RINGKASAN EKSEKUTIF. Penelitian Strategi Implementasi Program Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. Gorontalo sesuai dengan tuntutan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dan

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. sensitif menghadapi era globalisasi. Oleh karena itu, pendidikan memiliki

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

multiplier effect bagi indikator lainnya. Misalnya pencapaian kinerja yang cukup tinggi

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011

I. PENDAHULUAN. dibagi-baginya penyelenggaraan kekuasaan tersebut, agar kekuasaan tidak

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 02 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2009 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR: 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebabnya adalah faktor ekonomi keluarga. tanpa dukungan dana yang cukup. Menurut Peraturan Pemerintah No 48, tahun

RINGKASAN RENSTRA SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG PERIODE

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Prinsip-Prinsip Penganggaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

V. KESIMPULAN DAN SARAN. implementasi kebijakan RSBI di Propinsi DKI Jakarta. Berdasarkan penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menghasilkan suatu kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.

Sumba Barat. Demikian halnya dalam konteks pembangunan di Kabupaten Sumba Barat, Master Plan ini juga telah disinergikan dengan rancangan RPJMD 2010

SOSIALISASI PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

Program merupakan kumpulan kegiatan-kegiatan yang sistematis dan

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. maka Pemerintah Kota Metro sejak tahun 2010 telah mencanangkan Program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 07 TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Bab II Perencanaan Kinerja

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Bahan Diskusi SIMULASI PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA SKPD BERBASIS KINERJA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2009

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

PERATURAN DAERAH NO. 07 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TkikP Teknik Penyusunan LKPJ 2011 Evaluasi Terhadap Hasil RKPD 2011

Renja Kecamatan Pusomaen 2017 KATA PENGANTAR.

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI PONOROGO PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BAB V ANALISIS APBD. LP2KD Prov. Kaltara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

Jumlah (Rp) Bertambah/(berkurang) DASAR HUKUM. sebelum perubahan. setelah perubahan. (Rp)

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 18 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memenuhi amanat Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

[A.1] PENYUSUNAN KUA DAN PPAS. 1. Berdasarkan Peraturan Gubernur tentang RKPD dan Peraturan Menteri Dalam

GAMBARAN UMUM BOS KETERKAITAN DENGAN RNCANA KERJA & ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

docking kapal perikanan; (2) mengkaji kelayakan finansial di bidang usaha pelayanan jasa docking kapal perikanan sebagai bagian upaya dalam

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Laporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010

1. Pelaksanaan Kegiatan Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Se Kalimantan Utara Tahun 2017 tanggal 08 Mei 2017 di Kota Tarakan

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

V. RANCANGAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proposional. Pemberian kewenangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR : 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KATINGAN TAHUN

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. DR.Ir. SUDIRMAN HABIBIE, M.Sc

PEMERINTAH KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, agar kelak nantinya berguna bagi dirinya dan masyarakat umumnya. Pendidikan

Transkripsi:

RINGKASAN EKSEKUTIF Penelitian Strategi Implementasi Program Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi (BALIHRISTI) Provinsi Gorontalo 2 0 1 2 1

INTISARI Penelitian ini berjudul Strategi Implementasi Program Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi Provinsi Gorontalo pada tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui bagaimanakah persepsi masyarakat tentang Program Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo; (2) Untuk mengetahui bagaimanakah Skenario Pembiayaan Program Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo; (3) Untuk mengetahui apakah Landasan Hukum yang mendukung pelaksanaan Program Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo; dan (4) Untuk mengetahui bagaimanakah strategi implementasi pendidikan gratis di Provinsi Gorontalo. Penelitian ini menggunakan disain metode campuran dengan alat analisis berupa analisis taksonomi, analisis komponensial, analisis burden sharing, analisis biaya satuan pendidikan, analisis konten dan analisis SWOT. Hasil penelitian diperoleh temuan sebagai berikut : (1) persepsi masyarakat tentang pengertian pendidikan gratis masih beragam yaitu ada yang memahami pendidikan gratis adalah pembiayaan penuh seluruh komponen biaya pendidikan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo; ada yang memahami pendidikan gratis adalah pembiayaan terbatas oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo terhadap biaya pungutan oleh sekolah terhadap orang tua siswa; dan ada yang memahami pendidikan gratis adalah program pendidikan untuk orang miskin. (2) Dari aspek pembiayaan, skenario pembiayaan yang rasional untuk diimplementasikan adalah pembiayaan terbatas oleh Pemerintah Daerah terhadap biaya pungutan oleh sekolah terhadap orang tua siswa, karena pada skenario ini Pemerintah Provinsi Gorontalo memiliki kemampuan anggaran untuk mengimplementasikan program ini, hanya membutuhkan anggaran sebesar Rp Rp 71.970.998.700, di mana sesuai pagu indikatif Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo untuk tahun 2013 adalah Rp 88.000.000.000. (3) Dari aspek hukum, Peraturan Gubernur Nomor 9A tahun 2012 dianggap tidak memadai lagi untuk menjadi landasan hukum Program Pendidikan Gratis, karena masih lemah dalam hal konten dan legitimasi hukumnya. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi Gorontalo perlu menerbitkan Peraturan Daerah tentang Program Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo. (4) Berdasarkan analisis SWOT ditemukan bahwa total nilai atau skor dari posisi Faktor Strategis Internal (IFAS) Implementasi Program Pendidikan Gratis adalah 3.01. Ini artinya secara internal Program Pendidikan Gratis memiliki posisi yang kuat. Dengan kata lain, implementasi program pendidikan gratis ini dapat dilaksanakan. *Kata Kunci : Strategi, Implementasi, Pendidikan Gratis 2

RINGKASAN EKSEKUTIF Pendidikan adalah faktor penentu kemajuan dan kemakmuran bangsa pada masa depan. Jika kita sebagai bangsa, berhasil membangun dasar-dasar pendidikan nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Dalam konteks ini pendidikan menjadi salah satu bentuk investasi modal manusia (human investment) yang akan menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa dan pada gilirannya akan membawa bangsa tersebut mencapai kemajuan dan kemakmuran. Dalam konteks otonomi daerah kebijakan pendidikan diarahkan pada pola desentralisasi, di mana urusan pemerintah yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan. Terkait dengan otonomi daerah tersebut, pemerintah Provinsi Gorontalo dibawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru yaitu Drs. Rusli Habibie, M.AP dan Dr. Idris Rahim, MM menggagas kebijakan Pendidikan Gratis. Kebijakan ini sesungguhnya sebagai upaya mendukung program pemerintah dibidang pendidikan dan sekaligus sebagai pengejawantahan salah satu program unggulan Provinsi Gorontalo yaitu peningkatan sumberdaya manusia yang diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam mendukung suksesnya pembangunan ekonomi di Provinsi Gorontalo. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (DIKPORA) Provinsi Gorontalo sebagai institusi teknis yang bertanggung jawab untuk 3

mengimplementasikan program dan kebijakan ini dalam pelaksanaannya menggunakan istilah Program Pendidikan untuk Rakyat atau disingkat dengan nama PRODIRA. Adapun tujuan dari program ini adalah : 1) Meningkatkan angka partisipasi pendidikan masyarakat pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah; 2) Meningkatkan layanan pada semua jenjang pendidikan untuk terwujudnya kualitas dan relevansi pendidikan; 3) Membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/MA/SMK Negeri/Swasta terhadap biaya operasional satuan pendidikan, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI). Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah program ini berjalan secara efektif dan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat? Pertanyaan inilah yang kemudian menjadi alasan kami tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Strategi Implementasi Program Pendidikan Gratis Di Provinsi Gorontalo. Dalam penelitian ini permasalahan yang kami angkat adalah : (1) Bagaimanakah persepsi masyarakat tentang Program Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo?; (2) Bagaimanakah Skenario Pembiayaan Program Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo?; (3) Apakah Landasan Hukum yang mendukung pelaksanaan Program Pendidikan Gratis di Provinsi Gorontalo?; dan (4) Bagaimanakah strategi implementasi pendidikan gratis di Provinsi Gorontalo. Guna menjawab 4 (empat) permasalahan yang dikemukakan di atas, maka disain penelitian yang kami gunakan adalah metode 4

campuran (mix methods). Sedangkan Strategi yang digunakan adalah Metode Campuran Konkuren yaitu menggabungkan data kualitatif dan kuantitatif pada satu waktu, kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi dalam interpretasi hasil keseluruhan. (Lihat Creswell, 2009). Di mana untuk memperoleh data yang sesuai dengan disain penelitian ini, kami menggunakan alat pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan survey. Sedangkan untuk menganalisis data, dalam penelitian ini digunakan metode taksonomi, komponensial, analisis burden sharing, analisis biaya satuan pendidikan, dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data ditemukan bahwa : 1. Persepsi masyarakat tentang pengertian pendidikan gratis masih beragam yaitu ada yang memahami pendidikan gratis adalah pembiayaan penuh oleh pemerintah terhadap seluruh komponen biaya pendidikan; ada yang memahami pendidikan gratis adalah pembiayaan terbatas oleh pemerintah, yaitu hanya bebas biaya pungutan yang dilakukan oleh sekolah pada siswa / orang tua siswa; dan ada yang memahami pendidikan gratis adalah program pendidikan untuk orang miskin. Beragamnya persepsi masyarakat tentang pengertian pendidikan gratis ini dapat dimaklumi, karena sumber informasi tentang program pendidikan gratis yang diperoleh masyarakat juga beragam. Di mana yang lebih dominan adalah informasi dari media (Koran, radio dan televisi), dan hanya sedikit yang memperoleh informasi dari sosialisasi langsung oleh pemerintah (penjelasan teknis dari Dinas Pendidikan, baik tingkat Provinsi 5

maupun Kabupaten). Padahal informasi yang lebih valid dan utuh seharusnya berasal dari sosialisasi pemerintah dan bukan hanya diserahkan kepada komite sekolah atau melalui media saja. 2. Dalam kaitannya dengan masalah pembiayaan pendidikan, konsep pendidikan gratis dalam pengertian pembiayaan terbatas atau bebas pungutan biaya pendidikan adalah konsep yang paling rasional dan dapat diimplementasikan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo. Alasannya sederhanya yaitu setelah dilakukan analisis burden sharing, Pemerintah Provinsi Gorontalo hanya perlu menyediakan alokasi dana sebesar Rp 71.970.998.700 untuk pembiayaan pendidikan gratis. Di mana berdasarkan pagu indikatif, alokasi anggaran pendidikan pada APBD Provinsi Gorontalo tahun 2013 untuk Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo adalah sebesar Rp 88.000.000.000. Demikian pula ketika dilakukan analisis biaya satuan pendidikan melalui Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) sampel, maka biaya per siswa untuk SMU berkisar antara Rp 1.120.000 per tahun atau Rp 93.333 per bulan sampai dengan Rp 1.392.717 per tahun atau Rp 116.060 per bulan. Sedangkan biaya per siswa untuk SMK berkisar antara Rp 1.320.000 per tahun atau Rp 110.000 per bulan sampai dengan Rp 1.473.170 per tahun atau Rp 122.764 per bulan. Jadi jika dikaitkan dengan implementasi PRODIRA untuk tahun 2012 yaitu untuk SMU dan Madrasah Aliyah sebesar Rp 1.000.000 per tahun atau Rp 83.000 per bulan dan untuk SMK sebesar Rp 1.200.000 per 6

tahun atau Rp 100.000 per bulan, maka alokasi dananya sudah memadai dan masih sesuai dengan kebutuhan sekolah dan siswa. 3. Peraturan Gubernur No. 9A tahun 2012 tentang Pendidikan Gratis masih lemah dalam hal konten dan legitimasi hukumnya. Karena masih banyak hal-hal yang belum di atur dalam Peraturan Gubernur tersebut dan secara yuridis belum mendapat pengakuan dari masyarakat karena tidak melalui pembahasan secara bersama-sama dengan DPRD Provinsi Gorontalo sebagai representase masyarakat dalam pemerintahan daerah. 4. Setelah dilakukan analisis SWOT terhadap kondisi obyektif implementasi Program Pendidikan Gratis tahun 2012, ditemukan bahwa posisi faktor strategis internal (IFAS) penyelenggaraan Program Pendidikan Gratis skornya cukup baik yaitu dengan total nilai 3,01. Di mana dalam menghadapi dinamika lingkungan internal posisi perusahaan ataupun Daerah relatif kuat (Rangkuti, 1999), dalam artian bahwa dengan keadaan yang ada Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam mengimplementasikan Program Pendidikan Gratis dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengurangi atau mengantispasi kelemahan dalam mengimplementasikan program pendidikan gratis tersebut. Dari berbagai temuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari sisi pengertian dan pembiayaan, sesungguhnya Konsep Program Pendidikan Gratis dalam pengertian pembiayaan terbatas atau bebas biaya pungutan yang lebih tepat untuk diimplementasikan oleh 7

Pemerintah Provinsi Gorontalo. Untuk mendukung implementasi konsep Program Pendidikan Gratis dalam pengertian pembiayaan terbatas atau bebas biaya pungutan tersebut, maka beberapa alternatif strategi yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut : 1. Mendorong tumbuhnya komitmen bersama antar Kepala Daerah 6 Kabupaten/ Kota untuk mengkampanyekan Program Pendidikan Gratis di daerah masing-masing. 2. Membangun Kesepakatan bersama dalam pembiayaan Pendidikan Gratis melalui Sharing Anggaran Pemerintah Kab./ Kota. Kesepakatan ini harus dibarengi dengan pembagian peran pembiayaan maupun peran pengelolaan antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota. 3. Perlunya segera dirumuskan Peraturan Daerah yang mengatur Program Pendidikan Gratis 4. Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota perlu mengembangkan Program yang mewajibkan anak usia sekolah (6-12 tahun) untuk mengikuti program pendidikan gratis 5. Sosialisasi Pendidikan Gratis secara intensif oleh Dinas Terkait baik ditingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota melalui media sosialsasi berupa panplet, brosur, buletin dan juga melalui koran, radio dan televisi. Di mana dalam khusus untuk Brosur, Panplet dan Buletin tersebut berisi secara ringkas tentang latar belakang penyelenggaraan program pendidikan gratis, definisi dan pengertian tentang program pendidikan gratis, maksud dan tujuan 8

dilaksanakannya program pendidikan gratis, struktur organisasi pelaksana, kalender kegiatan program pendidikan gratis dan alokasi anggaran program pendidikan gratis. 6. Pengembangan Program pendidikan terjangkau dan bermutu oleh SKPD terkait yaitu Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo pada APBD Provinsi maupun Kabupaten/Kota tahun 2013. 7. Perlunya keterlibatan masyarakat dalam pengawasan program pendidikan gratis. 9