I. PENDAHULUAN. hasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan pakan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. berasal dari hijauan dengan konsumsi segar per hari 10%-15% dari berat badan,

I. PENDAHULUAN. sehingga perlu dilakukan peningkatan kualitas, kuatitas, dan kontinyutasnya. maupun dalam bentuk kering (Susetyo, 1980).

I. PENDAHULUAN. dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena itu,

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. memenuhi kebutuhan pokok ternak, pertumbuhan dan perkembangan,

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. itu strategi dalam mengatasi hal tersebut perlu diupayakan. Namun demikian,

I. PENDAHULUAN. yang termasuk ke dalam kelompok legum merambat (cover crop). Legum pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan rumput Gajah mini Pennisetum

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang semakin bertambah menuntut tersedianya bahan

I. PENDAHULUAN. tinggi perlu didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinyu. Tetapi

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Rumput Raja Sumber: Dokumentasi Penelitian (2012)

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

TINJAUAN PUSTAKA Rumput Afrika (Pennisetum purpureum Schumach cv Afrika) Rumput yang sudah sangat popular di Indonesia saat ini mempunyai berbagai

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Terhadap Produksi Rumput Gajah Taiwan (Pennisetum Purpureum Schumach)

Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap. jantan. Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H I.

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Karakterisasi Kembang Telang (Clitoria ternatea). Kembang atau bunga telang (Clitoria ternatea) adalah tumbuhan

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

Pengaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Tanaman

PENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

LAJU PERTUMBUHAN DAN LAJU ASIMILASI BERSIH RUMPUT GAJAH DARI LETAK TUNAS STEK YANG BERBEDA DENGAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN SKRIPSI.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Serapan Hara

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pegaruh Perlakuan terhadap Produksi Hijauan (Bahan Segar)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi asli

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Fries Holland (Holstein Friesian) Pemberian Pakan Sapi Perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fabaceae, yang biasa disebut kembang telang (Zussiva et al., 2012). Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

pastura Vol. 5 No. 1 : ISSN : X

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

@BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nutrien tersebut memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman sayuran buah termasuk Famili

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

I. TINJAUAN PUSTAKA. Rumput gajah ( Pennisetum purpureum Schaum) berasal dari Afrika,

BAB I PENDAHULUAN. yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), Kebutuhan kacang tanah di Indonesia mencapai

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menghasilkan daging dengan cara penggemukan (Abidin, 2006). Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

PENANAMAN Untuk dapat meningkatkan produksi hijauan yang optimal dan berkualitas, maka perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman. Ada beberapa hal yan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting dalam peningkatan usaha peternakan adalah pakan. Kekurangan pakan, dapat menyebabkan rendahnya produksi ternak yang di hasilkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan pakan khususnya hijauan dari segi kualitas maupun kuantitas. Hijauan sangat diperlukan oleh ternak ruminansia, karena 74 90 % makanan yang dikonsumsi berasal dari hijauan baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk kering (Susetyo, 1980). Hijauan untuk pakan ternak dapat bersumber dari jenis rumput maupun kacang kacangan. Hijauan yang digunakan adalah rumput gajah. Rumput gajah ( Pennisetum purpureum) merupakan tanaman tahunan ( perennial) yang dapat tumbuh pada berbagai macam jenis tanah yang ada di Indonesia. Tanaman ini dikenal memiliki produksi tinggi. Produksi rumput gajah hijauan segar berkisar 500 800 ton/ha/tahun (Suyitman et al., 2003). Namun tanaman ini memiliki kelemahan yaitu kandungan nutrisi dan mineral yang rendah, serta rakus terhadap unsur hara. Kandungan nilai nutrisi rumput gajah yang relatif rendah disebabkan karena tanaman ini menggandung serat yang tinggi dan protein yang rendah. Serat yang tinggi disebabkan oleh komponen utama rumput gajah adalah bagian batang, sedangkan kandungan mineral rumput gajah relatif rendah dibandingkan kebutuhan mineral ternak. Menurut Suyitman et al., (2003) kandungan mineral rumput gajah Ca 2,4 3,1 g/kg BK, P 3,7 3,9 g/kg BK. Sementara kebutuhan 1

mineral untuk ternak ruminansia adalah 1,8 8,2 g/kg BK (Ca), 1,8 4,8 g/kg BK (P) dan 1,0 2,0 g/kg BK (Mg) (McDowell and Valle, 2000). Upaya untuk meningkatkan kandungan nutrisi dan kandungan mineral rumput gajah yaitu dapat dilakukan dengan menanam secara campuran antara rumput dan legum. Peranan legum dapat mengikat nitrogen bebas di udara sehingga berkontribusi dalam menjaga kesuburan tanah. Legum yang digunakan adalah Indigofera zollingeriana. Kandungan protein kasar dan mineral yang tinggi menjadikan tanaman ini berpotensi sebagai sumber protein pengganti konsentrat disamping juga sebagai sumber mineral. Studi yang dilakukan oleh Hassen et al., (2007) mendapatkan bahwa Indigofera dapat memenuhi Ca, Mg, Zn dan Mn ternak ruminansia, tetapi penting untuk mensuplementasi P dan Cu dari sumber lainnya untuk memenuhi kebutuhan mineral ternak ruminansia. Disamping kandungan nutrisi dan mineral rumput gajah yang rendah kelemahan rumput gajah lainnya yaitu rakus terhadap unsur hara sehingga untuk memenuhi kebutuhan unsur hara rumput gajah maka perlu dilakukan pengolahan tanah. Untuk pengolahan tanah yang optimal maka perlu diadakan pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk mencapai produksi yang optimal dan kandungan mineral yang cukup. Oleh sebab itu rumput gajah perlu diberi pupuk Nitrogen. Nitrogen merupakan unsur hara utama yang dibutuhkan seluruh tanaman untuk pertumbuhan dan produksi yang optimum. Ketidakcukupan dan kekurangannya akan menyebabkan terhentinya pertumbuhan dan menunjukkan gejala defisiensi unsur hara (Ipin moroti et al., 2008). Pupuk N mampu membantu meningkatkan kualitas hijauan karena pupuk N berfungsi sebagai regulator penyerapan unsur 2

hara tanah sedangkan pemberian pupuk N terhadap legum Indigofera perlu diperhitungkan. Untuk mencapai kandungan nutrisi, kandungan mineral dan kebutuhan terhadap unsur hara yang cukup pada rumput gajah dan tidak mempengaruhi legum Indigofera maka pemberian pupuk N perlu diperhitungkan. Oleh sebab itu lahan perlu diperkaya dengan penggunaan mikoriza. Mikoriza yang digunakan jenis Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA). CMA dapat merangsang perakaran dalam tanah. Asosiasi hifa-hifa CMA dengan akar mampu menyerap unsur hara tanah lebih banyak sehingga penggunaan pupuk dapat dikurangi. Rumput gajah dan Indigofera yang ditanam dengan sistem campuran dapat meningkatkan nilai nutrisi tanaman dan diharapkan dapat meningkatkan kandungan mineralnya. Kandungan mineral tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu musim dan kandungan unsur hara yang ada dalam tanah. Pada musim kemarau tanah sangat miskin akan unsur hara. Kandungan hara yang terdapat dalam tanah yang terpenting bagi tanaman tetapi ketersediaannya terbatas dalam tanah adalah N, P dan K (Arbi dan Hitam, 1983). Umumnya tanaman yang kekurangan suatu hara akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu yang spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan. Oleh sebab itu perlu diberikan pupuk Nitrogen dengan dosis yang cukup pada tanaman karena tanaman yang mempunyai ketersediaan nitrogen yang cukup akan tumbuh dengan cepat dan menghasilkan sejumlah sukulen, bagian tanaman yang hijau (Eckert, 2009). Pengaruh penggunaan pupuk N terhadap kandungan nutrisi yaitu dapat meningkatkan kandungan protein tanaman, sedangkan pengaruh penggunaan 3

pupuk N terhadap kandungan mineral diharapkan dapat pula meningkat. Fungsi pupuk N terhadap tanaman yaitu untuk memperbaiki kualitas tanaman dan sebagai regulator dalam mengatur derajat penyerapan K, P dan unsur lainnya (Hardjowigeno, 1995). Kandungan mineral harus tersedia dalam jumlah yang cukup dalam tanaman karena tubuh hewan tidak dapat membuat mineral sendiri. Mineral mempunyai peranan penting dalam tubuh ternak. Oleh sebab itu mineral sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup ternak karena itu kandungan mineral dalam hijauan makanan ternak perlu dipertimbangkan. Fungsi beberapa mineral yaitu kalsium (Ca) sebagai pembentukan tulang dan gigi, fosfor (P) sebagai pembentukan tulang dan gigi, pelepasan energi tubuh, magnesium (Mg) sebagai aktivator enzim, bagian dari jaringan kerangka dan kalium (K) se bagai penjaga keseimbangan elektrolit, aktivator enzim, fungsi urat daging (Anggorodi, 1994). Berdasarkan hal diatas dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk N terhadap kandungan mineral makro. Untuk itu telah dilakukan penelitian yang berjudul Kandungan Mineral Makro (Ca, P, Mg dan K) Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) cv. Taiwan dan legum Indigofera yang ditanam dengan sistem campuran pada lahan mikoriza dengan dosis pupuk Nitrogen berbeda. 1.2 Rumusan Masalah Dosis pupuk N yang terlalu tinggi akan menghambat perkembangan akar tanaman Indigofera, dan jika terlalu rendah tanaman akan kekurangan unsur hara. 4

Oleh karena itu pemberian dosis pupuk N harus didesain tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah untuk mendorong pertumbuhan tanaman secara optimal. Penghematan penggunaan pupuk N diduga berpengaruh terhadap produksi dan kualitas hijauan. Salah satu pengaruhnya yaitu terhadap kandungan mineral makro pada hijauan. Kandungan mineral makro yang rendah pada hijauan akan menyebabkan defisiensi terhadap ternak yang mengkonsumsi hijauan tersebut. 1.3 Tujuan Penelitian Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan pupuk N dengan dosis berbeda terhadap kandungan mineral makro (Ca, P, Mg, dan K) Rumput Gajah dan Indigofera yang ditanam dengan sistem campuran pada lahan mikoriza. 1.4 Manfaat Penelitian Peternak dapat mengetahui dosis pupuk N yang optimal pada penanaman rumput gajah yang diintegrasikan dengan Indigofera sehingga menghasilkan produksi dan kualitas hijauan yang optimal. Sehingga kandungan mineral pada hijauan makanan ternak dapat terpenuhi. Dengan mengurangi dosis pupuk N dapat mengurangi biaya produksi dan dapat menjaga kesuburan tanah. 1.5 Hipotesis Penelitian Penggunaan pupuk N dapat dikurangi menjadi 25 50 % pada penanaman rumput gajah dan legum Indigofera yang ditanam secara campuran tanpa berpengaruh terhadap kandungan mineralnya. 5