan bervariasi berdasarkan jarak yang ditempuh atau berdasarkan flat rate yang diberlakukan. Sering kali Go-Jek menawarkan harga promo kepada

6 penggunanya dalam periode waktu tertentu. Selain untuk meningkatkan jumlah peminat, promo dilakukan juga untuk bersaing dengan penyedia layanan serupa. Beberapa perusahaan yang menjadi pesaing Go-Jek adalah GrabTaxi, dengan GrabBike-nya, dan Blu-Jek. Kedua perusahaan ini memiliki layanan yang serupa dengan layanan Go-Ride dari Go-Jek. Sebenarnya masih ada beberapa perusahaan lagi yang memiliki layanan serupa tetapi belum dapat menyaingi popularitas, pangsa pasar, dan jumlah armada Go-Jek. Selain membuka peluang bisnis baru yang potensial, layanan ojek online juga mendatangkan konflik di masyarakat terutama di Jakarta. Protes datang dari supir ojek pangkalan yang mengaku bahwa pendapatan mereka menurun semenjak Go- Jek dan layanan ojek online lainnya menginvasi jalanan ibu kota. Inti permasalahannya adalah jumlah penumpang ojek pangkalan tersebut menurun drastis karena lebih memilih menggunakan ojek online sehingga pendapatan mereka pun menurun. Bahkan, kekesalan ojek pangkalan dilampiaskan dalam bentuk kekerasan pada para supir ojek online untuk mengintimidasi agar tidak lagi mengambil penumpang di daerah mereka (https://id.techinasia.com/mengapaojek-benci-go-jek-dan-grabbike/, diakses 3 Januari 2016, pukul 10.00 WIB). Beberapa bulan setelah konflik tersebut menyurut dari pantauan media dan masyarakat, muncul masalah baru. Kali ini masalah yang dihadapi adalah pelarangan terhadap layanan transportasi berbasis online, dimana Go-Jek adalah salah satunya. Kementerian Perhubungan melarang ojek maupun taksi yang berbasis online, seperti Go-Jek, Uber, dan GrabTaxi, beroperasi karena dinilai

7 tidak memenuhi ketentuan sebagai angkutan umum. Larangan itu disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasono dalam konferensi pers di Jakarta (http://nasi onal.tempo.co/read/news/2015/12/ 18/173728863/ojek-online-dilarang-jokowi-aturan-itu-yang-buat-siapa-sih, diakses 3 Januari 2016, pukul 20.00 WIB). Selain tidak memenuhi ketentuan sebagai angkutan umum, sebenarnya ojek telah dilarang sejak 7 tahun lalu melalui undang-undang no. 22 tahun 2009. Pada intinya, undang-undang tersebut menyatakan bahwa sepeda motor dilarang menjadi angkutan umum dikarenakan rentan terhadap kecelakaan (http://finance.detik.com/read/2015/10/26/123023/3053278/4/kemenhub-masyara kat-senang-pakai-ojek-digital-meski-rawan-kecelakaan, diakses 3 Januari 2016, pukul 21.00 WIB). Namun, pelarangan yang disuarakan oleh Kementrian Perhubungan langsung mendapat respon negatif dari masyarakat. Respon negatif juga datang dari Presiden Joko Widodo, atau yang lebih dikenal dengan Presiden Jokowi. Presiden Jokowi mengisyaratkan pelarangan operasi transportasi online bukan solusi dari masalah transportasi saat ini. Bahkan, dia menegaskan transportasi online sangat dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu, Jokowi meminta agar keberadaan transportasi online itu ditata (http://nasional.tempo.co/read/news/2015/12/18/06 3728860/jokowi-panggil-menteri-jonan-gara-gara-larang-go-jek, diakses 4 Januari 2016, pukul 22.00 WIB).

8 Gambar 1.2. Tweet dari akun resmi Twitter Presiden Jokowi menanggapi larangan transportasi online oleh Kementrian Perhubungan. Sumber: http://www.cnnindonesia.com/teknologi/20151218111258-185-99074/ menhublarang-go-jek-jokowi-atur an-jangan-bikin-rakyat-susah/, diakses 4 Januari 2016, pukul 23.00 WIB) Dukungan terhadap transportasi online itu banyak mengalir di dunia maya. Ratusan pendukung menandatangani petisi online mendukung agar transportasi berbasis aplikasi mobile tetap beroperasi dan mencabut pelarangan beroperasi yang tertuang dalam Surat Pemberitahuan Nomor UM.3012/1/21/Phb/2015 itu (http://nasional.tempo.co/read/news/2015/12/18/173728863/ojek-online-dilarangjokowi-aturan-itu-yang-buat-siapa-sih, diakses 5 Januar 2016, pukul 09.00 WIB). Setelah mendapat reaksi keras dari masyarakat dan Presiden Jokowi, Ignatius Jonan, selaku Menteri Perhubungan, langsung mencabut surat larangan transportasi online itu. Menteri Jonan menerangkan, sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, kendaraan roda dua sebenarnya tidak dimaksudkan untuk sebagai angkutan publik. Namun realitas di masyarakat menunjukkan adanya kesenjangan yang lebar antara kebutuhan transportasi publik dan kemampuan menyediakan angkutan publik yang layak dan memadai. Kesenjangan antara kebutuhan transportasi dengan kemampuan menyediakan angkutan publik tersebut kemudian diisi oleh ojek dan beberapa waktu terakhir juga dilayani oleh

9 transportasi berbasis aplikasi, seperti Go-Jek dan lainnya (http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/12/151218_indonesia_men hub_ojekoperasi, diakses 5 Januari 2016, pukul 10.00). Berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat mengenai hadirnya layanan ojek online terus menghantui Go-Jek dalam mengembangkan bisnis dan layanannya. Seperti yang dibahas sebelumnya, Go-Jek juga harus menghadapi kompetitor-kompetitornya yang terus berinovasi untuk merebut posisi Go-Jek sebagai market leader. Aplikasi mobile merupakan produk yang diandalkan oleh Go-Jek untuk menawarkan kemudahan serta manfaat yang lebih bagi para penggunanya. Selain itu, Go-Jek harus dapat meyakinkan dan menjamin kepada para penumpangnya bahwa layanan yang diberikan dapat memberikan kenyamanan, kemanan, dan bebas dari risiko dalam bentuk apapun. Untuk meminimalisasi risiko, Go-Jek memberikan pelatihan bagi para mitranya (pengojek) mengenai safety riding. Pelatihan dilakukan di bawah bimbingan organisasi Rivat Drive Labs. Rivat Drive Labs adalah perusahaan konsultan jasa trasnportasi milik pembalap nasional, Rivat Sungkar. Sebelum diterima sebagai mitra Go-Jek, para pengojek harus terlebih dulu lulus pelatihan safety riding (http://tekno.liputan6.com/read/2268468/ribuan-go-jek-belajarsafety-riding-langsung-dari-rivat-sungkar, diakses 5 Januari 2016, pukul 20.00 WIB).

10 Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap beberapa variabel yang berkaitan dengan layanan Go-Jek dengan judul: Pengaruh Persepsi Risiko, Persepi Manfaat, dan Persepsi Kemudahan Terhadap Minat Penggunaan Ulang Go-Jek. 1.2. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah Tingginya pengguna smartphone menjadikan Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial bagi para pengembang aplikasi mobile. Hampir seluruh industri memanfaatkan peluang ini dengan mengembangkan aplikasi mobile-nya masingmasing untuk memajukan usaha dan menciptakan bisnis baru, atau sekedar beradaptasi pada perubahan pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat. Salah satu perusahaan yang kini populer dengan aplikasi mobile-nya adalah Go-Jek. Go-Jek, dengan layanan Go-Ride-nya, menjadi pionir layanan ojek online berbasis aplikasi mobile dan berhasil menghadirkan antusiasme dari masyarakat. Pemerintah sempat melarang ojek online beroperasi disebabkan adanya undang-undang yang mengatakan bahwa kendaraan sepeda motor tidak boleh dijadikan angkutan publik dikarenakan rentah terhadap kecelakaan. Meskipun larangan ini dicabut oleh pemerintah, pihak Go-Jek harus dapat meyakinkan para penumpang bahwa layanan ojek online-nya akan meminimalisir segala risiko dalam bentuk apapun.

11 Selain masalah di atas, Go-Jek juga harus bersaing dengan perusahaan dengan layanan serupa. Salah satu hal yang harus mereka tingkatkan adalah aplikasi mobile, yang menjadi produk utama Go-Jek. 1.2.2. Pembatasan Masalah berikut: Peneliti melakukan pembatasan masalah pada beberapa hal yaitu sebagai 1. Responden dalam penelitian ini adalah pengguna layanan Go-Ride dari perusahaan Go-Jek di wilayah Jakarta. 2. Fokus penelitian ini adalah persepsi risiko (X1), persepsi manfaat (X2), dan persepsi kemudahan (X3) yang mempengaruhi minat penggunaan ulang (Y). 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Apakah persepsi risiko memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan ulang Go-Jek? 2. Apakah persepsi manfaat memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan ulang aplikasi Go-Jek? 3. Apakah persepsi kemudahan memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan ulang aplikasi Go-Jek?

12 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka terbentuk tujuan dari penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah persepsi risiko memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan ulang Go-Jek. 2. Untuk mengetahui apakah persepsi manfaat memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan ulang aplikasi Go-Jek. 3. Untuk mengetahui apakah persepsi kemudahan memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan ulang aplikasi Go-Jek. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan serta dalam menyusun perencanaan yang terkait dengan strategi pengembangan layanan untuk meningkatkan penggunaan jasa. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini menjadi bentuk penerapan dan pendalaman teori dalam manajemen pemasaran terutama mengenai persepsi risiko, persepsi manfaat, persepsi kemudahan, dan minat penggunaan ulang.

13 3. Bagi Pembaca. Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi untuk pendalaman maupun penerapan teori dalam manajemen pemasaran serta sebagai referensi dalam melakukan penelitian.