BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini memicu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. hal-hal lain yang termasuk dalam faktor personal.

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin banyaknya kebutuhan akan jasa profesional akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan jasa audit yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik atas auditor internal di sebuah perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dimana bisnis tidak lagi mengenal batas. negara, kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh

BAB I PENDAHULUAN. diasumsikan bahwa seseorang yang profesional memiliki kepintaran, profesionalismenya dalam melaksanakan tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. accountability dan performance accountability (Pusdiklat, 2010). Dengan pola

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak ( absolute assurance) mengenai. hasil akhir proses audit yaitu laporan auditor.

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. auditor sebagai pihak yang dianggap independen dan memiliki profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I. Pendahuluan. yaitu investor, kreditor dan pemerintah membutuhkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Diera global seperti sekarang ini, persaingan dalam usaha semakin terbuka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan dibidang usaha pada saat ini semakin meningkat dan

ARUM KUSUMAWATI B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

BAB I PENDAHULUAN. pihak perusahaan adalah dengan melakukan pemeriksaan laporan. memiliki kompetensi yang memadai. Menurut Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan melindungi kepentingan banyak pihak inilah yang menjadi idealisme

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, dimana bisnis tidak lagi mengenal batas negara,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Setiap individu dihadapkan pada beberapa pilihan hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era dimana kita hidup sekarang ini merupakan zaman yang berubah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Audit atas laporan keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak (absolute assurance)

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas salah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meluasnya kebutuhan jasa professional akuntan publik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung

BAB I PENDAHULUAN. Sejak era globalisasi ini, pertumbuhan dunia bisnis semakin pesat. Hal ini dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berlaku di Indonesia dibutuhkan oleh pihak-pihak yang menggunakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini akuntan dituntut untuk profesional

BAB I PENDAHULUAN. sendiri terdapat banyak kantor akuntan publik yang memberikan jasa audit pada

BAB I PENDAHULUAN. saham sebagai pemilik perusahaan terpisah dari manajemen perusahaan (Mulyadi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), profesi

BAB I PENDAHULUAN. Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang sehat dan efisien. Seiring dengan berjalan nya kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), para pemegang saham akan. kepada pihak luar dapat dipercaya. Manajemen perusahaan memerlukan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI, PENGETAHUAN, DAN PENGALAMAN, TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS

BAB I PENDAHULUAN. persaingan diantara para pelaku bisnis. Berbagai usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN

BAB 1 PENDAHULUAN. diperoleh suatu entitas atas transaksi-transaksi yang telah dilakukan selama

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajarannya sering dibutuhkan judgment (Zulaikha, 2006). Dalam pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan bersaing untuk menjadi yang terbaik di antara. dan tidak menyesatkan pemakainya dalam pengambilan keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini memicu munculnya persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap dapat bertahan dalam menghadapi persaingan tersebut terus dilakukan oleh para pengelola usaha. Salah satu kebijakan yang selalu ditempuh oleh pihak perusahaan adalah dengan melakukan pemeriksaan laporan perusahaan oleh pihak ketiga yaitu auditor sebagai pihak yang dianggap independen (Friska, 2012). Laporan keuangan mengandung salah saji yang dampaknya, secara individual atau keseluruhan cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan disajikan secara tidak wajar dalam semua hal yang material. Salah saji dapat terjadi akibat dari kekeliruan ataupun kecurangan (Ikatan Akuntan Indonesia 2001).Konsep materialitas menyatakan bahwa tidak semua informasi keuangan diperlukan atau tidak semua informasi keuangan seharusnya dikomunikasikan dalam laporan akuntansi, hanya informasi yang material yang seharusnya disajikan. Informasi yang tidak material seharusnya diabaikan atau dihilangkan. Pertimbangan auditor tentang materialitas adalah suatu masalah kebijakan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas suatu 1

2 laporan keuangan tidak akan sama tergantung pada ukuran laporan keuangan tersebut. Selain itu tingkat materialitas tergantung pada aspek yaitu aspek kondisional dan aspek situasional (Friska, 2012). Aspek kondisional adalah aspek yang seharusnya terjadi. Auditor seharusnya menetapkan materialitas secara standar, artinya dalam menentukan tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan, antar auditor harus objektif dan tanpa ada pengaruh dari siapapun. Pada kenyataannya dalam menentukan tingkat materialitas antar auditor berbedabeda sesuai dengan aspek situasionalnya. Aspek situasional adalah aspek yang sebenarnya terjadi, yaitu profesionalisme auditor itu sendiri. Auditor sering menghadapi dilema etika dalam menjalani karier bisnis (Mulyadi, 2002). Pertimbangan auditor tentang materialitas melibatkan persepsi dari masing-masing auditor sehingga keadaan disekitar auditor akan sangat mempengaruhi dalam memutuskan sesuatu, karena itulah terdapat banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan tingkat materialitas suatu laporan keuangan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui secara terperinci faktor-faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam mempertimbangkan penentuan tingkat materialitas dan mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan tingkat materialitas. Faktor-faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini diambil dari penelitian-penelitian

3 terdahulu yang telah ada, yang kemudian akan dilihat faktor dominan yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan tingkat materialitas. Penelitian Zulaikha (2006) tentang pengaruh gender, pengalaman dan kompleksitas tugas menunjukkan bahwa gender dan kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgment. Sedangkan variabel pengalaman berpengaruh langsung terhadap judgment. Penelitian Herawaty dan Susanto (2009) tentang pengaruh profesionalisme, perilaku mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik menunjukkan secara parsial profesionalisme, pengetahuan mendeteksi kekeliruan dan etika profesi berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Penelitian Pradityaningrum (2012) tentang analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit judgment menunjukkan gender berpengaruh signifikan terhadap audit judgment, pengalaman audit dan keahlian audit berpengaruh terhadap audit judgment, tekanan ketaatan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit judgment, kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgment. Penelitian Febryanti (2012) tentang pengaruh profesionalisme auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas atas laporan keuangan menunjukkan secara parsial pengabdian pada profesi, kemandirian dan hubungan dengan sesama profesi tidak berpengaruh terhadap pertimbangan materialitas. Sedangkan kewajiban sosial dan keyakinan terhadap profesi

4 berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Secara simultan kelima dimensi profesionalisme tersebut berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Penelitian Friska (2012) tentang pengaruh profesionalisme auditor, etika profesi dan pengalaman auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas menunjukkan profesionalisme auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Etika profesi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Pengalaman auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Profesionalisme auditor, etika profesi dan pengalaman secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Penelitian Rosul (2010) tentang pengaruh keahlian audit dan independensi auditor eksternal terhadap tingkat materialitas dalam audit laporan keuangan menunjukkan keahlian audit berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas, sedangkan independensi auditor eksternal tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas. Penelitian Maryani (2014) tentang persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja auditor eksternal terhadap kinerja auditor menunjukkan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai lingkungan kerja eskternal auditor memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Persepsi menurut Robbins (2008) adalah suatu proses dimana individuindividu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan yang ditangkap

5 indra mereka untuk memberikan makna bagi lingkungan mereka. Namun, apa yang diterima seseorang pada dasarnya dapat berbeda dari realitas sebenarnya. Persepsi berperan penting dalam mempengaruhi perilaku seorang individu, perilaku individu dipengaruhi oleh objektifitas persepsi individu terhadap suatu realitas, sehingga suatu realitas yang sama dapat menghasilkan interpretasi yang berbeda pada setiap individu atau kelompok. Perbedaan interpretasi tersebut timbul karena adanya berbagai karakteristik pribadi dari individu tersebut. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi meliputi sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu, dan harapan-harapan seseorang. Program Studi S1 Akuntansi merupakan program studi yang menghasilkan sarjana akuntansi yang siap menjadi akuntan profesional dan kompeten berlandaskan wawasan berpikir manajerial. Agar menjadi sarjana yang siap untuk menjadi akuntan yang profesional dan kompeten di era globalisasi sekarang ini maka para mahasiswa dibekali dengan keterampilan, pengetahuan, dan karakter. Selain itu, guna pengembangan diri yang berkelanjutan maka mahasiswa juga akan dibekali dengan kemampuan melakukan penelitian yang akan dapat dimanfaatkan bagi pengembangan ilmu atau secara khusus dapat digunakan untuk mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Rohmatullah, 2014). Mahasiswa akuntansi sebagai objek dalam penelitian ini dikarenakan mahasiswa-mahasiswa akuntansi ini merupakan calon-calon auditor dimasa yang akan datang, yang nantinya akan berkontribusi dalam perkembangan

6 profesi akuntan. Penilaian mahasiswa akuntansi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan tingkat materialitas akan sangat bergantung dengan pengetahuan yang didapat selama kuliah terutama mata kuliah auditing dan mata kuliah lain yang berkaitan dengan auditing yang diambil selama masa perkuliahan. Maka berdasarkan uraian di atas penelitian ini berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Pertimbangan Auditor dalam Penentuan Tingkat Materialitas (Studi pada Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi di Purwokerto). 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah persepsi mahasiswa akuntansi mengenai tekanan ketaatan berpengaruh negatif terhadap pertimbangan tingkat materialitas? 2. Apakah persepsi mahasiswa akuntansi mengenai kompleksitas tugas berpengaruh negatif terhadap pertimbangan tingkat materialitas? 3. Apakah persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pengalaman audit 4. Apakah persepsi mahasiswa akuntansi mengenai keahlian audit 5. Apakah persepsi mahasiswa akuntansi mengenai profesionalisme

7 6. Apakah persepsi mahasiswa akuntansi mengenaietika profesi 7. Apakah persepsi mahasiswa akuntansi mengenai independensi 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penelitian ini dibatasi pada: 1. Objek penelitian ini dilakukan hanya pada Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan Universitas Jenderal Soedirman. 2. Sampel yang digunakan hanya pada mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan Universitas Jenderal Soedirman yang sedang atau telah menempuh mata kuliah Auditing 1.

8 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pengaruh negatif tekanan ketaatan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. 2. Untuk menguji persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pengaruh negatif kompleksitas tugas terhadap pertimbangan tingkat materialitas. 3. Untuk menguji persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pengaruh positif pengalaman audit terhadap pertimbangan tingkat materialitas. 4. Untuk menguji persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pengaruh positif keahlian audit terhadap pertimbangan tingkat materialitas. 5. Untuk menguji persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pengaruh positif profesionalisme terhadap pertimbangan tingkat materialitas. 6. Untuk menguji persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pengaruh positif etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialisme. 7. Untuk menguji persepsi mahasiswa akuntansi mengenai pengaruh positif independensi terhadap pertimbangan tingkat materialisme.

9 1.5 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, meliputi : 1. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu yang telah didapat oleh peneliti untuk mengimplementasikan pengetahuan yang penulis dapat selama masa perkuliahan. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan mengangkat masalah serupa mengenai persepsi mahasiswa akuntansi tentang faktor-faktor pertimbangan auditor dalam penentuan pertimbangan tingkat materialitas.