RANGKUMAN. Varikokel adalah pelebaran abnormal vena-vena di dalam testis maupun

dokumen-dokumen yang mirip
Alasan penulisan referat ini adalah karena pentingnya pemahaman tehnik dan memahami gambaran ultrasonografi varikokel sehingga dapat menyingkirkan

Mahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. umum disebabkan peningkatan enzim liver. Penyebab yang mendasari fatty liver

Yusuf Hakan Çavusoglu. Acute scrotum : Etiology and Management. Ind J Pediatrics 2005;72(3):201-4

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MONITORING HEMODINAMIK RUMAH SAKIT

BAB III METODE PENELITIAN

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INDONESIA IPA BAB 3. TEKS EKSPOSISILatihan Soal 3.1. narasi. deskripsi. argumentasi. eksposisi.

PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIK 5 BAGIAN 1 BLOK 3.1 SEMESTER 5

CHECKLIST UJIAN SKILLS LAB GENITALIA LAKI-LAKI. Nama mahasiswa : Penguji : Tanggal : Nilai :

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kepentingan telah menjadi prosedur rutin di dunia kedokteran seluruh

PROSEDUR PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL

Apakah Anda menderita nyeri. MAKOplasty. pilihan tepat untuk Anda

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang ditandai oleh peningkatan kadar glukosa darah kronik (Asdi, 2000).

SIRKUMSISI TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah pasien gagal ginjal kronis setiap tahun semakin meningkat,

Peranan Radiologi Intervensi Pada Kanker Paru. Kanker merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Menurut World Health

haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

ALAT DAN BAHAN. 2 buah penggaris / mistar. Pulpen. Kapas dan alkohol SKENARIO SESAK NAFAS

Karna posisi ini mengurangi aliran balik vena dan tekanan kapiler paru (isselbacher,2012)

TEMPLATE OSCE STATION

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot)

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

INDONESIA HEALTHCARE FORUM Bidakara Hotel, Jakarta WEDNESDAY, 3 February 2016

GAMBAR 6-5 Arteri Tonometri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tromboemboli vena (TEV) termasuk didalamnya trombosis vena dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Gambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pemasangan kateter vena sentral (CVC) diperlukan untuk pemberian cairan,

Kasus 1 (SGD 1,2,3) Pertanyaan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.

Atonia Uteri. Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

BAB III METODE PENELITIAN. diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Arief, 2008).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

SURAT PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN

PEMERIKSAAN LEOPOLD. Desiyani Nani

ABSTRAK KORELASI ANTARA TEKANAN VENA SENTRAL

Modul 3. (No. ICOPIM: 5-530)

Modul 6 NEFROSTOMI & DRAINASE PIONEPHROSIS (No. ICOPIM: 5-550)

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang muncul membingungkan (Axelsson et al., 1978). Kebingungan ini tampaknya

Regional Anesthesia. Hospital Care Division PT B Braun Medical Indonesia

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN

CHECKLIST ANAMNESIS KASUS NYERI KEPALA

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002).

Biopsi payudara (breast biopsy)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR TABEL. Halaman. Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

Kanker Testis. Seberapa tinggi kasus kanker testis dan bagaimana kelangsungan hidup pasiennya?

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

Modul 20 RESEKSI/ EKSISI ANEURISMA PERIFER (No. ICOPIM: 5-382)

Modul Pencitraan Invasif- Kateterisasi Jantung dan Angiografi

BAB I PENDAHULUAN. tiroid ditemukan pada 4-8% dari populasi umum dengan pemeriksaan palpasi, 10-

Susunan Peneliti. a. Nama Lengkap : Dr. Samson Sembiring. d. Fakultas : Kedokteran. e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkelok-kelok akibat gangguan (hambatan) aliran darah. Bila hanya melebar saja

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Rata-rata penurunan jumlah glomerulus ginjal pada mencit jantan (Mus

Gangguan Pada Bagian Sendi

BAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia

APPENDICITIS (ICD X : K35.0)

BUKU AJAR SISTEM NEUROPSIKIATRI

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

Modul 16 EKSISI TELEANGIEKTASIS (ICOPIM 5-387)

ANALISA GAS DARAH DAN INJEKSI

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Ini merupakan suatu potensi nasional yang besar bila dapat dibina

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan metode

Kebutuhan cairan dan elektrolit

Implementasi Intensity Transfer Function(ITF) Untuk Peningkatan Intensitas Citra Medis Hasil Pemeriksaan MRI

Bab I. Pendahuluan. dibutuhkan. Tidak hanya untuk memudahkan proses penyimpanan dan

KOMPLIKASI PHLEBOTOMY

LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR

TEKNIK RADIOGRAFI INTRA VENOUS PYELOGRAPHY

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian obat secara intravena (Smeltzer & Bare, 2001).

Transkripsi:

1 RANGKUMAN Varikokel adalah pelebaran abnormal vena-vena di dalam testis maupun skrotum yang dapat menyebabkan rasa nyeri, atrofi testis dan menyebabkan infertilitas. 5 Anatomi dan Histologi a. b. Gambar 2.1. a. Anatomi normal intraskrotal.b. Diagram ilustrasi potongan transversal anatomi testis, dan hubungan tunika albuginea pada mediastinum testis, mediastinum testis dengan rete testis. Dikutip dari : Dogra 7, Beninghoff 8 Gambar 2.2. Anatomi arteri dan vena testis Dikutip dari sobotta 9, Hinman 10

2 Klasifikasi Berdasarkan penyebabnya : 1. Varikokel primer (idiopatik), 2. Varikokel sekunder. Berdasarkan manifestasi klinis 1. Varikokel klinis 1. Varikokel subklinis. Varikokel subklinis yaitu varikokel yang pada pemeriksaan fisik tidak dapat ditemukan dan memerlukan pemeriksaan radiologi untuk menegakan diagnosis. 13 Berdasarkan lokasinya, 1. Varikokel ekstratestikuler 2. Varikokel intratestikuler. Manifestasi klinis Umumnya tidak bergejala. Adanya rasa tidak nyaman, nyeri disertai pembengkanan pada skrotum. Erat kaitannya dengan infertilitas. Atrofi testis juga merupakan gejala lain yang dapat terjadi pada penderita varikokel. Pada pemeriksaan fisik bag of worm. 5 Gambaran Radiologi 1. Ultrasonografi modalitas terpilih Pada USG varikokel intratestikuler struktur tubuler anechoic, dengan ukuran lebih dari 2 mm, berlokasi didalam ataupun disekitar mediastinum testis, disertai venous flow pada colour atau pulsed doppler dan memberikan respon positif pada valsava maneuver. 17

3 Varikokel ekstratestikular struktur anechoic multiple yang berkelok-kelok dengan diameter lebih dari 2 mm yang terletak berdekatan atau berada di bagian proksimal dari pole atas testis dan bagian head epididymis disertai venous flow pada colour atau pulsed Doppler dan memberikan respon positif pada valsava maneuver. 18 Colour Doppler Ultrasound saat ini merupakan gold standard untuk mendiagnosis varikokel. 2. CT Scan Varikokel pada CT scan akan memberikan gambaran dilatasi pembuluh darah vena spermatika interna dengan densitas yang isodens didaerah canalis inguinalis dan pada pemberian kontras akan memberikan enhancement. 19 3. Magnetic Resonance Imaging (MRI) 4. Venografi Venografi yang merupakan gold standard pada pemeriksaan varikokel a. Embolisasi Varikokel Indikasi 22,23,24 : Nyeri dan pembengkakan pada skrotum Infertilitas, Atrofi testis pada pasien anak dengan derajat varikokel berat, Varikokel berulang setelah dilakukan tindakan pembedahan, Kegagalan analisis semen setelah 3 bulan terapi. Kontraindikasi 22,23,24 gangguan dari sistem pembekuan darah, terapi anti koagulan, alergi kontras, Gangguan fungsi ginjal

4 2.7.5. Prosedur di Cath Lab 22 a. Pasien dibaringkan di meja Cath lab. b. Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis di daerah inguinal yang akan dilakukan pungsi arteri femoralis. c. Tubuh pasien pasien ditutup dengan duk steril dari dada sampai kaki, sedangkan daerah inguinal yang akan ditusuk / dipungsi ditutup dengan duk bolong. d. Dilakukan palpasi di daearah canalis inguinalis. e. Dilakukan anestesi lokal di daerah inguinal dekat vena femoralis yang akan ditusuk. f. Dilakukan pungsi vena femoralis dengan abocath atau puncture needle, dan tempatkan abocath atau puncture needle tersebut tepat di dalam lumen vena. g. Guide wire pendek dimasukkan ke dalam vena femoralis dengan bimbingan fluoroskopi melalui abocath atau puncture needle tersebut sejauh lebih kurang 10 cm. h. Kemudian Puncture needle atau abocath ditarik keluar dan diganti dengan introducer sheeth Fr 5, masukkan sampai pangkal, setelahnya introducer dan guide wire pendek ditarik bersamaan sehingga tinggal sheet nya saja yang tertinggal. Dilakukan flushing dengan NaCl heparin melalui extended tube-nya sampai cairan didalamnya terlihat jernih.

5 i. Kateter 5 Fr yang di dalamnya sudah ada guide wire nya dimasukan ke dalam vena femoralis kanan, lewat introducer sheet yang masih terpasang di dalam vena femoralis. j. Dengan bimbingan fluoroskopi kateter diatur sedemikain rupa sehingga dapat masuk ke dalam vena cava inferior dan dengan bimbingan guide wire diteruskan ke dalam vena renalis kiri, kemudian ke vena spermatika interna kiri. k. Injeksi kontras mungkin dibutuhkan untuk memastikan lokasi ujung kateter di dalam vena spermatika interna dan untuk melihat adanya reflux pada katup yang inkompeten. l. Kateter mikro dimasukan ke vena spermatika interna sampai setinggi ligamentum inguinalis. Venografi dilakukan untuk melihat posisi kateter sebelum memulai embolisasi, serta untuk menilai ukuran vena spermatika interna dan adanya sirkulasi kolateral. m. Kemudian coils dimasukan kedalam kateter dan dilakukan embolisasi. Ada 4 level coils ditempatkan. Pertama, coils ditempatkan di sekitar ramus pubis superior. Dua level lainnya dimana coils diletakan adalah pada sepertiga atas pelvis. Tempat terakhir coils diletakan adalah 2-3 cm dari pintu masuk vena spermatika interna ke vena renalis kiri. n. Dilakukan flushing dengan NaCl heparin untuk memastikan posisi dari coils. o. Setelah semua terpasang dengan baik, catheter dapat ditarik dengan hatihati keluar dari vena femoralis.

6 p. Introducer sheet dilepas dan dilakukan drug/tekan pada bekas pungsi sampai darah benar-benar berhenti. q. Luka di betadine dan diberi kasa betadine di plester serta dibalut tekan dengan elastik perban. r. Diatasnya elastik perban di drug dengan bantal pasir. s. Setelah selesai pasien dibawa ke ruang pemulihan.