BAB I : PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pencapaian MDGs yaitu status gizi balita. Masalah gizi utama di Indonesia saat ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan anak dalam siklus kehidupannya untuk perkembangan dan menjaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengetahuan, dan nilai nilai yang dianggap paling tepat bagi orang tua agar anak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sudah muncul masalah gizi lebih (World Health Organization/WHO, 2000).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan pertumbuhan dasar anak, selain itu juga terjadi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Status nutrisi adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena overweight saat ini sedang menjadi perhatian. Overweight atau

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. mewujudkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB 1 PENDAHULUAN. utama, pertama asupan makanan dan utilisasi biologik zat gizi (Savitri, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kembang yang optimal (golden periode)terutama untuk pertumbuhan jaringan otak,

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Anak balita adalah anak yang berusia dibawah 5 tahun. Balita usia 1-5

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia mengalami permasalahan gizi ganda yaitu perpaduan antara gizi

BAB I PENDAHULUAN. penting yang menjadi kesepakatan global dalam Sustainable Development

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. masih berada dalam kandungan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stunting atau pendek merupakan salah satu indikator gizi klinis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT tidak membiarkan seseorang untuk tidak tidur dan akan. hilang di waktu tidurnya ( As-Aya rawi, 2001 ).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan salah satu indikator masalah gizi yang menjadi fokus

Jurnal Skripsi HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK USIA 3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ASEMROWO KOTA SURABAYA

PERBEDAAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN PADA SIANG HARI ANTARA ANAK TAMAN KANAN-KANAK DI SEKOLAH DENGAN MODEL SCHOOL FEEDING DAN NON SCHOOL FEEDING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan dan diuraikan tentang latar belakang,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda (Double

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. ISPA(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) ( Dedeh,2010). Masa remaja. buruk serta kurangnya pengetahuan gizi ( Benun dan Ani,2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak dapat ditanggulangi dengan pendekatan medis dan pelayanan masyarakat saja. Banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 adalah mengumpulkan. dan menganalisis data indikator MDG s kesehatan dan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah gizi utama yang perlu mendapat perhatian. Masalah gizi secara

BAB I PENDAHULUAN. Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti perawatan dan makanan

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi menu gizi seimbang. Sayur dan buah merupakan makanan

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

Bab 5. Simpulan, Diskusi dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung. Status gizi secara langsung

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keikutsertaan PAUD

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OVERWEIGHT DAN OBESITAS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL KECAMATAN TEGALREJO KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yang berbeda, yaitu masa awal

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keemasan, yang memiliki masa tumbuh kembangnya berbagai organ tubuh. Bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berkualitas. Dukungan gizi yang memenuhi kebutuhan sangat berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan perkembangan pada anak ( Hockenberry dan Wilson, 2011), mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi ganda merupakan keadaan suatu populasi yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam jumlah yang tepat dan berkualitas baik. lingkungan kotor sehingga mudah terinfeksi berbagai penyakit.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang mengalami masalah gizi ganda. Sementara gizi buruk

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi dapat terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. perlu disiapkan dengan baik kualitasnya (Depkes RI, 2001 dalam Yudesti &

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,

BAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era globalisasi karena harus bersaing dengan negara-negara lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis. masa

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan dapat menyerang berbagai organ

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas tinggi.

Transkripsi:

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator kesehatan pada anak dinilai dari keberhasilan pencapaian MDGs yaitu status gizi balita. Masalah gizi utama di Indonesia saat ini tidak hanya berkaitan dengan gizi buruk saja, akan tetapi mulai berkembang masalah baru terkait dengan permasalahan gizi lebih. Data terakhir prevalensi balita gizi kurang di Indonesia sebesar 13,0%, gizi buruk 4,9%, gizi lebih 5,8%, balita sangat pendek 18,5 % dan balita pendek 17,1%. Untuk D.I.Y prevalensi balita gizi kurang 8,45 %, gizi buruk 0,56 %. Di Kabupaten Bantul balita bawah garis merah (BGM) 2,4 % belum mencapai target (1,5 %), padahal 3 kabupaten lainnya sudah mencapai target. Balita gizi lebih 3,08 %, gizi kurang 10,79 % dan gizi buruk 0,52 % (Dinkes Bantul 2012, Kemenkes 2012, Dinkes D.I.Y, 2013). Balita termasuk dalam masa usia prasekolah (3-6 tahun) yang merupakan tahap penting dalam tumbuh kembang anak, pemenuhan kebutuhan zat gizi yang adekuat sangat penting untuk pertumbuhan, kesehatan, dan perkembangan otak, agar potensi anak dapat berkembang secara optimal (Delaune & Ladner, 2011). Pemenuhan asupan zat gizi yang tidak tepat pada masa ini dapat mengakibatkan berbagai macam permasalahan diantaranya adalah gagal tumbuh, obesitas, rentan terhadap penyakit infeksi dan gangguan kesehatan jangka panjang (World Health Organization., 2009). Orang tua anak mempunyai tanggung jawab menjadi model peran gizi yang baik untuk anaknya (Soetardjo & Soekarti, 2011, Kozier et al., 2011). Pada awal usia prasekolah dan usia sekolah, anak belajar kebiasaan makan. Selain itu orang tua 1

juga berperan dalam menentukan jenis makanan yang bergizi, porsi makan anak, menjadikan makanan yang sehat sebagai gaya hidup sehari-hari, membatasi makanan cepat saji, serta menyediakan lingkungan makanan yang santai dan nyaman (Kozier et al., 2011). Perilaku orang tua dalam pemberian makanan pada anak berhubungan dengan asupan makanan padat gizi yang berlebih dan mempunyai peranan penting terhadap status gizi anak (Murashima et al., 2012, Rodgers et al., 2013). Dalam menjalankan perannya untuk memberikan makanan pada anak, orang tua dihadapkan dengan berbagai jenis permasalahan sebagaimana hasil penelitian Kolopaking dkk (2011) menyatakan bahwa ibu menggunakan permen dan biskuit sebagai hadiah untuk mengontrol anak mereka, mayoritas ibu tidak dapat mengontrol pilihan makanan anak-anak mereka, seperti makanan ringan dan minuman manis. Orang tua juga kesulitan memberikan anjuran kepada anaknya untuk mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi perilaku orang tua dalam pemberian makanan pada anak usia prasekolah, adalah persepsi orang tentang status gizi anaknya. Orang tua yang mempersepsikan anaknya mengalami kelebihan berat badan, akan membatasi anaknya untuk makan dan sedikit melakukan tekanan dalam pemberian makan (Yilmaz et al., 2013). Hasil penelitian Brann (2010) menyatakan bahwa terdapat perbedaan perilaku pemberian makan oleh pengasuh anak berdasarkan persepsi pengasuh tentang bentuk tubuh anak perempuan. Bentuk tubuh anak bagi mayoritas orang tua merupakan hal yang sangat penting untuk kesehatan 2

anak mereka di masa depan, kepercayaan diri, gambaran diri, daya tarik fisik, peningkatan diri dan interaksi sosial serta karir (Zalilah et al., 2003). Penelitian dilaksanakan di taman kanak-kanak (TK) wilayah Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, D.I.Y. Berdasarkan studi pendahuluan di salah satu TK di wilayah Kecamatan Piyungan yaitu TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Madugondo tanggal 12 februari 2014 kepada 5 orang tua wali murid dengan menanyakan mengenai persepsi mereka tentang bentuk tubuh anaknya saat ini, termasuk dalam kategori kurus, normal atau gemuk. Ketiga orang tua wali mempersepsikan anaknya memiliki bentuk tubuh yang normal, dua orang tua mempersepsikan anaknya kurus dan menyatakan tidak khawatir apabila anaknya menjadi gemuk. Orang tua mengatakan senantiasa berupaya memberikan makanan pada anaknya dengan baik, berusaha untuk tetapi tidak dapat mengontrol keinginan anak untuk membeli makanan manis yang tidak sehat, serta tidak melakukan upaya pembatasan pemberian makan. Orang tua juga menggunakan makanan sebagai hadiah agar anaknya tidur siang atau cenderung mengikuti kemauan anak ketika makan. Perawat sebagai tenaga kesehatan memiliki peran dalam pemenuhan asupan gizi pada anak diantaranya sebagai tim kesehatan interdisipliner, konselor gizi, pendidik, dan peneliti (Ghalili et al., 2007). Upaya memahami persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anaknya penting untuk dilakukan sejak masa awal kehidupan anak (Barlow & Dietz, 1998) 3

Penelitian mengenai persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak prasekolah sudah cukup banyak dilakukan, tetapi jumlahnya masih sangat terbatas terutama yang sudah dipublikasikan di Indonesia. Penelitian yang mengukur tentang perbedaan perilaku orang tua dalam pemberian makanan pada anak usia 3-6 tahun berdasarkan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak masih sangat jarang dilakukan. Diharapkan penelitian ini dapat menjelaskan perbedaan perilaku orang tua dalam memberikan makanan pada anak prasekolah (3-6 tahun) berdasarkan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan perilaku orang tua dalam pemberian makanan pada pada anak usia pra sekolah berdasarkan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak pada TK di wilayah Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, D.I.Y B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, salah satu faktor utama penentu perilaku orang tua dalam pemberian makanan pada anak usia prasekolah, adalah persepsi orang tua tentang status gizi anaknya. Orang tua yang mempersepsikan anaknya mengalami kelebihan berat badan, akan membatasi anaknya untuk makan dan sedikit melakukan tekanan pemberian makan. Terdapat perbedaan perilaku pemberian makan oleh pengasuh anak berdasarkan persepsi pengasuh tentang bentuk tubuh anak perempuan. Perumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada perbedaan perilaku orang tua dalam pemberian makanan terkait 4

rasa tanggungjawab, kekhawatiran akan berat badan anak, pembatasan pemberian makan, tekanan pemberian makan serta pemantauan asupan makan pada anak usia prasekolah berdasarkan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak pada TK di wilayah Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, D.I.Y? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi perbedaan perilaku orang tua dalam pemberian makan berdasarkan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak usia prasekolah. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis perbedaan perilaku orang tua tentang tanggungjawab pemberian makan antara orang tua yang mempersepsikan bentuk tubuh anaknya kurus, normal dan gemuk b. Menganalisis perbedaan perilaku orang tua tentang kekhawatiran akan berat (badan) anak antara orang tua yang mempersepsikan bentuk tubuh anaknya kurus, normal dan gemuk. c. Menganalisis perbedaan perilaku orang tua tentang pembatasan pemberian makan antara orang tua yang mempersepsikan bentuk tubuh anaknya kurus, normal dan gemuk. d. Menganalisis perbedaan perilaku orang tua tentang tekanan dalam pemberian makan antara orang tua yang mempersepsikan bentuk tubuh anaknya kurus, normal dan gemuk. 5

e. Menganalisis perbedaan perilaku orang tua tentang pemantauan asupan makanan antara orang tua yang mempersepsikan bentuk tubuh anaknya kurus, normal dan gemuk. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam mengembangkan ilmu perilaku khususnya terkait dengan peran orang tua dalam pengasuhan anak, pada aspek pemenuhan kebutuhan zat gizi melalui pemberian asupan makanan bagi anak usia prasekolah yang dibedakan berdasarkan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak. 2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti Sebagai suatu proses pembelajaran dalam melakukan penelitian yang baik dan benar, karena peneliti mendapatkan bimbingan dan pengalaman yang sangat banyak dan detail dalam melakukan proses penelitian. Proses dan pengalaman ini sebagai dasar untuk mengembangkan dan melakukan inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan, khususnya keperawatan anak di masa yang akan datang melalui proses penelitian. b. Bagi orang tua yang mempunyai anak usia prasekolah 6

Sebagai bahan informasi mengenai perilaku orang tua dalam pemberian makanan pada anak usia prasekolah dan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak adalah? 1. Penelitian Zalilah et al. (2003) yang berjudul Parental Perceptions of Children's Body Shapes. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah tujuan penelitian untuk mengukur perbedaan persepsi orangtua tentang bentuk tubuh anak laki-laki dan perempuan, alat ukur menggunakan sketsa bentuk tubuh anak yang dibuat oleh Collin (1991). Uji statistik menggunakan wilcoxon matchedpairs signed ranks. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak dan sampel penelitian orang tua dengan anak prasekolah. 2. Penelitian (Holm-Denoma et al., 2005 yang berjudul Parents Reports of the Body Shape and Feeding Habits of 36-Month-Old Children: An Investigation of Gender Differences. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel bebasnya adalah persepsi orangtua tentang bentuk tubuh anak diukur dengan menggunakan kalimat pertanyaan kepada orangtua dan variabel terikatnya adalah persepsi orang tua tentang perilaku makan anak dan diukur menggunakan Oregon Research Institute Child Eating Behavior Inventory (ORI-CEBI) yang meliputi 4 aspek yaitu memilih makanan, usaha untuk mengontrol, menolak 7

makanan, dan mengasuh secara positif. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak. 3. Penelitian (Garret-Wright, 2011) yang berjudul Parental Perception of Preschool Child Body Weight. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel terikatnya adalah faktor psikososial orang tua dan diukur dengan The Parenting Sense of Competence Scale (PSOC). Tempat penelitian di pelayanan kesehatan anak Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel bebas yaitu persepsi orang tua tentang berat badan tubuh anak diukur dengan The Child Feeding Questionnaire (CFQ), hanya menggunakan salah satu subskalanya saja yaitu Concern about Child Weight atau kekhawatiran orang tua terhadap berat (badan) anak, responden orang tua yang mempunyai anak usia 2-5 tahun. 4. Penelitian (Yilmaz et al., 2013) berjudul How does parents visual perception of their child s weight status affect their feeding style? Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah gaya ibu dalam pemberian makan pada anak diukur dengan Parental Feeeding Style Questionnaire (PFSQ) yang meliputi 4 aspek yaitu instrumental, dorongan, kontrol dan emosional. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu persepsi visual ibu tentang status berat badan anak diukur dengan sketsa bentuk tubuh anak yang dibuat oleh Scoot Millard dan rancangan penelitian menggunakan studi potong lintang. 5. Penelitian (Brann, 2010) berjudul Child-feeding practices and child overweight perception of family day care providers caring for preschool-age children. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah subjek penelitian adalah tempat penitipan anak, instrumen untuk mengukur persepsi orang tua tentang bentuk tubuh anak menggunakan sketsa bentuk tubuh anak praremaja dan subjek 8

penelitian adalah tempat penitipan anak. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah perilaku orang tua dalam pemberian makanan pada anak diukur menggunakan Child Feeding Questionnaire (CFQ). 9