Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

dokumen-dokumen yang mirip
Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Rumah Impian Mahasiswa

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Lingkungan Rumah Ideal

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Preferensi Hunian yang Ideal Bagi Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

Ruang Favorit dalam Rumah

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

Penilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tempat dengan Desain Menarik di Bandung

Preferensi Masyarakat dalam Menikmati Streetscape Perkotaan yang Ideal

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender

Eksternalitas Penggunaan Ruang Publik sebagai Pasar Kaget (Pop-up Market) bagi Masyarakat Dewasa Muda Kota Bandung

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh

Korespondensi Permasalahan dan Pemilihan Tempat di Alunalun sebagai Ruang Terbuka Publik

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Preferensi Ruang Hobi

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

Kafe Ideal. Devi J. Tania. Abstrak

Mushola di dalam Rumah

Evaluasi Pasca Huni (Post Occupancy Evaluation) pada Taman Lansia di Kota Bandung

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

Evaluasi Purna Huni pada Ruang Terbuka Publik di

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

Persepsi Praktisi dan Akademisi terhadap Penerapan Teknologi BIM di Arsitektur

Koresponden antara Pilihan Ruang Publik dengan Kegiatan Pengunjungnya di Kota Makassar

Daya Tarik dan Karakteristik Taman Idaman pada Rumah

Hasil Observasi Karakter Gang di Kawasan Kampung Kota Bantaran Sungai di Babakan Ciamis, Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung

Studi Kepuasan Pengunjung Terhadap Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Sebagai Ruang Publik

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

Ketertarikan Publik terhadap Keberadaan Creative Space

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009:3). Metode penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal Ardian Hario Wibowo Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB. Abstrak Perkembangan jaman secara tidak langsung membuat masyarakat menjadi lebih individualis. Terutama pada mereka yang tinggal di perkotaan. Dimana waktu mereka banyak dihabiskan di tempat bekerja, sedangkan rumah hanya tempat untuk beristirahat. Namun, tempat refreshing tentu tidak selalu berada di dalam rumah dan manusia akan selalu membutuhkan suasana baru. Disini peran ruang publik sangat diperlukan. Artikel ini bertujuan untuk memahami kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap ruang publik di sekitar tempat tinggal mereka. Untuk melihat kemungkinankemungkinan tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai kriteria ruang publik terhadap responden pada usia dewasa awal yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data secara kuesioner online. Metode analisis yang digunakan ialah analisis konten untuk menggali informasi dan analisis distribusi untuk mengetahui frekuensi persebaran kategori. Ditemukan bahwa masyarakat berusia dewasa awal cenderung mengunjungi ruang publik untuk alasan berolahraga di ruang terbuka. Kata-kunci : kota besar, ruang publik, usia dewasa awal Pengantar Masyarakat yang tinggal di kota-kota besar cenderung memiliki karakter yang individual. Terutama pada usia dewasa awal, yakni sekitar 20-40 tahun. Menurut Hurlock (1993), karak-teristik dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. Masyarakat usia dewasa awal ini menghabiskan banyak waktunya dalam seminggu di tempat bekerja. Sehingga mereka memanfaatkan rumah hanya sebagai tempat beristirahat. Namun manusia merupakan makhluk sosial. manusia butuh tempat selain di rumah dimana mereka dapat me-refresh pikiran mereka. Sehingga keberadaan ruang publik di dekat tempat tinggal menjadi alternatif lain untuk mengisi waktu luang. Menurut Carr (1992), Ruang publik memiliki 3 kualitas utama. Pertama, ruang publik dirancang sesuai dengan kebutuhan penggunannya (responsive). Kedua, pengguna memiliki kebebasan berekspresi dalam menggunakan ruang tersebut namun tetap memiliki batasan karena ruang tersebut milik bersama (democratic). Terakhir, ruang publik harus memiliki ikatan emosional terhadap penggunananya (meaningfull ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ruang publik yang sering dikunjungi masyarakat pada usia dewasa awal serta mengetahui kriteria ruang publik yang ideal yang berada di dekat tempat tinggal mereka. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif (Creswell, 2008) yang bersifat eksploratif (Groat & Wang, 2002). Tujuannya untuk mendapatkan informasi mengenai alasan dan harapan masyarakat terhadap ruang publik yang sering mereka kunjungi. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data menggunakan survei dalam bentuk kuesioner online yang dibagikan secara bebas (snowball-non-random sampling) Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 A 049

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal melalui media sosial. Jumlah total responden sebanyak 100 orang dengan responden laki-laki sebanyak 46% dan perempuan sebanyak 54%. Semua responden berusia antara 20-40 tahun, dimana pada usia ini merupakan usia dewasa awal. Rata-rata profesi responden ialah mahasiswa dan pekerja yang berdomisili di kota-kota besar seperti di Bandung, Jakarta, Semarang, dan Tangerang. secara kuantitatif dan kua-litatif (mix-method). Pertanyaan kuantitatif dilakukan dengan pertanyaan tertutup (close-ended) untuk mengetahui seberapa penting keberadaan ruang publik bagi responden dan untuk mengetahui frekuensi responden dalam mengunjungi ruang publik tersebut. Sedangkan pertanyaan kualitatif dilakukan dengan pertanyaan terbuka (open-ended) untuk mengetahui jenis ruang publik apa yang responden sering kunjungi dan mencari alasan mengapa responden mengunjungi ruang publik tersebut beserta harapan mereka terhadap ruang publik yang sudah ada. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan metode analisis konten dan analisis distribusi. Analisis konten dilakukan untuk menggali informasi dari data teks yang ada untuk ditemukan kata kuncinya. Sedangkan analisis distribusi dilakukan untuk mengetahui persebaran kategori sehingga dapat ditemukan alasan dan harapan masyarakat terhadap ruang publik. Analisis dan Interpretasi Penelitian diawali dengan menanyakan seberapa penting ruang publik dalam hidup masyarakat dan frekuensi mereka dalam mengunjungi ruang publik. Kemudian responden ditanya mengenai jenis ruang publik yang sering mereka kunjungi. Tempat Makan / Nongkrong Gambar 1 Jenis Ruang Publik yang sering dikunjungi. Berdasarkan data diagram diatas, taman/ruang terbuka merupakan jenis ruang publik yang paling sering dikunjungi dengan skor sebanyak 75 responden (67%). Sedangkan sarana rekreasi (13%) berada di urutan kedua dan disusul dengan tempat belanja (10%). 70 60 50 40 30 20 10 0 Ruang Komunitas Pedestrian/Jalan Tempat Belanja Taman Ruang Terbuka Sarana Rekreasi Terminal Transportasi 0 0 Sangat Tidak Tidak Gambar 2 Presentase tidaknya Ruang Publik pada Lingkungan Sekitar Tempat Tinggal Berdasarkan diagram diatas, 60% responden mengatakan pentingnya keberadaan ruang publik pada sekitar tempat tinggal dan tidak ada responden yang mengatakan bahwa keberadaan ruang publik tidak penting. Meskipun hampir semua responden mengatakan keberadaan ruang publik penting namun ternyata frekuensi mereka mengunjungi ruang publik tidak sering. Bahkan beberapa responden mengatakan hampir tidak pernah mengunjungi ruang publik. Frekuensi responden dalam mengunjungi ruang publik dapat dilihat pada diagram dibawah ini. 2 2 4 3 11 15 0 20 40 60 80 6 Cukup 34 60 Sangat 75 A 050 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

50 40 30 20 10 0 4 12 Gambar 3 Presentase Frekuensi Kunjungan ke Ruang Publik. Alasan Masyarakat Usia Dewasa Awal Mengunjungi Ruang Publik Setelah mengetahui ruang publik yang paling sering dikunjungi, maka selanjutnya dilakukan analisis konten terhadap alasan responden. Pada tahap analisis konten dilakukan open coding untuk mengidentifikasi kata kunci dari data teks yang diperoleh. Berikut merupakan contoh open coding dari kutipan jawaban responden mengenai alasan mereka mengunjungi ruang publik. Olahraga sekaligus cari jodoh. (Mahasiswi) Karena saya suka berbelanja di tempat semacam bazaar atau pasar, bisa bersosialisasi dengan orang lain. (Karyawan Swasta) Berdasarkan jawaban tersebut, didapatkan kata kunci dari dari alasan responden mengunjungi ruang publik yakni Olahraga, cari jodoh, suka berbelanja, bersosialisasi. Langkah berikutnya setelah melakukan open coding ialah mengelompokan kata kunci yang ada menjadi kategori tertentu (axial coding). Ditemukan total 26 kata kunci untuk alasan responden mengunjungi ruang publik. Kata kunci ini kemudian dikelompokan menjadi kategori yang kira-kira memiliki kesamaan karakter. Contoh tahap axial coding mengenai alasan responden terhadap ruang publik dapat dilihat pada tabel 1. 47 32 5 Ardian Hario Wibowo Tabel 1 Tahap axial coding untuk alasan responden mengunjungi ruang publik Kategori kata Kunci Suasana - Landscape (5) - Penghawaan (14) - Ruang Luas (1) - Menikmati Ruang (2) - Melihat Suasana (5) - Pernaungan Pohon (6) Minat - Olahraga (39) - Melihat Aktivitas (6) - Mengambil Gambar (2) - Mengajak Jalan Hewan (1) Bekerja / - Dekat kantor (2) Pekerjaan - Akses Bekerja (1) - Tempat Bekerja (3) Rekreasi - Bermain (3) - Bersantai (14) - Refresh Pikirian (21) - Berkontemplasi (5) Sosial - Bersosialisasi (20) - Bersama Teman (8) - Bersama Keluarga (7) Fasilitas - Aman (2) - Bersih (1) - Ekonomis (4) - Tempat Duduk (9) - Tempat Makan (6) - Tempat Belanja (2) Berdasarkan tabel diatas, terdapat 6 kategori alasan masyarakat usia dewasa awal mengunjungi ruang publik yaitu; Suasana, Minat, Pekerjaan, Rekreasi, Sosial, dan Fasilitas. Berikut penjelasan dari masing-masing kategori tersebut: 1. Suasana merupakan salah satu faktor eksternal. Disini kualitas ruang sangat mempengaruhi minat masyarakat terhadap ruang publik. Komponen-kompenen faktor suasana ialah landscape, penghawaan, ruang yang luas, menikmati ruang, melihat suasana, pernaungan pohon. 2. Minat merupakan faktor internal. Pada minat diketahui aktivitas yang sering dilakukan pada ruang publik seperti mengambil gambar, olahraga, mengajak jalan hewan, dan melihat aktivitas. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 A 051

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal 3. Bekerja/Pejerkaan juga merupakan faktor internal. Pada faktor ini lebih mengarah kepada penggunaan ruang publik untuk membantu tujuan utama responden, yakni bekerja. 4. Rekreasi, hampir sama dengan susana. Namun rekreasi lebih mengarah pada faktor internal responden. Komponen rekreasi lebih mengarah pada kegiatan yang mereka lakukan pada ruang publik seperti, bersantai, berkontemplasi, bermain, dan refresh pikiran. 5. Sosial merupakan faktor internal responden untuk menciptakan interaksi kepada masyarakat. Komponennya seperti bersosialisasi kepada teman dan keluaraga. 6. Fasilitas merupakan faktor ekternal yang lebih mengarah pada kelengkapan fasilitas yang tersedia pada ruang publik, seperti kebersihan, kemanan, ekonomis, tersedia tempat makan dan tempat belanja. Setelah mengetahui 6 kategori alasan masyarakat usia muda mengunjungi ruang publik, maka dilakukan analisis distribusi seperti yang terlihat pada gambar 4. Fasilitas Sosial Rekreasi Bekerja/ Pekerjaan Minat Suasana Gambar 4 Alasan Menggunakan Ruang Publik. 6 Hasil analisis distribusi alasan, berdasarkan tabel dan diagram diatas, menunjukan bahwa kebanyakan alasan masyarakat mengunjungi ruang 24 33 35 43 48 0 10 20 30 40 50 60 publik karena memiliki minat tertentu. dengan besar skor ialah 48 (25,3%) dan minat tertinggi berada pada kata kunci olahraga sebanyak 39 responden (21%). Kemudian disusul dengan alasan berekreasi (22,7%). Alasan bekerja /pekerjaan memiliki skor terendah yakni sebanyak 6 responden (3,2%) dan dilanjutkan dengan fasilitas yang memiliki skor sebanyak 24 responden (12,6%). Harapan Masyarakat Usia Dewasa Awal Mengunjungi Ruang Publik Setelah mengetahui alasan masyarakat mengunjungi ruang publik, maka cara yang sama juga dilakukan untuk mengetahui harapan masyarakat terhadap ruang publik yang sering mereka kunjungi. Pada tahap analisis konten di lakukan open coding untuk mengidentifikasi jawaban responden mengenai harapan mereka terhadap ruang publik. Berikut merupakan contoh open coding dari kutipan jawaban responden terhadap harapan mereka. Perbanyak vegetasi dan perawatan yg lebih baik. (Karyawan Swasta) Ditambahkan fasilitas seperti wifi atau colokan juga untuk mendukung membuat suasana relaksasi mungkin perlu ditambahkan elemen hiasan air seperti fountain, kolam, dan sejenisnya (Karyawan Swasta) Berdasarkan jawaban tersebut, didapatkan kata kunci dari dari harapan responden terhadap ruang publik yakni Perbanyak vegetasi, perawatan, penambahan fasilitas wifi dan colokan, elemen air. Langkah berikutnya setelah melakukan open coding ialah mengelompokan kata kunci yang ada menjadi kategori tertentu (axial coding). Ditemukan total 21 kata kunci untuk harapan responden mengenai ruang publik tersebut. Kata kunci ini kemudian dikelompokan menjadi kategori yang bersifat lebih luas (kategori 2) untuk menyatukan kategori-kategori yang kirakira memiliki kesamaan karakter. Contoh tahap axial coding mengenai harapan responden terhadap ruang publik dapat dilihat pada tabel 2. A 052 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Ardian Hario Wibowo Tabel 2 Tahap axial coding untuk harapan responden mengunjungi ruang publik Kategori Kenyamanan Visual Kata Kunci - Penertiban PKL (2) - Ruang yang Luas (5) - Kualitas Landscape (6) Fasilitas - Toilet (8) - Tempat Berkumpul (8) - Penambahan Fungsi (24) - Jaringan Wifi, Colokan (10) - Pengembangan Sarpras (23) - Penambahan Jumlah Ruang Publik (11) Kegunaan - Bermanfaat (1) - Terdapat Kegiatan (3) - Sesuai Kebutuhan (3) Kualitas Ruang - Lebih Aman (11) - Lebih Bersih (21) - Lebih Terawat (13) - Kenyamanan Lingkungan (5) 3. Kegunaan merupakan faktor yang bersifat tepat sasaran kepada pemakai ruang publik. Kegiatan dan peran ruang publik memiliki manfaat pada masyarakat. Komponennya ialah bermanfaat, terdapat kegiatan, dan sesuai kebutuhan. 4. Kualitas Ruang merupakan faktor yang bersifat kenyamanan ruang publik dan lingkungannya. Komponen-komponennya seperti keamanan, kebersihan, perawatan, dan kenyamanan lingkungan. 5. Kesadaran Manusia merupakan faktor yang berhubungan langsung dengan karakter masyarakat dan masyarakat memiliki tanggung jawab sepenuhnya. Komponen ini seperti kesadaan pengguna dan kesadaraan pengelola dalam merawat ruang publik. Setelah mengetahui 5 kategori alasan masyarakat usia muda mengunjungi ruang publik, maka dilakukan analisis distribusi seperti yang terlihat pada gambar 5. Kesadaran Manusia - Pengguna (7) - Pengelola (3) Kesadaran Manusia 10 Berdasarkan tabel diatas, terdapat 5 kategori harapan masyarakat usia dewasa awal terhadap ruang publik yaitu: Kesadaran, Kualitas ruang, kegunaan, fasilitas, dan kenyamanan visual. Berikut penjelasan dari masing-masing kategori tersebut: 1. Kenyamanan visual, merupakan faktor yang erat kaitannya dengan suasana. Komponen-komponen kenyamanan visual seperti ruang yang luas dan kualitas landscape. 2. Fasilitas merupakan faktor yang bersifat kelengkapan. Pada faktor ini memiliki 2 jenis, yakni peningkatan fasilitas dan penambahan fasilitas. Komponennya seperti toilet, tempat berkumpul, penam-bahan fungsi ruang, jaringan wifi, pengembangan sarpras, penambahan jumlah ruang publik. Kualitas Ruang Kegunaan Fasilitas Kenyamanan Visual 7 Gambar 5 Harapan Pengguna Ruang Publik. 20 Hasil analisis distribusi harapan, berdasarkan tabel dan diagram diatas, menunjukan bahwa kebanyakan harapan masyarakat terhadap ruang publik ialah mengenai kelengkapan fasilitas dengan besar skor ialah 84 (49,1%). Kemudian disusul dengan harapan terhadap kualitas ruang sebanyak 50 responden (29,3%). Kegunaan menjadi jawaban paling rendah sebanyak 7 responden (4%) dan dilanjutkan dengan kesadaraan manusia yang memiliki skor sebanyak 10 responden (5,8%). 50 84 0 20 40 60 80 100 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 A 053

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal Kesimpulan Dari data yang telah dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan ruang publik bagi masyarakat dewasa awal sangat penting. Namun bukan menjadi kebutuhan ruang yang utama. Hal ini dapat dilihat dari frekuensi responden mengunjungi ruang publik. Kemudian ditemukan bahwa kebanyakan masyarakat pada usia dewasa awal lebih sering mengunjungi taman atau ruang terbuka. Alasan mereka mengunjungi ruang publik pun bermacam-macam seperti bersantai, bersosialisasi, makan, dan lain sebagainya. Namun kegiatan olahraga menjadi alasan paling kuat untuk mengunjungi ruang publik. Hal ini dikarenakan pada usia dewasa awal, mereka sering menghabiskan waktunya ditempat bekerja sehingga pada akhir pekan mereka memanfaatkan waktunya untuk menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga. Carr, Stephen, et al. (1992). Environtment and Behaviour Series Public Space. New York: Cambridge University Press. Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Hurlock, E.B. (1993). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Eralngga Sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria ruang publik untuk masyarakat berusia dewasa awal ialah jenis ruang publik yang terbuka seperti taman, alun-alun, atau lapangan. Dimana didalamnya terdapat berbagai macam fasilitas olahraga. Selain itu, peningkatan fasi-litas lainnya juga sangat diperlukan untuk mendukung motivasi masyarakat mengunjungi ruang publik. Salah satu contohnya ialah fasilitas berupa wifi dan stop kontak. Fasilitas ini sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk mengerjakan beberapa pekerjaanya di ruang publik. Selain itu, pengembangan sarana prasarana juga menjadi harapan masyarakat terhadap ruang publik. Peremajaan infrastruktur, ketersediaan toilet, tempat duduk, peneduh, dan lain sebagainya. Terakhir, yang terpenting dari kualitas ruang publik, ialah kebersihan. Kebersihan ruang dapat dilihat dari tersediannya tempat sampah yang memadai, pengelolaan manajemen sampah, dan kesadaran masyarakat sendiri mengenai kebersihan tersebut. Daftar Pustaka Creswell, J.W. (2018). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. A 054 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016