BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan beberapa negara Eropa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara-negara maju. Hal ini tentu saja menjadi peluang tersendiri bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis moneter yang telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu bank. Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Untuk itu tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan setiap perusahaan tentunya untuk mencapai tujuan yang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usaha untuk mencari tambahan dana (berupa

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang besar atas terserapnya pengangguran di Indonesia.

BAB I LATAR BELAKANG. suatu perusahaan adalah dengan menganalisis laporan keuangannya.

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri, jasa dan perdagangan maupun sektor lain. Setiap. kelangsungan hidup perusahaan (going concern).

EVALUASI KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH KRISIS PADA SEKTOR MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. suatu pengaturan terhadap sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Perseorangan (Persero) adalah BUMN yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan modal untuk membiayai

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, yang memiliki harapan akan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB I PENDAHULUAN. masa kelabu bagi pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok ke

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sektor perekonomian dan industri mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dunia yang bebas melahirkan era persaingan dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang merupakan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Eddy Cahyono (2012), Era globalisasi telah membawa

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Secara umum setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alternatif masyarakat. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya perusahaaan-perusahaan sejenis yang bermunculan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Perusahaan yang ingin bertahan dan sukses, haruslah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Didirikannya perusahaan-perusahaan baik perusahaan swasta dan non

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan program pemerintah untuk melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, perbankan Indonesia telah mengalami pasang

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dana tersebut, semakin banyak orang yang mendirikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari perusahaan melakukan usahanya

TINGKAT LABA PADA UD. AZKA JATI JEPARA KUPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan akhir suatu perusahaan dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal terutama dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. aktiva lancar. Secara umum terdapat dua jenis likuiditas, yaitu likuiditas

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendapatan yang sebesar-besarnya dengan biaya yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. demikian, hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam rangka mengefisienkan dana dari masyarakat seperti dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Saat ini perusahaan farmasi telah berkembang pesat di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba dari setiap kegiatannya sekaligus meningkatkan kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis ekonomi yang timbul beberapa tahun yang lalu, kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang sampai saat ini masih berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, pada tahun 2012 yang lalu berdasarkan riset yang dilaoprkan oleh.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan beberapa negara Eropa beberapa waktu yang lalu sempat membuat keadaan perekonomian dunia menjadi ikut terusik. Meskipun belum sepenuhnya keluar dari kemelut krisis global tersebut, pemulihan ekonomi global telah menunjukkan peningkatan ke arah yang membaik. Akan tetapi, dampak dari krisis global menunjukkan bahwa tren ekonomi dunia kini bergeser ke wilayah Asia. Pemulihan ekonomi yang terjadi di negara-negara Asia terutama Republik Rakyat Tionghoa (RRT), India, dan Indonesia jauh lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara maju. Hal tersebut dikarenakan tanda-tanda pemulihan ekonomi global masih bersifat rentan setelah indeks pertumbuhan ekonomi dunia meningkat hanya sebesar 12,3 persen barubaru ini. Keadaan tersebut kontradiktif dengan kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2009 yang mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 persen (Kemendag). Hal ini tentu saja menjadi peluang tersendiri bagi negara-negara Asia terutama Indonesia, untuk lebih memperkuat strategi perekonomian agar siap bersaing dengan negara-negara Asia lainnya. Pasca diterapkannya CAFTA secara resmi pada tahun 2010 ini di Indonesia, perubahan dan mobilitas perekonomian akan terjadi semakin cepat yang akan mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk akuntansi dan keuangan. Dengan semakin majunya perkembangan dunia 1

2 usaha, persaingan antar perusahaan di Indonesia pun semakin meningkat. Agar dapat tetap bertahan dalam dunia bisnis setiap perusahaan dituntut harus mampu menghadapi persaingan dengan mendayagunakan segala faktor ekonomi yang dimilikinya agar kontinuitas perusahaan dapat terus berjalan. Hal tersebut mengharuskan perusahaan untuk selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan, terutama keputusan yang berhubungan dengan keuangan. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi untuk mengelola input menjadi output guna pemenuhan kebutuhan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Di Indonesia, pelaku bisnis baik itu sektor swasta, BUMN, maupun koperasi diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara dinamis guna menjawab tantangan persaingan dunia bisnis yang semakin ketat dan global. Perusahaan diharapkan bisa mendayagunakan segala sumberdaya ekonomi yang dimilikinya serta menunjukkan kemampuan dalam mengelola keuangan perusahaan, yang berorientasi pada proses tumbuh, kembang, dan keberlangsungan hidup perusahaan karena tujuan dari perusahaan adalah memperoleh laba demi kelangsungan hidup dan sekaligus memperoleh dana untuk kegiatan operasinya sehari-hari. Pada umumnya, kegiatan operasional perusahaan sehari-hari memerlukan dana yang perolehannya dibiayai dari modal kerja, yang merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Modal kerja ini sangat berperan penting untuk kelangsungan hidup perusahaan karena digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari antara lain

3 untuk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, membayar kewajiban yang jatuh tempo, dan kegiatan operasi perusahaan lainnya. Adapun sumber dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan yang disebut dengan modal kerja diperoleh dari hasil operasi perusahaan, keuntungan dari penjualan surat-surat berharga, penjualan aktiva tetap, penyusutan aktiva tetap, penjualan saham atau obligasi, investasi dari luar serta adanya dana pinjaman dari kreditor baik berupa hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Sumber dan penggunaan modal kerja tersebut selalu dalam keadaan berputar dan mengalami perubahan setiap tahunnya sesuai dengan aktivitas dan operasi perusahaan. Terjadinya perputaran dan perubahan modal kerja memang tidak dapat dihindari oleh setiap perusahaan sehingga diperlukan pengelolaan terhadap modal kerja secara efektif dan efisien agar perubahan akibat perputaran pada modal kerja berada pada perubahan yang positif, dalam arti perubahan modal kerja tersebut mengalami perkembangan sehingga mencerminkan keuntungan bagi perusahaan. Periode perputaran modal kerja dimulai pada saat dimana kas diinvestasikan ke dalam komponen-komponen modal kerja sampai pada saat dimana kembali lagi menjadi kas. Tingkat perputaran modal kerja merupakan indikator yang dapat digunakan untuk menilai keefektifan penggunaan dana yang tertanam dalam komponen modal kerja itu sendiri. Adanya sumber modal kerja yang berasal dari pihak kreditor yaitu berupa pinjaman baik itu hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang adalah menjadi kewajiban perusahaan untuk melunasi kewajiban tersebut pada saat jatuh

4 tempo. Kemampuan perusahaan untuk dapat melunasi kewajiban tersebut tepat waktu sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya menjadi jaminan pembuktian sendiri dalam menilai kemampuan perusahaan dalam segi finansial. Kemampuan perusahaan untuk dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo dikenal dengan istilah likuiditas. Likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk dapat menyediakan jumlah aktiva yang dapat menutupi jumlah kewajibannya pada saat jatuh tempo. Kasmir (2008:129) mengemukakan pendapatnya tentang likuiditas bahwa Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannnya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Oleh karena itu likuiditas merupakan masalah yang krusial bagi kelangsungan operasi perusahaan maka dalam pengelolaannya haruslah secara efektif dan efisien, hal tersebut sangat penting dilakukan untuk mencegah adanya kemungkinan permasalahan serius yang dapat terjadi di kemudian hari. Dalam mengukur likuiditas perusahaan, digunakan alat analisis yang dinamakan rasio likuiditas. Rasio likuiditas dapat didefinisikan sebagai rasio yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan setiap tahun mencerminkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya. Perubahan likuiditas perusahaan diharapkan menuju ke arah yang baik setiap tahunnya. Seperti halnya perusahaan pada umumnya, maka posisi keuangan PT.Pindad (Persero) juga mengalami perubahan dan berfluktuasi setiap tahunnya

5 sesuai dengan kegiatan operasional perusahaan. Agar tingkat likuiditas perusahaan tetap berada dalam keadaan yang ideal bagi perusahaan dan posisi keuangan tetap menunjukkan keadaan likuid maka diperlukan pengelolaan modal kerja yang dapat mengendalikan tingkat likuiditas yang relatif stabil dan menunjukkan posisi keuangan perusahaan dalam posisi likuid. Kenyataannya elemen-elemen yang diperlukan dalam mengukur tingkat likuiditas itu sendiri berada dalam komponen-komponen aktiva lancar dan hutang lancar perusahaan. Dengan menghubungkan elemen-elemen aktiva di suatu pihak dengan elemenelemen pasiva di lain pihak, akan diperoleh gambaran tentang keadaan dan tingkat likuiditas. Oleh sebab itulah besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan untuk membelanjai perusahaan akan menentukan dalam pengendalian tingkat likuiditas perusahaan. Dalam mengukur tingkat likuiditas diperlukan alat analisis yang dinamakan rasio likuiditas, yaitu rasio yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Dalam penelitian ini ukuran tingkat likuiditas yang diteliti mengacu kepada kemampuan perusahaan dalam menyelenggarakan kegiatan operasionalnya sehari-hari atau sering disebut juga dengan likuiditas perusahaan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan dalam tabel bagaimana gambaran mengenai tingkat likuiditas yang terjadi pada PT.PINDAD (Persero) selama periode 2000-2008 :

6 Tabel 1.1 Tingkat Likuiditas (%) Sumber: Laporan Keuangan PT.PINDAD (data diolah kembali) Tabel di atas menunjukkan bahwa gambaran tingkat likuiditas PT.Pindad (Persero) selama periode tahun 2000-2008 mengalami keadaan yang berfkluktuasi. Apabila mengacu terhadap standar industri current ratio yang idealnya sering digunakan yaitu sebesar 200%, maka tingkat likuiditas yang terjadi pada PT.PINDAD (Persero) selama kurun waktu periode tersebut pada umumnya menunjukkan pada kondisi di bawah standar yang diinginkan oleh perusahaan. Tahun Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Analisis Perputaran Modal Kerja Dalam Mengendalikan Tingkat Likuiditas Pada PT.PINDAD (Persero). Tingkat Likuiditas 2000 235,63 2001 237,61 2002 257,2 2003 141,2 2004 141,2 2005 188,9 2006 152,55 2007 121,78 2008 172,85 1.2 Rumusan Masalah Betapa pentingnya masalah modal kerja yang berkaitan dengan tingkat likuiditas perusahaan, maka penulis merumuskan masalah penelitian:

7 1. Bagaimana gambaran perputaran modal kerja pada PT.Pindad (Persero) Bandung. 2. Bagaimana gambaran tingkat likuiditas pada PT.Pindad (Persero) Bandung. 3. Bagaimana perputaran modal kerja dalam mengendalikan tingkat likuiditas pada PT.Pindad (Persero) Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai perputaran modal kerja dalam mengendalikan tingkat likuiditas di PT.Pindad (Persero). 1.3.2 Tujuan Penelitian Dalam suatu penelitian terlebih dahulu harus ditetapkan tujuan yang ingin dicapai dengan jelas. Penetapan tujuan ini sangat penting untuk menetapkan arah dan sasaran yang hendak dicapai bagi setiap penelitian. Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai perputaran modal kerja yang terjadi pada PT.Pindad (Persero). 2. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai tingkat likuiditas yang terjadi pada PT.Pindad (Persero).

8 3. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai perputaran modal kerja dalam mengendalikan tingkat likuiditas yang terjadi pada PT.Pindad (Persero). 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Untuk memperdalam pengetahuan dengan memperoleh pembuktian empirik tentang sejauh mana analisis perputaran modal kerja dapat dijadikan alat untuk mengendalikan tingkat likuiditas. Bagi dunia pendidikan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk mengadakan penelitian tentang analisis perputaran modal kerja terhadap tingkat likuiditas. 2. Kegunaan Praktis Bagi Perusahaan diharapkan memberikan sumbangsih masukan bagi pihak manajemen dalam menganalisis lebih dalam tentang tingkat perputaran modal kerja dan tingkat likuiditas perusahaan serta analisis perputaran modal kerja terhadap tingkat likuiditas.