BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

dokumen-dokumen yang mirip
: MOH. RIFQI KHAIRUL UMAM B

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Robbins, 2006).

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah Umum PT. Barelang Sejahtera Prima Pekanbaru

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat menyediakan produk inovatif untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. banyak menghadapi masalah masalah dalam menjual produk khususnya. masa depan cerah dimasa mendatang sebagai zamannya komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis di bidang jasa telekomunikasi saat ini telah menjamur di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. peluncuran pertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada banyak hal,

BAB I PENDAHULUAN. mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat. tersebut sudah memiliki financial yang kuat, bahan baku yang terpenuhi, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiripun tidak mengenal batas-batas nasional atau batas bangsa-bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya tertarik terhadap produk yang ditawarkan. Komunikasi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang prospektif. Bisnis operator selular

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha yang semakin meningkat membuat perusahaan

Company LOGO. Pengantar (Inovasi) Aplikasi Bergerak. Produk Aplikasi Bergerak di Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. saling berkomunikasi. Dewasa ini kebutuhan akan komunikasi menjadi sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Telekomunikasi saat ini menjadi komoditas yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

I. PENDAHULUAN. tantangan sektor telekomunikasi semakin bertambah. Karena kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen dicecar dengan banyaknya iklan dan promosi penurunan tarif, kini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi seluler di Indonesia sekarang ini sangatlah pesat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak adanya globalisasi adalah perkembangan teknologi dibidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi membutuhkan bantuan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi begitu kompleks dan begitu penuh dengan istilah-istilahnya. Pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kekuatan untuk menghadapi persaingan (Cusway, 2002). terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuan. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Perkembangan bisnis kartu perdana seluler GSM akhir-akhir ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan persaingan di segala bidang usaha menjadi. Menghadapi hal tersebut maka perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. atau booming yang sangat cepat dan pesat setelah krisis ekonomi melanda

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kepuasan kerja karyawan merupakan masalah yang penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang paling mendasar dan sedang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Di era digital seperti sekarang ini setiap orang pasti mempunyai handphone.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dunia bisnis di Indonesia semakin ketat, salah satu di antaranya adalah bisnis dalam bidang jasa transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang

BAB I PENDAHULUAN. di sektor telekomunikasi, membuat perusahaan lebih cenderung untuk berusaha

BAB I PENDAHULUAN. dengan alat komunikasi sangat pesat sekali. Hal ini berbanding lurus dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

I. PENDAHULUAN. Desember

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kerja yang dimilikinya (Djastuti, 2011). Handayani (2008) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik, profesional dan komitmen yang tinggi, sebab pada era

BAB I PENDAHULUAN. raksasa, yaitu PT Telkomsel (Telekomunikasi Seluler) dan PT Satelindo (Satelit

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri besar. Selain itu kepuasan mampu mengukur dampaknya terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

6.1. Strategi yang telah dilakukan AXIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sorotan hangat oleh seluruh negara di dunia khususnya Indonesia. Isu globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan menempatkan diri sebagai melting pot bagi semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan banyak menghadapi masalah-masalah dalam menjual produk

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

memberikan suatu jaminan (assurance) akan tercapainya keinginan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun 2011 lalu. naik 60 juta

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah masalah menarik dan berpengaruh besar dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha untuk menarik konsumen untuk menggunakan atau mengkonsumsi barang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut antara komponen yang satu dengan yang lain harus bekerja sama. tujuan suatu organisasi dapat diwujudkan.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/korporat (corporate social responsibilities ), workforce diversities,

BAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. Hingga saat ini, tercatat 10 operator telepon di Indonesia. Telkom (PT

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan harus mempertahankannya agar tidak kalah dengan operator lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam organisasi atau perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hamzah, Nyorong, 2013). Sebagai instansi yang berorientasi pada pelanggan (consumeroriented),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan jaman modern saat ini, berbagai macam aspek

BAB I PENDAHULUAN. untuk pencapaian tujuan. Sumber daya manusia yang dimaksud dalam. perusahaan adalah karyawan atau orang yang bekerja dengan menjual

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif seperti sekarang ini, para pengusaha yang progresif akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja secara

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Perkembangan perusahaan di Bali berlangsung sangat cepat terutama di

BAB I PENDAHULUAN. baik tidak akan pernah mengabaikan sumber daya manusia mereka, karena dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. bagi pegawai dimana perusahaan atau organisasi sekarang berusaha

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam perkembangan jaman modern saat ini, berbagai macam aspek keunggulan dibutuhkan oleh setiap organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Sebuah organisasi atau perusahaan sangat memerlukan adanya suatu potensi dan kekuatan internal yang kokoh dalam rangka menghadapi semua tantangan, hambatan serta perubahan yang ada. Hal ini dikarenakan organisasi yang maju dan berkembang setiap saat mampu mengatasi masalah dengan solusi yang tepat sesuai situasi dan kondisi yang ada. Faktor utama yang dibutuhkan dalam rangka mewujudkan harapan organisasi tersebut adalah faktor sumber daya manusia. Manusia sebagai unsur penting dalam organisasi sangat berpengaruh terhadap eksistensi dan kompetensi sebuah organisasi. Artinya, eksistensi dan kompetensi organisasi dapat diwujudkan melalui kegiatan manusia. Oleh karena itu, eksis tidaknya sebuah organisasi, serta kompetitif tidaknya sebuah organisasi sangat tergantung dan ditentukan oleh manusia. Hal ini sangat penting artinya dalam rangka menghadapi arus perubahan zaman, lingkungan, atau iklim bisnis saat ini dan yang akan datang. Setiap organisasi atau perusahaan diharapkan mampu mengelola dan mengatur aspek sumber daya manusia yang dimilikinya dengan sebaik mungkin. Karena dengan terkelolanya faktor sentral ini melalui manajemen sumber daya manusia yang baik, tujuan dan cita-cita perusahaan akan dapat tercapai. Adapun pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Flippo (1990:5) adalah: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian pengupahan, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya 1

2 manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. Manajemen sumber daya manusia merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas manusia dengan upaya memperbaiki sumber daya manusia, meningkatkan kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan karyawan yang memiliki disiplin dan kinerja yang tinggi. Diantara faktor penting yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah gaya kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Robbin s (2002:3) adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. Peran seorang pemimpin dalam sebuah entitas atau organisasi sangat diperlukan dalam rangka mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, jika tidak ada kepemimpinan yang baik, maka tujuan organisasi pun akan sulit dicapai. Pemimpin adalah seseorang yang dapat menimbulkan motivasi, partisipasi dan kepuasan karyawan yang lebih baik. Jika seorang pemimpin menginginkan adanya motivasi dan partisipasi kepuasan kerja yang tinggi dari karyawan, maka dibutuhkan suatu kemampuan dalam memahami situasi dan kondisi organisasi, dan untuk selanjutnya menentukan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan keadaan organisasi tersebut. Selain itu, perlu dipahami bahwa seorang pemimpin pasti mempunyai karakteristik tertentu yang membedakannya dengan orang lain. Karakteristik inilah yang akan sedikit banyak mempengaruhi perilaku dan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Menurut Handoko (2000:306) gaya kepemimpinan yang ideal adalah gaya yang secara aktif melibatkan bawahan dalam penetapan tujuan dengan menggunakan teknik-teknik manajemen partisipatif dan memusatkan perhatian baik terhadap karyawan dan tugas.

3 Smith (1996), dalam penelitiannya menelaah lima perilaku kepemimpinan (tantangan proses, inspirasi, visi bersama, memungkinkan orang lain untuk bertindak, percontohan cara, mendorong semangat). Penelitian ini kemudian mengidentifikasi hubungan (baik korelasional maupun prediktif) antara penggunaan perilaku kepemimpinan dengan kinerja karyawan, kepuasan kerja karyawan dan komitmen organisasional. Penelitian ini mendukung adanya hubungan positif antara penggunaan perilaku kepemimpinan dengan kinerja karyawan, kepuasan kerja karyawan dan komitmen organisasional. Motivasi adalah sebuah faktor yang lebih mengarah pada perilaku dalam organisasi. Motivasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris, yakni: motive. Motive menurut Handoko (2000:252) adalah keadaan dalam diri seseorang yang menimbulkan kekuatan, menggerakkan, mendorong, dan mengarahkan motivasi. Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Adapun menurut Gerungan (1998:23) motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Dengan demikian, motivasi merupakan faktor yang ada di dalam diri seseorang yang menggerakkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu. Dalam praktiknya, seorang karyawan yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi, dia juga cenderung akan memiliki kinerja yang baik dan tinggi. Oleh karena itulah, motivasi merupakan faktor yang amat penting dalam upaya peningkatan kinerja karyawan. Disamping faktor gaya kepemimpinan dan motivasi kerja, kinerja karyawan juga ditentukan oleh kepuasan kerjanya. Menurut As ad (2000:133) kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dari

4 sikap karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu di lingkungan kerjanya. Menurut Handoko (2000:193) menjadi kewajiban setiap pemimpin perusahaan untuk menciptakan kepuasan kerja bagi para karyawannya, karena kepuasan kerja merupakan faktor yang diyakini dapat mendorong dan mempengaruhi semangat kerja karyawan agar karyawan dapat bekerja dengan baik dan secara langsung akan mempengaruhi prestasi karyawan. Seorang manajer juga dituntut agar memberikan suasana kerja yang baik dan menyenangkan, juga jaminan keselamatan kerja sehingga karyawan akan merasa terpuaskan. Menurut As ad (2000:102) kepuasan kerja menjadi menarik untuk diamati karena memberikan manfaat, baik dari segi individu maupun dari segi kepentingan industri. Bagi individu yang diteliti adalah tentang sebab dan sumber kepuasan kerja serta usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan kerja individu, sedangkan bagi industri, penelitian dilakukan untuk kepentingan ekonomis, yaitu pengurangan biaya produksi dan peningkatan produksi yang dihasilkan dengan meningkatkan kepuasan kerja. Komitmen organisasional didefinisikan oleh beberapa peneliti sebagai ukuran dari kekuatan identitas dan keterlibatan karyawan dalam tujuan dan nilai-nilai organisasi. Komitmen organisasional didapatkan sebagai indikator yang lebih baik dari leavers dan stayers daripada kepuasan kerja (Porter, Steers, Mowday, dan Boulian, 1974, dalam Smith, 1996). Penelitian lain mendapatkan bahwa kepuasan kerja berkaitan dengan lingkungan tugas, sementara komitmen organisasional berkaitan dengan pencapaian pada pemberdayaan organisasi (Glisson dan Durick, 1988, dalam Smith, 1996). Dengan komitmen yang diberikan, diharapkan kinerja dari karyawan akan meningkatkan, sebagaimana Luthans (2006:249) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai sebuah sikap yang

5 merefleksikan loyalitas karyawan kepada organisasi dan merupakan suatu proses berkelanjutan dimana anggota organisasi mengungkapkan perhatian mereka terhadap organisasi, terhadap keberhasilan organisasi serta kemajuan yang berkelanjutan. Setiap karyawan dalam organisasi harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap pencapaian misi, visi, dan tujuan organisasi. Dalam organisasi, ikatan batin antara karyawan dengan organisasi dapat dibangun dari kesamaan misi, visi, dan tujuan organisasi, bukan sekedar ikatan kerja. Ikatan karyawan untuk bekerja bukan sekedar gaji, namun lebih pada ikatan batin misalnya ingin menjadi karyawan yang baik, status sosial, dan sebagainya. Sehingga bila setiap karyawan memiliki komitmen yang kuat untuk memberikan prestasi terbaik bagi organisasi dan pelayanan terbaik pada masyarakat, maka tentunya kinerja karyawan akan meningkat. Sabir, et al., (2011) meneliti pengaruh kepemimpinan terhadap komitmen organisasi dengan peran mediasi nilai pekerja, dimana penelitian ini menghasilkan pendapat bahwa komitmen organisasional akan meningkat dikarenakan oleh gaya kepemimpinan yang baik. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sanphosh (2011) menemukan bahwa komitmen pegawai, motivasi pegawai dan kepuasan kerja dapat memberikan pengaruh yang signfikan terhadap kinerja. Dimana apabila komitmen pegawai, motivasi pegawai dan kepuasan kerja mengalami kenaikan maka kinerja juga akan membaik. Choong, et al., (2011) menguji pengaruh motivasi terhadap komitemen organisasional, dimana hasil dari penelitian ini menemukan bahwa apabila motivasi pengawai meningkat maka pegawai cenderung akan lebih berkomitmen terhadap organisasi. Sedangkan Eslami dan Gharakhani (2012) menguji hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasional. Dimana dalam penelitian ini ditemukan bahwa perkerja

6 yang merasa puas baik atas pekerjaan maupun tempat kerjanya cenderung akan lebih berkomitmen terhadap organisasi. Rehman, et al., (2012) menguji hubungan antara kepemimpinan terhadap komitmen organisasional. Dimana dalam penelitian ini ditemukan bahwa pekerja yang merasa kepemimpinan yang digunakan dalam organisasi baik maka cenderung akan lebih berkomitmen terhadap organisasi. Sedangkan Pradeep dan Prabhu (2011) meneliti hubungan antara kepemimipinan terhadap kinerja karyawan, dimana dalam penelitian ini ditemukan bahwa apabila kepemimipinan yang dilakukan oleh para pemimpin dianggap baik oleh para karyawan maka kinerja karyawan juga akan membaik. Ritz (2007) meneliti hubungan antara motivasi, komitmen dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di sector publik, dimana dalam penelitian ini ditemukan bahwa apabila karyawan memiliki motivasi yang baik dalam bekerja, komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan maupun organisasi, dan kepemimipinan yang baik dari para atasan mereka, maka kinerja para karyawan tersebut juga cenderung menjadi baik. PT. SMARTFREN, Tbk merupakan sebuah perusahaan hasil merger antara PT Mobile-8 Telecom (FREN) dengan PT Smart Telecom. Merger dilaksanakan pada tanggal 03 Maret 2010, Kerjasama ini diharapkan akan mendukung Smart dan Mobile-8 untuk lebih fokus pada penyediaan layanan yang terjangkau kepada masyarakat dengan kualitas yang terbaik. Bentuk nyata kerjasama dari kedua penyedia layanan berbasis CDMA ini diberi lambang SMARTFREN yang akan dipergunakan disemua kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh kedua perusahaan. Kerjasama strategis ini dilakukan dengan fokus pada pemenuhan kebutuhan dan gaya hidup pelanggan serta mendukung secara aktif perkembangan di dalam industri telekomunikasi serta efisiensi biaya dimasing-masing entitas dengan

7 menggabungkan beberapa aktivitas-aktivitas seperti galeri, media iklan dan promosi. Kerjasama ini pun diharapkan dapat membantu mengatur pengeluaran operasional yang lebih efisien dan efektif sehingga dapat memperkuat posisi dan layanan di industri telekomunikasi tanah air. Jumlah pelanggan Smartfren sampai dengan akhir 2010 mencapai 6 juta pelanggan, dan ketersebaran galerinya ada di daerah Jabodetabek, Pulau Jawa dan Bali, Sumatra dan Sulawesi. Berdasarkan data statistik, Smartfren menguasai sekitar 15 % pasar selular di Indonesia. Dengan begitu besarnya persaingan antar operator selular semakin ketat serta banyaknya operator selular lain yang berbasis teknologi CDMA, seperti Telkom Flexi, M8, Indosat dengan StarOne, Bakrie Telecom dengan Esia, Sampoerna Telecom dengan Ceria, mengakibatkan semakin ketatnya persaingan antar operator selular CDMA pada akhir tahun 2010. Dengan bergabungnya kedua perusahaan menjadi suatu perusahaan baru maka kebijakan maupun budaya pada organisasi yang lama tidak dapat diterapkan pada perusahaan yang baru bergabung ini selain itu juga perbedaan gaya kepemimpinan dalam kedua organisasi yang lama tentu juga akan menimbulkan berbagai pertentangan saat bergabung menjadi satu perusahaan yang baru. Maka dari itu peneliti ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pada karyawan PT. SMARTFREN,Tbk, karena sebelumnya perusahaan fren dan smart berdiri sendiri-diri dan baru beberapa tahun ini bergabung menjadi PT.SMARTFREN, Tbk. Pada saat berdiri sendiri-sendiri fren dan smart mungkin mempunyai visi, misi, aturan, kondisi lingkungan pekerjaan, dan kebijakan sendiri dengan bersatunya kedua perusahaan maka visi, misi, aturan, kondisi lingkungan pekerjaan, dan kebijakan akan diproses menjadi satu tujuan yang sama. Dengan adanya visi, misi, aturan, kondisi lingkungan pekerjaan dan

8 kebijakan yang baru tentu timbul kepemimpinan yang berbeda, motivasi karyawan yang berbeda dan juga tingkat kepuasan karyawan yang berbeda, apakah ketiga hal tersebut berdampak pada komitmen pada organisasi dan kinerja karyawan itu sendiri. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:: 1. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap komitmen organisasional pada PT.SMARTFREN, Tbk di Surabaya? 2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap komitmen organisasional pada PT.SMARTFREN, Tbk di Surabaya? 3. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasional pada PT.SMARTFREN, Tbk di Surabaya? 4. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.SMARTFREN, Tbk di Surabaya? 5. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.SMARTFREN, Tbk di Surabaya? 6. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.SMARTFREN, Tbk di Surabaya? 7. Apakah komitmen organisasional berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT.SMARTFREN, Tbk di Surabaya? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap komitmen organisasional pada PT.SMARTFREN, Tbk di Surabaya

9 2. Untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap komitmen organisasional pada PT.SMARTFREN, Tbk di Surabaya 3. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional pada PT.SMARTFREN, Tbk di Surabaya 4. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada PT.SMARTFREN, Tbk di Surabaya 5. Untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT.SMARTFREN, Tbk di Surabaya 6. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT.SMARTFREN, Tbk di Surabaya 7. Untuk menganalisis pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan pada PT.SMARTFREN, Tbk di Surabaya. 1.4. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi beberapa pihak, yaitu : 1. Manfaat Akademis a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ide pemikiran yang bermanfaat dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan, motivasi, kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi dan kinerja karyawan. b. Pembaca mendapat informasi tambahan dalam melakukan penelitian serupa lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis Sebagai tambahan informasi yang diharapkan berguna bagi perkembangan dunia bisnis dalam memberi faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan, motivasi, kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional dan kinerja karyawan, dimana diharapkan

10 dengan meningkatnya kepemimpinan, motivasi kerja, dan kepuasan kerja akan mengakibatkan komitmen karyawan terhadap organisasi membaik dan pada akhirnya meningkatkan kinerja karyawan di perusahaan. 1.5. Sistematika Skripsi Bab 1 : PENDAHULUAN. Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. Bab 2 : TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Pada bab ini dijelaskan tentang penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian, teori-teori yang relevan dengan topik penelitian serta kerangka teoritis dan hipotesis penelitian. Bab 3 : METODE PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang meliputi: desain penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, pengukuran variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, alat dan metode pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data. Bab 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini ditampilkan dan dibahas mengenai pengolahan data yang diperoleh dan analisis serta pembahasan dari hasil pengolahan yang diperoleh. Bab 5 : SIMPULAN DAN SARAN. Sebagai langkah akhir dalam penulisan skripsi, bab ini berisi simpulan yang merupakan rangkuman dari pembahasan yang telah

11 dilakukan pada bab sebelumnya dan saran yang mungkin bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan.