BAB IV ANALISIS STANDAR SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL DAN URGENSINYA. A. Analisis Terhadap Standar dan Prosedur Sertifikasi Penyembelihan Halal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL PADA RUMAH POTONG AYAM SURABAYA. 1. Eksistensi Rumah Potong Ayam Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena dengan makanan itulah manusia akan dapat melakukan

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal

FATWA MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG STUNNING, MERACUNI, MENEMBAK HEWAN DENGAN SENJATA API DAN KAITANNYA DENGAN HALAL,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perilaku konsumen, kebijakan pemerintah, persaingan bisnis, hanya mengikuti perkembangan penduduk namun juga mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, teknologi dan informasi, maka semakin luas alur keluar dan

SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah

KIAT MEMILIH PRODUK HALAL

BAB I PENDAHULUAN. produk daging. Di Indonesia sendiri, daging yang paling banyak digemari

PENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1

BAB I PENDAHULUAN. informasi tentang produk yang akan digunakan, informasi dapat didefenisikan

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

III. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ketentuan Pasal 1 Angka (1) Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) MEA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup lainnya, seperti kebutuhan sandang dan papan. Secara etimologi

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik Oleh Mahasiswi Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Airlangga, Jurnal EKonomi, 2016, hal. 1.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, budaya serta teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berarti "diizinkan" atau "boleh ". Istilah ini dalam kosakata sehari-hari lebih sering

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

BAB I. Semakin maraknya persaingan bisnis global, pasar menjadi semakin ramai. dengan barang-barang produksi yang dihasilkan. Bangsa Indonesia dengan

BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL

BAB I PENDAHULUAN. hukum syara yang saling berseberangan. Setiap muslim diperintahkan hanya untuk

PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA

BAB I PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, karena daging merupakan sumber protein

SERTIFIKASI HALAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas beragama Islam terbesar di dunia. Sebanyak 87,18 % dari

Pendidikan Agama Islam. Bab 10 Makanan dan Minuman dalam Islam

Sejauh mana penanganan label halal yang dilakukan oleh MUI (LPPOM) sekarang?

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN MENGENAI PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK DI KOTA SEMARANG MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

MENERAPKAN TEKNIK PENYEMBELIHAN HEWAN

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan. Dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut semakin bervariasi

BAB V PENUTUP. Minuman Olahan yang Belum Bersertifikat Halal (Studi Kasus Pada IKM di

syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN MENGENAI LABELISASI HALAL PADA PRODUK MAKANAN (STUDI KASUS KOTA LANGSA)

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL

BAB I PENDAHULUAN. informasi produk yang ditawarkan perusahaan, akan cepat sampai kepada

BAB I PENDAHULUAN. - Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Daging ayam memiliki nilai gizi

Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal

BAB I. PENDAHULUAN. tahun Sedangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 18 tahun

-1- QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM JAMINAN PRODUK HALAL

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang penting untuk mencapai sasaran dalam bidang kesehatan.

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, maka

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Persyaratan Sertifikasi Halal. Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2

Penyembelihan Hewan. Aspek Fikih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang sebagian besar dari penduduknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

BAB II KERANGKA TEORI. penyampai informasi produk kepada konsumen. Sebuah label biasanya berupa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketentraman. emosional, karena hal itu merupakan pengalaman subyektif.

BAB IV ANALISIS SADD ADH-DHARI< AH TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI KONDOM SECARA BEBAS DI ALFAMART CABANG BOLODEWO

Penyembelihan Hewan. Ringkasan Materi

MAKANAN HALALAN TOYYIBBAN PERSPEKTIF ISLAM

BAB I: PENDAHULUAN BAB I. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, LATAR BELAKANG. rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

BAB V PENUTUP. maka sampailah pada kesimpulan sebagai berikut : 1. Adapun manfaat dari segi medis adalah merokok mengurangi resiko

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 33 Tahun 2011 Tentang HUKUM PEWARNA MAKANAN DAN MINUMAN DARI SERANGGA COCHINEAL

Mutu karkas dan daging ayam

BAB I PENDAHULUAN. Bukan hanya umat Islam di pedesaan, tetapi lebih-lebih di perkotaan. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87%

BAB I PENDAHULUAN. manusia saja hewan serta tumbuhanpun juga memerlukan makanan, sebab makanan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan ajaran agama dalam kehidupan. Al-Qur an menegaskan kepada

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

PENGGUNAAN BULU, RAMBUT DAN TANDUK DARI HEWAN HALAL YANG TIDAK DISEMBELIH SECARA SYAR I UNTUK BAHAN PANGAN, OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656]

Mam MAKALAH ISLAM. Mengapa Daging Halal Berkualitas Tinggi?

DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )

PELAKSANAANPENYEMBELIHAN SAPI DIRUMAH POTONG HEWAN (RPH) YANG TELAH DI SERTIFIKASI DI KOTA PEKANBARU SKRIPSI

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

Manual SJH. Dokumen perencanaan yang menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH Berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mengeni suatu produk tertentu yang ingin digunakannya. tentang produk yang tercetak pada kemasan. Dalam label, konsumen dapat

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XV/2017 Produk Halal

BAB IV. A. Analisis Terhadap Bentuk-Bentuk Perlindungan Konsumen Dalam Mas}lahah

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar dalam membantu perekonomian rakyat. UKM Menurut UU No. 20 tahun 2008 Usaha Kecil dan Menengah adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI JAMINAN KEHALALAN DAN MEKANISMENYA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Transkripsi:

60 BAB IV ANALISIS STANDAR SERTIFIKASI PENYEMBELIHAN HALAL DAN URGENSINYA A. Analisis Terhadap Standar dan Prosedur Sertifikasi Penyembelihan Halal 1. Analisis terhadap standar sertifikasi penyembelihan halal Dalam bab II telah diuraikan tentang rukun dan syarat penyembelihan, yaitu suatu penyembelihan menurut hukum Islam dianggap sah dan halal halal dagingnya untuk dimakan, apabila telah memenuhi syarat penyembelihan yang telah ditentukan. MUI mempunyai prosedur sendiri dalam penyembelihan halal bagi perusahaan rumah potong ayam yang inggin mendapatkan sertifikasi halal tersebut. Diantaranya yaitu: a. Sebelum produsen mengajukan sertifikat halal terlebih dahulu harus mempersiapkan Sistem Jaminan Halal. Penjelasan tentang sistem jaminan halal dapat merujuk kepada Buku Panduan Penyusunan Sistem Jaminan Halal yang dikeluarkan oleh LP POM MUI. b. Berkewajiban mengangkat secara resmi seorang atau tim Auditor Halal Internal (AHI) yang bertanggung jawab dalam menjamin pelaksanaan produksi halal. 60

61 c. Berkewajiban menandatangani kesediaan untuk diinspeksi secara mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh LP POM MUI. d. Membuat laporan berkala setiap 6 bulan tentang pelaksanaan Sistem Jaminan Halal. 1 Bagi rumah potong hewan, produsen harus mendaftarkan seluruh tempat penyembelihan yang berada dalam satu perusahaan yang sama. Praktek yang memang dilakukan oleh rumah potong ayam, ternyata tidak semua rumah potong ayam di Surabaya terdaftar dalam halal MUI. Salah satu alasan mereka adalah kurangnya mengetahui tentang informasi sertifikasi halal. hal ini disebabkan minimnya pengetahuan yang diperoleh oleh produsen rumah potong ayam. Oleh karena itu, masalah penyembelihan pada ayam potong bukan hanya sekedar memutuskan lehernya. Namun perlu adanya beberapa syarat yang harus dipenuhi. Titik kritis yang terpenting dalam penyembelihan ayam potong pada sebuah rumah potong ayam adalah tentang yang harus diputus pada bagian leher hewan yang akan disembelih. Tentang hal ini meliputi empat bagian yakni dua urat leher (pembulu vena dan arteri), saluran makanan dan minuman (esophagus), saluran pernapasan/ tenggorokan (trachea). 1 Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia, Indonesia Halal Directory 2011,(Jakarta: Novartis, 2011) 32

62 Fatwa MUI menyepakati bahwa yang harus dipotong adalah tenggorokan dan saluran makan dan minum, dan dua urat leher. Adapun madzhab Syafi i dan Hambali mengemukakan hujjah atas pendapat mereka bahwa penyembelihan adalah menghilangkan nyawa dan nyawa hewan yang disembelih itu akan hilang sesudah tenggorokan dan mari putus, karena sesungguhnya tenggorokan adalah saluran keluar masuknya nafas, sedangkan mari adalah saluran makanan dan minuman. Dan hewan yang disembelih itu biasanya roh tidak akan bisa tinggal sesudah putus kedua bagian tersebut. Dan terkadang roh masih bisa tinggal sesudah dua urat putus tanpa diikuti putusnya tenggorokan dan mari, karena kedua urat tersebut sama seperti urat-urat lainnya. Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa suatu penyembelihan menyebabkan hewan boleh dimakan, apabila penyembelihan tersebut setidak-tidaknya memutuskan tenggorokan dan mari. Demi sempurnanya penyembelihan, disunnahkan untuk memutus emapat bagian yang ditentukan. Hal ini disebabkan karena dua urat leher merupakan saluran darah yang berhubungan dengan otak. Mengenai menyebut nama Allah yang dalam bab III pada standar penyembelihan halal merupakan kesunnahan yang dilakukan oleh seorang penyembelih. Dalam hal ini, jika dilihat dari beberapa pendapat ulama

63 salah satu ulama yang setuju basmallah adalah sunnah yaitu Imam Syafi i karena menurut beliau sesungguhnya menyebut nama Allah adalah sunnah dan sembelihan itu halal bila tidak disebut nama Allah atasnya walaupun sengaja, tetapi makruh tanzih. Orang muslim bila menyebut nama Allah atau tidak ketika menyembelih maka sembekihannya adalah halal. hanya saja disunnahkan menyebut nama nama Allah ketika penyembelih mengerakkan pisau dileher hewan bukan sesudah menyembelihnya atau tidak lama dari waktu menyembelih hewan. Dalam praktiknya penyembelih di rumah potong ayam membaca Bassmallah ketika mesin pemotong dihidupkan atau pada sembelihan yang pertama. Demikian pula ahli kitab, bila dia menyembelih tidak menyebut nama Allah, maka sembelihannya tetap halal. Dalam standar penyembelihan halal juga dijelaskan bahwa hewan yang gagal penyembelihan harus dipisahkan dengan hewan yang sempurna penyembelihannya. Dalam Syari at Islam tidak dijelaskan secara detail bagaimana kelanjutan proses yang harus dilakukan terhadap ayam yang penyembelihannya tidak sempurna. Namun dalam hadist ditegaskan, bahwasannya Allah itu mewajibkan untuk berbuat baik terhadap sesuatu. Oleh karena itu, jika kamu membunuh maka perbaiklah cara membunuhnya

64 dan apabila kamu menyembelih maka perbaiklah cara menyembelihnya dan pertajamlah pisaunya serta mudahkanlah penyembelihannya itu. Dari penjelasan hadist tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam soal penyembelihan hendaknya melakukan penyembelihan itu dengan cara yang baik yang kiranya meringankan dan tidak menyakiti. Dari uraian tersebut di atas, standar penyembelihan halal yang dikeliarkan oleh MUI tanggal 2 Desember 2009 tidak ada penurangan atau pengecualian dari syari at Islam yang telah ditetapkan Allah, sehingga konsekwensinya daging ayam yang dipasarkan dari hasil penyembelihan rumah potong ayam yang bersertifikat halal MUI merupakan daging yang halal. oleh karena itu masing-masing pihak penyembelih halal untuk memperjualbelikan daging ayam tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dan dagingnya halal untuk dimakan. 2. Analisis terhadap prosedur sertifikasi penuyembelihan halal Allah SWT memerintahkan manusia untuk senantiasa mengkonsumsi makan yang halal dan thayyib serta menjauhi makanan haram. Pada dasarnya bahan makanan/makanan yang diciptakan Allah SWT adalah halal, kecuali secara khusus disebutkan dalma al-qur an dan hadist. Makanan thayyib adalah makanan yang aman (tidak menyebabkan penyakit), sehat (mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh), dan proporsional (jumlahnya sesuai dengan kebutuhan tubuh).

65 Makanan lezat dan mahal tidak menjadi jaminan halalnya makanan tersebut, malainkan halal menjadikan makanan tersebut baik dan sehat. Perintah mengkonsumsi makanan halal dapat disejajarkan dengan ketaqwaan kepada Allah SWT, dan secara tegas dan jelas termaktub di dalam al-qur an. Prosedur sertifikat halal pada rumah potong hewan adalah produsen harus mendaftarkan seluruh tempat penyembelihan yang berada dalam satu nama perusahaan yang sama. Dalam hal ini, sebuah rumah potong ayam dalam melakukan penyembelihan diluar daerah perusahaan juga harus dicantumkan dan juga perusahaan yang mempunyai cabang peyembelihan di tempa lain. Di dalam bab III, manajemen produsen dalam menjamin kehalalan produk harus menggunakan sistem jaminan halal.manfaat penerapan sistem jaminan halal yaitu: a. Perusahaan memiliki pedoman dalam menjaga kesinambungan proses produksi halal. b. Menjamin kehalalan produk selama berlakunya sertifikat halal. c. Memberikan jaminan dan ketentraman batin bagi masyarakat.

66 d. Mencegah terjadinya kasus-kasus yang terkait dengan penyimpangan yang menyebebkan ketidakhalalan produk terkait dengan sertifikat halal. e. Menghindari kasus ketidakhalalan produk bersertifikat halal yang menyebabkan kerugian perusahaan. f. Meningkatkan kepercayaan konsumen atas kehalalan produk yang dikonsumsinya. g. Membangun kesadaran internal halal perusahaan untuk bersama-sama menjaga kesinambungan produksi halal. h. Reward dari lembaga eksternal (memperoleh dan mempertahankan sertifikat halal) dan pengakuan masyarakat berupa kepuasan konsumen (costomer satisfaction). 2 Penetapan titik kritis bahan yang dilakukan oleh LP POM MUI untuk bahan dari hewani yaitu semua bahan dari hewani (bukan ikan/hewan yang hidup di air) harus dari hewan halal dan disembelih sesuai aturan Islam. Dari uraian yang telah dipaparkan pada bab III tentang prosedur sertifikat halal telah menjadikan sebuah acuan yang harus dilakukan sebuah 2 Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia, Indonesia Halal Directory 2011,(Jakarta: Novartis, 2011), 34

67 rumah potong ayam dalam mendaftarkan diri untuk bersertifikat. Dalam hal ini MUI selaku pelaksana sertifitikasi halal menjadi harus berhati-hati dalam menentukan kelayakan perusahaan mendapat sertifikat halal. Penetapan titik kritis bahan yang dilakukan oleh LP POM MUI untuk bahan dari hewani yaitu semua bahan dari hewani (bukan ikan/hewan yang hidup di air) harus dari hewan halal dan disembelih sesuai aturan Islam. B. Analisis terhadap urgensi sertifikasi halal 1. Urgensi sertifikasi halal bagi konsumen Pangan halal menjadikan suatu syarat bahwa kehalalan suatu produk akan menentramkan konsumen. Produk halal tidak saja memenuhi kebutuhan aspek keimanan dan ketakwaan, melainkan juga terjaga dari segi kualitas dan higienisnya. Secara tidak langsung produsen membantu konsumen dalam memperoleh makanan halal. Itulah sebabnya, produk halal amat didambakan dan dicari oleh konsumen Muslim. Sementara konsumen non-muslim juga dijamin memperoleh produk yang diproses secara sehat, bersih dan aman dikonsumsi.

68 Dengan adanya sertifikasi halal pada rumah potong ayam merupakan sebuah proses untuk menghasilkan daging ayam yang halal, memang sudah harus menjadi hak dari pada konsumen muslim. 2. Urgensi sertifikasi halal bagi produsen Perusahaan ayam potong dalam proses pelaksanaan penyembelihan dan daging hasil penyembelihannya dipercaya konsumen kehalalannya. Hal dapat meningkatkan daya beli konsumen terhadap rumah potong ayam yang bersertifikat. Produsen juga merasa lebih aman dalam melaksanakan penyembelihan. Kepuasan konsumen terhadap hasil produksi yang di pasarkan oleh perusahaan telah diatur dalam UU Perlindungan Konsumen. Dalam hal ini ketika ada suatu kesalahan yang disengaja oleh produsen,maka konsumen dapat dilindumgi hak-haknya. 3. Urgensi sertifikasi halal bagi nilai agama Islam Daging yang disembelih dengan cara yang tradisional atau moderen tetapi dengan tidak dibacakan basmallah rasa dan bentuknya akan sama saja dengan yang dibacakan basmallah, tidak dapat dibedakan sama sekali. Namun ada nilai keimanan ketika kita mengkonsumsi daging yang penyembelihannya sesuai dengan syari at Islam. Oleh karena itu, diperlukan

69 proses sertifikasi dan pengawasan yang ketat terhadap rumah-rumah potong hewan, khususnya rumah potong ayam yang banyak tersebar dengan skala dari mulai kecil sampai besar, sedangkan rumah potong hewan besar relatif lebih terkontrol karena biasanya dilakukan di pejagalan dengan pengawasan yang cukup ketat. 4. Urgensi sertifikasi halal bagi lingkungan Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau memasukkannya mahkluk hidup, zat, energi, dan / atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berrfungsi sesuai peruntukkannya. Karena itu, dengan adanya sertifikasi halal produsen tidak hanya menjaga ketentraman hati konsumen terhadap daging ayam hasil penyembelihanya tetapi juga menjaga lingkungan sekitar dari limbah yang dihasilakan rumah potong ayam dari kegiatan pencemaran lingkunngan. 5. Urgensi sertifikasi halal bagi pemerintah MUI meminta pemerintah untuk menyerahkan sertifikat halal kepada MUI, pemberian wewenang kepada MUI perlu dilakukan untuk menjaga indenpendensi. Sehingga sertifikasi tidak menjadi objek politik perdagangan pemerintah. Selain itu pada dasarnya persoalan halal atau tidak halal berada di ranah syari ah. Dengan begitu masyarakat merasa

70 dilindungi hak mengkonsumsi makanan halal sesuai syari at oleh pemerintah.