4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

dokumen-dokumen yang mirip
4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol

4019 Sintesis metil asetamidostearat dari metil oleat

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon

4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol

4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

4022 Sintesis etil (S)-(+)-3-hidroksibutirat

4002 Sintesis benzil dari benzoin

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat

4024 Sintesis enantioselektif pada etil (1R,2S)-cishidroksisiklopentana

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

5004 Asetalisasi terkatalisis asam 3-nitrobenzaldehida dengan etanadiol menjadi 1,3-dioksolan

4026 Sintesis 2-kloro-2-metilpropana (tert-butil klorida) dari tert-butanol

5001 Nitrasi fenol menjadi 2-nitrofenol dan 4-nitrofenol

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

4025 Sintesis 2-iodopropana dari 2-propanol

4009 Sintesis asam adipat dari sikloheksena

4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida

4014 Resolusi enantiomer (R)- dan (S)-2,2'-dihidroksi-1,1'- binaftil ((R)- dan (S)-1,1-bi-2-naftol)

5007 Reaksi ftalat anhidrida dengan resorsinol menjadi fluorescein

5026 Oksidasi antrasena menjadi antrakuinon

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

Bab III Metodologi III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat yang digunakan

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Theophil Eicher und Hermann J. Roth, Synthese, Gewinnung und Charakterisierung von Arzneistoffen. prof. aza

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

dalam jumlah dan variasi struktur yang banyak memungkinkan untuk memmpelajari aplikasinya untuk tujuan terapeutik. IV.

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

4. Hasil dan Pembahasan

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

3 Metodologi Penelitian

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

3 Percobaan dan Hasil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

3. Metodologi Penelitian

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

Sintesis Organik Multitahap: Sintesis Pain-Killer Benzokain

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. FPMIPA UPI, Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, dan

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan

Bab III Metodologi Penelitian

3 METODOLOGI PENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A STUDY OF THE SYNTHESIS OF VERATRYL CYANIDE REQUIRED AS AN INTERMEDIATE FOR THE PREPARATION OF C-9154 ANTIBIOTIC DERIVATIVE FROM VANILIN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

SINTESIS TURUNAN KALKON DARI MIRISTISIN MINYAK PALA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

Deskripsi METODE SEMISINTESIS TURUNAN EURIKUMANON MONOSUBSTITUSI (EURIKUMANON MONOVALERAT)SEBAGAI ANTIPLASMODIUM

4 Pembahasan Degumming

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

Transkripsi:

NP 4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat NaEt C 10 H 18 4 Na C 2 H 6 C 8 H 12 3 (202.2) (23.0) (46.1) (156.2) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Reaksi pada gugus karbonil turunan asam karboksilat, kondensasi Dieckmann, reaksi penutupan cincin ester karboksilat Teknik Laboratorium Bekerja dengan sistem pengeluaran kelembaban, pemanasan dengan refluk, pengadukan dengan pengaduk KPG, pengadukan dengan pengaduk magnet, penambahan bertetes dengan corong penetes, ekstraksi, penggojokan, penyaringan, evaporasi dengan rotavapor, distilasi pengurangan tekanan, pemanasan dengan penangas minyak. Dengan skala batch 10 mmol: Pengadukan dengan pengaduk magnet sebagai pengganti pengaduk KPG Instruksi (skala batch 10 mmol) Peralatan Labu leher-tiga 100 ml, corong tetes dengan pengatur tekanan, termometer dalam, pendingin refluk (untuk alasan keamanan lebih disukai pendingin refluk dari logam), tabung pengering, corong pisah, peralatan distilasi Kugelrohr atau peralatan distilasi mikro, pengaduk magnet dengan pemanas, batang pengaduk magnet, rotavapor, pompa vakum, penangas minyak. Bahan dietil adipat (td 245 C) natrium toluena (absolut) (td 111 C) etanol (absolut) (td 78 C) dietil eter (td 35 C) asam hidroklorida (pekat) natrium sulfat untuk pengeringan 2,02 g (2,00 ml, 10,0 mmol) 0,25 g (11 mmol) 40 ml 0,030 g (0,038 ml, 0,65 mmol) 60 ml 5 ml kira-kira 1 g 1

NP Reaksi Toluena absolut sebanyak 20 ml dimasukkan ke dalam labu leher tiga 100 ml yang dilengkapi dengan batang pengaduk magnet, corong tetes dengan pengatur tekanan, termometer dalam, dan pendingin refluk dengan tabung pengering. Natrium tanpa kulit yang dipotong kasar sebanyak 0,25 g (11 mmol) ditambahkan. Campuran direfluk dengan pengadukan yang sangat kuat dengan pengaduk magnet sampai semua natrium diubah menjadi suspensi. Segera setelah suspensi terbentuk, pengadukan dimatikan dan suspensi didinginkan sampai mencapai 80 C. Kemudian campuran 2,02 g (2,00 ml, 10 mmol) dietil adipat dan 0,030 g etanol absolut ditambahkan secara bertetes pada pengadukan yang kuat selama 10 menit. Selanjutnya campuran reaksi direfluk. Setelah kira-kira 10 menit terbentuk endapan. Setelah penambahan 20 ml toluena absolut, campuran direfluk dengan pengadukan selama 1,5 jam. Penyelesaian Campuran reaksi didinginkan, dituang ke dalam 5 g air es dan diasamkan dengan 5 ml asam klorida pekat. Fasa organik dipisahkan dengan corong pisah dan disimpan. Fasa air digojog tiga kali masing-masing dengan 20 ml dietil eter. Kemudian gabungan fasa organik dicuci dua kali dengan masing-masing 10 ml air dan dikeringkan dengan natrium sulfat. Setelah zat pengering disaring, pelarut dievaporasi dengan rotavapor dan residu tertinggal berupa cairan. Hasil kotor: 1,34 g Produk kotor didistilasi pengurangan tekanan menggunakan peralatan distilasi Kugelrohr atau dengan peralatan distilasi mikro. Hasil: 1,17 g (7,49 mmol, 75%); td 110 C (25 hpa), cairan tidak berwarna; n 20 D = 1,4520 Komentar Pada eksperimen nomor 4024, produk digunakan sebagai reaktan. Manajemen limbah Pembuangan limbah Limbah Pembuangan Fasa air Campuran pelarut air, mengandung halogen Campuran pelarut organik hasil evaporasi Pelarut organik, bebas halogen Residu destilasi Dilarutkan dalam sedikit aseton, kemudian pelarut organik, bebas halogen Natrium sulfat Limbah padat, bebas dari merkuri Waktu 5-6 jam Penghentian sementara Setelah penggojogan Tingkat kesulitan Sedang 2

NP Instruksi (skala batch 100 mmol) Peralatan Labu leher-tiga 500 ml, corong tetes dengan pengatur tekanan, termometer dalam, pendingin refluk (untuk alasan keamanan lebih disukai pendingin refluk dari logam), tabung pengering, corong pisah, peralatan distilasi, motor pengaduk dengan pengaduk KPG, pengaduk magnet dengan pemanas, batang pengaduk magnet, rotavapor, pompa vakum, penangas minyak. Bahan dietil adipat (td 245 C) natrium toluena (absolut) (td 111 C) etanol (absolut) (td 78 C) dietil eter (td 35 C) asam hidroklorida (pekat) natrium sulfat untuk pengeringan 20,2 g (20,0 ml, 100 mmol) 2,5 g (110 mmol) 300 ml 0,30 g (0,38 ml, 6,5 mmol) 210 ml 15 ml kira-kira 5 g Reaksi Toluena absolut sebanyak 150 ml dimasukkan ke dalam labu leher tiga 500 ml yang dilengkapi dengan pengaduk KPG, corong tetes dengan pengatur tekanan dan pendingin refluk dengan tabung pengering. Natrium tanpa kulit yang dipotong kasar sebanyak 2,5 g (110 mmol) ditambahkan. Campuran direfluk dengan pengadukan yang sangat kuat dengan pengaduk magnet sampai semua natrium diubah menjadi suspensi. Segera setelah suspensi terbentuk, pengadukan dimatikan dan suspensi didinginkan sampai mencapai 80 C. Kemudian campuran 20,2 g (20,0 ml, 100 mmol) dietil adipat dan 0,30 g etanol absolut ditambahkan secara bertetes pada pengadukan yang kuat selama 10 menit. Selanjutnya campuran reaksi direfluk. Setelah kira-kira 10 menit tebentuk endapan. Setelah penambahan 150 ml toluena absolut, campuran direfluk dengan pengadukan selama 2,5 jam. Penyelesaian Campuran reaksi didinginkan, dituang ke dalam 40 g air es dan diasamkan dengan 15 ml asam klorida pekat. Fasa organik dipisahkan dengan corong pisah dan disimpan. Fasa air digojog tiga kali masing-masing dengan 70 ml dietil eter. Kemudian gabungan fasa organik dicuci dua kali dengan masing-masing 50 ml air dan dikeringkan dengan natrium sulfat. Setelah zat pengering disaring, pelarut dievaporasi dengan rotavapor dan residu tertinggal berupa cairan. Hasil kotor: 14,2 g Produk kotor didistilasi dengan pengurangan tekanan tanpa kolom. Hasil: 11,8 g (75,5 mmol, 75%); td 113 C (36 hpa, penangas minyak 130 C), cairan tidak berwarna; n 20 D = 1,4520 Komentar Pada eksperimen nomor 4024, produk digunakan sebagai reaktan. 3

NP Manajemen limbah Pembuangan limbah Limbah Pembuangan Fasa air Campuran pelarut air, mengandung halogen Campuran pelarut organik hasil evaporasi Pelarut organik, bebas halogen Residu destilasi Dilarutkan dalam sedikit aseton, kemudian pelarut organik, bebas halogen Natrium sulfat Limbah padat, bebas dari merkuri Waktu 6 jam Penghentian sementara Setelah penggojogan Tingkat kesulitan Sedang Analisis Mengikuti reaksi dengan GC Preparasi sampel dari larutan reaksi: Menggunakan pipet tetes, diambil 5 tetes larutan reaksi, diencerkan dengan 10 ml diklorometana dan digojog dengan 3 tetes air. Fasa air dipisahkan dan fasa organik dikeringkan dengan natrium sulfat. 0,2 µl larutan diinjeksikan. Preparasi sampel dari produk yang diisolasi : 1 tetes produk dilarutkan dalam 10 ml diklorometana, 0,2 µl larutan diinjeksikan Kondisi-GC: kolom: DB-1, 28 m, diameter dalam 0,32 mm, Film 0,25 µm inlet: on-column-injection Gas pembawa: hidrogen (40 cm/dtk) oven: 90 C (5 menit), 10 C/menit pada 240 C (30 menit) detektor: FID, 270 C Persen konsentrasi dihitung dari luas puncak 4

NP GC produk kotor Waktu retensi (menit) Senyawa Luas puncak % 6,4 Produk (etil siklopentanon-2-karboksilat) 98,7 lainnya Pengotor yang tidak diketahui < 0,7 per puncak GC produk murni Waktu retensi (menit) Senyawa Luas puncak % 6,6 Produk (etil siklopentanon-2-karboksilat) 99,7 5

NP Spektrum 1 H NMR produk kotor (300 MHz, CDCl 3 ) Spektrum 1 H NMR produk murni (300 MHz, CDCl 3 ) 3 2 1 4 5 δ (ppm) Multiplisitas Jumlah H Keterangan 1,28 t 3 -CH 2 CH 3 1,84 m 1 5-H a 2,14 m 1 5-H b 2,25 m 4 3-H, 4-H 3,15 dd 1 1-H 4,19 q 2 -CH 2 CH 3 6

NP Spektrum 13 C NMR produk kotor (75,5 MHz, CDCl 3 ) Spektrum 13 C NMR produk murni (75,5 MHz, CDCl 3 ) 3 2 1 4 5 δ (ppm) Keterangan 13,8 CH 3 20,6 C-4 27,1 C-5 37,7 C-3 54,4 C-1 60,9 -CH 2 CH 3 169,1 C- 211,9 C-2 76,5-77,5 pelarut 7

NP Spektrum IR produk murni (film) cm -1 (cm -1 ) Keterangan 2980, 2886 Ikatan C-H, alkana 1756 Ikatan C=, ester 1725 Ikatan C=, keton 8