PENDAHULUAN. cukup besar, tidak hanya keanekaragaman flora tetapi juga faunanya. Hal ini

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan... Faris Naufal KARAKTERISTIK KUALITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kerja, dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging

PENDAHULUAN. sapi Jebres, sapi pesisir, sapi peranakan ongole, dan sapi Pasundan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Terisi secara geografis terletak pada 108 o o 17 bujur

KAJIAN KEPUSTAKAAN. relatif lebih kecil dibanding sapi potong lainnya diduga muncul setelah jenis sapi

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795.

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan sapi kacang atau sapi kacangan, sapi pekidulan, sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk membajak sawah oleh petani ataupun digunakan sebagai

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Nahl B. Dirgareindo

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. eksterior (warna kulit dan ukuran tubuh) yang berbeda-beda, seperti jenis sapi

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

PENDAHULUAN Latar Belakang

SAPI RAMBON (Trinil Susilawati, Fakultas peternakan Universitas Brawijaya)

Perbedaan kualitatif dan kuantitatif sapi betina.teguh Muhammad Ramadhan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketenangan dan akan menurunkan produksinya. Sapi Friesien Holstein pertama kali

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

TINJAUAN PUSTAKA. dimiliki dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Sapi potong merupakan salah

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Keragaman wilayah di muka bumi menyebabkan begitu banyak rumpun

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Mohammad Firdaus A

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGELUARAN BIBIT SAPI BALI SENTRA TERNAK SOBANGAN

KARAKTERISASI MORFOLOGI DOMBA ADU

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performans Bobot Lahir dan Bobot Sapih

NILAI PEMULIAAN. Bapak. Induk. Anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi

BAB VIII PEMBIBITAN TERNAK RIMINANSIA

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali

PENDAHULUAN. Domba mempunyai arti penting bagi kehidupan dan kesejahteraan

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa Sapi Potong Tropis Bangsa sapi potong tropis adalah merupakan bangsa sapi potong yang berasal

I.PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

HASIL DAN PEMBAHASAN

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAPI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari 21 program utama Departemen Pertanian terkait dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi

PENDAHULUAN. mendorong para peternak untuk menghasilkan ternak yang berkualitas. Ternak

dan sapi-sapi setempat (sapi Jawa), sapi Ongole masuk ke Indonesia pada awal

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

KERAGAMAN FENOTIPE SAPI ACEH BETINA PADA BPTU-HPT INDRAPURI. Phenotype Diversity of Female Aceh Cattle in BPTU- HPT Indrapuri

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi PO adalah sapi persilangan antara sapi Ongole (Bos-indicus) dengan sapi

TINJAUAN PUSTAKA. Populasi sapi bali di Kecamatan Benai sekitar ekor (Unit Pelaksana

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan merupakan indikator terpenting dalam meningkatkan nilai

Tabel 4.1. Perkembangan Luas Lahan Kritis di Luar Kawasan Hutan Per Kabupaten di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 s/d 2005

TINJAUAN PUSTAKA. dunia dengan hidup yang sangat beragam dari yang terkecil antara 9 sampai 13 kg

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tabel 1.1 Luas Hutan Mangrove di Indonesia Tahun 2002 No Wilayah Luas (ha) Persen

MODEL PEMBIBITAN SAPI BALI DI KABUPATEN BARRU PROPINSI SULAWESI SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Lokasi BBPTU-SP Baturraden, Purwokerto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Persebaran Kambing Peranakan Ettawah (PE) galur lainnya dan merupakan sumber daya genetik lokal Jawa Tengah yang perlu

I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu hasil ternak yang tidak dapat dipisahkan dari

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

Pembibitan dan Budidaya ternak dapat diartikan ternak yang digunakan sebagai tetua bagi anaknya tanpa atau sedikit memperhatikan potensi genetiknya. B

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. penting diberbagai agro-ekosistem, karena memiliki kapasitas adaptasi yang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kebutuhan konsumsi bagi manusia. Sapi Friesien Holstein (FH) berasal dari

KERAGAMAN POLA WARNA TUBUH, TIPE TELINGA DAN TANDUK DOMBA KURBAN DI BOGOR

I. PEDAHULUAN. sekitar 2-5 ekor ternak per rumah tangga peternak (RTP). Skala yang kecil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak, Natuna,

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Penggolongan sapi ke dalam suatu bangsa (breed) sapi, didasarkan atas

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

E

I PENDAHULUAN. lokal adalah salah satu unggas air yang telah lama di domestikasi, dan

Bibit sapi potong - Bagian 2: Madura

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu,

Karakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas. Aisyah Nurmi

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang cukup besar, tidak hanya keanekaragaman flora tetapi juga faunanya. Hal ini dapat dilihat dari keanekaragaman sapi yang ada di negara ini. Salah satu contoh sapi lokal yang ada di Indonesia adalah Sapi Pasundan. Sapi Pasundan merupakan sapi lokal Indonesia yang memerlukan perhatian untuk dipertahankan keasliannya. Pengembangan sapi lokal ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mewujudkan ketahanan pangan. Sapi Pasundan merupakan sapi lokal Indonesia yang berasal dari Jawa Barat dan eksistensi Sapi Pasundan ini menyebar di dua wilayah, yakni di wilayah sepanjang pantai selatan seperti Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Cianjur dan Sukabumi, kemudian wilayah zona penyangga hutan sepanjang wilayah Priangan Utara seperti Kuningan, Majalengka, Indramayu, Sumedang, Subang dan Purwakarta. Sapi Pasundan ini memiliki kemiripan fenotipik dengan genus Bos sondaicus. Sapi Pasundan telah lama dipelihara secara turun-temurun oleh masyarakat peternak dan telah dijadikan sebagai sumber penghidupan. Sebagian besar sapi ini terdapat di peternakan rakyat dengan pola pemeliharaan sebagian besar semi intensif dan ekstensif. Pola ini mengandalkan daya dukung lahan perkebunan dan hutan melalui integrasi lahan tersebut dengan penggembalaan ternak. Sapi Pasundan mampu beradaptasi baik dengan iklim tropis. Sapi tersebut dapat beradaptasi terhadap pakan berkualitas rendah, sistem pemeliharan

2 tradisional dan memiliki daya tahan tinggi terhadap berbagai penyakit ektoparasit. Potensi pada jenis sapi ini perlu dipertahankan seiring dengan upaya peningkatan produktivitas melalui seleksi keungulan yang dimilikinya. Sapi lokal ini perlu dipertahankan sebagai plasma nutfah Indonesia dan perlu dikembangkan sebagai kekayaan genetik yang dimiliki Indonesia. Keterbatasan informasi data performa dan potensi biologis jenis-jenis sapi tersebut, masih menjadi kendala untuk pengembangan lebih lanjut. Penetapan sumber daya sapi lokal menjadi sangat penting dalam peningkatan produksi dan produktivitas ternak untuk kebutuhan pangan nasional, selain itu juga dapat meningkatkan keragaman populasi. Keragaman Sapi Pasundan dapat dilihat dari ciri-ciri fenotip yang dapat diamati atau terlihat secara langsung, seperti tinggi, berat, tekstur dan panjang bulu, warna dan pola warna tubuh, perkembangan tanduk, dan sebagainya. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan adalah mengidentifikasi sifat kualitatif. Sebaran Sapi Pasundan di Jawa Barat salah satunya berada di kawasan Garut Selatan meliputi Kecamatan Cibalong, Cisompet, Sancang, Pameungpeuk, Cikelet, Mekarmukti, dan Caringin. Salah satu lokasi persebarannya yaitu di Kecamatan Pameungpeuk, Desa Mancagahar tepatnya di Kelompok Peternak Pasir Pogor sebanyak 860 ekor. Peternakan rakyat di daerah ini menerapkan pola pemeliharaan semi intensif dan ekstensif dengan memanfaatkan lahan-lahan perkebunan pertanian dan kehutanan. Eksplorasi data tentang identifikasi Sapi Pasundan secara kualitatif merupakan indikator penting untuk dikaji khususnya terkait dengan potensi genetik secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sapi Pasundan memiliki kesamaan karakter kualitatif dengan sapi Bos sondaicus atau Banteng

3 Jawa (Indrijani dkk, 2012). Hal ini mendasari keinginan penulis untuk mengetahui sifat kualitatif yang akan digunakan sebagai informasi tambahan mengenai Sapi Pasundan yang sudah mulai banyak dikembangkan oleh masyarakat, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Karakteristik Kualitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat ditarik identifikasi masalah sebagai berikut: bagaimana karakteristik kualitatif Sapi Pasundan di peternakan rakyat yang meliputi: warna tubuh, warna kaki (mulai dari tarsus sampai metatarsus dan carpus sampai metacarpus), ada tidaknya warna putih pada pantat, ada tidaknya garis punggung, ada tidaknya gelambir dan klasifikasi bentuk tanduk. 1.3 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik kualitatif Sapi Pasundan di peternakan rakyat meliputi: warna tubuh, warna kaki (mulai dari tarsus sampai metatarsus dan carpus sampai metacarpus), ada tidaknya warna putih pada pantat, ada tidaknya garis punggung, ada tidaknya gelambir dan klasifikasi bentuk tanduk. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sifat kualitatif Sapi Pasundan yang dapat dimanfaatkan dalam program seleksi dan memberikan masukan untuk inventarisasi sumber daya genetik. Selain itu hasil

4 penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dasar untuk penelitian selanjutnya khususnya mengenai Sapi Pasundan. 1.5 Kerangka Pemikiran Sifat kualitatif adalah suatu sifat yang tidak dapat diukur dan merupakan suatu sifat dimana individu-individu dapat diklasifikasikan kedalam satu atau dua kelompok atau lebih dan pengelompokan itu berbeda jenis satu sama lainnya. Sifat kualitatif ini diduga disebabkan oleh pengaruh satu gen tunggal atau satu pasang gen. Pelestarian keragaman ternak diperlukan dalam upaya mempertahankan sifat-sifat khas yang dapat dimanfaatkan di masa mendatang. Salah satu cara penentuan keragaman fenotipik sapi lokal Indonesia adalah dengan pengamatan karakter kualitatif pada tubuh sapi. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui sifat kualitatif pada Sapi Pasundan di peternakan rakyat. Sifat ini tidak ada hubungannya dengan produksi, tetapi sifat kualitatif penting bagi para pemulia sebagai cap dagang (trade mark) sehingga sering dipertimbangkan dalam program pemuliaan (Warwick, dkk., 1995). Karakteristik kualitatif Sapi Pasundan meliputi warna tubuh dominan merah bata, terdapat warna putih pada bagian pantat dan keempat kaki bagian bawah (tarsus dan carpus) dengan batasan yang tidak kontras. Terdapat garis belut atau garis punggung sepanjang punggung. Beberapa Sapi Pasundan jantan dapat mengalami perubahan warna dari merah bata menjadi hitam sesuai dengan dewasa kelamin (perubahan hormon androgen). Bentuk tubuh segi empat dengan kaki panjang dan kecil serta memiliki tanduk yang pendek namun tidak seragam dan bervariasi dari kecil sampai besar. Sapi Pasundan ada yang bergumba/punuk

5 dan tidak bergumba/punuk. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara performa (kualitatif, kuantitatif dan genetis) Sapi Pasundan memiliki beberapa persamaan dengan Bos sondaicus lain di Indonesia, tetapi memiliki beberapa karakter yang membedakan antara populasi sapi Pasundan dengan sapi Madura, Bali dan Jabres. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pengaruh genetis seleksi negatif dan pola perkawinan in breeding sebagai manifesto dari perilaku dan budaya peternak selama ini di Jawa Barat (Dinas Peternakan Provinsi Jabar, 2014). Performa seekor ternak merupakan hasil dari pengaruh faktor keturunan dan pengaruh kumulatif dari faktor lingkungan yang dialami oleh ternak bersangkutan. Faktor genetik ternak menentukan kemampuan yang dimiliki oleh seekor ternak sedang faktor lingkungan memberi kesempatan kepada ternak untuk menampilkan kemampuannya. Ditegaskan pula bahwa seekor ternak tidak akan menunjukkan penampilan yang baik apabila tidak didukung oleh lingkungan yang baik dimana ternak hidup atau dipelihara, sebaliknya lingkungan yang baik tidak menjamin penampilan apabila ternak tidak memiliki mutu genetik yang baik (Hardjosubroto, 1994). Performa Sapi Pasundan yang dibentuk dari pengaruh genetik yang dikaji secara arkheologis, menghasilkan Sapi Pasundan yaitu tipe non gelambir dan gelambir. Pembentukan dua tipe ini terjadi sekitar tahun 1896 (zaman kolonial) yang saat itu dilakukan program grading up sapi-sapi di Jawa Barat oleh pemerintah. Grading up pertama adalah mengawinkan sapi lokal Jawa Barat tersebut dengan Sapi Bali dan Madura. Berdasarkan program grading up tersebut diduga menghasilkan Sapi Pasundan tipe non gelambir. Tipe yang kedua yakni tipe Gelambir, tipe ini dibentuk dari sejarah Ongolisasi di Jawa Barat oleh

6 pemerintah kolonial (tahun 1904). Tipe gelambir diduga merupakan keturunan sapi PO (Peranakan Ongole). Sapi Pasundan di Kabupaten Garut berada di kawasan Garut Selatan meliputi Kecamatan Cibalong, Cisompet, Sancang, Pameungpeuk, Cikelet, Mekarmukti, dan Caringin. Salah satu lokasi persebarannya yaitu di Kecamatan Pameungpeuk, Desa Mancagahar tepatnya di Kelompok Peternak Pasir Pogor sebanyak 860 ekor. Peternakan rakyat di daerah ini menerapkan pola pemeliharaan semi intensif dan ekstensif dengan memanfaatkan lahan-lahan perkebunan, pertanian, kehutanan dan pesisir pantai. Peternak didaerah tersebut pada umumnya belum mengetahui karakter kualitatif Sapi Pasundan. Hal ini mendasari keinginan penulis untuk mengetahui karakteristik kualitatif yang akan digunakan sebagai informasi tambahan mengenai Sapi Pasundan yang sudah mulai banyak dikembangkan oleh masyarakat. 1.6 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 13 April sampai dengan 20 April 2016 di Kelompok Ternak Pasir Pogor, Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.