Trilogi Pembangunan yang lebih menekankan dan memberi bo- bot utama pada pemerataan pembangunan dan percbagian

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

I. PENDAHULUAN. mendorong dan meningkatkan stabilitas, pemerataan, pertumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah suatu negara yang mempunyai latar belakang perbedaan antar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berkembang, memiliki jumlah

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Faktor-faktor yang..., Yagi Sofiagy, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh sejumlah negara miskin dan negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesenjangan ekonomi antar wilayah dalam suatu negara.

menciptakan stabilitas ekonomi (economic stability) melalui retribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi di masa lalu telah mengubah struktur ekonomi secara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah usaha menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. kondisi masyarakat yang lebih baik, yang ditunjukkan oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia yang berada di masing masing Provinsi dengan

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh : Sumiawati A

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan umum yang sering dihadapi oleh negara-negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PDRB sektoral Kabupaten Tulang Bawang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kondisi geografi wilayah yang bermacam-macam. sehingga struktur ekonomi tiap wilayah sangat beragam.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang bervariasi, mendorong setiap daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1985 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1985/1986

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh masyarakat luas (Lincolin Arsyad, 1999).

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBANGUNAN DAN KETIMPANGAN WILAYAH PANTAI BARAT DAN PANTAI TIMUR SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi di daerah adalah pertumbuhan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan, dan tingkat pengangguran (Todaro, 2000:93). Maka dari itu

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut. Sehubungan dengan arah pembangunan nasional, maka pada

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DAERAH DI KABUPATEN BLORA TAHUN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Banyak wilayah-wilayah yang masih tertinggal dalam pembangunan.

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan dengan tujuan akhir untuk. daerah, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi beorientasi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Ketimpangan pendapatan adalah sebuah realita yang ada di tengah-tengah

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pembangunan di Indonesia diarahkan untuk mewujudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut Todaro (2006), ketimpangan dan memberantas kemiskinan untuk mencapai kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk sesuatu masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

I. PENDAHULUAN. pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. serta kesejahteraan penduduk. Kesenjangan laju pertumbuhan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. struktur dan pertumbuhan ekonomi, tingkat ketimpangan pendapatan regional,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

SEJARAH PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA JAMAN ORDE BARU

VI. ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana Pemerintah

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

TIPOLOGI DAERAH KABUPATEN DAN KOTA DI WILAYAH JAWA BAGIAN BARAT Oleh: Endang Setiasih 1)

INDEKS KESENJANGAN EKONOMI ANTAR KECAMATAN DI KOTA PONTIANAK (INDEKS WILLIAMSON)

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

I. PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan jalan capital investment dan human investment bertujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan nasional Indonesia semenjak awal tahun 1968 hingga

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

Transkripsi:

Trilogi Pembangunan yang lebih menekankan dan memberi bo- bot utama pada pemerataan pembangunan dan percbagian pen- dapatan denqan tetap memperhatikan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan produksi. Dengan terlaksananya stra- tegi pembangunan dengan pemerataan tersebutyangdilandasi oleh Trilogi Pembangunan ini, maka pembangunan nasional harus menjamin pembagian pendapatan yang merata bagi se- luruh rakyat dengan rasa keadilan. Pembangunan harus men cegah lebarnya jurang pemisah antara si kaya dan si mis- kin, yang berpendapatan tinggi dan yang berpendapatan ren dah, golongan ekonomi lemah dan ekonomi kuat, pembangunan itu akan merata dan menghilangkan sehinqga disparitas pembangunan dan pendapatan antar daerah. Selain itu per- tumbuhan ekonomi yang cukup tinggi hams dicapai meningkatkan produksi berbagai sektor pembangunan, dengan serta menciptakan kondisi stabilitas nasional yang sehat dan dinamis dengan melalui penyediaan dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat yang memadai. Selanjutnya untuk mencapai dan. menciptakan kondisi tersebut, maka titik berat pembangunan adalah bidanq eko- nomi dengan prioritas utamanya pada sektor pertanian (Re- pelita 111, 1979). Pembangunan sektor pertanian ini seca- ra jelas diarahkan agar menunjang pembangunan daerah dan sekaliqus diusahakan agar membantu pemerataan pembangunan di seluruh wilayah tanah air dan tercapainya keserasian laju pertumbuhan antar daerah. Oleh karena itu ditekankan

bahwa pembangunan sektor pertanian akan tetap memegang peranan utama dan dengan perkembangan produksi sektor pertanian diharapkan akan mempengaruhi hasil -hasil pem- bangunan dan laju pertumbuhan ekonomi. Semapi sejauh mana strategi pembangunan dengan peme- rataan pembanqunaninitelah berhasil mencapai tujuan yang diharapkan, sampai saat ini belum ada hasil penelitian maupun studi yang memberikan perincian, sementara perki- raan para peneliti tetap pada kesimpulan bahwa ketimpang- an pembagian pendapatan masih berjalan terus sebagaima- na pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada setiap tahun dan setiap daerah atau wilayah. Namun demikian, perkembangan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh se- tiap daerah atau wilayah diharapkan tidak memperbesar ke- timpangan pembagian pendapatan baik dalam daerah maupun antar daerah. Apabila dikaitkan dengan pembanqunan daerah sebagai bagian pembangunan nasional, daerah yang melaksanakan pembanqunannya khususnya daerah- dititikberatkan pada bidang ekonomi dengan prioritas utama pada sektor pertanian, maka pertanyaan yang sama akan muncul demikian pula dengan keinginan untuk mengetahui dan menjawab pertanyaan tersebut. Dengan melihat potensi sektor pertanian yang cukup besar di Jawa Barat sebagaimana tercermin dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB-nva) serta besarnya tenaga kerja yang terrserap dan besarnya jumlah penduduk yang hi-

dup di dalmnya, tezlihat bahwa stxuktur ekonomk Dawa Ba- rat adalah relatif sama dengan struktur ekonoml nasional. Dengan demikian strategi: dan kebijaksanaan pembangunannya pun relatif sama (lihat GBHN dan Pola Dasar Pembangunan Daerah Jawa Barat, 1979). Dengan kesamaan dan dengan tim- bulnya masalah ketimpangan regional, maka penulis bermak sud mengetengahkan sejauh mana ha1 ini terjadi di Jawa Barat dan sekaligus akan tanian dalam menanggulangi menjelaskan peranan sektor per- masalah tersebut dengan meng- ambil perbandingan pada 7 (tujuh) Wilayah Pembangunan sebagaimana yang tercantum dalam Pelita I11 daerah Jawa Barat yakni masing-masing : Banten, Botabek, Sukabumi, Bandung Raya, Priatim, Cirebon, dan Karawang. Selanjutnya berdasarkan atas potensi daerah yang cu kup besar pada sektor pertanian yang tersebar di seluruh Wilayah Penbangunan Jawa Barat, maka augaansmentarayang dapat diambil adalah : (1) Peranan sektor pertanian dalarn meningkatkan pendapatan dan mengurangi ketimpangan pendapatan daerah adalah cukup besar. (2) Pengaruh sektor pertanian terhadap perekonomian daerah masih cukup besar dibanding dengan sektor lainnya, namun sumbangan sektor ini mengalami penurunan ersentsse terhadap P D ~.

(31 Oleh karena setiap wilayah kegiatan masyarakat- nya didominasl oleh sektor pertanian dan rela- tlf sama (homogenl, maka tingkat disparitas pen dapatan daerah akan relatif merata. 1.2 Permasalahan Masalah-masalah pokok yang diajukan dalam studi ini adalah : (1) Meskipun kebijaksanaan pembangunan yang menitik beratkan pada pemerataan pendapatan teldh ber- langsung sejak Repelita I1 (GUSHN), namun ketim pangan pendapatan antar daerah masih tetap berkelan jutan (Repelita I111. (21 Dalam pelaksanaan kebi jaksanaan pembangunan ter sebut di atas telah ditetapkan sektor pertanian sebagai prioritas utama dalam pembangunan, tapi sumbangan (share) sektor ini telah te- meng- alami penurunan setiap tahun akibat perkembang- an ekonomi dan pergeseran struktur ekonomi yang terj adi. (31 Pertumbuhan ekonomi daerah yang telah dicapai dalam Repelita IT maupun Repelita I11 tidak ha- nya di~cnqaruhi oleh pertumbuhan dan perkembang an sektor pertanian, namun dipenqaruhi pulaoleh perturnbunan dan?exkernbangan sektor lainnya...

7 (41 Sampai dengan pelaksanaan Repelita II1,pendapatan penduduk di sektor pertanian masih rendah dibandingkan dengan sektor lainnya, sedang sebagian besar penduduk (penduduk pedesaan) mas ih tergantung pada sektor ini, sementara produkti - vitasnya mengalami pula penurunan. (5) Kebijaksanaan program pembangunan sektor pertanian belum marnpu sepenuhnya dikembangkan melalui potensi yang dimiliki oleh masing-masing wilayah khususnya di sektor ini, baik dilihat dari produksi, areal maupun tenaga kerja yang tersedia. 1.3 Tujuan Studi Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan sementa- ra yang telah dikemukakan, maka studi ini ditujukan untuk menganalisis tentang : (1) Sumbangan sektor pertanian dalam perekonomian daerah yang diukur dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). (2) Pengaruh perkembangan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonorni daerah dan terhadap pemerata- an pendapatan daerah.

(3) Pertumbuhan ekonomi dalam pengaruhnya terhadap ketimpangan pendapatan antarwilayahserta keadaan ketimpangan yang telah terjadi. (4) Sasaran pertumbuhan ekonomi, sumbangan sektorsektor terhadap PDRBdanalokasi dana (investasi) yang diharapkan. (5) Kebi jaksanaan dan program.:yang diusulkan untuk dilaksanakan dalam tahap pembangunan berikutqa. 1.4 Me-tode dan Pendekatan Analisis Sebagaimana dengan tu juan yang akan dicapai dalam studi ini, maka pendekatan yang akan dilakukan adalah : (1) Dalam menganalisis sumbangan sektor pertanian terhadap pertumbuhan pendapatan daerah : - menghitung besarnya pertumbuhan ekonomi daerah yang digambarkan dalam pertumbuhan PDRB dengan menggunakanmetode statistik yakni dengan angka indeks. Angka ini akan menunjukkan perubahan yang terjadi pada PDRB setiap tahun: - menghitung sumbangan sektor pertanian, akan digunakan metode perubahan sumbangan (shift share) sektor-sektorterhadap PDRB setiaptahun. Angka tersebut akan menggambarkan pertumbuhan dan sekaligus sumbangan sektor (sektor perta- nian) terhadap pertumbuhan PDRB;

- mengukur pengaruh sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomidenganmenggunakankoefisien korelasi. Angka ini akan menggamharkan keeratan hubungan antara pertumbuhan sektor pertanian dengan pertumbuhan ekonomi. (2) Dalam menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pemerataan pendapatan daerah : - menghitung distribusi pendapatan dengan metode perbandingan pendapatan antar wilayah dan men- - jelaskannya dengan mengadakan perbandingan dengan pendapatan daerah secara keseluruhan,serta pertumbuhan ekonomi yang terjadi; - menghitung pemerataan pendapatandaerah melalui ketimpangan pendapatan antar wilayah dengan metode Regional Cross-Section (analisis :antar wilayah) sebagaimana dengan National Cross - Section Analysis (Hendra, 1978) yang telah dilakukan untuk melihat pemerataan pendapatan an tar daerahdi Indonesia. Metode ini menggunakan data pendapatan dan jumlah penduduk setiap wi- layah dan angka yang dihasilkan barkan ketimpangan pendapatan akan menggam- antar wilayah, serta menyajikan gambaran makro tentang ketim- pangan dalam tingkat pendapatan rata-rata an- tar wilayah;

- memberikan gambaran pemerataan pendapatan ter- sebut dalam suatu grafik dengan menggunakan metode Curve Lorenz. Kurve ini memperlihatkan gambaran besar kecilnya tingkatpemerataanyang dicapai dalam waktu tertentu (Todaro, 1981). (3) Dalam menganalisis peranan sektor pertanian ter- hadap pemerataan pendapatan daerah dengan : - menghitung distribusi pendapatan per kapita sektor pertanian dengan membandingkan penda- patan sektor pertanian dengan jumlah penduduk pada sektor tersebut. Angka-angka dari per- bandingan ini akan menggambarkan distribusi pendapatan per kapita setiap wilayah, dan - menghitung ketimpangan pendapatan daerah (re- gional income ineauity) dengan memasukkan dan tanpa memasukkan nilai PDRB sektor pertanian dalam perhitungan tersebut. (4) Dalam perhitungan perkiraan pertumbuhan sektor, strukturdanpertumbuhan ekonomi serta jumlah investasi daerah yang dibutuhkan akan digunakan analisis tentang : - pertumbuhan sektor dan ekonomi daerah dalam Repelita IV dengan menggunakan Regresi Linier Sederhana dan Trend. Dari angka-angka ini akan digambarkan komposisi PDRB yang menggambarkan pula struktur ekonomi daerah;

- kebutuhan investasi dengan menggunakan besaran ICOR untuk setiap sektor, nilai PDRB dan per tumbuhan ekonomi. 1.5 Garis Besar Isi BAB I1 Mengemukakan beberapa landasan teori yang menje- laskan tentang pendapatan dan sektor-sektor perekonomian sebagai informasikeadaandanpengertian mengenai pendapatan dan struktur perekonomian, distribusi dan pengukuran pendapatan yang meng- gambarkan ketimpangan pendapatan. Selanjutnya dijelaskan. pula tentang sektor pertanian dan pembangunan yanq memberikan pengertian dan pen- tingnya sektor pertanian dalam pembangunan. BAB I11 Bab ini memberikan gambaran umum dan keadaan pendapatan daerah Jawa Barat di mana keadaan umum daerah yang digambarkan tersebut akan memberikan penjelasan tentang beberapa potensi pokok daerah, sedang dalam gambaran keadaan pendapatan daerah dijelaskan tentang distribusi pendapatan dan struktur perekonomian daerah serta pendapatan sektor pertanian. BAB IV Pada bab ini diuraikan tentang peranan sektor pertanian, pertuduhan dan pemerataan pendapatan daerah melalui analisis sumbangan sektor perta-

nian terhadap perturnbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi terhadap pemerataan pengaruh penda- patan daerah dan analisis pertumbuhan dan dis- tribusi serta pemerataan pendapatan per kapita daerah. Selanjutnya diadakan analisis tentang peranan sektor pertanian dalam mencapai pemerataan pen- dapatan daerah. Dari hasil analisis tersebut, kemudian dikemukakan beberapa kesimpulan serta - rekomendasi.