Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

PENGETAHUAN DASAR TENTANG HIV/ AIDS. HIV yang merupakan singkatan dari HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS adalah Virus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

LEMBAR PERSETUJUAN PENGISIAN KUESIONER. kesukarelaan dan bersedia mengisi kuesioner ini dengan sebaik-baiknya.

INFORMASI TENTANG HIV/ AIDS. Divisi Tropik Infeksi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1 Universitas Kristen Maranatha

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang

dan kesejahteraan keluarga; d. kegiatan terintegrasi dengan program pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota; e.

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

Berusaha Tenang Mampu mengendalikan emosi, jangan memojokan si-anak atau merasa tak berguna.

TINJAUAN PUSTAKA BAB II 2.1. HIV/AIDS Pengertian HIV/AIDS. Menurut Departemen Kesehatan (2014), HIV atau

Buku Kesehatan dan Hak Seksual serta Reproduksi GWLmuda

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

Konseling & VCT. Dr. Alix Muljani Budi

HIV AIDS. 1. Singkatan dan Arti Kata WINDOW PERIOD DISKRIMINASI. 2. Mulai Ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

MATERI INTI 1 INFORMASI TENTANG TB, HIV DAN KOINFEKSI TB-HIV

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di berbagai belahan bumi mengalami masalah kesehatan

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TENTANG

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

TREND DAN ISU PENULARAN HIV DI INDONESIA DAN DI LUAR NEGRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

Infeksi HIV pada Anak. Nia Kurniati

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

b/c f/c Info Seputar AIDS HIV IMS Informasi di dalam buku saku ini dipersembahkan oleh: T A T

Oleh: Logan Cochrane

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune. rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV 1.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

PENANGGULANGAN HIV / AIDS

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masih sering terjadi. Seorang perempuan bernama Mairinda yang kini menjabat

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS

I. PENDAHULUAN. Manusia yang merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 5 ayat 1, yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

2015 KAJIAN TENTANG SIKAP EMPATI WARGA PEDULI AIDS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. agama dan masyarakat di dunia pada umumnya. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immunodeficiency

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Menggunakan alat-alat tradisional yang tidak steril seperti alat tumpul. Makan nanas dan minum sprite secara berlebihan

HIV/AIDS 1/1/2002. dr Rachmah Laksmi Ambardini dkk Tim Pengabdi UNY. Asia dan Pacific. Kumulatif kasus HIV sp Maret 2008.

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

Transkripsi:

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS Astrid Wiratna

Psikologi dan HIV-AIDS HIV-AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV Virus HIV bisa menginfeksi tubuh seseorang karena perilakunya Psikologi bisa berperan sejak sebelum seseorang terinfeksi sampai ia menghadapi kematian karena infeksi

HIV-AIDS Pemahaman selayang pandang

Apakah HIV? HUMAN Virus hanya dapat menginfeksi manusia Sekilas tentang HIV IMMUNODEFICIENCY Virus membuat tubuh mengalami kemunduran pertahanan diri dalam sistem kekebalannya VIRUS Organisme ini mampu memperbanyak diri sendiri di dalam sel manusia

Apakah AIDS? Acquired Ditularkan dari dan kepada orang Sekilas tentang AIDS Immune Mempengaruhi sistem imunitas tubuh, suatu sistem yang bekerja melawan kuman seperti bakteri atau virus yang masuk tubuh Deficiency Menyebabkan sistim kekebalan tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik Syndrome Orang yang terkena AIDS menunjukkan pelbagai gejala sesuai dengan infeksi oportunistik yang dialaminya

Cara penularan HIV Hubungan seksual Darah, produk darah, jaringan & organ : Transfusi, transplantasi Penggunaan ulang jarum dan semprit suntik, alat-alat medik & alat tindik lainnya! Ibu kepada anak

Hubungan seksual Genito genital (kelamin dengan kelamin) Oro-genital (mulut dengan kelamin) Ano-genital (anus dengan kelamin) Mano-genital (tangan dengan kelamin) Heteroseksual (berbeda jenis kelamin) Homoseksual (sesama jenis kelamin) seperti waria, gay, dan lesbian Biseksual (sejenis maupun lain jenis kelamin)

Hubungan seks & HIV Mana yang paling berbahaya? Hubungan seks anal paling berbahaya, karena epitel mukosa yang tipis dan rapuh. Hubungan seks vaginal, wanita lebih rentan karena anatomis alat kelaminnya.

HIV tidak menular lewat Kontak sosial (sepiring makan bersama, bersalaman, berpelukan atau berciuman, batuk, bersin, menggunakan telpon umum, berkunjung ke rumah sakit) Faeces, urin, saliva, keringat, airmata Mendonorkan darah Menggunakan toilet bersama Digigit serangga Menggunakan kolam renang

Prinsip penularan HIV ESSE Exit: Ada jalan masuk untuk virus dari tubuh terinfeksi Survive: Virus bisa bertahan hidup untuk menginfeksi Sufficient: Jumlah virus cukup untuk menginfeksi Enter: Ada jalan masuk untuk virus ke tubuh yang akan terkena infeksi

Perjalanan penyakit Masa tanpa gejala pada HIV selama 3-10 thn Setelah masa tanpa gejala akan timbul gejala pendahuluan yang kemudian diikuti oleh infeksi oportunistik (IO) IO adalah infeksi yang mengikuti perjalanan penyakit HIV Dengan adanya IO maka perjalanan penyakit HIV telah memasuki stadium AIDS

CD4+ Hitung sel 1000 900 800 CD4+ sel T 700 600 Sindrom infeksi akut HIV Asimtomatik TB 500 400 300 Periode jendela Tingkat HIV RNA dlm plasma HZV OHL OC 200 100 0 Antibodi 0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 PPE CMV, MAC PCP CM Bulan ke.. Tahun ssdh infeksi HIV Module 1 Sub Module 3 PPT02

Aspek Perilaku Sebelum Terinfeksi - Perawatan

Sebelum tertular Tidak melakukan perilaku yang berisiko Hubungan seks yang tidak aman Transfusi darah/tindakan operasi yang tidak aman Pemahaman yang realistik tentang penularan HIV-AIDS

Sudah terinfeksi Tidak menularkan pada yang belum terinfeksi Mengikuti panduan perawatan kesehatan ODHA Membantu usaha-usaha pengendalian penularan infeksi HIV-AIDS

Dalam perawatan Mengenali gejala-gejala penyakit yang berkaitan dengan HIV-AIDS Mematuhi semua panduan perawatan Menjaga kesehatan fisik dan mental Membantu agar penularan infeksi HIV dapat terkendali

Memahami ODHA Status yang tidak pernah diharapkan

Status ODHA ODHA: Orang Dengan HIV-AIDS. Status ODHA didapat secara otomatis pada saat seseorang telah teridentifikasi sebagai orang yang terinfeksi HIV Status ODHA berlaku seumur hidup. Sekali seseorang mendapatkan status ODHA, maka seumur hidup dia adalah seorang ODHA Jika bisa memilih, tidak seorangpun ingin mendapatkan status ODHA

Apa ciri dari ODHA?

Masalah utama ODHA Seluruh ODHA di dunia menderita persoalan yang sama, yaitu menjadi korban STIGMA dan DISKRIMINASI Akar persoalannya adalah: banyak orang yang belum memahami HIV- AIDS, baik karena tidak memiliki pengetahuan maupun karena termakan oleh isu-isu negatif yang berkembang di masyarakat.

Masalah utama ODHA Isu negatif HIV-AIDS mudah berkembang karena salah satu cara penularannya adalah melalui hubungan seksual. Cara penularan melalui hubungan seksual ini menyebabkan ODHA mendapat STIGMA negatif: pendosa, orang dengan penyakit kotor, orang tidak bermoral. STIGMA negatif tersebut menyebabkan banyak orang menghakimi ODHA dengan membedakannya dari orang-orang bahkan penderita penyakit lain (DiSKRIMINASI)

Layanan untuk ODHA Layanan psikologis yang dibutuhkan sepanjang perkembangan penyakitnya

Sebelum berstatus ODHA Perilaku berisiko, atau Sakit yang menimbulkan kecurigaan dokter Tes HIV Satu-satunya cara untuk melihat status HIV seseorang adalah dengan mengikuti tes HIV

Konseling HIV-AIDS Paket UNAIDS dan WHO: Konseling pra test HIV Tes HIV Konseling pasca test HIV Konseling HIV harus dilakukan oleh konselor terlatih, karena mencakup pengetahuan tentang HIV-AIDS dan pemahaman tentang tes HIV

Menerima status diri Memberitahu status diri pada pasangan, keluarga dan kaum kerabat Mengikuti program pengobatan dan perawatan Menerima perubahan dan penurunan kondisi tubuh Menerima proses kematian Tantangan psikologis ODHA

Konseling untuk ODHA Konseling sepanjang perjalanan hidupnya Konseling dukungan untuk menerima status ODHA Konseling pencegahan positif Konseling krisis Konseling keluarga Konseling pasangan Konseling pra perkawinan Konseling kehamilan Konseling untuk menjadi orangtua Konseling kepatuhan berobat Konseling nutrisi Konseling bunuh diri Konseling dukungan dalam menghadapi kematian Konseling duka

Layanan Psikologis untuk ODHA Sama dengan kita semua, ODHA juga membutuhkan rasa aman karena diterima dan dihargai sebagai manusia Layanan Psikologis, sama dengan semua pasien: Profesional berbasis pengetahuan yang cukup Psikoedukasi yang memadai untuk setiap keluhan yang muncul dalam setiap tahap Memberikan otnnomi untuk menjaga harga diri pasien sebatas kemampuannya Empatik, sopan dan hormat

Menerima hasil tes HIV Pada umumnya terkejut walaupun perilakunya sudah berisiko Sejak membaca hasil sampai benar-benar bisa menerima bahwa status diri sudah berubah menjadi ODHA membutuhkan proses

Fokus layanan 1 Untuk membantu seorang ODHA menerima statusnya, dukungan psikologis apa yang bisa kita berikan?

Membuka status Status ODHA bersifat confidential Satu-satunya orang yang boleh membukakan status seorang ODHA hanyalah dia sendiri Konselor bisa membantu (atas ijin ODHA) Dokter/bidan yang akan merawat diberitahu oleh ODHA atau atas ijin ODHA

Fokus layanan 2 Untuk mendukung seorang ODHA membuka statusnya pada pasangan dan atau keluarganya, dukungan psikologis apa yang dapat kita berikan?

Mengikuti program perawatan ARV adalah obat-obat yang bisa menghalangi perkembangan virus HIV sangat efektif untuk mengendalikan laju perkembangan virus HIV ARV harus diminum seumur hidup pada jadwal yang sama Kepatuhan berobat menjamin kesehatan dan produktivitas ODHA dalam masyarakat.

Fokus layanan 3 Untuk mendukung ODHA agar patuh dan disiplin dalam menjalani proses perawatan, khususnya minum obat. Dukungan psikologis apakah yang dapat kita berikan?

Nutrisi buat ODHA Makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam setiap tahap perjalanan infeksi HIV Dokter dan ahli gizi bekerja sama menetapkan makanan apa yang sebaiknya dimakan dan dihindari pada saat-saat kritis atau masa penyesuaian diri dengan ARV

Fokus layanan 4 Untuk membantu ODHA agar mau mengikuti gaya hidup sehat, salah satunya dengan memilih makanan yang bergizi, dukungan psikologis apa yang bisa kita berikan?

Perubahan dan penurunan kondisi tubuh Tanpa ARV kondisi tubuh terus memburuk dan menuju kematian. Adaptasi pemakaian ARV menyebabkan perubahan kondisi tubuh yang tidak menyenangkan. Setelah sekitar 3 bulan rutin minum ARV barulah badan menjadi sehat seperti sedia kala dan semakin lama semakin baik. Harus diwaspadai: kemungkinan bunuh diri.

Fokus layanan 5 Untuk meringankan penderitaan ODHA yang mengalami perubahan dan penurunan kondisi tubuhnya, dukungan psikologis apa yang dapat kita berikan?

Proses kematian Tidak semua ODHA akan menghadapi proses kematian. Pemakaian ARV yang teratur akan mengendalikan laju pertumbuhan virus HIV di dalam tubuh ODHA, sehingga ODHA bisa sehat dan berumur panjang. ODHA yang menghadapi proses kematian membutuhkan pendampingan spiritual, baik dari orang terdekat maupun dari ahli agama. Mendampingi ODHA dalam proses kematian terkadang mencakup pembahasan soal ahli waris/warisan dan bagaimana mendampingi keluarga yang ditinggalkan?

Fokus layanan 6 Mendampingi ODHA yang sedang menghadapi proses kematian, dukungan psikologis apa yang dapat kita berikan?

Sebagaimana semua orang, ODHA mempunyai hak untuk mendapatkan layanan medis, hukum, psikososial dan pekerjaan. ODHA juga memiliki hak reproduksi. Hidup berkeluarga dan beranak pinak. ODHA memiliki hak untuk mempertahankan kualitas hidup yang sejahtera Hak ODHA

Perjalanan masih jauh Status ODHA bisa didapat oleh semua orang dimanapun, kapanpun. Penampilan seseorang tidak bisa dijadikan ukuran untuk statusnya. Banyak orang menjadi ODHA karena perilaku orang lain. Mari bersama-sama mengendalikan HIV, bukan memusuhi ODHA.

Rangkuman Peran psikolog dalam layanan HIV-AIDS Sebagai bagian dari dunia kesehatan, untuk layanan HIV-AIDS psikologi dapat berperan dalam: Kegiatan preventif/promotif Kegiatan asesmen/diagnostik Kegiatan kuratif Kegiatan rehabilitatif