LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 4 TAHUN : 1993 SERI : C.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 11 TAHUN : 1992 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 1978 TENTANG PEMBERIAN IJIN USAHA UNTUK PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI, HULLER DAN PENYOSOHAN BERAS DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SUMEDANG Menimbang : a. bahwa tarif Retribusi dan Biaya Administrasi Ijin Usaha untuk Perusahaan Penggilingan Padi, Huller dan Penyosohan Beras sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan kondisi saat ini, sehingga perlu disesuaikan dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian tanggal 14 Maret 1989 Nomor : 161/KPT/KU.420/3/1989 tentang Perubahan Tarif Retribusi dan Biaya Administrasi; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud di atas, maka Tarif Retribusi dan biaya Administrasi Ijin Usaha untuk Perusahaan Penggilingan Padi, Huller dan Penyosohan Beras perlu ditetapkan kembali dalam Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat; 3. Undang-Undang Nomor 12 Drt. Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah; 1. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 1971 tentang Peraturan Penggilingan Padi, Huller dan Penyosohan Beras; 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1983 tentang Bentuk Peraturan Daerah Perubahan; 3. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 374/KPTS/UM/1972 tentang Ijin Usaha dan Retribusi Perusahaan Penggilingan Padi, Huller dan Penyosohan Beras; 4. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 53/KPT/UM/1972 tentang Tata Tertib Permohonan Ijin Usaha; 5. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 161/KPTS/KU.420/3/1989 tentang Perubahan Tarif Retribusi dan Biaya Administrasi; 6. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 11 Tahun 1969 tentang Penertiban Pungutan Daerah; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 6 Tahun 1978 tentang Pemberian Ijin Usaha dan Retribusi Perusahaan Penggilingan Padi, Huller dan Penyosohan Beras di Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 6 Tahun 1986 tentang Penunjukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah yang memuat ketentuan Pidana; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 1 Tahun 1988 tentang Kebersihan, Keindahan dan Ketertiban di Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang.
DENGAN PERSETUJUAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TENTANG PERUBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 1978 TENTANG PEMBERIAN IJIN USAHA DAN RETRIBUSI PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI, HULLER DAN PENYOSOHAN BERAS DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG Pasal I Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 6 Tahun 1978 tentang Pemberian Ijin Usaha dan Retribusi Perusahaan Penggilingan Padi, Huller dan Penyosohan Beras di Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang yang disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Surat Keputusan tanggal 24 Juli 1978 Nomor : 762/PE.440-HUK/SK/1978 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 10 Tahun 1978 tanggal 21 Agustus 1978 Seri B diubah sebagai berikut: A. BAB II, TATA CARA PERUBAHAN DAN PEMBERIAN IJIN USAHA, Pasal 2 yang berbunyi: Pasal 2 (1) setiap pengusaha baik perorangan maupun Badan Hukum diwajibkan mengajukan permohonan tertulis dalam rangkap 5 (lima) di atas formulir yang disediakan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Sumedang bermaterai Rp. 25,- dengan dilegalisir oleh Kepala Desa dan Camat setempat.
Pasal 3 (1) Kepala Sub Dit Perekonomian Daerah Tingkat II Sumedang wajib memberikan penjelasan tentang Tata Cara Pengisian Formulis Permohonan Ijin dan Lampiranlampirannya pada Pemohon. (2) Dalam memberikan Ijin Usaha, Bupati Kepala Daerah wajib memperhatikan dahulu Pertimbangan tertulis dari Kepala Jawatan Pertanian Rakyat Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. Diubah dan harus dibaca: Pasal 2 (1a) Setiap Perusahaan baik perorangan maupun Badan Hukum wajib memiliki Surat Ijin dari Bupati Kepala Daerah. (1b)Untuk memperoleh Surat Ijin sebagaimana dimaksud ayat (1a) pasal ini Perusahaan yang bersangkutan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bupati Kepala Daerah dalam rangkap 5 (lima) dengan mengisi formulir yang disediakan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang bermaterai Rp. 500,- dengan dilegalisasi oleh Kepala Desa dan Camat setempat. Pasal 3 (1) Kepala Bagian Perekomian pada Setwilda Tingkat II Sumedang memberikan penjelasan tentang Tata Cara Pengisian Formulir Ijin dan Lampiran-lampirannya kepada Pemohon. (2) Dalam memberikan Ijin Usaha, Bupati memperhatikan dahulu pertimbangan tertulis dari Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. B. BAB V, BIAYA ADMINISTRASI DAN RETRIBUSI, Pasal 6 dan Pasal 7 yang berbunyi: Pasal 6 Untuk menyelesaikan Pemberian Surat Ijin Usaha kepada Pengusaha dipungut Biaya Administrasi yang besarnya berdasarkan Ketentuan Menteri Pertanian sebagai berikut:
a. Perusahaan Penggilingan Padi Rp 1.000,- b. Perusahaan Huller Rp 500,- c. Perusahaan Penyosohan Beras Rp 500,- Pasal 7 Setiap Perusahaan dikenakan Retribusi untuk 1 (satu) Tahun yang besarnya berdasarkan ketentuan dari Menteri Pertanian sebagai berikut: a. Perusahaan Penggilingan Padi Rp 200,- b. Perusahaan Huller Rp 100,- c. Perusahaan Penyosohan Beras Rp 100,- Diubah dan dibaca: Pasal 6 Untuk menyelesaikan Pemberian Surat Ijin Usaha kepada Pengusaha dipungut Biaya Administrasi yang besarnya berdasarkan Ketentuan Menteri Pertanian sebagai berikut: a. Perusahaan Penggilingan Padi Rp 10.000,- b. Perusahaan Huller Rp 5.000,- c. Perusahaan Penyosohan Beras Rp 5.000,- Pasal 7 Setiap Perusahaan dikenakan Retribusi untuk 1 (satu) Tahun yang besarnya berdasarkan ketentuan dari Menteri Pertanian sebagai berikut: a. Perusahaan Penggilingan Padi Rp 1.000,- tiap daya kuda b. Perusahaan Huller Rp 500,- tiap daya kuda c. Perusahaan Penyosohan Beras Rp 500,- tiap daya kuda C. BAB IV, BATAS WAKTU DAN SANKSI, Pasal 8 ayat (4) yang semula berbunyi: (4) Pelanggaran atas Ketentuan Peraturan Daerah ini akan dituntut berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Diubah dan dibaca:
Pasal 8 (1) Barang siapa melanggar ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1a), pasal 6 dan pasal 7 Peraturan Daerah ini diancam dengan hukuman kurungan selama-selamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah). (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran. (3) Penyidikan terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini dilaksanakan oleh Penyidik Umum atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (4) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini berwenang: a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya; i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Sumedang, 15 Juli 1992 DEWAN PERWAKILAN DAERAH BUPATI KEPALA DAERAH TK. II DAERAH KABUPATEN DAERAH SUMEDANG, TINGKAT II SUMEDANG Ketua, Cap Ttd. Cap Ttd. OMO RACHMAT Drs. H. SUTARDJA Peraturan Daerah ini disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Surat Keputusan Nomor : 188.342/SK.603-HUK/1993 tanggal 15 April 1993. GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT, Cap Ttd. H.R. MOH. YOGIE S.M. Peraturan Daerah diundangkan dalam Lembaran Daerah Kebupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor : 3 Tahun 1993 Seri C.2. SEKRETARIS WILAYAH / DAERAH Drs. H. Y I T N O Pembina Tk. I NIP. 010 043 052
PENJELASAN : ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TENTANG PERBAHAN PERTAMA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TENTANG PEMBERIAN IJIN USAHA DAN RETRIBUSI PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI, HULLER DAN PENYOSOHAN BERAS DI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG PENJELASAN UMUM : Terhadap Peraturan Daerah ini diadakan perubahan mengingat materi yang terkandung dalam Peraturan Daerah tersebut tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Adapun yang diubah yaitu: - Sebutan nomenklatur - Tarif Retribusi - Perubahan materi penerapan sanksi disesuaikan dengan ketentuan yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 yaitu Penyidik Pegawai Negeri Sipil. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL : Pasal I : Pasal 6 Penggilingan Padi : Setiap alat yang dipergunakan dengan tenaga mesin dan digunakan untuk mengolah padi/gabah menjadi beras. Huller : Setiap alat yang digerakkan dengan mesin, digunakan untuk mengolah padi/gabah menjadi beras pecah kulit. Penyosohan Beras : Setiap alat yang digunakan dengan tenaga mesin dan digunakan untuk menyosoh beras pecah kulit menjadi beras sosoh. Pasal II : Cukup jelas.