BAB I PENDAHULUAN. Perdarahan pada saluran cerna bagian bawah terjadi sekitar 20% dari semua

dokumen-dokumen yang mirip
VALIDITAS FECAL IMMUNOCHEMICAL TEST DALAM MENDETEKSI ADANYA PERDARAHAN PADA SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH DI RSUP SANGLAH DENPASAR BALI

BAB 1 PENDAHULUAN. mengobati kondisi dan penyakit terkait dengan proses menua (Setiati dkk, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Tumor kolorektal merupakan neoplasma pada usus besar yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menangani pasien-pasien dengan penyakit saluran

BAB I PENDAHULUAN. yang menyerang saluran pencernaan. Lebih dari 60 persen tumor ganas kolorektal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bertambahannya usia, yang berhubungan dengan lesi yang didapat pada kolon

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

I. PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13% dari penyebab kematian) orang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. rektum yang khusus menyerang bagian sekum yang terjadi akibat gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PANDUAN PENATALAKSANAAN KANKER KOLOREKTAL KEMENTERIAN KESEHATAN KOMITE PENANGGULANGAN KANKER NASIONAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Batu empedu merupakan batu yang terdapat pada kandung empedu atau pada

D. Kerangka Teori E. Kerangka Konsep F. Hipotesis... 36

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN BUBUR KECAP DENGAN TANPA PEMBERIAN BUBUR KECAP TERHADAP KEBERSIHAN KOLON UNTUK PERSIAPAN TINDAKAN KOLONOSKOPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Anemia juga masih

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan)

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis akut adalah peradangan dari apendiks vermiformis, merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan suatu. penyakit peradangan idiopatik pada traktus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit idiopatik, yang diperkirakan melibatkan. reaksi imun dalam tubuh terhadap saluran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

HUBUNGAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) DAN ALBUMIN SERUM DENGAN LOKASI KANKER KOLOREKTAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan tidak adanya sel ganglion parasimpatis pada myenteric dan submucosal

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab

Gambar 2.1 Letak kanker kolorektal (Sumber: John Hopkins Medicine Colon Cancer Centre, 2015).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kanker kolorektal adalah kanker urutan ketiga yang banyak yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

Profil Karsinoma Kolorektal di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Priode Januari 2009 sampai Desember 2011

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri secara global. Tiap tahun angka pekerja terus meningkat yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

B A B I PENDAHULUAN. pembangunan dalam segala bidang. Pertumbuhan ekonomi yang baik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dari saluran pencernaan yang berfungsi menyerap sari makanan untuk

ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT, TEMUAN HISTOPATOLOGIS, DAN TERAPI PASIEN KANKER KOLOREKTAL DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya trias kematian (hipotermia, asidosis dan koagulopati) yang kini

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat primer

BAB I PENDAHULUAN. klinik. Prevalensi nodul berkisar antara 5 50% bergantung pada populasi tertentu

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

BAB I PENDAHULUAN. Memelihara kesehatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. makanan pada masa itu menjadi penyebab utama munculnya masalah gizi remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. payudara. Di Indonesia, kanker serviks berada diperingkat kedua. trakea, bronkus, dan paru-paru (8.5%), kanker kolorektal (8.

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

Gambaran Radiologi Tumor Kolon

HASIL KOLONOSKOPI PADA PASIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara. keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah metastasis adalah akibat kurang efektifnya manajemen

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif. rekam medik RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Kaki diabetik merupakan komplikasi dari diabetes melitus (DM) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. baik di belahan dunia Barat maupun di Indonesia. Kanker kolorektal (KKR) jenis

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang

Kata kunci: Karakteristik, Kanker kolorektal, RSUP Sanglah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu predisposisi terjadinya kanker kolon (Popivanova et

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kulit terbagi 2 kelompok yaitu melanoma dan kelompok non

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

30/10/2015. Penemuan Penyakit secara Screening - 2. Penemuan Penyakit secara Screening - 3. Penemuan Penyakit secara Screening - 4

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kisaran usia 5-14 tahun (Gerald dkk, 2004). Prevalens asma di Indonesia belum

HUBUNGAN ANTARA DERAJAT ANEMIA SEBAGAI FAKTOR PREDIKTIF LETAK TUMOR PADA KEGANASAN KOLOREKTAL

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

K35-K38 Diseases of Appendix

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

BAB I PENDAHULUAN. lain. Secara global, berdasarkan data yang diperoleh oleh World Cancer Research

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan pada saluran cerna bagian bawah terjadi sekitar 20% dari semua kasus perdarahan gastrointestinal. Lower gastrointestinal bledding (LGIB) didefinisikan sebagai perdarahan yang terjadi pada bagian distal dari ligamentum Treitz. Perdarahan gastrointestinal dibagi menjadi tiga yaitu perdarahan bagian atas, tengah dan bawah. LGIB juga dapat didefinisikan sebagai hilangnya darah secara akut atau kronis yang bersumber dari kolon atau rektum. LGIB akut terjadi kurang dari 3 hari dan mungkin mengakibatkan ketidakstabilan tanda-tanda vital, anemia dan kadang-kadang sampai memerlukan tranfusi darah. LGIB kronis terjadi beberapa hari atau dalam jangka waktu yang lama. Pasien dengan perdarahan kronis dapat menunjukkan gejala darah samar pada feses, anemia defisiensi besi, melena, hematochezia atau maroon stool (Barnert dan Messmann, 2009). Kejadian LGIB di AS berkisar antara 20-27 kasus per 100.000 orang dewasa. Di Belanda, kejadian keseluruhan 9/100.000 per tahun. LGIB banyak terjadi pada usia 63-77 tahun, lebih sering pada pria dibandingkan pada wanita. Perdarahan kolon memerlukan tranfusi darah lebih sedikit dibandingkan dengan perdarahan usus halus. Perdarahan akut pada saluran pencernaan bagian bawah berhenti secara spontan pada 80-85% pasien. Secara keseluruhan angka mortalitas berkisar antara 2-4% (Barnert dan Messmann, 2009). 1

2 Penyebab paling sering terjadinya perdarahan saluran cerna bagian bawah adalah inflammatory bowel disease, divertikel mekel, polip, neoplasma dan angiodisplasia (Bhasin dan Rana, 2011). Dikatakan bahwa kebanyakan kanker kolorektal berasal dari polip adenomatus dan membutuhkan waktu sekitar 10 tahun bagi polip dengan ukuran <1cm untuk berkembang menjadi kanker kolorektal invasif. Hal ini menunjukkan bahwa polip adenomatus merupakan suatu prekusor kanker dan baik polip maupun stadium awal kanker bersifat asimptomatik (Lieberman dan Weiss, 2001). Beberapa faktor risiko telah menunjukkan peningkatan kecenderungan menderita kanker kolorektal. Faktor risiko yang dimaksud antara lain: riwayat keluarga dengan kanker kolorektal atau adenoma, diet tinggi lemak dan rendah serat, riwayat polip adenomatous atau kanker kolorektal, inflammatory bowel disease, riwayat radiasi daerah pinggul dan specific hereditary cancer syndromes. Tidak satupun dari faktor risiko diatas terbukti lebih dominan pada kaum wanita dan kemungkinan kemunculan polip sama antara kedua jenis kelamin (Byers, et al., 1997). Deteksi dini berupa skrining untuk mengetahui kanker kolorektal sebelum timbul gejala dapat membantu ditemukannya penyakit ini pada stadium awal. Bila polip ditemukan dan segera diangkat, maka akan dapat mencegah terjadinya kanker kolorektal. Begitu juga pengobatan pada kanker kolorektal akan lebih efektif bila dilakukan pada stadium dini (Ginting, 2009). Saat ini, dikenal 5 macam metode skrining kanker kolorektal: Fecal Occult Blood Test (FOBT), fleksibel sigmoidoskopi, kolonoskopi, double contrast

3 barium enema, dan rectal toucher (RT) atau digital rectal examinations. Kebanyakan pedoman skrining kanker kolorektal yang dianut saat ini, merekomendasikan bahwa tidak ada satu skrining kanker kolorektalpun yang ternyata lebih baik dari yang lain. Namun, Fecal Occult Blood Test (FOBT) tetap menjadi uji skrining yang paling direkomendasikan oleh United States Preventive Services Task Force and the Institute of Medicine, sebagai program skrining kanker kolorektal (Kamakshi dan Goodin, 2001; Allison, 2007). Ada 2 jenis test skrining feses yang sering dipakai yaitu gfobt dan FIT. Guaiac Fecal Occult Blood Test (gfobt) sudah mulai ditinggalkan karena hasilnya sangat tergantung dari persiapan diet pasien. Fecal Immunochemical Test (FIT) saat ini lebih direkomendasikan karena lebih mudah, tidak diperlukan persiapan diet sebelum dilakukan test. Beberapa penelitian menunjukkan sensitifitas dari FIT ini cukup baik. Seperti penelitian yang dilakukan di Jepang, didapatkan sensitivitas FIT sebesar 90,8%, spesifisitas 92,1% (Nakama, et al., 1997). Penelitian yang dilakukan di Australia didapatkan hasil sensitivitas 82% dan spesifisitas 95% (Young, 2004). Sudoyo (2010), dari Persatuan Ahli Peyakit Dalam Indonesia (PAPDI), menyatakan bahwa kebanyakan pasien di Indonesia datang dengan kanker kolorektal stadium II. Berdasarkan sudut pandang diatas, maka peneliti mempunyai asumsi bahwa penelitian uji validitas FIT ini akan mendapatkan sensitifitas yang lebih tinggi daripada penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.

4 1.2 Rumusan Masalah Apakah FIT mempunyai sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi yang baik dalam mendeteksi adanya perdarahan pada saluran cerna bagian bawah di RSUP Sanglah Denpasar Bali? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Mengetahui validitas FIT untuk mendeteksi adanya perdarahan pada 1.3.2 Tujuan khusus 1. Mengetahui sensitivitas FIT dalam mendeteksi adanya perdarahan pada 2. Mengetahui spesifisitas FIT dalam mendeteksi adanya perdarahan pada 3. Mengetahui nilai prediksi positif FIT dalam mendeteksi adanya perdarahan pada saluran cerna bagian bawah di RSUP Sanglah Denpasar Bali. 4. Mengetahui akurasi FIT dalam mendeteksi adanya perdarahan pada

5 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik Memberikan informasi validitas FIT dalam mendeteksi adanya perdarahan pada 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Sebagai data dasar pertimbangan dilakukannya pemeriksaan FIT yang nantinya dapat digunakan sebagai uji skrining deteksi dini kanker kolorektal, sehingga dapat ditangani sedini mungkin dan meningkatkan survival rate. 2. Data dari penelitian ini dapat menjadi data sub bagian bedah digestif dan dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya.