BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tandan buah segar (TBS) sampai dihasilkan crude palm oil (CPO). dari beberapa family Arecacea (dahulu disebut Palmae).

POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT 1 Oleh: Almasdi Syahza Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Lembaga Penelitian Universitas Riau

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian kualitas merupakan taktik strategi perusahaan dalam persaingan

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

I. PENDAHULUAN. minyak goreng, margarine, shortening, food emulsifier, coffee whitener, filled

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik pada masyarakat di masa mendatang. Pembangunan ekonomi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kondisi mesin/peralatan tersebut agar tidak mengalami kerusakan maka

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar diberbagai. meningkatkan perekonomian adalah kelapa sawit. Gambar 1.

Click to edit Master subtitle style

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

PEMBAHASAN (A) (B) (C) (D) Gambar 13. TBS Yang Tidak Sehat (A) Buah Mentah dan Abnormal, (B) Buah Sakit, (C) Buah Batu dan (D) Buah Matang Normal

MATA ACARA 2. Dan dengan demikian, Perseroan membagikan dividen untuk tahun buku 2017.

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

SISTEM INFORMASI BIAYA POKOK UNTUK MEMPRODUKSI CPO DI PKS TANAH PUTIH. Oleh AHMAD FAUZI LUBIS

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan oleh perusahaan. Bahan baku suatu perusahaan industri dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pemerintah sedang menggalakkan produksi non-migas,

Tinjauan Pasar Minyak Goreng

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI NOVEMBER 2011

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA NOVEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terjadinya krisis ekonomi global yang melanda dunia bisnis di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

BPS PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Disampaikan pada Annual Forum EEP Indonesia 2012 di Provinsi Riau Pekanbaru, Oktober 2012

BAB I PENDAHULUAN. efesien dan tangguh serta dapat menunjang sektor industri. Kemudian sektor

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI DAN UBI KAYU 2015

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik yang dapat membantu para manajer dalam mengelola organisasi perusahaan

ANALISIS PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE POSPAC DI PT. SUPRA MATRA ABADI

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang

PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA RAMALAN II 2013)

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR (ANGKA RAMALAN II 2015)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tersebut merupakan faktor pendukung keberhasilan budidaya sapi Bali (Ni am et

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai oleh perusahaan adalah pencapaian laba optimum. Pencapaian laba dirasa

RINGKASAN EKSEKUTIF. Tim Peneliti: Almasdi Syahza; Suwondo; Djaimi Bakce; Ferry HC Ernaputra; RM Riadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi spesifikasi perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan laba

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI JAWA BARAT

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU, DAN UBI JALAR 2015 PRODUKSI PADI TAHUN 2015 NAIK 9,23 PERSEN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 5,00 PERSEN

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Dalam perkembangan ekonomi saat ini usaha tumbuh dengan pesat di

IV. METODE PENELITIAN

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015)

PRODUKSI PADI TAHUN 2014 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 12,11 PERSEN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya minat masyarakat pedesaan di Daerah Riau terhadap usaha tani kelapa sawit telah menjadikan Daerah Riau sebagai penghasil kelapa sawit terluas di Indonesia. Luas perkebunan kelapa sawit berdasarkan data tahun 2010 telah mencapai 2.103.175 ha dan produksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 36.809.252 ton per tahun dengan produktivitas 22,8 ton per tahun per hektar. Berdasarkan kondisi lahan dan tingkat kesuburan tanah di Riau produktivitas Crude Palm Oil (CPO) sebesar 3,9 ton per tahun per hektar. Sementara itu jumlah pabrik kelapa sawit di Riau sebanyak 146 buah dengan kapasitas produksi sebesar 6.254 ton per jam. Kapasitas olah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang terpasang di Riau sebesar 6.254 ton per jam ( Syahza, 2012). Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting dan strategis didaerah Riau khususnya Kabupaten Kampar. Menurut data dinas perkebunan Provinsi Riau tahun 2011 menunjukan bahwa Kabupaten Kampar menempati urutan pertama sebagai daerah penghasil TBS terbesar di Provinsi Riau dengan produksi TBS pada tahun 2011 sebesar 7.680.797 ton. Produksi kelapa sawit tahunan Kabupaten Kampar mengalami fluktuatif dalam rentang waktu 2006 hingga 2011 (Syahza, 2012). Kelapa sawit juga merupakan salah satu produk perkebunan yang memiliki nilai tinggi dan industrinya termasuk padat karya. Manfaat dari buah kelapa sawit sendiri sangat bervariasi. Cukup banyak industri lain yang dapat menggunakan sebagai bahan baku produknya, seperti minyak goreng, makanan, kosmetik dan lain-lain. Oleh sebab itu, dalam pengolahannya perlu adanya pengawasan untuk menjaga kualitas maupun kuantitas komoditi tersebut. Minyak sawit yang dihasilkan tersebut haruslah didukung dengan mutu yang baik pula. Dengan mutu yang baik, akan lebih mudah memasarkan minyak sawit yang diperlukan.

Seperti halnya PT. Swastisiddhi Amagra yang bergerak dalam bidang Agrobisnis khususnya pengolahan kelapa sawit, sebagai produk utamanya adalah Crude Palm Oil (CPO) dan sangat dituntut produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang berlaku. Akan tetapi, dalam proses produksi tersebut tidak terlepas dari kemungkinan terjadi kasus penyimpangan atau keluar dari standar yang ditetapkan perusahaan. Sudah menjadi kewajiban pihak perusahaan untuk membuat suatu sistem standarisasi mutu produk CPO yang dapat menciptakan kondisi kerja yang aman dan hasil produksi yang dapat diterima pada perdagangan nasional dan standar mutu CPO (SNI 01-2901-2006). Menurut standar mutu CPO ( SNI 01-2901-2006), standar mutu yang dipersyaratkan adalah untuk Asam Lemak Bebas (ALB) memiliki nilai ambang batas maksimum 5%, kadar kotoran maksimum 0,5%, dan kadar air maksimum 0,5%. Berdasarkan persyaratan tersebut, umumnya CPO Indonesia telah memenuhi kriteria untuk dapat diekspor (Badan Standarisasi Nasional, 2003). Untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama dan memenuhi standar kualitas CPO untuk dipasarkan, maka PT. Swastisiddhi Amagra (SSA ) harus menghasilkan produk CPO yang berkualitas. Oleh karena itu, menjadi suatu keuntungan bagi perusahaan jika mampu memproduksi CPO sesuai dengan standar ekspor. PT. Swastisiddhi Amagra juga memiliki standar mutu minyak kelapa sawit dengan nilai ambang batas Asam Lemak Bebas (ALB) 4,80%, penetapan standar ini bertujuan untuk mengantisipasi agar tidak melebihi standar Nasional yakni sebesar 5%. Berdasarkan wawancara dan data yang diperoleh dari petugas laboratorium PT. Swastisiddhi Amagra, dari tiga paramater kualitas CPO tersebut masih terdapat satu paramater melewati batas standar perusahaan dan bahkan melewati standar Nasional yaitu kadar Asam Lemak Bebas yang dapat dilihat pada lampiran A1. Dan ini akan menyebabkan perusahaan semakin sulit dalam persaingan pemasaran dengan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) lainnya, k arena Kadar ALB mempengaruhi harga jual CPO. Semakin tinggi kadar ALB maka semakin rendah harga jual CPO. Pada tabel berikut ini dapat diperlihatkan kadar ALB/bulan untuk periode Januari November 2013 : I - 2

Tabel 1.1 Kadar ALB produksi CPO PT. Swastisiddhi Amagra Bulan Kadar ALB (%) Standar perusahaan (%) SNI 01-2901-2006 GAP Januari 4,42 4,8 5,00 0,58 Februari 5,94 4,8 5,00-0,94 Maret 4,59 4,8 5,00 0,41 April 4,62 4,8 5,00 0,38 Mei 4,86 4,8 5,00 0,14 Juni 4,47 4,8 5,00 0,53 Juli 4,69 4,8 5,00 0,31 Agustus 4,94 4,8 5,00 0,06 September 5,27 4,8 5,00-0,27 Oktober 5,08 4,8 5,00-0,08 Nopember 5,29 4,8 5,00-0,29 Rata-rata 4,92 Sumber : Laboratorium PT.SSA 2013 6 Kadar ALB 4 2 0-2 jan feb mar apr Mei jun jul agu sep okt nov s Kadar ALB (%) 4.42 5.94 4.59 4.62 4.86 4.47 4.69 4.94 5.27 5.08 5.29 standar SNI (%) 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 GAP 0.58-0.94 0.41 0.38 0.14 0.53 0.31 0.06-0.27-0.08-0.29 Gambar 1.1 Grafik kadar ALB ( sumber laboratorium PT.SSA 2013 ) Berdasarkan data laboratorium PT. SSA pada periode Januari-November dari Tabel 1.1 dapat dilihat hasil pengujian kadar ALB/bulan masih melebehi batas standar perusahaan sebesar 4,80%. Hal ini terjadi pada bulan Mei, Agustus, dan, sedangkan hasil pengujian untuk bulan Februari, September, Oktober, November melebihi batas standar Nasional 5%. Berdasarkan data rata-rata I - 3

Januari-November 2013 diperoleh kadar ALB 4,92 juga melebihi batas standar perusahaan 4,80. Berdasarkan hasil pengujian diatas bahwa tingkat pencapaian kualitas produksi CPO pada PT. Swastisiddhi Amagra masih rendah, sehingga kondisi yang terjadi dengan kadar ALB diatas normal standar perusahaan dan SNI, dapat menghambat penjualan CPO, oleh karena itu perusahaan perlu melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus, terutama pada upaya pemenuhan standar mutu CPO yang ada. Untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama dan memenuhi standar kualitas CPO, perusahaan harus menghasilkan CPO dengan kadar ALB yang lebih rendah. Dari hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan, beberapa faktor kemungkinan masih rendahnya kualitas CPO yaitu faktor buah kelapa sawit/tandan Buah Segar ( TBS) seperti pemilihan buah yang tidak tepat dan faktor mesin/peralatan seperti kerusakan mesin. Oleh sebab itu, perusahaan perlu untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya dengan menerapkan pengendalian kualitas yang baik, karena kualitas merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen. Dari data pada lampiran A2 hasil pengujian laboratarium selama 334 hari menghasilkan kadar ALB yang melewati batas sebanyak 71 pengujian, Dari data tersebut menggunakan kalkulator sigma diperoleh nilai yield sebesar 78,74 % hal ini tentunya sangat tidak diharapkan oleh pihak perusahaan, karena nilai toleransi tingkat cacat yang diinginkan oleh perusahaan maksimal sebesar 1%. Dengan nilai yield sebesar 78,74% dan nilai tingkat cacat yang terjadi pada perusahaan saat ini adalah sebesar 21,26 % dapat diketahui bahwa tingkat pencapaian kualitas perusahaan jika dikonversikan kedalam nilai sigma sebesar 2,30 Sigma dengan nilai DPMO sebesar 212.574. Untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dari perusahaan dan menghindari produk yang cacat lolos ke tangan konsumen secara terus menerus, maka salah satu metode yang digunakan untuk mengendalikan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan metode Six Sigma. I - 4

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu Perbaikan Kualitas Pada Proses Produksi Minyak Kelapa Sawit Dengan Menggunakan Metode Six Sigma. 1.3 Tujuan Penelitian Sehubungan dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah: 1. Mengindentifikasi, mengukur dan menganalisa cacat yang terjadi pada produk CPO melalui serangkaian tahapan yang ada pada metode Six Sigma. 2. Memberikan usulan perbaikan kualitas proses produksi serta menetapkan prosedur pengendalian kualitas. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai oleh penulis diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Dapat memberikan informasi berupa masukan dan gambaran bagi pihak perusahann untuk dapat memberikan perhatian yang lebih baik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas CPO. 2. Bagi Peneliti Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pengaruh kualitas suatu proses terhadap produk yang dihasilkan dan dapat mempraktekkan teori yang selama ini penulis dapatkan di bangku kuliah pada keadaan yang sebenarnya pada perusahaan. 3. Bagi pihak lain Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menambah pengetahuan dan sekaligus sebagai bahan perbandingan untuk penelitian yang serupa, serta juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pihak yang ingin mendirikan suatu bisnis atau usaha. I - 5

1.5 Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan pelaksanaan serta hasil yang ingin dicapai, maka peneliti melakukan pembatasan dalam penelitian ini, batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini tidak mempertimbangkan aspek biaya dalam menetapkan prosedur pengendalian kualitas. 2. Penelitian ini hanya memberikan saran bagi perusahaan dalam meningkatkan kualitas proses produksi dan tidak membahas implementasi dari hasil penelitian yang dilakukan 3. Data cacat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah data cacat pada bulan Januari sampai November 2013. 4. Parameter kualitas CPO yang diukur berdasarkan kadar Asam Lemak Bebas (ALB). 1.6 Posisi Penelitian Penelitian mengenai kualitas telah banyak dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan proses yang terjadi sehingga dapat menetapkan prosedur pengendalian kualitas nantinya. Untuk dapat melihat secara lebih jelas posisi peneliti dengan yang lainnya, maka akan ditampilkan pada tabel dibawah ini. Tabel : 1.2 Tabel Posisi Penelitian Peneliti Judul Penelitian Tujuan Sutikno Upaya peningkatan kualitas CPO dengan siklus PDCA di PT. Sumber Sawit Sejahtera PKS Teranatang Manuk 1. Menentukan faktor-faktor penyebab terjadinya peningkatan kadar FFA di PT. SSS dengan fishbone diagram. 2. Menentukan perbaikan yang harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kualitas CPO. Objek penelitian PT. Sumber Sawit Sejahtera PKS Terantang Manuk Pelalawan Metode Penerapan konsep PDCA Tahun 2009 I - 6

Tabel : 1.2 Tabel Posisi Penelitian (lanjutan) Peneliti Judul Penelitian Tujuan Afni Yunita Analisis konsistensi mutu dan rendemen cpo (crude palm oil) di pabrik kelapa sawit adolina pt. Perkebunan nusantara iv (persero) 1. Untuk mengevaluasi konsistensi mutu CPO (kadar ALB dan kadar air) serta rendemen produksi bulanan dalam periode lima tahun, 2004 sampai dengan 2008 di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero). Objek penelitian Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero). Metode Peta kendali X- R dan Fish Bone Diagram Tahun 2009 Ahmad Sabri Perbaikan kualitas pada proses produksi Minyak Kelapa Sawit (CPO) dengan menggunakan metode Six Sigma 2. Untuk menganalisa faktorfaktor yang mempengaruhi penyimpangan mutu dan rendemen CPO yang terjadi selama periode tersebut 1. Mengindentifikasi, mengukur dan menganalisa cacat yang terjadi pada produk CPO melalui serangkaian tahapan yang ada pada metode Six Sigma. 2. Memberikan usulan perbaikan kualitas proses produksi serta menetapakan prosedur pengendalian kualitas PT. Swastisiddhi Amagra Six Sigma 2014 1.7 Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai isi keseluruhan dalam penulisan laporan ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan menjadi sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Bab ini merupakan pengantar dari penulisan Laporan menuju pada pembahasan yang lebih lanjut. Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, posisi penelitian serta sistematika penulisan. I - 7

BAB II Landasan Teori Pada bab ini diuraikan tentang teori-teori mengenai pengendalian kualitas yang digunakan dalam maupun penyelesaian masalah, teoriteori tersebut antara lain mengenai Diagram pareto, metode Six Sigma. BAB III Metodologi Penelitian Pada bab ini berisi tentang obyek penelitian, teknik pengumpulan data, alat yang digunakan serta análisis/metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dan kerangka pemecahan masalah. BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini menyajikan teknik pengolahan data yang digunakan dalam pemecahan masalah, yang akan membahas mengenai pengolahan data menggunakan metode Six Sigma BAB V Analisa Berisikan pembahasan tentang hasil-hasil analisa dari pengolahan datadata yang diperoleh di tempat penelitian BAB VI Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil pengolahan dan analisa data yang diperoleh serta saran yang dapat dijadikan masukan bagi penulis ataupun perusahaan yang dijadikan sebagai tempat penelitian. I - 8