ANALISIS BIAYA SATUAN BERBASIS METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI BANGSAL ARAFAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia berkembang cukup

Analisis Perhitungan Unit Cost

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dengan tujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yang

HALAMAN PENGESAHAN. 1. Judul : Unit Cost (ABC) vs INA CBG s Kasus SC di RS 2. Bidang : Kesehatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS BIAYA SATUAN PADA PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. secara berkelanjutan, adil dan merata menjangkau seluruh rakyat.

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

PELAYANAN HEMODIALISIS DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan di awal tahun 2014, mulai

kesatuan yang tidak terpisahkan dari manajemen operasi RS. Manajemen operasi yang efisien (lean management) adalah manajemen operasi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka mencapai cita-cita awal dari pembentukan Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS BIAYA SATUAN PADA PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TESIS

Analisis Perhitungan Unit Cost Pada Tindakan Tonsilektomi. dengan Metode Activity Based Costing

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

Hospital Management Study Program, Muhammadiyah University of Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PRODI

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan

RUMAH SAKIT SEBAGAI LEMBAGA USAHA

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN UNIT COST EKSISI FIBRO ADENOMA MAMMAE DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Biaya Satuan dan Pemulihan Biaya (Cost Recovery Rate) Layanan Pasien Acute Coronary Syndrome dengan Rawat Inap di Rumah Sakit X Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

Cost Of Treatment Tonsilektomi Di Instalasi Bedah Sentral Rsud Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk (Alashek et al, 2013). Data dari Indonesian Renal Registry (2014)

BAB I BAB I PENDAHULUAN. aman, bermutu, dan terjangkau. Hal ini diatur dalam undang-undang kesehatan,

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

LAPORAN INDIKATOR MUTU KUNCI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan mutu pelayanan, rumah sakit harus memberikan mutu pelayanan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta tahun Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 65

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

1. Judul : Unit Cost (ABC) vs INA CBG s Kasus Bedah di RS 2. Bidang : Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Komite Mutu dan Keselamatan Pasien. Indikator Hospital Wide Tahun 2017 (Bulan Januari s/d Desember)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep D. Pertanyaan Penelitian...

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Kepuasan Pelanggan di Atas Segala-galanya. Hasil Capaian. Indikator Hospital Wide

BAB I PENDAHULUAN. khususnya mengenai jaminan social (Depkes RI, 2004). Penyempurna dari. bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

Analisis Unit Cost Tindakan Appendiktomi Menggunakan Metode Activity Based Costing

RS dan JKN T O N A N G D W I A R D Y A N T O

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Ada definisi lainnya, yaitu menurut Marelli (2000) Clinical pathway merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Nama Pasien :.. BB:.. Kg No.RM :. Penyakit Utama : Kejang Demam Kompleks Kode ICD: LOS : hari Ruang rawat/kelas :../...

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

PERBANDINGAN BIAYA RIIL DENGAN TARIF PAKET INA-CBG S DAN ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA PASIEN DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dikembangkan melalui Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan Jaminan Sosial dalam mengembangkan Universal Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan merupakan prioritas baik bagi pihak penyedia

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional dan Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi

LAPORAN INDIKATOR MUTU KUNCI RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KELENGKAPAN PENGISIAN INDIKASI MEDIS PADA FORM/BLANGKO PERMINTAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. jantung. Prevalensi juga akan meningkat karena pertambahan umur baik lakilaki

Analisis Unit Cost Sectio Caesaria dengan Metode Activity Based Costing di Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis (GGK) adalah suatu keadaan dimana terdapat penurunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. insektisida antikolinesterase, serta gangguan hepar dan gagal ginjal akibat

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan rumah sakit untuk mengalami kerugian sangat besar dan. berpengaruh langsung pada keberlangsungan rumah sakit.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan desain cross-sectional dan menggunakan pendekatan

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

Transkripsi:

ANALISIS BIAYA SATUAN BERBASIS METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PASIEN STROKE ISKEMIK DI BANGSAL ARAFAH RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Danita Dwityana Gamalwan 1, Firman Pribadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Program Pascasarjana, Universitas Muhammaiyah Yogyakarta, 2 Dosen Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Yogakarta Latar Belakang: Pada pertengahan abad 20, angka kejadian stroke lebih dari 700.000 orang per tahun dan 150.000 orang meninggal karena penyakit stroke 1. Stroke non hemoragik (iskemik) merupakan klasifikasi stroke yang mempunyai angka kejadian yang tinggi. Pengobatan stroke digolongkan sebagai perawatan jangka panjang karena membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh, Pembiayaan perawatan stroke iskemik yang memiliki Length of Stay (LOS) yang lama dan biaya obat yang mahal, namun RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta belum memiliki biaya satuan untuk stroke iskemik yang berbasis aktivitas. Maka untuk itu penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya satuan pada penyakit stroke berbasis metode Activity Based Costing. Metode: Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan rancangan studi kasus pada RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Kasus yang dipilih adalah kasus dengan diagnosis stroke iskemik tanpa komplikasi penyakit kronis lainnya seperti Diabetes Mellitus. Hasil dan Pembahasan : Hasil Perhitungan unit cost pasien Stroke Iskemik dengan metode ABC adalah Rp 1.731.117,07, yang terdiri dari biaya langsung yaitu sebesar Rp. 1.289.035 dan biaya overhead sebesar Rp 442.082,07. Hasil perhitungan unit cost dengan menggunakan metode ABC dapat memberikan informasi mengenai perhitungan biaya yang lebih akurat, sehingga dapat digunakan oleh pihak manajemen dalam menentukan tarif dari produk atau jasa yang ditawarkan oleh rumah sakit, selain itu juga dapat digunakan mengambil keputusan yang akurat dalam penganggaran dan perencanaan biaya. Kesimpulan dan Saran: Berdasarkan perhitungan unit cost untuk pasien Stroke Iskemik adalah sebesar Rp 1.731.117,07. Terdapat selisih Rp 236.432,93 dengan tarif yang ada di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan selisih sebesar Rp 4.932.482,93 dengan tarif INA CBG s. Maka dari hal tersebut, manajemen perlu melakukan evaluasi dan efisiensi biaya terutama untuk beban biaya Indirect Resource Overhead dan Direct Resource Overhead. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dapat mengaplikasikan clinical pathway stroke iskemik tersebut agar RS dapat menggunakan kendali mutu dan kendali biaya. Kata Kunci: Stroke Iskemik, Unit Cost, ABC 1

PENDAHULUAN Pada pertengahan abad 20, angka kejadian stroke lebih dari 700.000 orang per tahun dan 150.000 orang meninggal karena penyakit ini. 1 Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga (setelah penyakit dan kanker) dan penyebab kecacatan nomor satu. Pengobatan stroke digolongkan sebagai perawatan jangka panjang karena membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh, apalagi biaya kesehatan yang semakin berat dirasakan oleh masyarakat. 2 RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu rumah sakit swasta yang telah menggunakan satu sistem pembayaran dengan berdasarkan INA CBGs. Pada sistem ini pemberi pelayanan ikut menanggung resiko finansial apabila tidak efisien dalam melaksanakannya. Permasalahan pelaksanaan INA CBGs, diantaranya terdapat selisih negatif pada kasus-kasus tertentu. 3 Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsep-konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat. 4 Namun dari perspektif manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari sekedar informasi biaya produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk, misalnya pelanggan dan saluran distribusi. Adapun perumusan masalah yang dapat sebagai berikut: 1. Berapa unit cost pasien stroke iskemik yang dihitung dengan menggunakan metode Activity-Based Costing pada RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 2. Apakah ada selisih antara unit cost pasien stroke iskemik di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan metode Activity-Based Costing dengan tarif pada pasien stroke iskemik di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta? 2

3. Apakah ada selisih antara unit cost pasien stroke iskemik di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan metode Activity-Based Costing dengan tarif paket INA CBGs pada pasien stroke iskemik di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta? Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai penetapan harga pokok sebagai penentuan biaya satuan perawatan pasien stroke iskemik di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan menggunakan Activity-Based Costing system karena stroke iskemik merupakan salah satu penyakit yang membutuhkan biaya yang besar karena lama nya Length of Stay (LOS) dan biaya obat yang mahal. BAHAN DAN CARA Jenis Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif di sini bertujuan menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap dengan pasien stroke iskemik dengan metode konvensional di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dengan menggunakan metode activity based costing. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan September-Desember 2015 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 yang berada di jalan KH. Ahmad Dahlan No.20 Yogyakarta Subyek dan Obyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah kepala bagian keuangan, dokter spesialis syaraf, kepala bangsal rawat inap, kepala bagian farmasi, apoteker, untuk memperoleh data yang komprehensif di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Objek 3

penelitian ini adalah semua aktivitas yang terjadi pada perawatan pasien rawat inap dengan diagnosis stroke iskemik sampai pasien pulang dari rumah sakit. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah: 1. Pasien dengan diagnosis stroke iskemik rawat inap pada tahun 2014 2. Pasien merupakan peserta BPJS 3. Pasien merupakan pasien kelas III Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah : 1. Pasien dengan diagnosis komplikasi Diabetes Mellitus Variabel Penelitian Pada penelitian ini variabel penelitiannya adalah biaya satuan akomodasi perawatan pasien stroke iskemik dan aktivitas di unit gawat darurat, Rawat Inap, Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi, Bagian Keuangan dan kasir. Instrumen Penelitian Data dalam penelitian ini dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa informasi langsung dari sumbernya dengan cara wawancara langsung dengan responden dan observasi terhadap aktivitas yang dilakukan. Data sekunder dilakukan dengan penelusuran dokumen berupa distribusi biaya operasional rumah sakit dan rekam medis. 1. Pedoman dokumentasi yaitu rekam medis, clinical pathway yang terkait dengan pelayanan pasien stroke iskemik. 2. Pedoman wawancara. Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung atau berkomunikasi langsung dengan responden untuk memperoleh informasi mengenai isu yang diteliti. 4

a. Responden yang diwawancara terdiri dari Kepala Bagian Keuangan, Dokter Spesialis Syaraf, Kepala Rekam Medis, Kepala Bangsal kelas 3 di RS PKU Muhammadiyah Unit 1 Yogyakarta. b. Wawancara mendalam (in-deep interview) dilakukan dalam panduan wawancara yang sudah ditentukan ataupun pertanyaan yang bersifat spontan muncul saat interview berlangsung. Data yang diperoleh berupa gambaran umum mengenai RS PKU Muhammadiyah 1 Yogyakarta, sistem yang digunakan oleh rumah sakit dalam menentukan biaya perawatan pasien stroke dan identifikasi aktivitas yang dilakukan selama pasien dalam perawatan 3 Panduan observasi menggunakan checklist dalam clinical pathway berupa pengamatan secara langsung pada objek penelitian, yaitu aktivitas yang dilakukan selama perawatan Analisis Data Penelitian ini mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang berhubungan, seperti wawancara dengan bagian keuangan untuk mendapatkan gambaran tentang penetapan biaya dan tarif perawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Selain itu juga dilakukan wawancara untuk mendapatkan gambaran aktifitas yang dilakukan selama perawatan pasien stroke iskemik tanpa penyulit dengan Kepala Bagian Keuangan, Dokter Spesialis Saraf, Kepala Rekam Medis, Kepala Bangsal perawatan kelas 3 untuk mendapatkan gambaran aktivitas yang dilakukan selama perawatan pasien stroke. Melakukan wawancara bagian keuangan untuk mendapatkan biaya yang terkait. Adapun langkah-langkah sebagai berikut: 1. Aktifitas diidentifikasikan dan didefinisikan berdasarkan Clinical Pathway melalui data primer (wawancara dan observasi sesuai CP) dan data sekunder. 2. Membuat daftar aktivitas dan penggerak aktivitas. 5

3. Klasifikasi aktivitas sebagai aktivitas primer dan aktivitas sekunder kemudian menggambarkan tugas yang menyebabkan aktivitas. Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada (Sekaran, 2006). Pada penelitian ini yang termasuk data sekunder adalah berupa clinical pathway serta catatan keuangan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Dari hasil pengumpulan data-data primer dan sekunder di atas, langkah selanjutnya adalah pengolahan data biaya langsung dan tidak langsung selama perawatan pasien stroke iskemik yang merupakan alokasi biaya dari unit-unit (pelayanan, penunjang dan non medis). Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan metode activity based costing (ABC), hasil analisis tersebut kemudian dideskripsikan. 1. Menentukan activity centers pada unit yang terkait. 2. Menentukan kategori biaya dan cost driver masing masing kategori biaya 3. Membebankan biaya langsung yang dikonsumsi pada perawatan pasien stroke iskemik. 4. Menentukan activity centers terkait perawatan pasien Stroke Iskemik tanpa penyulit yang terdapat pada Clinial Pathways. 5. Membebankan biaya overhead kedalam masing masing activity centers dalam clinical pathway. 6. Menjumlahkan biaya langsung dan overhead yang terdapat dalam clinical pathway. 7. Membandingkan biaya dengan menggunakan penghitungan ABC dengan Biaya yang ditetapkan oleh rumah sakit. Menentukan kategori biaya pasien pada template clinical pathway yaitu kelompok biaya yang menimbulkan biaya perawatan pasien stroke iskemik. 8. Membandingkan biaya unit cost dengan tarif INA CBGs pada pasien kelas III rumah sakit tipe B. 6

HASIL Pada pasien stroke yang datang ke IGD mengeluhkan kelemahan separuh dari anggota gerak, setelah itu akan dilakukan pemeriksaan klinis oleh dokter, pemberian pengobatan awal, serta pemeriksaan Radiologi yaitu CT-scan dan juga pemeriksaan darah rutin, kemudian dilakukan persiapan untuk rawat inap, hingga perawat IGD menyerahkan pasien pada perawat yang ada dibangsal. Pada penelitian ini pasien dengan komplikasi seperti diabetes mellitus tidak di ikutkan. Adapun biaya langsung yang muncul dapat diihat pada table 4.3 dibawah ini: Tabel 4.1 Biaya Langsung pada Pasien Stroke Iskemik di PKU Muhammadiyah Yogyakarta Kategori Biaya Satuan Satuan (b) Biaya Satuan (c) (a) Intalasi Garurat Darurat 1. Pendaftaran Aktivitas 1 12.500 12.500 2. Pemeriksaan Dokter Umum Tindakan 1 12.250 12.250 3. Pasang Infus Tindakan 1 8.550 8.550 4. Injeksi Tindakan 2 8.000 16.000 5. Head CT Scan Tindakan 1 465.000 465.000 1. Thorax Tindakan 1 96.800 96.800 2. Oksigen Tindakan 3lt/menit 4.000 4.000 Pemeriksaan Laboratorium 1. Darah Rutin Tindakan 1 40.000 40.000 2.Guka Darah Sewaktu Tindakan 1 13.000 13.000 7

Tabel 4.1 Biaya Langsung pada Pasien Stroke Iskemik di PKU Muhammadiyah Yogyakarta (lanjutan) Kategori Biaya Satuan Satuan (b) Biaya Satuan (c) (a) 1. Alkohol Swab Pcs 2 330 660 2. Introcan Safety no 22 Pcs 1 13.860 13.860 3.Infus Set Adult Pcs 1 13.400 13.400 4.Chloret Sodium 0.9 500ml Flb 1 10.000 10.000 5.Spuit 5 cc one med Pcs 2 740 1.480 6.Spuit 3 cc terumo Pcs 1 2.680 2.680 7.Nasal Oksigen Pcs 1 11.000 11.000 8.Citicollin Amp 1 25.000 25.000 Pelayanan Bangsal Arafah 1.Biaya kamar Arafah kelas III Aktivitas 3 75.000 225.000 2.Visite dokter Spesialis Kunjungan 4 49.000 196.000 4.Fisioterapi Tindakan 2 20.000 40.000 5.Chloret Sodium 0,9 500ml Flb 3 10.000 100.000 6.Ringer Lactate Flb 3 10.920 32.760 7.Kapsul (meloxicam/vitb/pct/valisanbe) Pcs 14 1.035 14.500 8.Amlodipin 5 mg Tab 5 1.155 5.775 9.Aspilet 80mg Tab 10 530 5.300 10.Simvastatin 10mg Tab 10 490 4.900 Total Biaya Langsung 1.289.035 Ket: a=bxc, a=biaya total b=satuan c=harga satuan 8

Tahap selanjutnya dari perhitungan biaya satuan dengan metode ABC menurut baker (1998) adalah membebankan biaya overhead ke masingmasing aktivitas. Hal tersebut dapat dilihat pada masing-masing unit yang terkait yaitu sebagai berikut: 1) Instalasi Gawat Darurat (IGD) Perhitungan selanjutnya yaitu sesuai dengan aktivitas yang terjadi pada pelayanan perawatan pasien stroke pada Instalasi Gawat Darurat. Pembebanan biaya overhead dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12 Biaya Indirect Resource Overhead Perawatan Stroke Instalasi Gawat Darurat berdasarkan Aktivitas Activity Center Transaksi (a) Second Stage Cost Driver Biaya Indirect Resource Overhead Per Aktivitas Harga Satuan (b) (Rp) Biaya (c) Penerimaan pasien 1 Pasien 195,8 195,8 Pemeriksaan vital tanda 1 Aktivitas 293,7 293,7 Anamnesis, Pemeriksaan fisikpemeriksaan penunjang,diagnosis, Penjelasan medis,isi form,instruksi Dokter 1 Aktivitas 2.937,1 2.937,1 Pemberian Terapi 1 Aktivitas 195,8 195,8 9

Pengisian Administrasi Pasien yang akan rawat inap 1 Aktivitas 2.937,1 2.937,1 Pemasangan vena line intra 1 Aktivitas 489,52 489,52 Mengantar pasien yang akan menjalani rawat inap 1 Aktivitas 489,52 489,52 Total Biaya Overhead 7.538,58 Pembebanan biaya Indirect resource overhead pada unit IGD secara total yang telah dihitung berdasarkan aktivitas sebesar Rp. 7.538,58, sedangkan pembebanan biaya direct resource overhead pada unit IGD secara total berdasarkan aktivitas didapatkan perhitungan biaya sebesar Rp. 43.732. Perincian pembebanan biaya direct resource overhead tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Biaya Direct Cost Resource Perawatan Pasien Stroke Iskemik Instalasi Gawat Darurat berdasarkan Aktivitas Activity Center Transaksi (a) Second Stage Cost Driver 10 Biaya Indirect Resource Overhead Per Aktivitas Harga Satuan (b) Biaya (c) (Rp) Penerimaan pasien 1 Pasien 1.136 1.136 Pemeriksaan tanda 1 Aktivitas 1.704 1.704 vital

Anamnesis 1 Aktivitas 17.038 17.038 Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang Diagnosis Penjelasan medis Isi form Instruksi Dokter Pemberian Terapi 1 Aktivitas 1.136 1.136 Pengisian Administrasi Pasien 1 Aktivitas 17.038 17.038 yang akan rawat inap Pemasangan intra 1 Aktivitas 2.840 2.840 vena line Mengantar pasien 1 Aktivitas 2.840 2.840 yang akan menjalani rawat inap Total Biaya Overhead 43.732 2) Bangsal Arafah Pada bangsal Arafah terdapat beberapa aktivitas pada perawatan pasien stroke iskemik sehingga dapat dihitung pembebanan biaya overhead berdasarkan setiap aktivitas yang dilakukan. Adapun rincian pembebanan biaya tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14: Tabel 4.14 Biaya Indirect Cost Resource Perawatan Pasien Stroke Iskemik Bangsal Arafah berdasarkan Aktivitas Aktivitas Bangsal Transa ksi (a) Second Stage Cost Driver Biaya Indirect Resource Overhead Peraktivitas Harga Satuan Transaksi (Rp) (Rp) Persiapan ruangan 1 Kegiatan 1.330 1.330 Menerima pasien baru 1 Kegiatan 532 532 Serah terima berkas 1 Kegiatan 532 532 Orientasi ruangan 1 Kegiatan 797,4 797,4 Pemasangan gelang identitas 1 Kegiatan 266 266 11

Aktivitas Bangsal Transa ksi (a) Second Stage Cost Driver Biaya Indirect Resource Overhead Peraktivitas Harga Satuan (Rp) Transaksi (Rp) Pengkajian riwayat alergi, resiko jatuh, nyeri, alergi 1 Kegiatan 797,4 797,4 Mengisi rekam medis (asuhan keperawatan) 9 Kegiatan 2.659.9 23.939,1 Penyiapan dan pemberian obat 3 Kegiatan 2.659.9 7979,7 Observasi vital sign 9 Kegiatan 1.330 11.970 Melakukan Latihan 2 Kegiatan 5.319,84 10.639,68 3 Kegiatan 3.989.88 11.969,64 Mengisi rekam medis Melepas Infus dan gelang 1 Kegiatan 1.330 1.330 identitas Mengembalikan kelebihan obat ke farmasi 1 Kegiatan 3.989.88 3.989.88 Kelengkapan pasien 1 Kegiatan 3.989.88 3.989.88 pulang Memberi surat pengantar 1 Kegiatan 3.989.88 3.989.88 penyelesaian administrasi Mengantar pasien pulang 1 Kegiatan 3.989.88 3.989.88 Total Biaya Overhead 88.042,44 Pembebanan biaya Indirect Resource Overhead pada Bangsal Arafah secara total yang dihitung berdasarkan aktivitas sebesar Rp. 88.042,44, sedangkan pembebanan biaya direct resource overhead pada unit bangsal Arafah adalah sebesar Rp. 302.768,99. Adapun rincian dari perhitungan pembebanan biaya direct cost overhead berdasarkan aktivitas dapat dilihat pada tabel 4.15: 12

Tabel 4.15 Rincian Perhitungan Pembebanan Biaya Direct Cost Overhead Berdasarkan Aktivitas Aktivitas Bangsal Transaksi (a) Second Stage Cost Driver Biaya Indirect Resource Overhead Peraktivitas Harga Satuan Transaksi (Rp) (Rp) Persiapan ruangan 1 Kegiatan 4.842,33 4.842,33 Menerima pasien baru 1 Kegiatan 1.936,93 1.936,93 Serah terima berkas 1 Kegiatan 1.936,93 1.936,93 Orientasi ruangan 1 Kegiatan 2.905,4 2.905,4 Pemasangan gelang 1 Kegiatan 968,47 968,47 identitas Pengkajian riwayat alergi, resiko jatuh, nyeri, alergi 1 Kegiatan 2.905,4 2.905,4 Mengisi rekam medis 9 Kegiatan 9.684,66 87.161,94 (asuhan keperawatan) Penyiapan dan pemberian 3 Kegiatan 9.684,66 29.053,98 obat Observasi vital sign 9 Kegiatan 4.842,33 43.580,97 Melakukan Latihan 2 Kegiatan 19.369,33 38.738,66 Mengisi rekam medis 3 Kegiatan 9.684,66 29.053,98 Melepas Infus dan gelang 1 Kegiatan 4.842,33 1.330 identitas Mengembalikan kelebihan obat ke farmasi 1 Kegiatan 14.256,99 14.256 Kelengkapan pasien 1 Kegiatan 14.256,99 14.256 pulang Memberi surat pengantar 1 Kegiatan 14.256,99 14.256 penyelesaian administrasi Mengantar pasien pulang 1 Kegiatan 14.256,99 14.256 Total Biaya Overhead 302.768,99 Menjumlahkan biaya langsung dan overhead yang terdapat pada pelayanan pasien Stroke Iskemik di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2014. Adapun langkah-langkah proses perhitungan biaya satuan (unit cost) pasien rawat inap Stroke Iskemik dengan menggunakan metode activity based coasting adalah sebagai berikut (Baker,1998). 13

Tabel 4.16 Tahap terakhir dari perhitungan biaya satuan (unitcost) dengan metode Activity Based Costing (ABC) di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2014 Struktur Biaya Biaya Biaya Langsung 1.289.035 Perawat Diagnosis Stroke Iskemik Biaya Overhead Indirect Resource Direct Resource Overhead Overhead Biaya Overhead 7.538,58 43.732 51.270,64 Stroke Iskemik di P IGD Biaya Overhead 88.042,44 302.768,99 390.811,43 Stroke Iskemik di Bangsal Arafah Total Seluruh Biaya P 1.731.117,07 Perhitungan dengan metode Activity Based Costing di dapatkan unit cost perawatan diagnosis Stroke Iskemik di bangsal Arafah adalah Rp.1.731.117,07. Beban Unit cost perawatan diagnosis Stroke Iskemik terdiri dari beban biaya langsung dalam perhitungan unit cost Perawatan Diagnosis Stroke Iskemik, biaya direct resources overhead dan indirect resources overhead. Biaya langsung pada perhitungan unit cost perawatan pasien dengan diagnosis stroke iskemik adalah sebesar Rp. 1.289.035. Beban biaya overhead dalam perhitungan unitcost perawatan stroke iskemik dibagi 2 unit terkait yaitu Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan bangsal Arafah. Biaya overhead tiap unit juga di bagi menjadi dua biaya yaitu Indirect Resource Overhead dan Direct Resource Overhead. Pada Instalasi Gawat Darurat (IGD) memiliki biaya Indirect Resource Overhead sebesar Rp. 7.538,58 sedangkan biaya Direct Resource Overhead sebesar Rp. 43.732, sehingga total biaya overhead pada Instalasi Gawat Darurat adalah Rp. 51.270,64. Biaya untuk bangsal Arafah juga terdiri dari Indirect Resource Overhead sebesar Rp. 88.042,44 dan biaya Direct Overhead sebesar 302.768,99. 14

Beban biaya langsung pada perawatan pasien stroke iskemik adalah biaya head CT scan dan LOS (Length of Stay) yang dihabiskan selama 3 hari untuk ratarata pasien stroke Iskemik. Biaya head CT scan sebesar Rp. 465.000 (36 % dari biaya langsung), biaya kamar, visite dokter, latihan sebesar Rp. (36% dari biaya langsung), biaya bahan habis pakai (BHP) dan obat di bangsal sebesar Rp. (7% dari biaya langsung), biaya tindakan IGD, BHP, laboratorium, thorax sebesar Rp.269.000 (21%). Pasien stroke iskemik dengan LOS < dari 5 hari mampu menekan biaya yang ada karena semakin tinggi LOS maka biaya yang dikeluarkan semakin banyak. Komponen biaya Indirect Resources Overhead pada penelitian ini yang dihitung terdiri dari Labour related, Equipment related, Space related, Service related. Biaya Direct Resources Overhead juga terdiri dari Labour related, Equipment related, Space related dan service related pada unit terkait. Pada tahun 2014 clinical pathway stroke iskemik ini belum digunakan RS PKU Muhammadiyah, maka dengan mengetahui perhitungan unit cost dengan metode ABC tersebut diharapkan clinical pathway ini dapat digunakan. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta juga harus memperbaharui dan melihat komponen-komponen pada clinical pathway, karena berdasarkan pengamatan dari peneliti clinical pathway stroke iskemik ini tidak dapat digunakan apabila pasien dengan komplikasi penyakit lainnya. KESIMPULAN Biaya satuan (unit cost) pasien rawat inap Stroke Iskemik di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menggunakan metode activity Based Costing adalah Rp 1.731.117,07. Terdapat selisih antara unit cost metode ABC dengan tarif rumah sakit yang diterapkan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yaitu sebesar Rp. 236.432,93 dimana unit cost dengan metode ABC lebih rendah dibandingkan tarif rumah sakit yang diterapkan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Dan terdapat selisih antara unit cost metode ABC dengan tarif INA-CBG s yaitu sebesar Rp. 15

4.932.482,93 dimana unit cost metode ABC lebih rendah dibandingkan tarif INA CBG s. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, manajemen perlu melakukan evaluasi dan efisiensi biaya terutama untuk beban biaya Indirect Resource Overhead dan Direct Resource Overhead. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dapat mengaplikasikan clinicl pathway stroke iskemik tersebut di tahun berikutnya agar RS dapat menggunakan kendali mutu dan kendali biaya. Manajemen juga perlu melakukan kontrol apabila clinical pathway tersebut telah di gunakan di Rumah Sakit. DAFTAR PUSTAKA 1. Fagan,S.C. Hess, D.C.2008. Stroke dalam Dipiro J.T, Talbert, R.L Yee.G.C, Matzke, G, Wells. B.C&Pofey, L.M,2008, Pharmacotheraphy. A Pathophysiologic Approach, seventh Edition, Appleton and Large New York. 2. Thabrany,2005. Current Health Insurance Coverage in Indonesia Paper Presented in Asia-Pasific Summit on Health Insurance and Managed Care, Jakarta May 22-26,2002. 3. Ratih Pratiwi sari, 2014, Perbandingan Biaya Riil dengan Tarif Paket INA CBGs dan analisis faktor yang mempengaruhi biaya riil pada pasien Diabetes Mellitus rawat inap Jamkesmas RSUP. DR.Sardjito Yogyakarta. Jurnal Spread April 2014 Volume 4 nomor 1. 4. Marismiati, 2011, Penerapan metode activity based costing system dalam menentukan harga. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, vol. 1, no. 1, hh 22-36. 16

5. Anton, 2005, Activity based cost system sebagai dasar penentuan harga pokok tarif rawat inap di rumah sakit pku muhammadiyah yogyakarta, skripsi S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. 6. Baker, JJ, 1998, Activity Based Costing and Activity Based Management for Health Care. Gaithesburg, MD : Aspen Publisher, Inc. 7. Caplan L.R.200. Caplan s Stroke : A Cliniacl Approach 3 rd ed Boston: Butterworth-Heinemann;2000 8. Fagan,S.C. Hess, D.C.2008. Stroke dalam Dipiro J.T, Talbert, R.L Yee.G.C, Matzke, G, Wells. B.C&Pofey, L.M,2008, Pharmacotheraphy. A Pathophysiologic Approach, seventh Edition, Appleton and Large New York. 9. Hamka,f, 2010. Analisis biaya satuan tindakan Sectio Ceesaria paket hemat A di Rumah Sakit X tahun 2009, Tesis S2, Program Pascasarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit Universitas Indonesia. 10. Kementerian Kesehatan, 2010. Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta 11. Wandi, 2007, Analisis biaya di rumah sakit, diakses pada tanggal 25 Januari 2013 di http://irwandykapalawi.wordpress.com/2007/11/08/analisis-biaya-dirumah-sakit/ 17