Persyaratan Sertifikasi Halal. Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2
|
|
- Yenny Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Persyaratan Sertifikasi Halal Kebijakan dan Prosedur HAS 23000:2
2 Tujuan : Peserta memahami prinsip-prinsip dari Kebijakan dan Prosedur dalam Sertifikasi Halal. Peserta dapat menerapkan Prinsip-prinsip dari Kebijakan dan Prosedur dalam Sertifikasi Halal.
3 Outline Sertifikasi Halal Langkah-langkah penting dari Sertifikasi Halal MUI. Kebijakan dan Prosedur pada Sertifikasi Halal MUI.
4 Sertifikasi Halal Sertifikasi Halal adalah sebuah proses melalui serangkaian prosedur yang melibatkan baik produsen dan lembaga sertifikasi Halal untuk membuktikan bahwa produk yang diproduksi telah sesuai dengan ketentuan Halal dan Sistem Manajemen dari bahan, proses produksi, produk, SDM dan prosedur dapat menjamin dan dapat menjaga kehalalan produk secara konsisten.
5 Komponen Penting dalam Proses Sertifikasi Halal Adanya pemahaman akan Kebijakan, Prosedur, dan Kriteria dari Sertifikasi Halal yang ditetapkan oleh Lembaga Sertifikasi Halal. Adanya personel yang memiliki otoritas dalam memberikan keputusan dalam Aspek Sains (Auditor ) dan Aspek Syariah (Ulama). Sistem dari perusahaan yang dapat menjamin produksi produk Halal. Personel yang ditunjuk resmi oleh perusahaan dan memiliki otoritas dan tanggung jawab dalam menjamin konsistensi Kehalalan produk yang dihasilkan (Tim Manajemen Halal).
6 Langkah Penting dalam Sertifikasi Halal I. Persiapan dari Perusahaan yang mengajukan Sertifikasi Halal untuk memenuhi Kriteria Sistem Jaminan Halal. II. Proses dalam Sertifikasi Halal oleh LPPOM MUI : Pendaftaran Pengkajian Pre Audit On Site Audit Evaluasi Pasca Audit Penerbitan Sertifikat Halal Mengembangkan Produk/Fasilitas Baru Perpanjangan Sertifikat Halal
7 Sertifikasi Halal MUI Wajib Mengikuti Kebijakan dan Prosedur Sesuai HAS 23000:2 Kebijakan Prinsip-prinsip dasar yang dirumuskan dan ditegakkan oleh LPPOM MUI, untuk mengarahkan perusahaan dalam mengelola produk halal untuk memperoleh Sertifikat Halal. Prosedur Rangkaian tahapan yang harus diikuti oleh perusahaan untuk mendapatkan Sertifikat Halal.
8 Kebijakan Umum Semua jenis produk dapat diajukan untuk sertifikasi halal seperti makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetika, baik berupa bahan baku, produk intermediet dan produk akhir serta produk pendukungnya. Sertifikasi dapat diajukan oleh berbagai jenis perusahaan (industri pengolahan, RPH, restoran, katering, termasuk oleh distributor). Proses sertifikasi halal harus mengikuti kebijakan dan prosedur sertifikasi.
9 Kebijakan Sertifikasi untuk Distributor : Prioritas ditujukan untuk produsen yang produknya diajukan. Produsen membuat Surat pernyataan telah memahami persyaratan sertifikasi halal MUI. Produsen membuat Manual dan mengimplementasi SJH. Distributor membuat Manual SJH dalam lingkup kegiatan distributor dan mengimplementasikannya.
10 Produk Kemas Ulang (Repacked) atau Label Ulang (Relabelled) Kebijakan Umum Dapat disertifikasi jika : - Produk tersebut bersertifikat halal MUI, atau - Produk termasuk kategori produk No Risk.
11 Produk Pengenceran, Pemurnian Dan Standarisasi Dapat diajukan untuk disertifikasi dengan syarat: Produk bersertifikat halal MUI; atau Produk bersertifikat halal lembaga yang diakui MUI dan berasal dari grup perusahaan yang sama dengan produk yang disertifikasi, dan auditor dapat memeriksa formula produk serta informasi lain terkait kehalalan produk (misal fasilitas); Produk termasuk kategori produk No Risk. Bahan aditif dan/atau bahan penolong yang digunakan harus halal.
12 PROSEDUR SERTIFIKASI
13 A B
14 A B
15 Prosedur Sertifikasi Halal Online (Cerol-SS23000)
16 Pendaftaran Pendaftaran dilakukan berbasis kelompok produk. Semua fasilitas produksi harus terdaftar, termasuk jika ada penambahan pabrik, gudang intermediet, maklon, dsb.
17 Sertifikasi dapat dilakukan untuk sebagian produk atau seluruh produk. Jika produk pangan eceran (retail) dengan merk tertentu didaftarkan, maka semua produk dengan merk yang sama yang dipasarkan di Indonesia juga harus didaftarkan. Sertifikasi restoran/ katering mencakup semua menu.
18 Perusahaan menyusun dan menerapkan SJH serta mempunyai status SJH minimal B. Implementasi SJH dituangkan dalam Manual SJH. Sertifikasi halal dapat diajukan ke LPPOM MUI Pusat maupun LPPOM MUI Propinsi. LPPOM MUI Propinsi untuk sertifikasi perusahaan yang bersifat lokal dan nasional tertentu, sedangkan LPPOM MUI Pusat untuk sertifikasi perusahaan nasional dan internasional.
19 Lingkup Sertifikasi LPPOM MUI Pusat : Perusahaan dengan kantor pusat di propinsi tertentu dan memiliki cabang di propinsi lain, atau merupakan cabang dari perusahaan lain di luar negeri. Perusahaan dengan produk dipasarkan ke beberapa propinsi atau untuk ekspor. Restoran dengan sistem waralaba (franchise). Perusahaan yang berlokasi di luar negeri.
20 Lingkup Sertifikasi LPPOM MUI Provinsi Perusahaan Rumah Potong Hewan (RPH) di provinsi. Perusahaan yang lokasi kantor/produksi dan pemasarannya hanya di satu provinsi, tidak memiliki cabang atau bukan merupakan cabang perusahaan di provinsi lain. Perusahaan dengan lokasi kantor/ produksi di satu propinsi dan pemasarannya ke beberapa provinsi dengan kategori produk NO RISK. Restoran yang hanya ada di satu propinsi, dan tidak bersistem waralaba (franchise). Perusahaan dengan lokasi produksi/outlet di banyak provinsi dengan manajemen terpisah (merk sama), dengan syarat semua tempat disertifikasi LPPOM MUI masing-masing provinsi.
21 RPH di luar negeri yang akan disertifikasi oleh lembaga sertifikasi halal yang diakui MUI, maka dilakukan audit oleh LPPOM MUI dan Komisi Fatwa MUI pada awal sertifikasi dan dilakukan audit pemantauan (surveilance) setiap 3 (tiga) tahun. Masuk dalam List of MUI Halal Approved Establishment Slaughterhouse menjadi prasyarat untuk RPH yang akan memasarkan produknya di Indonesia.
22 Untuk perusahaan yang berlokasi di China, pendaftaran dilakukan melalui kantor perwakilan LPPOM MUI di China ( china_halalregistration@halalmui.org ) Semua fasilitas produksi (termasuk pabrik tambahan, gudang antara, lokasi maklon dll) harus didaftarkan.
23 Prosedur Sertifikasi Halal Online (Cerol-SS23000)
24 Pemeriksaan Kecukupan Dokumen Dokumen pendaftaran diperiksa oleh Bagian Auditing dan SJH untuk ditentukan kecukupannya. Jika dokumen belum memenuhi, maka Bidang Auditing mengirimkan Pre Audit Memorandum Setelah dokumen dinyatakan lengkap dan akad sertifikasi telah lunas, maka audit dapat dijadwalkan.
25 Prosedur Sertifikasi Halal Online (Cerol-SS23000) Biaya Sertifikasi
26 Biaya Sertifikasi Dilakukan setelah melakulan pendaftaran melalui akad sertifikasi. Meliputi : 1. Biaya audit 2. Sertifikat halal 3. Status nilai implementasi/ Sertifikat SJH 4. Analisis laboratorium (untuk produk tertentu) 5. Publikasi di Majalah Jurnal Halal.
27 Procedures Of Online Halal Certification Cerol-SS23000
28 Pelaksanaan Audit Dilakukan oleh minimum 2 orang auditor yang dilengkapi dengan surat tugas resmi. Proses produksi produk yang didaftarkan sertifikasi atau sejenisnya sedang berlangsung. Audit dilaksanakan di semua fasilitas yang berkaitan dengan produk yang disertifikasi. Audit lanjutan dapat dilakukan jika diperlukan Pada pengembangan/perpanjangan yang tidak memerlukan audit on site, dilakukan audit on desk.
29 Pelaksanaan Audit Pada pendaftaran sertifikasi yang melalui BPOM RI, penjadwalan audit dilakukan bersama antara BPOM RI dan LPPOM MUI. Pengaturan transportasi dan akomodasi menjadi tanggungjawab perusahaan. Audit dilaksanakan pada jam kerja. Audit meliputi pemeriksaan dokumen, observasi lapangan, pemeriksaan fisik bahan dan pengambilan sampel (jika dibutuhkan).
30 Pelaksanaan Audit (lanjutan) Audit dilaksanakan di semua fasilitas yang berkaitan dengan produk yang disertifikasi. RPH dan produk Very High Risk (gelatin, kolagen, whey, dll) audit dilakukan di seluruh fasilitas produksi, pengumpul bahan baku, fasilitas pemotongan, dan sebagainya. Industri Pengolahan : pabrik, tempat penyiapan bahan atau fasilitas lain yang merupakan bagian dari proses produksi atau penyimpanan produk, dan tempat maklon. Restoran/Katering : kantor pusat, gudang distribusi dan outlet/gerai/tempat penyajian, supplier, produsen produk titipan, tempat RPH/RPA (bila daging tidak dilengkapi Sertifikat halal).
31 Pelaksanaan Audit (lanjutan) Laporan audit ditandatangani oleh auditor dan auditi. Pelaksanaa audit on site mencakup audit implementasi SJH. Pelaksanaan audit on desk dilakukan di kantor LPPOM MUI.
32 Procedures Of Online Halal Certification Cerol-SS23000
33 Evaluasi Pasca Audit Evaluasi hasil audit dilakukan melalui forum Rapat Auditor dan Rapat Komisi Fatwa. Sertifikat halal akan diterbitkan jika produk sudah dinyatakan halal dalam Rapat Komisi Fatwa.
34 Rapat Auditor Dijadwalkan setiap minggu. Diikuti oleh seluruh auditor LPPOM MUI. Jika masih ada kekurangan, maka Bagian Auditing mengirimkan audit memorandum kepada perusahaan. Jika hasil audit sudah memenuhi kriteria, maka auditor menyiapkan Laporan Hasil Audit yang akan disampaikan dalam Rapat Komisi Fatwa.
35 Rapat Komisi Fatwa Dijadwalkan setiap minggu Sampel produk eceran (retail) diperlihatkan pada Rapat Komisi Fatwa. Jika Rapat Komisi Fatwa memutuskan bahwa masih terdapat kekurangan, maka Bidang Auditing mengirimkan kembali audit memorandum kepada perusahaan. Setelah status kehalalan diputuskan Komisi Fatwa, maka perusahaan harus mengirimkan daftar bahan yang telah ditandatangani oleh pimpinan perusahaan untuk ditandatangani oleh Direktur LPPOM MUI
36 Analisa Laboratorium Pengujian kandungan babi/turunannya serta pengujian kandungan alkohol untuk produk tertentu. Pengujian Kandungan Babi/Turunannya untuk perusahaan dengan kategori produk daging dan olahannya. Sampel berasal dari tempat produksi atau pasar. Untuk perusahaan dengan produk tertentu wajib melakukan analisa laboratorium (kandungan babi atau alkohol) secara berkala (minimal 6 bulan sekali). Membuat laporan berkala setiap 6 (enam) bulan sekali sesuai jadwal audit internal
37 Penerbitan Sertifikat Halal Diterbitkan setelah produk tersebut dinyatakan halal dalam rapat Komisi Fatwa MUI. Ditandatangani oleh Ketua Umum MUI, Ketua Komisi Fatwa MUI dan Direktur LPPOM MUI. Berlaku selama dua tahun. Berisi data nomor Sertifikat, nama dan alamat perusahaan, nama dan alamat pabrik, nama produk secara rinci serta masa berlaku Sertifikat.
38 Pengembangan Produk/Fasilitas Pengembangan mencakup : penambahan produk untuk disertifikasi (produk baru / reformulasi / penggantian nama) Penambahan fasilitas produksi Penambahan gerai/outlet bagi restoran. Menjadi tambahan pada Lampiran Sertifikat Halal
39 Pengembangan produk/penambahan fasilitas/gerai disampaikan secara tertulis ke LPPOM MUI dengan pengisian aplikasi pendaftaran. Perlu atau tidaknya dilakukan audit berdasarkan status SJHnya. Khusus untuk restoran, penambahan gerai/outlet tetap dilakukan audit.
40 Perpanjangan Sertifikat Halal Pendaftaran ulang sebelum berakhirnya masa berlaku Sertifikat Halal. Permohonan perpanjangan akan diberlakukan berdasarkan ketentuan status SJH. Bila perusahaan tidak melakukan perpanjangan Sertifikat Halal, maka LPPOM MUI berhak mengumumkan kepada masyarakat luas.
41 Logo LPPOM MUI Perusahaan harus mencantumkan logo LPPOM MUI pada kemasan produk yang bersertifikat halal. Untuk restoran, logo LPPOM MUI dapat dicantumkan di gerai restoran. Untuk katering, logo LPPOM MUI dapat dicantumkan di tempat penyajian dan media promosi. Aturan pencantuman logo halal pada produk eceran (retail) mengikuti aturan yang dikeluarkan oleh BPOM RI.
42 Ketentuan Lain-lain 1. Perubahan Data Sertifikasi 2. Penerbitan Surat Keterangan dalam Proses Sertifikasi 3. Penerbitan Surat Keterangan Halal 4. Masa Tenggang Proses Sertifikasi Halal 5. Revisi Sertifikat Halal 6. Legalisir Sertifikat Halal 7. Konversi Sertifikat Halal 8. Jaminan Pasca Sertifikasi 9. Inspeksi Mendadak (Sidak
43 Perubahan Data Sertifikasi Perubahan data dari data yang tercantum di formulir pendaftaran harus melaporkan ke LPPOM MUI secara tertulis. Jika perubahan data dilakukan pada saat audit, maka auditor akan mengisi form Berita Acara Perubahan Data Sertifikasi Halal sebelum diproses lebih lanjut terkait akad sertifikasi. Perubahan data yang dilakukan sebelum Sertifikat halal diterbitkan, maka perubahan data dilakukan dengan pengajuan surat permohonan resmi. Perubahan data berupa penambahan produk atau fasilitas setelah proses audit, maka perusahaan harus mengisi formulir pendaftaran untuk disertifikasi.
44 Penerbitan Surat Keterangan dalam Proses Sertifikasi Diterbitkan berdasarkan permintaan perusahaan. Untuk pendaftaran baru dan pengembangan, Surat diterbitkan setelah proses audit. Untuk perpanjangan, Surat diterbitkan setelah pendaftaran perpanjangan selambatnya 2 (dua) bulan sebelum habis masa berlaku Sertifikat halal Berlaku selama 3 (tiga) bulan dan hanya dapat diperpanjang 1 (satu) kali.
45 Penerbitan Surat Keterangan Halal Diterbitkan berdasarkan permintaan dari perusahaan dan telah dinyatakan lulus dalam Rapat Komisi Fatwa MUI. Berlaku selama 1 (satu) bulan dan tidak dapat diperpanjang.
46 Masa Tenggang Proses Sertifikasi Halal Proses sertifikasi dianggap batal jika dalam waktu 3 (tiga) bulan perusahaan tidak memberikan tanggapan sama sekali atas proses sertifikasi yang sedang berlangsung. LPPOM MUI dapat menghentikan proses sertifikasi jika dalam waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal audit dilakukan tidak ada kemajuan dalam penyelesaian proses sertifikasi halal. Proses sertifikasi dapat dilanjutkan kembali jika perusahaan melakukan pendaftaran ulang.
47 Revisi Sertifikat Halal Pengajuan revisi Sertifikat halal dilakukan bila : - Terdapat kesalahan penulisan dalam Sertifikat halal; - Perubahan nama produk; - Perubahan nomor Sertifikat halal dan kelompok produk; - Perubahan nama perusahaan. Revisi Sertifikat halal tidak menutup kemungkinan dilakukan audit kembali sebelum permohonan revisi dipenuhi. Permohonan Revisi SH dilakukan secara tertulis kepada bidang Administrasi & Sertifikasi
48 Legalisir Sertifikat Halal Untuk kepentingan tertentu, misalnya izin bea cukai produk impor, LPPOM MUI dapat melakukan legalisir atas Sertifikat Halal MUI yang masih berlaku. Perusahaan mengajukan surat permohonan Legalisir Sertifikat halal kepada LPPOM MUI dan membayar biaya legalisir sesuai aturan yang ada.
49 Konversi Sertifikat Halal LPPOM MUI Pusat dapat melakukan konversi atas Sertifikat Halal MUI Propinsi yang masih berlaku. Konversi dilakukan dengan mengajukan permohonan ke LPPOM MUI Propinsi, disertai dengan dokumen pendukung. LPPOM MUI Propinsi mengirimkan permohonan konversi dan dokumen pendukungnya ke LPPOM MUI Pusat, dengan disertai Berita acara Komisi Fatwa MUI Propinsi. Audit dapat dilakukan jika dinilai perlu untuk memeriksa pemenuhan Kriteria SJH. LPPOM MUI Pusat menerbitkan Sertifikat Halal jika produk sudah dinyatakan halal dalam Rapat Komisi Fatwa MUI Pusat.
50 Jaminan Pasca Sertifikasi Perusahaan harus menyerahkan laporan berkala penerapan SJH setiap 6 (enam) bulan sekali. Penggunaan bahan baru, termasuk bahan yang sama dari produsen yang berbeda, dalam proses produksi atau trial pada fasilitas produksi, harus meminta persetujuan penggunaannya ke LPPOM MUI. Bahan baru yang telah mendapatkan persetujuan dimasukkan ke dalam Daftar Bahan. Up date Daftar Bahan dapat dilakukan setiap enam bulan, bersamaan dengan penyerahan laporan berkala untuk ditandatangani oleh Dir. LPPOM MUI.
51 Inspeksi Mendadak (Sidak) Kriteria perusahaan yang diberlakukan Sidak : - Perusahaan yang telah memperoleh Sertifikat SJH. - Perusahaan dengan produk kategori very high risk - Perusahaan dengan produk risk atau low risk, jika dicurigai tidak lagi memenuhi kriteria SJH. Pelaksanaan sidak dapat dilakukan tanpa pemberitahuan atau dengan pemberitahuan. Laporan sidak ditandatangani oleh auditor dan auditi. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka ditindaklanjuti sesuai dengan keputusan LPPOM MUI.
52 Terima kasih
SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah
IV. SERTIFIKASI HALAL OLEH LPPOM DAN MUI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) adalah lembaga yang berfungsi membantu Majelis Ulama Indonesia
Lebih terperinciMANUAL Sistem Jaminan Halal
MANUAL Sistem Jaminan Halal Perusahaan : (Diisi Nama Perusahaan) Disusun Oleh : Manual SJH 0 HALAMAN PENGESAHAN Manual Sistem Jaminan Halal Perusahaan [.] ini merupakan dokumen perusahaan terhadap pemenuhan
Lebih terperinciSISTEM JAMINAN HALAL (S J H)
SISTEM JAMINAN HALAL (S J H) 2014 MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] Disiapkan oleh, Disahkan oleh, (Ketua Tim Manajemen Halal) (Perwakilan Manajemen) DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 Halaman Pengesahan...
Lebih terperinciMANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ]
MANUAL SISTEM JAMINAN HALAL [PERUSAHAAN ] Disiapkan oleh, Disahkan oleh, (Ketua Tim Manajemen Halal) (Perwakilan Manajemen) Daftar Isi... 1 Halaman Pengesahan... 2 1. Pendahuluan...3 1.1 Informasi Umum
Lebih terperinciSertifikasi dan Sistem Jaminan Halal
Sertifikasi dan Sistem Jaminan Halal Apa itu Perbuatan Hukum asal perbuatan adalah terikat dengan hukum syara. (Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, Haram) Hukum Halal/Haram Menjadi dasar dalam proses Sertifikasi
Lebih terperinciAUDIT INTERNAL UNTUK MENJAWAB 11 KRITERIA SJH
AUDIT INTERL UNTUK MENJAWAB 11 KRITERIA SJH 1. Ringkasan Hasil Audit Internal : 1a. Waktu Audit Internal : 1b. Auditor : 1c. Auditee : 1d. Temuan : 1e. Tindakan Koreksi : Form Laporan Berkala 2. Ringkasan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROFIL RESPONDEN Identifikasi permasalahan proses sertifikasi halal diperoleh berdasarkan hasil diskusi bersama pakar LPPOM MUI, pengamatan langsung selama kegiatan magang, dan
Lebih terperinciIII. TINJAUAN PUSTAKA
III. TINJAUAN PUSTAKA A. PANGAN HALAL Pangan di dalam UU RI No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berasal dari sumber daya hayati dan air, baik yang diolah maupun yang
Lebih terperinci-Y::YY.1T:r:::Y.:lY-lifl.ii::-.
LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN, OBAT.OBATAN DAN KOSMETIKA Gedung Majelis Ulama Indonesia Lt. III, Jl. Proklamasi No. 5 1, Menteng, Jakarta Pusat Telp. : 62-2 I 39 1,891 7 (Hunting), 319,02666 Fax. : 62-21 392.4661
Lebih terperinciSERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM
SERTIFIKASI HALAL DALAM PRODUK KULINER UMKM UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ) merupakan pelaku ekonomi nasional yang mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian. Karena. kegiatan
Lebih terperinciBAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL
BAB III USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) DAN SERTIFIKASI HALAL A. UMKM Makanan dan Minuman di Surabaya Usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan pelaku ekonomi nasional yang mempunyai peran yang sangat
Lebih terperinciapoteker123.wordpress.com 1 dari 5 DAFTAR PERIKSA Halal Assurance System 23000:1 PERTANYAAN PERIKSA HASIL PERIKSA
1 Kebijakan Halal Apakah pimpinan perusahaan memilik kebijakan tertulis yang menunjukkan bahwa perusahaan berkomitmen untuk memproduksi produk halal secara konsisten? Apakah kebijakan halal disosialisasikan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinci2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR HK.03.1.5.12.11.09955 TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang
Lebih terperinciMENU CEROL DAN KEBIJAKAN BARU
1 MENU CEROL DAN KEBIJAKAN BARU 1. Pengajuan persetujuan bahan baru di Cerol 2. Pengajuan Surat Keterangan di Cerol 3. Pengiriman Laporan Berkala di Cerol 4. Kebijakan mengenai Daftar Bahan yang Disetujui
Lebih terperinciMANUAL SJH PT EVIGO INDONESIA MAN-SJH-01
MANUAL SJH PT EVIGO INDONESIA MAN-SJH-01 JAKARTA 2014 Halaman 1 dari 26 HALAMAN PENGESAHAN Manual Sistem Jaminan Halal (SJH) PT EVIGO INDONESIA ini merupakan dokumen perencanaan penerapan Sistem Jaminan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1
PENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1 WAHYUNI AMELIA WULANDARI 2, WIWIT ESTUTI 3 dan GUNAWAN 2 2 BPTP Bengkulu, Jl. Irian Km 6,5 Kota Bengkulu 38119 3
Lebih terperinciDOKUMEN KEHALALAN BAHAN
DOKUMEN KEHALALAN BAHAN Tujuan Memahami pentingnya analisa dokumen. Memahami jenis-jenis dokumen kehalalan bahan dan penggunaannya dalam sertifikasi halal Memahami dokumen standar untuk bahan hewani, tumbuhan,
Lebih terperinci2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks
No.565, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Standadisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/M-DAG/PER/4/2016 TENTANG STANDARDISASI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN
Lebih terperinciKepala Bidang Auditing : Dr. Ir. Mulyorini R. Hilwan, MS dan Dr. Liesbetini Hartoto, MS
LAMPIRAN 41 Lampiran 1. Susunan pengurus LPPOM MUI Sesuai dengan SK Dewan Pimpinan MUI No. Kep - 459/MUI/VIII/2010 tentang Penetapan Pengurus LPPOM-MUI, maka ditetapkan susunan Pengurus LPPOM-MUI PERIODE
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200/PMK.04/2011 TENTANG AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200/PMK.04/2011 TENTANG AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200/PMK.04/2011 TENTANG AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200/PMK.04/2011 TENTANG AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciMenimbang : Mengingat :
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.00.5.1.2569 TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA PENILAIAN PRODUK PANGAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : Mengingat
Lebih terperinciPEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA
PEDOMAN DAN PROSEDUR PENETAPAN FATWA Dr. HM. Asrorun Ni am Sholeh,MA Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia @ans PENGERTIAN Fatwa adalah jawaban atau penjelasan dari ulama mengenai masalah keagamaan
Lebih terperinciKeputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL
Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciMENU CEROL DAN KEBIJAKAN BARU
1 MENU CEROL DAN KEBIJAKAN BARU 1. Pengajuan approval bahan baru di Cerol 2. Pengajuan Surat Keterangan di Cerol 3. Pengiriman Laporan Berkala di Cerol 4. Kebijakan mengenai Daftar Bahan yang Disetujui
Lebih terperinciSURAT PERJANJIAN SERTIFIKASI PRODUK/PENGGUNAAN SPPT SNI ANTARA ... DENGAN LSPRO CHEMPACK. Nomor :... Nomor :...
F 6.0-00-01-04/Rev.0 SURAT PERJANJIAN SERTIFIKASI PRODUK/PENGGUNAAN SPPT SNI ANTARA... DENGAN LSPRO CHEMPACK Nomor :... Nomor :... Pada hari ini..., tanggal satu bulan... tahun..., kami yang bertanda tangan
Lebih terperinciManual SJH. Dokumen perencanaan yang menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH Berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan
MANUAL SJH STANDAR Manual SJH Dokumen perencanaan yang menggambarkan cara perusahaan memenuhi 11 kriteria SJH Berfungsi sebagai panduan bagi perusahaan dalam menerapkan SJH Prinsip Manual Sistem Menuliskan
Lebih terperinciKIAT MEMILIH PRODUK HALAL
Serial artikel sosialisasi halalan toyyiban PusatHalal.com Materi 5 KIAT MEMILIH PRODUK HALAL Oleh DR. Anton Apriyantono Mengkonsumsi pangan yang halal dan thoyyib (baik, sehat, bergizi dan aman) adalah
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah. daging dalam tubuh dan menjadi sumber energi yang penting untuk
BAB I PENDAHULUAN A LATAR BELAKANG MASALAH Dalam Islam umat muslim diwajibkan mengkonsumsi makanan yang halal, karena setiap makanan yang kita konsumsi akan mendarah daging dalam tubuh dan menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di Indonesia, Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM sangat berperan dalam peningkatan lapangan pekerjaan.
Lebih terperinciMENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBUBUHAN TANDA SNI DAN TANDA KESELAMATAN Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 24 ayat
Lebih terperinciLEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK
Halaman : 1 dari 7 1.0 Tujuan Sebagai petunjuk pelaksanaan proses Sertifikasi Produk. 2.0 Ruang Lingkup Mencakup tata cara proses sertifikasi produk secara rinci, surveilen, resertifikasi dan perubahan
Lebih terperinciDP INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004
DP.01.02 INFORMASI KAN MENGENAI PROSEDUR AKREDITASI JANUARI 2004 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan,
Lebih terperinci"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "
PETUNJUK TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA BAB I KETENTUAN UMUM 1. Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) baterai primer adalah dokumen
Lebih terperinciPERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM
PERSYARATAN SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTIM MUTU () KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI PALEMBANG JL. PERINDUSTRIAN II
Lebih terperinciMENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI KONTROL VETERINER UNIT USAHA PANGAN ASAL HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN. digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau
1 BAB III TINJAUAN TEORITIS PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN A. TINJAUAN PANGAN OLAHAN 1. Pengertian Pangan Olahan Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu yang berasal
Lebih terperinciPT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK
PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT PANDUAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PT INTEGRITA GLOBAL SERTIFIKAT Kompleks Ruko Taman Tekno Boulevard, Blok A 20 Jl. Taman Tekno Widya, Serpong, Tangerang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciINFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001
Nomor : 8/1 Edisi-Revisi : E-2 Tanggal : 01 Juni 2016 Hal : 1 dari 9 LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciNo. 1071, 2014 BPOM. Pangan. Olahan yang Baik. Cara Produksi. Sertifikasi. Tata Cara.
No. 1071, 2014 BPOM. Pangan. Olahan yang Baik. Cara Produksi. Sertifikasi. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK
Lebih terperinci2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
No. 1510, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. Alat Konversi BBG. Skema Sertifikasi. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SKEMA SERTIFIKASI ALAT KONVERSI BAHAN
Lebih terperinci2. Layanan-layanan LS ICSM Indonesia akan memberikan layanan-layanan sebagai berikut:
1. Perjanjian Perjanjian ini dibuat pada tanggal ditandatangani, antara pihak (1) LS ICSM Indonesia sebagai lembaga sertifikasi, beralamat di Jalan Raya Lenteng Agung No. 11B, Jakarta Selatan 12610 dan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-19/BC/2007
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-19/BC/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa setiap orang berhak mendapat perlindungan
Lebih terperinciBAB VI JAMINAN KEHALALAN DAN MEKANISMENYA
44 BAB VI JAMINAN KEHALALAN DAN MEKANISMENYA Sistem jaminan Pproduk Halal dari berbagai negara dievaluasi dengan mengikuti kerangka infrastruktur sistem jaminan keamanan pangan ditambah beberapa hal yang
Lebih terperinciKEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR: P.15/VI-BPPHH/2014 TENTANG MEKANISME PENETAPAN LEMBAGA VERIFIKASI
Lebih terperinciLEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BANJARBARU SERTIFIKASI PRODUK PENGGUNAAN TANDA SNI
1. Ruang Lingkup Sertifikasi berlaku untuk Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT) SNI produk Garam Konsumsi Beryodium 2. Proses SPPT SNI Proses Sertifikasi dilakukan berdasarkan Sistem 3 Jenis
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-92 / BC / 1997 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-92 / BC / 1997 TENTANG PENCAMPURAN ETIL ALKOHOL YANG AKAN DIPERGUNAKAN SEBAGAI BAHAN BAKU ATAU BAHAN PENOLONG DALAM PEMBUATAN BARANG HASIL AKHIR YANG
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM Menteri adalah Menteri Perindustrian.
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENGAWASAN PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) PRODUK MELAMIN-PERLENGKAPAN MAKAN DAN MINUM SECARA WAJIB BAB I KETENTUAN UMUM 1.1. Menteri adalah Menteri
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI KONTROL VETERINER UNIT USAHA PANGAN ASAL HEWAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI KONTROL VETERINER UNIT USAHA PANGAN ASAL HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciLEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK
Halaman : 1 dari 8 1.0 Tujuan Sebagai petunjuk pelaksanaan proses Sertifikasi Produk. 2.0 Ruang Lingkup Mencakup tata cara proses sertifikasi produk secara rinci, surveilan, resertifikasi dan perubahan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 02/MEN/2010 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN PAKAN IKAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 02/MEN/2010 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN PAKAN IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA KERTAS DAN KARTON UNTUK KEMASAN PANGAN SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG SERTIFIKASI PRODUK HASIL KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MASA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinci2015, No DAG/PER/3/2007 tentang Standardisasi Jasa Bidang Perdagangan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib terhadap Barang da
No.1518, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Barang dan Jasa. SNI. Pengawasan. Jasa Bidang Perdagangan. Standardisasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/M-DAG/PER/9/2015
Lebih terperinci"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA NOMOR : 73/IAK/Per/10/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 34/M-IND/PER/4/2007
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2014 PERINDUSTRIAN. Produk Halal. Jaminan. Bahan. Proses. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5604) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciLAMPIRAN PERJANJIAN SERTIFIKASI PERATURAN SERTIFIKASI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK Jl. Sangkuriang No. 14 Bandung 40135 JAWA BARAT INDONESIA Telp. 022 2504088, 2510682, 2504828 Fax. 022 2502027 Website : www.b4t.go.id
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No. 882, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKOMINFO. Telekomunikasi. Perangkat. Alat. Sertifikasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014
Lebih terperinciSkema sertifikasi produk
LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Skema sertifikasi produk Kategori produk tangki
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI DALAM RANGKA PENERBITAN DOKUMEN V-LEGAL
PEDOMAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI DALAM RANGKA PENERBITAN DOKUMEN V-LEGAL PERMOHONAN VERIFIKASI Pemegang izin atau pemegang hak pengelolaan mengajukan permohonan verifikasi kepada LVLK GRS memuat sekurang-kurangnya
Lebih terperinciJurnal EduTech Vol. 3 No.2 September 2017 ISSN: e-issn:
PERAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM MENERBITKAN SERTIFIKAT HALAL PADA PRODUK MAKANAN DAN KOSMETIKA Sheilla Chairunnisyah ABSTAK Sertifikasi dan labelisasi halal yang selama ini dilakukan baru menjangkau
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Tata Cara. Syarat. Pendaftaran Pakan. Pencabutan.
No.93, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Tata Cara. Syarat. Pendaftaran Pakan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 19/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) TABUNG BAJA LPG SECARA WAJIB DIREKTUR
Lebih terperinciPedoman: PD Rev. 02
Pedoman: PD-07-01.Rev. 02 PERSYARATAN DAN ATURAN SERTIFIKASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 / SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001 : 2004. INDAH KARYA REGISTER CERTIFICATION SERVICES I. UMUM 1.1
Lebih terperinciMAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR
MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR Konsep dasar halal dan haram dalam islam Halal dan Haram adalah Hak absolut Allah dan RasulNya Kejelasan halal dan haram Dalam islam sesuatu itu terbagi
Lebih terperinciPROSES SERTIFIKASI 20/6/2012
Disahkan oleh: Manajer Pelaksana Hal. 1 dari 7 1. RUANG LINGKUP Prosedur ini merinci tahapan proses sertifikasi Sistem Manajemen Klien mencakup pemberian, pemeliharaan, perluasan, pengurangan, penagguhan,
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN
Formulir 1 Formulir Pendaftaran Alat Kesehatan DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN PERMOHONAN PENDAFTARAN ALAT KESEHATAN PERATURAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-13/BC/2008 TENTANG TATALAKSANA AUDIT KEPABEANAN DAN AUDIT CUKAI DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.308, 2009 DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 86/M-IND/PER/9/2009 TENTANG STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG
Lebih terperinciLPPOM MUI_CEROL Provinsi 2016 Rev.1
berlaku 1 Oktober 2016 CEROL-SS23000 adalah Sistem pelayanan sertifikasi halal LPPOM MUI secara online. Dengan sistem ini perusahaan dapat mengajukan permohonan sertifikasi halal produk secara online tanpa
Lebih terperinciPenerapan skema sertifikasi produk
LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori
Lebih terperinciTerbitan Nomor : 4 Desember 2012
KAN 02 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI (PUP) Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala W anabakti,
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN NOMOR P-17/BC/2006 TENTANG PEMBERITAHUAN HARGA JUAL ECERAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA HALAL DETECTOR : APLIKASI CERDAS PENDETEKSI KEHALALAN PRODUK DI HANDPHONE BERBASIS ANDROID
LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA HALAL DETECTOR : APLIKASI CERDAS PENDETEKSI KEHALALAN PRODUK DI HANDPHONE BERBASIS ANDROID BIDANG KEGIATAN: PKM-KC Disusun oleh: Prawito Hudoro H54100010 2010
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87%
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta dan sekitar 87% beragama Islam merupakan potensi pasar yang sangat besar bagi produk-produk halal. Apabila
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA NOMOR : 63/IAK/Per/8/2007 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA NOMOR : 63/IAK/Per/8/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35/M-IND/PER/4/2007
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 19/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 19/Permentan/OT.140/4/2009 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENDAFTARAN PAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri
Lebih terperinciPedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel
Pedoman KAN 800-2004 Pedoman Umum Akreditasi dan Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional KATA PENGANTAR Pedoman ini diperuntukkan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan penerapan Skema Sertifikasi
Lebih terperinciINFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001
LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi Nasional - Badan Standardisasi Nasional (KAN-BSN) dalam memberikan
Lebih terperinciPenerapan skema sertifikasi produk
LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori
Lebih terperinciNOMOR 215 TAHUN 2016 TENTANG BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN POKOK
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 324/Kpts/TN.120/4/94 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN MENTERI PERTANIAN,
SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 324/Kpts/TN.120/4/94 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA OBAT HEWAN MENTERI PERTANIAN, Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat
Lebih terperinciP - 36/BC/2007 TATALAKSANA AUDIT KEPABEANAN
P - 36/BC/2007 TATALAKSANA AUDIT KEPABEANAN Contributed by Administrator Friday, 30 November 2007 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 36/BC/2007 TENTANG TATALAKSANA
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka melindungi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Muslim Atas Pencantuman Sertifikat Halal
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Muslim Atas Pencantuman Sertifikat Halal Pada Restoran Di Wilayah Yogyakarta Timbulnya kesadaran konsumen akan makanan halal
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERINDUSTRIAN. Produk Halal. Jaminan. Bahan. Proses. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 295) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 60/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 60/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG REKOMENDASI IMPOR PRODUK HORTIKULTURA Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, bahwa sebagai tindak lanjut
Lebih terperinciDEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI NOMOR 188-12/44/600.4/2003 TENTANG
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan dengan cara wawancara dengan manajemen PT GIA yang terdiri dari direktur dan manajer umum, dan dilanjutkan dengan
Lebih terperinci