BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi di pasar modal dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan saham. Besarnya pengaruh suatu informasi terkait dengan kandungan informasi tersebut, bersifat ekonomi atau non ekonomi. Salah satu aksi korporasi yang memuat signal ekonomi adalah stocks split. Signal yang disampaikan oleh manajemen perusahan adalah mengenai kondisi perusahaan yang akan meningkat di masa depan. Reaksi pasar modal terhadap pengumuman stock split ditunjukkan dengan adanya abnormal return dan trading volume activity (TVA) saham. Stock split (pemecahan saham) bertujuan untuk menurunkan harga saham pada kisaran harga optimal. Harga saham yang tinggi akan membuat sebagian investor tidak membeli saham tersebut dikarenakan persepsi investor bahwa harga saham terlalu tinggi (overpriced). Akibatnya, likuiditas saham menurun. Stock split menjadikan jumlah saham perusahaan meningkat dan harga per lembar saham menjadi lebih rendah (Carlos&Frank, 2009). Misalnya, perusahaan A memiliki 10 juta saham dengan harga nominal Rp 100. Harga saham A di pasar adalah Rp 200 per saham. 1
Kemudian, A melakukan stock split dengan rasio satu berbanding dua, di mana satu saham dipecah menjadi dua. Setelah stock split, harga nominal saham perusahaan A menjadi Rp 50 dan jumlah saham yang beredar menjadi 20 juta lembar. Adapun harga saham A di pasar menjadi Rp 100 per saham. Berbeda dengan aksi korporasi lainnya, stock split tidak berpengaruh terhadap arus kas dan tidak meningkatkan proporsi kepemilikan investor (Lamoureux&Poon, 1987). Walaupun demikian, stock split menjadi salah satu aksi korporasi yang sering dilakukan oleh banyak perusahaan. Teori yang umumnya digunakan untuk menjelaskan mengapa perusahaan melakukan splits adalah signaling theory dan trading range theory (Fama dkk. 1969). Signaling theory menekankan pada bagaimana perusahaan memberikan signal positif (perkembangan perusahaan menuju ke arah yang baik) kepada investor (Bird&Rick, 2005). Signal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan manajemen, kinerja perusahaan, ataupun prospek perusahaan di masa depan. Trading range theory menyatakan bahwa perusahaan memilih menjaga harga saham dalam range perdagangan optimal (Pooja, 2013). Dengan demikian, manajemen melakukan stock split untuk mencegah harga saham yang terlalu mahal di 2
pasar. Akibatnya, kemampuan investor membeli saham meningkat diikuti peningkatan likuiditas saham. Perusahaan memanfaatkan media massa untuk menyampaikan informasi perusahaan mengenai aksi korporasi yang akan dilakukan. Informasi yang disampaikan oleh perusahaan dapat mempengaruhi perdagangan suatu saham. Sebagai contoh, informasi yang disampaikan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) mengenai rencana stock split dengan rasio satu berbanding lima (1:5) pada tanggal 04 Oktober 2010. Harga saham CPIN kemudian mengalami peningkatan sebesar 1.80% terkait rencana stock split tersebut. Saham PT. Astra International Tbk (ASII) yang mengalami peningkatan sebesar 3.2% setelah stock split (www.kontan.co.id). Meningkatnya saham tersebut merupakan efek positif dari informasi yang diterima oleh pasar. Sehingga, memperkuat teori pasar efisien dimana pasar akan bereaksi terhadap informasi yang dipublikasikan apabila informasi tersebut memiliki nilai ekonomis (Burton, 2003). Peristiwa stock split memiliki pengaruh terhadap pasar (Guyenko, 2006). Reaksi pasar ditunjukkan dari adanya abnormal return positif yang signifikan disekitar pengumuman stock split (Fama dkk. 1969). Sehingga, peristiwa stock split mengakibatkan pasar yang lebih luas (Pooja, 2013), penelitian ini mendukung signaling theory yang dikemukakan oleh Bird&Rick (2005). 3
Anshuman&Kalay (2002), mengemukakan bahwa terjadi peningkatan likuiditas saham setelah splits dan menemukan bahwa harga pada tingkat optimal akan meminimalkan biaya transaksi. Penelitian Sutrisno dkk. (2000), menemukan bahwa stock split mempengaruhi harga saham, presentasi spread, dan volume perdagangan. Penelitian Sutrisno dkk. (2000) diperkuat oleh Utami dkk. (2009), bahwa stock split secara signifikan berpengaruh pada return saham antara periode jendela tiga hari dan sepuluh hari di seputar pengumuman stock split Pasar juga dapat bereaksi negatif dari pengumuman stock split tergantung dari informasi yang diterima pasar. Capeland (1979), menemukan adanya penurunan likuiditas saham ketika diukur menggunakan volume perdagangan saham sesudah stock split. Penelitian Copeland (1979) diperkuat oleh Almilia dkk. (2006) bahwa stock split secara signifikan memiliki kandungan informasi negatif disekitar tanggal pengumuman stock split. Sedangkan dalam penelitian Wijanarko&Prasetiono (2012), menemukan bahwa pasar bereaksi cepat di sekitar pengumuman stock split dan terjadi perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah stock split. Namun, pada abnormal return tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Penelitian ini akan menganalisis mengenai dampak pengumuman stock split terhadap abnormal return 4
saham dan likuiditas saham. Likuiditas saham dalam penelitian ini diukur dengan trading volume activity. Penelitian ini merupakan penelitian event study dengan event window yang digunakan adalah 97 hari. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana abnormal return pada hari-hari di sekitar pengumuman stock split? 2. Apakah terdapat perbedaan abnormal return saham yang signifikan sebelum pengumuman stock split dan sesudah pengumuman stock split? 3. Bagaimana volume perdagangan pada hari-hari di sekitar pengumuman stock split? 4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan likuiditas saham sebelum pengumuman stock split dan sesudah pengumuman stock split? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis abnormal return saham pada harihari di sekitar pengumuman stock split. 2. Menganalisis perbedaan abnormal return saham sebelum pengumuman stock split dan sesudah pengumuman stock split. 3. Menganalisis volume perdagangan pada harihari di sekitar pengumuman stock split. 5
4. Menganalisis perbedaan volume perdagangan saham sebelum pengumuman stock split dan sesudah pengumuman stock split. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan referensi tambahan bagi pihak-pihak lain yang akan melakukan penelitian sejenis dan sebagai tambahan pandangan dalam implikasi stock split terhadap likuiditas saham. 1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pelaku pasar modal dalam mengambil keputusan berkaitan dengan perusahaan yang akan melakukan stock split. 6