BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin berkembang pesat dengan adanya sarana media pendidikan dan hiburan yang lebih banyak menggunakan media elektronik, membuat minat baca masyarakat terutama anak anak berkurang untuk membaca buku yang berisi tentang pengetahuan maupun buku yang berisi tentang hiburan. Salah satunya adalah dongeng, semula hanya dapat dinikmati dalam bentuk cerita dengan buku atau cerita dari orangtua kepada anaknya. Sekarang dongeng dapat dilihat pada layar televisi dan sebuah kaset VCD, CD yang lebih menarik. Dongeng berkisah tentang cerita khayalan atau tidak terjadi secara nyata, tetapi pada setiap dongeng memiliki pesan moral yang bisa digunakan sebagai sarana pembelajaran moral untuk anak- anak. Pada dasarnya, dongeng adalah salah satu media hiburan bagi anakanak, tak lepas dari peran orangtua dalam perkembangan anak dituntut untuk senantiasa bisa memiliki wawasan yang kreatif, edukatif dan imajinatif, dalam memilih dongeng untuk anak-anak. Misalnya dongeng yang menceritakan tentang kepahlawanan seperti Mahabarata, Ramayana dan cerita tentang kebudayaan seperti terjadinya kota Majapahit. Sajian dongeng bisa menjadi sebuah hiburan yang bermanfaat ganda bagi anak- anak, yaitu memberikan hiburan dan petuah di dalamnya. 1
Secara garis besar dongeng bermanfaat bagi perkembangan psikologi anak. Dari dongeng, anak-anak dapat memvisualisasikan latar, tokoh dan keseluruhan situasi yang terjadi dalam sebuah dongeng, sehingga daya kreativitasnya dalam berimajinasi akan senantiasa dipicu. Dengan kata lain dongeng bisa mengasah daya pikir dan imajinasi anak. Melalui dongeng anakanak akan lebih cepat meresapi pesan moral yang ada di dalam dongeng tersebut. Dengan kata lain dongeng memudahkan peranan orang tua dan guru untuk menanamkan pesan moral positif untuk anak pada usia dini. Kemasan cerita dongeng yang dibuat menarik tak hanya diminati oleh kalangan anakanak tetapi juga orang dewasa akan tertarik untuk menikmati dongeng. Dongeng pada jaman dahulu hanya diceritakan secara lisan dan dibaca oleh guru atau orangtua. Dengan mengikuti perkembangann teknologi dongeng mulai dibuat dalam bentuk kepingan VCD, CD, dan diputar pada layar lebar. Selain itu dongeng juga dapat disajikan dalam betuk drama. Untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta belum pernah terdapat dongeng yang disajikan dalam bentuk drama, yang menggunakan keahlian dari para pemain teater untuk memerankan setiap tokoh yang ada pada dongeng tersebut. Dongeng yang dikemas dalam pertunjukan drama selain membutuhkan keahlian para pemain teater juga memerlukan penataan kostum, penataan rambut dan rias wajah yang sesuai dengan tokoh yang diperankan. Proyek akhir Program Study Tata Rias dan Kecantikan tahun 2009 akan membuat sebuah pagelaran drama dengan cerita yang berasal dari belahan dunia. 2
Fairy tales of fantasy diangkat sebagai tema Proyek Tugas Akhir Pogram Pendidikan D3 Tata Rias Dan Kecantikan dengan maksud agar penyajian Proyek Akhir tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya yang lebih banyak mengangkat dongeng dari dalam Negeri. Hal tersebut akan lebih menambah tantangan bagi mahasiswa agar dalam penggarapan pagelaran Fairy Tales of Fantasy lebih sungguh- sungguh agar para penikmat pagelaran tidak kecewa. Pagelaran Fairy Tales Of Fantasy yang berarti dongeng dari negeri fantasi adalah dongeng khayalan yang tidak terjadi pada dunia nyata. Fairy Tales Of Fantasy menceritakan tentang tujuh macam dongeng dari belahan dunia seperti Cinderella, Snow White, Rapunzel, Slepping Beauty, Beauty and The Beast, Swan Lake dan Alladin. Dari ke tujuh dongeng tersebut dirangkum menjadi satu dan disajikan dalam pagelaran Fairy Tales of Fantasy dengan sedikit perubahan alur cerita tetapi tetap tidak meninggalkan versi aslinya. Tujuan dari pagelaran Fairy Tales of Fantasy adalah untuk menumbuhakan minat masyarakat akan cerita dongeng yang disajikan dalam bentuk yang berbeda yaitu cerita dongeng dalam kemasan yang lebih menarik, dengan penampilan tata rias wajah, tata rambut, kostum yang berbeda dari versi cerita aslinya lebih moderen dan mengikuti jaman. Salah satu cerita yang akan penulis angkat dalam Fairy Tales of Fantasy adalah Swan Lake. Cerita Swan Lake yang berasal dari Jerman, berkisah tentang seorang gadis bernama Odette. Ia hanya seorang gadis desa yang mempunyai Ayah seorang pembuat kue. Ia mempuyai seorang adik perempuan, setiap hari 3
Odette membantu sang Ayah membuat kue. Pada suatu hari odette yang tidak sengaja mengikuti sebuah kuda unicorn masuk ke dalam hutan. Di dalam hutan tersebut terdapat sebuah batu kristal yang tertancap pada sebuah pohon. Tanpa sengaja Odette mampu mencabut kristal ajaib. Penyihir jahat Von Rothbart mengetahui bahwa odette mampu mencabut batu kristal tersebut. Karena rasa takut dari Von Rothbart, ia pun berusaha untuk memusnahkan Odette dengan menyihir Odette menjadi seekor angsa Kekuatan dari Kristal ajaib melindungi Odette dari kekuatan jahat Von Rothbart. Odette hanya bisa berwujud manusia antara tengah malam sampai fajar. Kutukan ini hanya bisa berakhir kalau ada seorang laki-laki yang mau mengikrarkan janji cinta sejati abadi. Inilah kisah dimana pengkhianatan dan kekuatan jahat pada akhirnya ditaklukkan oleh nilai-nilai cinta dan maaf. Tokoh Odette yang menjadi tokoh utama dalam dongeng Swan Lake memiliki karakter lincah, penyayang, pemaaf, cerdas dan tidak mudah putus asa. Odette berasal dari rakyat jelata yang tinggal disebuah desa yang berlatar belakang kerajaan Jerman bersama ayah dan adik perempuannya. Ia sangat menyayangi ayah dan adik perempuannya. Penampilan Odette yang sederhana menggunakan gaun panjang dan tatanan rambut lurus berwarna pirang yang tergerai dengan riasan wajah yang minimalis tetap membuat ia terlihat cantik dan anggun. pengaplikasian tata rias fantasi, penataan rambut dan kostum digunakan pada tokoh odette guna mendukung peran odette sebagai jelmaan seekor angsa dan juga menampilkan tokoh Odette yang lebih menarik dan tidak monoton seperti versi aslinya. Pada pagelaran Fairy Tales of Fantasy 4
tokoh Odette akan dirubah menjadi lebih menarik. Menggunakan tata rias fantasi, penataan rambut fantasi, kostum fantasi dan pengaplikasian body painting. Hal tersebut bertujuan agar karakter tokoh Odette sesuai dengan tema Fairy Tales of Fantasy. Selain tata rias wajah, rambut dan kostum perlu juga memperhatikan tata panggung dan lighting yang akan digunakan dalam pagelaran Fairy Tales of Fantasy. Tata lighting berguna untuk menentukan warna riasan wajah yang akan digunakan pada saat diatas panggung. Tata lighting sangat mempengaruhi pemunculan karakter tokoh pada saat di atas panggung. Penggunaan tata lighting atau pengaplikasian warna riasan yang salah dapat mengakibatkan karakter tokoh sama sekali tidak muncul atau raut muka terlihat datar atau polos dilihat dari arah penonton. Jenis panggung yang akan digunakan adalah panggung proscenium, biasa disebut juga bingkai panggung. Karena penonton menyaksikan aksi aktor/ aktris melalui sebuah bingkai atau lengkung proscenium. Jenis panggung ini membuat aktor/ aktris lebih nyaman dalam melakoni peran masing- masing karena pada panggung dipasang layar/ atau gorden untuk memisahkan wilayah akting dan penonton. Begitu pula bagi penonton akan merasa nyaman karena penonton menyaksikan pertunjukan dari arah depan. Tata lighting erat hubungannya dengan tata panggung. Permainan warna- warna lampu akan semakin menghidupkan suasana di atas penggung. Berbagai macam pilihan lampu harus sesuai dan tepat guna. Dari penjelasan tokoh Odette di atas yang akan dipertunjukan pada Pagelaran Fairy Tales of Fantasy 17 maret 2012 bertempat di Taman Budaya 5
Yogyakarta (TBY). Akan menampilkan tokoh Odette dalam cerita Swan Lake dengan pengembangan tata rias wajah fantasi, penataan rambut, penataan kostum, body painting yang disesuaikan dengan karakter tokoh odette yang dikemas dalam pagelaran Fairy Tales Of Fantasy. B. Identifikasi Masalah 1. Kurangnya minat masyarakat terutama anak anak untuk membaca buku yang berisi tentang pengetahuan maupun berisi tentang hiburan. 2. Sebuah dongeng dapat digunakan untuk sarana pendidikan moral bagi anak- anak. 3. Dongeng Swan Lake belum pernah dipagelarkan dalam bentuk pertunjukan drama terutama untuk Daerah Istimewa Yogyakarta. 4. Tata rias wajah pada tokoh Odette masih sederhana. 5. Penataan rambut pada tokoh Odette masih cenderung sederhana sehingga perlu dikembangkan menjadi penataan rambut yang modern dan tidak mempersulit gerak/akting tokoh Odette. 6. Kostum pada tokoh Odette yang masih sederhana, sehingga perlu dikembangkan menjadi penataan kostum fantasi. 7. Penggunaan tata lighting harus disesuaikan dengan rias wajah agar mendukung karakter tokoh Odette saat berada di atas panggung. C. Batasan Masalah Sehubungan dengan luasnya permasalahan sebagaimana di identifikasikan di atas serta untuk memperoleh gambaran dan informasi yang akurat, maka Proyek Akhir ini dibatasi hanya pada Cerita Swan Lake, dengan 6
pengembangan rancangan rias wajah, penataan rambut, penataan kostum, body painting pada tokoh Odette dalam pagelaran Fairy Tales of Fantasy. Serta dapat menerapkan rancangan rias wajah, penataan rambut, penataan kostum pada tokoh Odette dalam pagelaran Fairy Tales of Fantasy. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana merancang tata rias wajah fantasi, penataan rambut, body painting dan kostum tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pergelaran Fairy Tales Of Fantasy? 2. Bagaimana menerapkan tata rias wajah fantasi, penataan rambut, body painting dan kostum pada tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pergelaran Fairy Tales Of Fantasy? 3. Bagaimana menampilkan tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pergelaran Fairy Tales of Fantasy? E. Tujuan Pagelaran Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan rancangan tata rias wajah fantasi, penataan rambut, body painting dan kostum pada tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pergelaran Fairy Tales Of Fantasy. 7
2. Menerapkan tata rias wajah fantasi, penataan rambut, body painting pada tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pergelaran Fairy Tales Of Fantasy 3. Menampilkan tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pergelaran Fairy Tales Of Fantasy F. Manfaat Pagelaran 1. Bagi Penulis a. Sebagai sarana sosialisasi dan belajar keorganisasian dalam bentuk kepanitiaan sebuah pagelaran. b. Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mendisain kostum, tata rias wajah, body painting, dan penataan rambut. c. Menerapkan kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan kreatifitas yang dimiliki dalam sebuah karya nyata melaui tata rias wajah fantasi. 2. Bagi Program Studi a. Untuk mempromosikan kepada masyarakat luas tentang Program Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. b. Sebagai sarana pengembangan kreatifitas mahasiswa. c. Melahirkan generasi perias muda yang profesional dan mampu bersaing di dunia kerja. 3. Bagi Universitas a. Mendapatkan informasi untuk mengembangkan dan meningkatkan materi perkuliahan sebagai masukan untuk perbaikan kurikulum. 8
b. Mampu bersaing dengan perguruan tinggi yang lain, khusunya dalam bidang tata rias dan kecantikan. c. Untuk mempromosikan kepada masyarakat luas tentang Program Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Bagi Masyarakat a. Memperoleh informasi tentang keberadaan Program Studi Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. b. Mengetahui kemampuan dan kreatifitas mahasiswa Program Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan. c. Dapat menyaksikan tata rias dalam pagelaran Fairy Tales of Fantasy G. Keaslian Gagasan Menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir yang berjudul Tata Rias Fantasi Tokoh Odette Dalam Cerita Swan Lake Pada Pagelaran Fairy Tales Of Fantasy adalah hasil karya saya sendiri yang tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau digunakan sebagai syarat menempuh tugas akhir. Pengembangan tata rias wajah, penataan rambut, penataan kostum, body painting dan kemasan pagelaran yang berbeda dari versi aslinya. Seperti penggunaan permata pada rias wajah, bulu mata fantasi. Penataan rambut yang menggunakan sanggul berbentuk hewan angsa. Penataan kostum yang dibuat berbeda dari kostum asli tokoh Odette dengan disain kostum yang terbuka pada bagian depannya dengan mengaplikasikan body painting pada bagian depan kaki kanan dan kiri. 9