I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama. Sedangkan menurut. Alwi (2005) profil adalah pandangan mengenai seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

BAB I PENDAHULUAN. keadaan dimana masyarakatnya sentosa dan makmur serta berkecukupan, baik dalam

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN. Melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi. Tinggi rendah angka pembangunan dilihat dari trend

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah semata-sama

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

I. PENDAHULUAN. terbesar kedua setelah sektor pariwisata (perdagangan, hotel, dan restoran).

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN KOMODITAS PERKEBUNAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

ABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak.

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG

KESENJANGAN GENDER PADA BEBERAPA INDIKATOR MUTU DAN RELEVANSI PENDIDIKAN DI PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

Perkembangan Ekonomi Propinsi Nusa Tenggara Barat...Ida Bgs, Eka Artika 101

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

I. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. diikuti dengan adanya perubahan struktur ekonomi. Salah satu sektor di bidang

Abstrak. Kata kunci : Tenaga Kerja, Bahan baku, Modal, Poduksi dan Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI. Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM.

HASIL BASIS DATA TERPADU (BDT) 2015 PROVINSI BALI

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2015

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

I. PENDAHULUAN. maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan membangun

Judul : Analisis Potensi Ekonomi Daerah Provinsi Bali Nama : Luh Nyoman Fajar Nur Ayu NIM : Abstrak

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2011

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sampai tahun 2006, BPS memperkirakan hampir 17,4 persen dari total penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

PROFIL PEMBANGUNAN BALI

PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JULI 2017

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan kesiapan dari masyarakat Indonesia untuk bisa ikut berkembang, karena adanya fenomena dimana laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yang semakin cepat namun tidak dibarengi dengan tersedianya lapangan pekerjaan yang memadai dari pihak pemerintah ataupun swasta yang berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. Berbagai perencanaan, kebijakan serta program pembangunan yang telah dan akan dilaksanakan pada intinya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan mengurangi jumlah penduduk miskin. Upaya pengentasan dan pengurangan kemiskinan harus dilakukan secara baik dan terkoordinir, mencakup seluruh aspek kehidupan dan dilaksanakan secara terpadu. Kemiskinan terjadi karena kemampuan masyarakat sebagai pelaku ekonomi yang tidak sama, sehingga terdapat masyarakat yang tidak dapat ikut serta dalam proses pembangunan atau menikmati hasil pembangunan (Soegijoko, 2001). Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2014 mencapai 27,73 juta orang (10,96%), berkurang sebesar 0,55 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2014 yaitu sebesar 28,28 juta orang (11,25%) dan berkurang sebesar 0,87 juta orang dibandingkan dengan penduduk 1

2 miskin pada September 2013 yaitu sebesar 28,60 juta orang (11,46%) sebagai bentuk dari keberhasilan program-program pemerintah yang memang dibuat untuk menangani masalah kemiskinan di Indonesia, seperti program pendidikan, kesehatan, dan program pemberdayaan masyarakat (BPS Indonesia, 2015). Fenomena yang ironis justru terjadi di Daerah Provinsi Bali, dimana sebagai daerah destinasi pariwisata terdapat peningkatan jumlah kemiskinan setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Bali Menurut Klasifikasi Daerah Tahun 2012 2014. Tahun Jumlah penduduk miskin (000 jiwa) Kota Desa Kota+Desa 2012 92.1 66.9 159.0 2013 103.0 79.7 182.8 2014 109.2 86.8 196.0 Sumber : BPS Bali, 2015 Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan angka kemiskinan di Bali khususnya di tahun 2014 yaitu terjadi peningkatan jumlah penduduk sehingga angka angkatan kerja juga meningkat, semakin tinggi jumlah angkatan kerja maka semakin sedikit angka kesempatan kerja yang tersedia sehingga angkatan kerja yang ada harus saling bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Tingkat pendidikan akan menentukan kualitas dari tenaga kerja yang tersedia. Melalui pendidikan akan mampu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang diperlihatkan oleh meningkatnya pengetahuan dan keterampilan yang akan mendorong meningkatnya produktivitas kerja seseorang dan pada akhirnya seseorang yang memiliki produktivitas yang tinggi akan memperoleh kesejahteraan yang lebih baik dan terhindar dari kemiskinan. Masyarakat dengan

3 pendidikan yang rendah akan sulit untuk memperoleh pekerjaan dengan upah atau gaji yang tinggi karena tidak memiliki skill atau kemampuan yang memadai sesuai dengan pekerjaan yang ada. Berikut data yang menunjukkan bahwa penduduk usia kerja yang bekerja masih didominasi oleh pekerja yang telah menamatkan jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah (Tabel 1.2). Tabel 1.2 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Ijasah Tertinggi yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota di Bali Tahun 2014. Kabupaten /Kota Tidak punya Ijasah tertinggi yang dimiliki (%) SD sederajat SLTP sederajat SLTA sederajat DI /DII /DII DIV /S1 /S2 /S3 1.Jembrana 13,7 38,5 19,2 24,2 1,2 3,3 2.Tabanan 12,3 27,9 20,1 30,5 4,1 5,0 3.Badung 8,5 19,8 14,0 41,9 7,0 8,8 4.Gianyar 10,4 21,4 19,7 37,3 4,2 7,1 5.Klungkung 16,1 25,9 21,0 29,3 2,8 5,0 6.Bangli 11,8 45,1 19,8 18,0 2,0 3,3 7.Karangasem 22,4 33,1 19,7 19,5 1,7 3,6 8.Buleleng 21,0 30,2 22,3 22,0 1,6 2,9 9.Denpasar 4,0 14,1 16,4 44,5 7,3 13,6 Bali 12,0 25,1 18,5 32,9 4,3 7,1 Sumber : BPS Bali, 2015 Berdasarkan Tabel 1.2 diketahui Kabupaten Karangasem memiliki penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak mempunyai ijasah sebesar 22,4% dari jumlah total penduduk usia 15 tahun ke atas yang ada di Kabupaten Karangasem yang merupakan jumlah terbanyak dari Kabupaten lainnya yang ada di Bali. Melihat fenomena tersebut, adanya sektor industri kecil memberikan angin segar bagi masyarakat yang tidak terdidik, kurang terdidik, dan tidak memiliki keahlian khusus. Industri kecil dapat membantu mengatasi masalah pengangguran melalui perannya sebagai pencipta lapangan kerja dan kesempatan usaha, yang

4 pada gilirannya mendorong pembangunan daerah dan kawasan pedesaan (Kuncoro, 2007). Peran industri rumah tangga akan semakin penting adanya ketika terjadi pergeseran di sektor pertanian sehingga akan memungkinkan untuk memasuki industri kecil atau industri rumah tangga sebagai alternatif yang dapat diambil masyarakat sebagai sumber pendapatan. Pilihan tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada bahwa industri kecil tidak menuntut pendidikan yang tinggi dan keterampilan tinggi serta modal yang dibutuhkan relatif kecil. Meskipun industri bukanlah sektor unggulan di Kabupaten Karangasem, namun peranannya terhadap perekonomian tidak bisa diabaikan. Terbukti, selama tahun 2009 sampai dengan 2011, sektor ini memberikan sumbangan sekitar 7% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Karangasem. Adapun perindustrian di Kabupaten Karangasem didominasi oleh industri kecil dan kerajinan rumah tangga dengan karakteristik modal kecil, tenaga kerja sedikit, manajemen/pengelolaan yang sederhana, serta teknologi yang juga masih tergolong sederhana. Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karangasem menunjukkan bahwa besarnya tenaga kerja yang mampu terserap pada sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga mencapai 26.046 orang. Adapun jenis industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang paling banyak terdapat di Karangasem adalah industri anyaman yaitu sejumlah 5.928 unit dan menyerap 9.188 orang tenaga kerja serta industri agro (makanan dan minuman) sejumlah 3.627 unit dengan tenaga kerja sebanyak 6.493 orang (BPS Karangasem, 2015).

5 Sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa terdiri dari berbagai faktor seperti tenaga kerja, tanah dan modal termasuk mesin-mesin, peralatan, bahan mentah, listrik, kemajuan teknologi dan lain-lain. Namun diantara semua faktor tersebut, faktor tenaga kerja memegang peranan utama dalam produktivitas karena alat produksi, teknologi dan seni pada hakekatnya adalah hasil karya manusia (Ravianto, 1995). Adanya sektor industri rumah tangga kini tidak hanya menyerap penduduk yang merupakan angkatan kerja saja, melainkan juga penduduk bukan angkatan kerja atau penduduk yang kurang aktif dalam kegiatan ekonomi seperti ibu rumah tangga dan pelajar. Salah satu industri yang berkembang di Kabupaten Karangasem yang mempekerjakan penduduk bukan angkatan kerja adalah perusahaan kerajinan dari batok kelapa yang bernama Eka Lestari Mandiri. Batok kelapa yang semula hanya digunakan untuk arang bakar saja kini dengan adanya kreatifitas dari masyarakat dapat diolah menjadi kerajinan yang bernilai seni tinggi serta memiliki nilai guna bagi kehidupan sehari-hari. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pengolahan batok kelapa menjadi benda yang memiliki nilai seni dan bernilai guna. Perusahaan ini berada di Dusun Waliang, Desa Abang, Kabupaten Karangasem. Perusahaan yang sudah tujuh tahun berdiri ini memiliki peran yang besar dalam penyerapan tenaga kerja karena telah membuka kesempatan kerja bagi warga Desa Abang sendiri. Memiliki tenaga kerja awal sebanyak tiga orang, kini Eka Lestari Mandiri telah mempekerjakan 30 orang tenaga kerja, dimana dari beberapa tenaga kerja ada yang masih di bawah umur untuk dipekerjakan, masih bersekolah dan ibu rumah tangga.

6 Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Profil Tenaga Kerja Industri Kerajinan Batok Kelapa Pada Perusahaan Eka Lestari Mandiri di Desa Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana karakteristik pengrajin dilihat dari aspek demografi, ekonomi dan aspek teknis di Eka Lestari Mandiri? 2. Apakah alasan pekerja memilih bekerja sebagai pengrajin batok kelapa di Eka Lestari Mandiri? 3. Apakah hambatan yang dihadapi pengrajin dalam bekerja? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui karakteristik pangrajin dilihat dari aspek demografi, ekonomi, dan aspek di Eka Lestari Mandiri. 2. Mengetahui alasan pekerja memilih bekerja sebagai pengrajin batok kelapa di Eka Lestari Mandiri. 3. Mengetahui hambatan pengrajin pada saat bekerja. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi tenaga kerja, dapat memberikan informasi tentang gambaran umum tenaga kerja industri kerajinan sehingga dapat memberikan peluang kerja tambahan.

7 2. Bagi ilmu pengetahuan, dapat menambah informasi mengenai profil tenaga kerja kerajinan batok kelapa. 3. Bagi pemerintah, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang lebih efektif kepada para tenaga kerja khususnya bagi para pengrajin. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ini difokuskan untuk mengidentifikasi profil tenaga kerja industri kerajinan batok kelapa Eka Lestari Mandiri di Desa Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem dilihat dari karakteristik yang ditinjau dari tiga aspek yaitu: 1. Aspek demografi : umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anak, tingkat pendidikan. 2. Aspek ekonomi : upah, pendapatan, jam kerja, mata pencaharian dan lama bekerja sebagai pengrajin. 3. Aspek teknis : persiapan bahan baku, pembuatan produk, dan finishing. Serta alasan tenaga kerja memilih bekerja sebagai pengrajin dan hambatan yang dihadapi pada saat bekerja.