5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang Selatan dan129 o 30' Bujur Timur Kec. Tutmoru. Kab. Maluku Tengah, Propinsi Maluku (P. Nila) Ketinggian : + 781 m dml. Kota Terdekat : Ambon, Banda Neira Tipe Gunungapi : Strato dalam kaldera Pos Pengamatan : - PENDAHULUAN Cara Pencapaian
Pencapaian ke P. Nila dari Ambon atau Banda Neira dengan fasilitas angkutan umum hanya menggunakan kapal perintis. Frekuensi pelayaran ke pulau-pulau di Maluku Tengah dan Selatan sangat terbatas, lebih-lebih lagi pada waktu musim angin dari arah selatan atau tenggara. Sedangkan untuk mencapai kedua puncak gunungapi tersebut dapat dilakukan pendakian dari Wotai di pantai selatan tersebut. Demografi Daerah yang layak untuk dihuni di P. Nila pada umumnya hanya di tubuh gunungapi muda. Di tubuh gunungapi tua tidak ada dataran yang layak, pada umumnya telah tererosi kuat dan bertebing curam. Sebelum kegiatan gempa tahun 1968 desa Rumdai yang terdiri dari 4 kampung, Usliapan, Kuralele, Kokroman dan Ameth terletak di kaki gunungapi sebelah timur. Di pantai utara hanya ada kompleks Kantor Kecamatan Teon-Nila-Serua (TNS), yang bernama Tutmoru. Karena kegiatan gempa tersebut di sebelah utara deretan kampung di pantai timur itu terancam oleh kemungkinan letusan. Lk. 200 m. di utara desa Rumdai letusan-letusan freatik terjadi. Dengan adanya kekhawatiran letusan akan bergeser ke tempat pemukiman desa tersebut dipindahkan ke pantai utara dengan nama kampung yang sama dengan namanya semula. SEJARAH LETUSAN 1899 10 April, terjadi kenaikan kegiatan pada lapangan fumarola 1903 8 Desember, terjadi letusan uap air (freatik) di kawah utaranya 1932 13 Maret, terjadi letusan uap air di pantai selatan dekat Wotai. Pada 16 April terjadi peningkatan kegiatan di sepanjang celah yang memanjang dari puncak ke arah tenggara. Kejadian tersebut disertai gempabumi dan hujan abu selama 4 jam yang jatuh di Rumdai. 1968 Terjadi kegiatan gempa dari 24 April sampai 30 Juni. Goncangan kecil dirasakan tiap hari. Getaran gempa disertai suara gemuruh di dalam tanah. Goncangan yang paling kuat terjadi pada 3 dan 4 Mei. Gempa tersebut menyebabkan retakan tanah sepanjang lk. 500 m. yang melintasi kampung-kampung di Desa Rumdai, yaitu Ameth, Kokroman, Kuralele dan Usliapan. Pada 7 dan 10 Mei terjadi letusan freatik di 3 lokasi, berderet di sepanjang retakan. Terletak pada lokasi lk. 200 m. di utara Ds. Rumdai semburan lumpur setinggi lk 15 m. Juga tampak asap yang lebih tebal di lapangan solfatara puncak G. Lali. Pada 30 Mei goncangan kuat terjadi lagi disertai letusan freatik di daerah yang sama dengan 7 dan 10 Mei. Semburan lebih kukat dan lobang letusan bertambah. Sampai pertengahan Juni semburan masih berlangsung di 2 lokasi dengan tingginya mencapai 3-7 m. 1976 Terjadi letusan freatik di sepanjang pantai utara. Yang terbesar terjadi pada bulan Pebruari di dalam kompleks Kantor Kecamatan TNS. Tembusan solfatara di pantai.
Karakter Letusan : Dari data yang tersedia memperlihatkan karakter letusan freatik Periode Letusan : 8-30 tahun GEOLOGI G. Lawarkawra merupakan pulau gunung api berbentuk strato. Kawah yang masih aktif ditandai oleh kegiatan solfatara yang membuka ke arah selatan. Kerucut gunungapi tersebut dikelilingi oleh sisa tubuh gunungapi yang lebih tua. Beberapa puncak dan titik letusan berderet dari utara ke selatan membentuk suatu kelurusan termasuk Wulwakanosi (bahasa lokal : tanah putih) di lereng tenggara. Tempat tersebut merupakan lapangan solfatara yang telah padam, terdiri dari batuan andesit yang telah lapuk. GEOFISIKA Gaya Berat Letak pulau gunungapi Nila di laut yang luas dan merupakan daerah gempabumi tektonik yang cukup tinggi kegiatannya. Oleh karena itu, penduduk P. Nila selain terancam oleh letusan gunungapi, juga bahaya yang diakibatkan oleh gempabumi tektonik dan bencana susulannya, misalnya gelombang pasang atau tsunami. Khususnya di lereng yang curam dan endapan hasil letusannya belum kompak, tanah longsor dapat dipicu oleh gempabumi tektonik GEOKIMIA Analisis Batuan Secara umum jenis batuab daerah G. Lawarkawra (Nila) adalah andesit, analisa petrografi lebih menekankan ke andesit pyroxene. Analisa batuan secara major element belum dilakukan Analisa Air Loc. Hs Sf T ( o C) 42 94 ph 6.5 2.2
SiO 2 120 354 Ca 44 273 Mg 18 75 Na 29 145 K 7 39 Li 0.0 0.1 HCO 3 277 0 SO 4 5 6151 Cl 40 159 F 0.2 0.7 Fe 0 500 T silica 162 249 T NaKCa 193 210 18O - - 0.2 Kimia batuan Major dan frac element Conto 1 (%) Conto 2 (%) SiO 2 57.59 59.31 TiO 2 0.64 0.68 Al 2 O 3 18.38 18.29 FeO 3 7.03 5.90 MgO 3.23 7.22 CaO 7.50 3.16 Na 2 O 3.19 3.19 K 2 O 2.10 1.94 P 2 O 0.17 0.15 Total 100.00 99.75 Trace element dan Isotop dari lava G. Serawera K Rb Ca Ba Sr K/Rb K/Ce K/Ba Rb/Sr Sr/Sr CH-39 17.400 82.1 2.8 680 419 212 6.210 25.6 0.196 0.70761+7 CH-40 16.400 83.4 8.0 680 412 193 2.050 24.1 0.202 0.70764+9 CH-38 19.100 90.1 4.4 744 421 312 4.340 25.7 0.214 0.70763+7 CH-36 16.300 90.3 3.9 824 411 203 4.690 22.2 0.220 0.70768+7 CH-43 18.300 86.1 3.3 752 388 213 5.550 24.3 0.222 0.70770+7 MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Sistem Pemantauan Pengamatan secara tetap tidak dilakukan terhadap gunungapi di P. Nila, karena dianggap tidak ada tempat yang aman bila terjadi letusan magmatik. Pemeriksaan secara insidentil dilakukan oleh Petugas dari Pengamatan Banda Api di Banda Neira.
Apabila terjadi peningkatan bahaya gunungapi, gempabumi maupun tanah longsor, segala upaya penanggulangan ancaman yang diakibatkannya, dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah Setempat. DAERAH BAHAYA Bahaya yang mungkin terjadi akibat letusan G. Lawarkawra adalah luncuran awan panas, lontaran material pijar dan aliran lava. Bahaya lahar dapat melanda daerah yang dilewati sungai yang bersumber di lereng atas.dalam menghadapi letusan G. Lawarkawra, seluruh pulau dapat dianggap sangat berbahaya. Oleh karena itu pada tahun 1978 telah dicarikan lokasi pemukiman baru untuk seluruh penduduk kecamatan Teon-Nila-Serua di dekat kota Masohi, P. Seram, ibu kota Kabupaten Maluku tengah. Sehingga pulau-pulau wilayah teon, Nila dan Serua hanya digunakan sebagai tempat berusaha saja. Untuk menghadapi letusan yang tidak besar dapat ditentukan daerah bahaya sementara, yang dibedakan dalam 2 daerah bahaya, yaitu daerah Bahaya dan Daerah Waspada. Daerah Bahaya adalah daerah yang secara langsung akan terancam sebaran awan panas, aliran lava dan jatuhan material pijar dalam radius 3 km. Luas daerah bahaya tersebut lk. 38,7 km 2 Daerah Waspada bila letusan berkembang menjadi besar, daerah yang terancam menjadi wilayah dalam radius 5 km.
Peta Daerah Bahaya G. Lawarkawra
DAFTAR PUSTAKA Hadikusumo, D. dan Suparto Siswowidjojo, B.Sc., Juni 1968, Kegiatan Gunungapi di P. Nila, Maluku Tengah, Bulan April sampai dengan Juni 1968. Dt. Geologi. Kusumadinata, K., 1979, Data dasar gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi, Bandung, hal. 685-692. Siswidjojo, S. 1978, Kunjungan singkat ke P. Teon, P. Nila dan P. Serua. Direktorat Geologi. Siswidjojo, S. 1991. G. Lawarkawra, Berita Berkala Vulkanologi no. 191. Van Padang, Dr. M. Neumann, Catalogue of the Active Volcanoes of Indonesia, Part 1, The Hague, 1951, hal. 219-220.