BAB V PENUTUP. hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kesimpulan mencakup hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2.3.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penetapan Kriteria dan Sub Kriteria Pemilihan Pemasok Analytic Hierarchy Process

PEMILIHAN PEMASOK OBAT UNTUK MEMENUHI PESANAN DI APOTEK DOA SEHAT YOGYAKARTA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Struktur Hirarki

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah,

LAMPIRAN 1 FORMULIR SUPPLIER ASSESSMENT PT GARUDA INDONESIA

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

KUESIONER PEMILIHAN SUBKRITERIA PENGUKURAN KINERJA SUPPLIER

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Kompetisi. Inovasi. Integrasi. Tiga kata yang saat ini sangat layak

Hasil Pembobotan Kriteria dengan AHP

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam industri ini cukup ketat karena semua saling

BAB I PENDAHULUAN. kolaborasi antara faktor pelayanan kepada pasien dan faktor pendukung provider

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Konsumen tidak lagi hanya menginginkan produk yang berkualitas, tetapi juga

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. PURA BARUTAMA KUDUS)

Fakultas Teknik Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan. Pada lingkungan yang sangat kompetitif, tidak mungkin bagi suatu

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang dijual. Beberapa perusahaan dihadapkan pada beberapa alternatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. datang, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Agar dapat

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

1. Hasil wawancara dan kuisioner dengan pihak perusahaan. 1. Bergerak di bidang apakah perusahaan ini?

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL...xii. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xiii. DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN...

SURVEI KEPUASAN PELANGGAN DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK, DAN PRODUK KOMPLEMEN (INSERT OT KOS & PK) BADAN POM RI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Dalam bagian penutup akan dipaparkan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERORIENTASI OBYEK

ANALISIS RANTAI PASOK PADA PT ADHIMIX PRECAST INDONESIA DENGAN METODE AHP

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

EVALUASI... SIAPA TAKUT??

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk terus berusaha meningkatkan produktivitasnya dalam melayani

Contoh Dokumen Penilaian Kinerja Karyawan L.39

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa kini memberikan banyak kemudahan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tanggal 9 Agustus 2009 oleh Bapak Edward Halim yang beralamat di Jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan dalam permasalahan.(isikan sesuai dengan masalah di

DARTAR ISI Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Technology Science and Engineering Journal, Volume 1 No 2 June 2017 E-ISSN:

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RIWAYAT HIDUP ABSTRAK ABSTRACK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

Abstrak

Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)

PENETAPAN KRITERIA HARGA BIAYA ANGKUT TRANSPORTASI BAHAN BAKAR SOLAR SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dan Bp. Bambang Heriyanto pada tanggal 15 September 1994 dan Surat Izin Usaha

BAB I PENDAHULUAN. CV. Graha Putra Mandiri adalah perusahaan kontraktor yang bergerak

PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah

Hendrik Agus Prasetyo. Teknik Informatika UNJANI Cimahi Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat

III. METODE PENELITIAN

ANUGERAH PANGRIPTA NUSANTARA Tahun 2017

EVALUASI DAN PENENTUAN PRIORITAS PEMASOK UNTUK PERBAIKAN PROSES PEMBELIAN KAYU LAPIS DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS PADA CV. GARUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tinggi, saat ini terdapat pula saat ini produsen-produsen lokal yang juga

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN HABIS PAKAI MEDIK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS. (Pada PT. Nitrasanata Dharma)

Jumlah kriteria dan intensity rating maksimal 15. Jumlah alternatif bisa sebanyak-banyaknya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENENTUAN PRIORITAS KRITERIA PEMILIHAN KANDIDAT PROGRAM MANAGEMENT TRAINEE PADA PT. XYZ DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. terletak di Jalan Raya Medan-Binjai km 15,5 Diski, Deli Serdang. PT. Wijaya

USULAN PROSES PEMILIHAN PEMASOK DI TOKO BESI NUSANTARA SEMARANG

PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan Konsumen, Pentingnya Kepuasan Konsumen Dalam Pemasaran,

RANCANGAN STRATEGI PEMASARAN MENGGUNAKAN METODE AHP DAN MARKETING MIX

Transkripsi:

BAB V PENUTUP Dalam bagian penutup akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kesimpulan mencakup hasil pembobotan dan urutan peringkat dari setiap tingkatan hierarki. Saran mencakup rekomendasi peneliti kepada Apotek Sehat Farma dan penelitian selanjutnya. 5.1 Kesimpulan Berikut adalah kesimpulan dari hasil dan pembahasan mengenai evaluasi kinerja pemasok pada Apotek Sehat Farma: 1. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), berikut adalah peringkat pemasok obat (PBF) berdasarkan kinerja: 1) Apotek Medika Farma Apotek Medika Farma memiliki kinerja paling baik. Hal itu ditunjukkan dengan bobot penilaian kinerja paling tinggi yaitu sebesar 0,300. Bobot penilaian tersebut tertinggi diantara keempat pemasok obat (PBF) lainnya. 2) Enseval Putera Megatrading Envesal Putera Megatrading memiliki kinerja paling baik kedua. Envesal Putera Megatrading memiliki bobot penilaian sebesar 0,277. 3) Anugerah Phramindo Lestari Anugerah Phramindo Lestari berada di peringkat ketiga yaitu dengan bobot penilaian sebesar 0,160. 87

4) Mensa Bina Sukses Mensa Bina Sukses berada pada peringkat keempat dengan bobot penilaian sebesar 0,133. 5) Antar Mitra Sembada Antar Mitra Sembada berada di peringkat kelima atau terakhir yaitu dengan bobot penilaian sebesar 0,130. 2. Berdasarkan hasil penilaian Analytic Hierarchy Process (AHP), berikut adalah urutan peringkat kriteria utama untuk mengevaluasi kinerja pemasok obat (PBF): 1) Kriteria Kualitas Kriteria kualitas merupakan kriteria yang paling penting untuk mengevaluasi kinerja pemasok obat (PBF) pada Apotek Sehat Farma. Hal itu dikarenakan kriteria kualitas memiliki bobot penilaian paling besar di antara kriteria utama lainnya yaitu sebesar 0,471. 2) Kriteria Pengiriman Kriteria pengiriman merupakan kriteria terpenting kedua untuk mengevaluasi kinerja pemasok obat setelah kualitas dengan bobot penilaian 0,369. 3) Kriteria Layanan Kriteria layanan menjadi kriteria terpenting terakhir untuk mengevaluasi kinerja pemasok obat dengan bobot penilaian sebesar 0,159. 88

3. Berikut adalah peringkat kinerja pemasok obat berdasarkan kriteria kualitas: 1) Enseval Putera Megatrading Enseval Putera Megatrading memiliki kinerja paling baik berdasarkan kriteria kualitas dengan bobot penilaian sebesar 0,284. 2) Apotek Medika Farma Apotek Medika Farma memiliki kinerja terbaik kedua berdasarkan kriteria kualitas dengan bobot penilaian sebesar 0,281. 3) Anugerah Phramindo Lestari Anugerah Phramindo Lestari berada pada peringkat ketiga dengan bobot penilaian sebesar 0,173. 4) Antar Mitra Sembada Antar Mitra Sembada berada pada peringkat keempat dengan bobot penilaian sebesar 0,151. 5) Mensa Bina Sukses Mensa Bina Sukses memiliki kinerja paling rendah berdasarkan kriteria kualitas dengan bobot penilaian sebesar 0,111. 4. Berikut adalah peringkat kinerja pemasok obat berdasarkan kriteria pengiriman: 1) Apotek Medika Farma Apotek Medika Farma memiliki kinerja paling baik berdasarkan kriteria pengiriman dengan bobot penilaian sebesar 0,350. 2) Enseval Putera Megatrading Enseval Putera Megatrading memiliki kinerja terbaik kedua berdasarkan kriteria pengiriman dengan bobot penilaian sebesar 0,252. 3) Anugerah Phramindo Lestari 89

Anugerah Phramindo Lestari berada pada peringkat ketiga dengan bobot penilaian sebesar 0,144. 4) Mensa Bina Sukses Mensa Bina Sukses berada pada peringkat keempat dengan bobot penilaian sebesar 0,133. 5) Antar Mitra Sembada Antar Mitra Sembada memiliki kinerja paling rendah berdasarkan kriteria pengiriman dengan bobot penilaian sebesar 0,121 5. Berikut adalah peringkat kinerja pemasok obat berdasarkan kriteria layanan: 1) Enseval Putera Megatrading Enseval Putera Megatrading memiliki kinerja paling baik berdasarkan kriteria layanan dengan bobot penilaian sebesar 0,308. 2) Apotek Medika Farma Apotek Medika Farma memiliki kinerja terbaik kedua berdasarkan kriteria layanan dengan bobot penilaian sebesar 0,252. 3) Mensa Bina Sukses Mensa Bina Sukses Lestari berada pada peringkat ketiga dengan bobot penilaian sebesar 0,198. 4) Anugerah Phramindo Lestari Anugerah Phramindo Lestari berada pada peringkat keempat dengan bobot penilaian sebesar 0,156. 5) Antar Mitra Sembada Antar Mitra Semabada memiliki kinerja paling rendah berdasarkan kriteria pengiriman dengan bobot penilaian sebesar 0,087. 90

6. Berikut adalah urutan peningkat sub-kriteria untuk menilai kriteria kualitas pemasok obat: 1) Sub-kriteria kualitas barang menjadi sub-kriteria terpenting pertama pada kriteria kualitas dengan bobot penilaian sebesar 0,573. 2) Sub-kriteria konsistensi menjadi sub-kriteria terpenting kedua pada kriteria kualitas dengan bobot penilaian sebesar 0,259 3) Sub-kriteria pemberian garansi menjadi sub-kriteria terpenting ketiga atau terakhir pada kriteria kualitasdengan bobot penilaian sebesar 0,169. 7. Berikut adalah urutan peningkat sub-kriteria untuk menilai kriteria pengiriman pemasok obat: 1) Sub-kriteria ketepatan jadwal pengiriman menjadi sub-kriteria terpenting pertama pada kriteria pengirimandengan bobot penilaian sebesar 0,548. 2) Sub-kriteria kesesuaian terhadap pesanan menjadi sub-kriteria terpenting kedua pada kriteria pengirimandengan bobot penilaian sebesar 0,248. 3) Sub-kriteria ketepatan jumlah barang menjadi sub-kriteria terpenting ketiga atau terakhir pada kriteria pengirimandengan bobot penilaian sebesar 0,203. 8. Berikut adalah urutan peningkat sub-kriteria untuk menilai kriteria layanan pemasok obat: 1) Sub-kriteria ketersediaan stok menjadi sub-kriteria terpenting pertama pada kriteria layanan dengan bobot penilaian sebesar 0,576. 91

2) Sub-kriteria respon terhadap komplain menjadi sub-kriteria terpenting kedua pada kriteria pengirimandengan bobot penilaian sebesar 0,318. 3) Sub-kriteria pemberian informasi menjadi sub-kriteria terpenting ketiga atau terakhir pada kriteria pengiriman dengan bobot penilaian sebesar 0,106. 92

5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat peneliti berikan kepada apotek dan penelitian selanjutnya diantaranya: 1. Berdasarkan bobot nilai yang telah diketahui, peneliti menganjurkan kepada Apotek Sehat Farma untuk melanjutkan kerja sama dengan pemasok yang memiliki bobot nilai tertinggi. Dalam hal ini pemasok Apotek Medika Farma dan Enseval Putera Megatrading adalah pemasok obat yang memiliki bobot nilai tertinggi. Keduanya memiliki bobot nilai yang tidak berbeda jauh. 2. Apotek dianjurkan untuk melakukan evaluasi kinerja terhadap para pemasok obat untuk memantau kinerja para pemasok obat secara berkelanjutan. Evaluasi berkelanjutan sangat diperlukan mengingat Apotek Sehat Farma akan memiliki konsumen yang lebih banyak lagi seiring dengan program Jaminan Kesehatan Nasional yang dicanangkan oleh pemerintah yang efektif pada 1 Januari 2014 mendatang. 3. Apotek Sehat Farma perlu membuat catatan mengenai pemasok. Hal tersebut dikarenakan sampai saat ini Apotek Sehat Farma belum memiliki catatan baik berupa hard copy maupun soft copy mengenai pemasok. Catatan tersebut akan sangat membantu dalam melakukan evaluasi kinerja para pemasok obat (PBF) di masa yang akan datang. Catatan tersebut diantaranya terkait dengan pengiriman, kualitas, dan layanan. Catatan tentang pengiriman bermanfaat untuk mengetahui para pemasok obat (PBF) sudah tepat waktu dalam mengirimkan pesanan obat. Catatan tentang kualitas bermanfaat untuk mengetahui seberapa sering para pemasok mengirimkan obat dalam kondisi reject atau rusak. Catatan tentang layanan bermanfaat untuk mengetahui seberapa bagus layanan yang diberikan oleh para pemasok obat (PBF) selama bekerja sama dengan apotek. 93

4. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk mengetahui latar belakang objek penelitian agar tidak salah dalam menentukan kriteria dan subkriteria. Dalam penelitian ini kriteria harga tidak diperlukan, namun untuk penilaian kinerja pemasok dengan Analytic Hierarchy Process (AHP) pada objek lain mungkin kriteria harga diperlukan. 5. Kekurangan pada penelitian ini adalah jumlah sampel yang diteliti kecil (5 pemasok obat) yang memungkinkan terjadinya subjektivitas penilaian dari para responden. Namun, peneliti berpendapat jika jumlah pemasok yang dipilih terlalu banyak, maka semakin besar kemungkinan untuk terjadinya inkonsistensi penilaian dari responden. Mayoritas inkonsistensi penilaian terjadi dikarenakan proses membandingkan banyak elemen sangat melelahkan bagi para responden dan akan berpengaruh pada penilaian responden. Untuk mengatasi permasalahan tersebut sebaiknya sebelum memilih jumlah pemasok yang akan diteliti diadakan focus group discussion (FGD) oleh pihak apotek. FGD dilakukan bertujuan untuk mensosialisasikan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) kepada karyawan apotek agar karyawan apotek mampu untuk memberikan penilaian yang akurat dan konsisten. Selain itu FGD dilakukan untuk memilih sejumlah sampel pemasok yang penting untuk dievaluasi kinerjanya. Dengan adanya FGD, dapat diperoleh informasi mengenai daftar pemasok yang krusial dalam memberikan pasokan obat baik berdasarkan jumlah dan jenis obat yang dibutuhkan oleh apotek. 94