METODE DESAIN VAKSIN (PENDEKATAN BIOINFORMATIKA)

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENGENALAN NATIONAL CENTRE FOR BIOTECHNOLOGY INFORMATION (NCBI)

Bioinformatika. Aplikasi Bioinformatika dalam Virologi

PENGENALAN NCBI UNTUK ANALISIS DNA, PROTEIN DAN SENYAWA KIMIA OLEH: W I D O D O MIFTAKHUNNAFISAH

PENGENALAN BIOINFORMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

3. Persempit pencarian anda hanya untuk gen terkait MDR pada M.tuberculosis dengan cara:

BAB IV MEMBANGUN POHON FILOGENETIK. 4.1 Membangun Pohon Filogenetik Menggunakan Aljabar Hipergraf

ABSTRAK. Kata kunci: DNA, bioinformatika, sekuens, Needleman-Wunsch, Lempel-Ziv, algoritma pensejajaran DNA, frase sempurna

APLIKASI MOLECULAR DOCKING MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODOCK TUTORIAL MOLECULAR DOCKING DENGAN APLIKASI AUTODOCK VINA

ANALISIS SEQUENCE DNA VIRUS H1N1 MENGGUNAKAN METODE SUPER PAIRWISE ALIGNMENT

2015 ISOLASI DAN AMPLIFIKASI GEN PARSIAL MELANOCORTIN - 1 RECEPTOR (MC1R) PADA IKAN GURAME

STUDI IN SILICO BEBERAPA SENYAWA TURUNAN ASAM SINAMAT TERHADAP RESEPTOR HUMAN TYROSINASE SERLY YULIAWATI

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI MOLEKULER

BAB I PENDAHULUAN. dengue. Virus dengue ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti. Infeksi dengan

DESAIN PRIMER. LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Molekuler. oleh : Riani Ulfah

I. PENDAHULUAN. wanita di dunia. Berdasarkan data dari WHO/ICOInformation Centre on. jumlah kasus sebanyak kasus dan jumlah kematian sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. akan terus mengalami kenaikan rata-rata 3.3% pertahun dengan quantitas dan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan upaya yang efektif untuk mengatasi virus tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI

Andi Utama Pendahuluan

DIAGRAM FILOGENIK HASIL SEKUENS BASA DNA MENGGUNAKAN PROGRAM MEGA-7 (MOLECULAR EVOLUTIONARY GENETICS ANALYSIS)

KAJIAN SECARA IN SILICO TERHADAP POTENSI EUGENOL DAN SITRONELAL SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK PENGENDALIAN SERANGGA HELOPELTIS ANTONII ABSTRAK

Abstrak. Keyword : high troughput virtual screening, molecular docking, molecular dynamics, high performance computing, cluster

Sequence Alignment Menggunakan Algoritma Smith Waterman 1

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah :

Andi Utama Pendahuluan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Prediksi Ikatan Molekular Kemenyan Jawa dan Adas Bintang terhadap Mutase Korismat Mycobacterium tuberculosis (2fp2, 3st6)

Perancangan Vaksin Virus Papilloma Manusia Tipe-16 Berbasis Epitop dengan Berbantukan Imunoinformatika

Microsoft Internet Explorer 7 atau versi diatas (direkomendasikan) Mozilla FireFox 3.6 atau versi diatas (direkomendasikan)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengantar Bioinformatika. Hidayat Trimarsanto

BAB III IMPLEMENTASI

SIMULASI EFEKTIVITAS SENYAWA OBAT ERITROMISIN F DAN 6,7 ANHIDROERITROMISIN F DALAM LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE SEMIEMPIRIS AUSTIN MODEL 1 (AM1)

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM), atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis,

BAB IV SIMULASI PEMBENTUKAN PHYLOGENETIC TREE PADA BEBERAPA DATA KOLEKSI DAN MELIHAT HUBUNGAN KEKERABATANNYA

TUTORIAL APLIKASI CHEMDRAW

MODUL KIMIA KOMPUTASI Cara Men-Download, Menginstall Dan Menggunakan Chemcketch Dan Marvin Sketch Serta Cara Men-Download Ligan Dan Protein

Komputer Aplikasi MI. Mia Fitriawati, S.Kom. Pertemuan 5 & 6 : Tabel, Grafis, Daftar Isi- Tabel/Gambar & Mail Merge 2013/2014

MEMBUAT WEBSITE PERSONAL

EKONOMETRI MENGGUNAKAN EVIEWS 4

KSI B ~ M.S. WULANDARI

SISTEM PENGOLAHAN DATA RAWAT INAP DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN BERBASIS MULTIUSER

DAFTAR ISI BAB I INSTALLASI

M 1 2. ~1,9 kb HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS MOLEKULER HCV (HEPATITIS C VIRUS) REGIO E1-E2 DAN NS5B PASIEN HIV RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI DI SURAKARTA TESIS

Achmad Solichin

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SMP NEGERI 1 PRAMBANAN BERBASIS WEB

Kajian Pendekatan Penempatan Ligan pada Protein Menggunakan Algoritma Genetika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis

- Hingga Muncul tampilan dan editor Frontpage sebagai berikut : Area Kerja. Menu Formatting. Layer Kerja

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Gambaran Umum Pembangunan Sistem. aplikasi ini yaitu menggunakan pemrograman prosedural yakni tidak seperti

MODUL SOFTWARE KIMIA KOMPUTASI CARA MENDOWNLOAD, MENGINSTAL, DAN MENGGUNAKAN APLIKASI CHEMSKETCH, MARVINSKETCH, SERTA

BAB VI MEMBUAT CHART & HYPERLINK

MANUAL BOOK OF GEORIMA (Geological Resources of Indonesia Mobile Application)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER. BIOKOMPUTASI BIO 4017 (3 SKS) Semester VII. PENGAMPU MATA KULIAH Dr. Djong Hon Tjong, M.Si

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DOSEN

Ketika jendela Microsoft Word dibuka, maka secara otomatis akan disediakan 1 buah dokumen baru. Untuk menambahkan dokumen baru, caranya :

MULTIPLE SEQUENCE ALIGNMENT MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV MODEL

BAB PENDAHULUAN Microsoft Visio 2003

Manual Book Penguatan System Jaringan Pemantapan Mutu Eksternal BBLK Jakarta TA. 2017

Ocean Data View. Membuka program ODV, klik icon ODV pada desktop, setelah itu akan muncul tampilan berikut.

BAB I SEKILAS VISUAL STUDIO.NET 2008

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 52 Tahun 2011, ISSN:

I. Pendahuluan A. Maksud dan Tujuan B. Fungsi C. Alamat Akses D. Pengguna II. Alur Kerja III. Masuk Sistem...

BAB IX PERANGKAT LUNAK PRESENTASI

Mengenal dan Mengedit HTML

BISNIS PROSES APLIKASI PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID)

BAB II LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

ANALISIS MOLECULAR DOCKING FITOKIMIA FAMILI FABACEAE DIBANDINGKAN TAMOKSIFEN. TERHADAP RESEPTOR ESTROGEN α PADA KANKER PAYUDARA SKRIPSI

KARAKTERISASI MOLEKULER GEN Open Reading Frame (ORF)1 DAN ORF2 VIRUS HEPATITIS E PADA BABI ISOLAT LOKAL di INDONESIA SEBAGAI KANDIDAT VAKSIN

BAB 5 IMPLEMENTASI. Gambar 5.1 Arsitektur Jaringan. diimplementasikan pada lebih dari satu komputer dengan satu server. Di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penambatan molekul (molecular docking) merupakan penelitian dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN. DNA Genom

STUDI DOCKING MOLEKULAR SENYAWA ASAM SINAMAT DAN DERIVATNYA SEBAGAI INHIBITOR PROTEIN 1J4X PADA SEL KANKER SERVIKS

Lampiran 1. Langkah-Langkah Dalam Membuat Installer E-Book Dengan Menggunakan Program Tarma Installer

SISTEM INFORMASI PENJUALAN HANDPHONE VELIN PHONE TANGERANG BERBASIS WEB

MODUL MASTER ALASAN. Menu ini digunakan untuk menginput alasan yang akan dipakai pada saat pembuatan surat izin

File Scavenger Data Recovery

Langkah-langkah membuat kontur Batimetri menggunakan Geosoft

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

KOMPARASI SEKUENS DNA PADA VIRUS H5N1 PADA HOST MANUSIA DAN BURUNG MENGGUNAKAN METODE DIAGRAM POHON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina. dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang ligan asli (S58)

I. PENDAHULUAN. Iridoviridae yang banyak mendapatkan perhatian karena telah menyebabkan

PANDUAN SINGKAT MEMBUAT KUIS DENGAN QUIZCREATOR. Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi web dashboard lembur dan perjalanan dinas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji pelarut DMSO terhadap kontraksi otot polos uterus

Step-Step dalam pembuatan Web

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

Manajemen Referensi dengan EndNote

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

METODE DESAIN VAKSIN (PENDEKATAN BIOINFORMATIKA) Bioinformatika merupakan suatu metode yang memadukan antara teknologi komputasi dengan biologi molekuler yang memungkinkan kita untuk melakukan sebuah simulasi molekuler dengan akurasi hasil yang cukup tinggi. Metode ini telah banyak dikembangkan untuk kepentingan berbagai bidang, salah satunya adalah untuk desain vaksin. Jika dibandingkan dengan penelitian di Laboratorium, desain vaksin dengan menggunakan pendekatan bionformatika ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya : lebih cepat, hasilnya memiliki akurasi yang tinggi, biaya dapat ditekan dan simulasi molekuler dapat dilihat lebih jelas. Desain vaksin dengan pendekatan Bioinformatika dapat dilakukan dengan beberapa metode sebagi berikut : 1. Pencarian Data Protein Data yang akan digunakan dalam analisis dicari melalui National Centre of Biotechnology Information (NCBI) (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/) dengan kata kunci sesuai dengan data protein yang akan digunakan dalam penelitian seperti pada gambar 1. Pilih Protein Kata kunci protein yang akan di cari, misal : envelope glycoprotein dengue 1 Gambar 1. Tampilan NCBI Data yang diperoleh kemudian disimpan dalam bentuk FASTA pada Notepad untuk kemudian digunakan pada seleksi data. Apabila vaksin yang akan di desain spesifik terhadap reseptor-reseptor tertentu, maka perlu dicari kristal struktur 3 dimensi dari reseptor tersebut melalui Protein Data Bank (PDB) (http://www.pdb.org/). 2. Seleksi Data dengan Alignment (Pensejajaran) Alignment dilakkukan untuk pensejajaran sekuen-sekuen protein sampel. Alignment protein dapat dilakukan dengan menggunakan softwere MEGA 5.05 (metode Clustal W)

seperti pada gambar 2. Alignment pada clustal W ini dilakukan dengan metode pairwise dan multiple alignment. Gambar 2. Tampilan software MEGA 5.05 Alignment dilakukan dengan langkah sebagai berikut : Align Edit /Build Alignment Create a new alignmet (pada menu Alignment editor) Ok Protein (pada menu data type for alignment) hingga muncul tampilan Alignment Explorer seperti pada gambar 3. Gambar 3. Tampilan Alignment Explorer MEGA 5.05 Langkah berikuntnya dalah sebagai berikut : Edit insert sequence from file memilih data FASTA yang telah disimpan sebelumnya block data Alignment Align by Clustal W OK (pada Clustal W parameter). Hasil alignment kemudian digunakan untuk seleksi varian sample (dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan analisis filogenetik dengan metode Maximum Likelihood Tree). Untuk meminimalkan jumlah sampel, hasil seleksi sekuen dapat diseleksi kembali berdasarkan struktur 2 dan 3 dimensinya. Seleksi berdasarkan struktur 2 dimensi dapat dilakukan dengan menggunakan server alignment 2 dimensi DIALIGN (http://dialignsec.gobics.de/submission). Sedangkan untuk alignment 3 dimensi dapat dilakukan dengan menggunakan software Pymol.

3. Modeling Protein Modeling protein dilakukan untuk memodelkan struktur 3 dimensi dari data sekuen yang akan digunakan dalam penelitian. Secara umum modeling protein ini dilakukan berdasarkan metode homology modeling. Motode ini dapat dilakukan baik dengan menggunakan template atau tanpa menggunakan template. Template yang digunakan dalam homologi modeling merupakan sekuen dari protein yang akan diteliti yang sebelumnya struktur telah dikristalkan dalam Protein Data Bank (PDB). Homologi modeling dapat dilakukan melalui beberapa server, diantara adalah Swissmodel (http://swissmodel.expasy.org) dan PS2 (Protein Prediction Structure Server) (http://ps2.life.nctu.edu.tw). Kedua server ini didasarkan pada metode MODELER. Hasil homology modeling dapat divisualisasikan pada Pymol atau Chimera. 4. Analisis Docking Analisis docking merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui bagian dari protein ligan dan protein reseptor yang berinteraksi. Analisis docking memungkinkan beberapa alternativ interaksi dari kedua protein tersebut yang didasarkan pada energi pengikatan. Interaksi dengan energy pengikatan terkecil adalah interaksi yang dapat direkomendasikan untuk dijadikan model interaksi untuk analisis lebih lajut. Analisis docking dapat dilakukan dengan beberapa software diantaranya : Hex, Autodock, Cluspro 2.0 dan lain sebagainya. 5. Analisis Interaksi Protein Hasil yang diperoleh dari analisis docking meruapakan hasil yang hanya menggambarkan posisi interaksi anatara ligan dengan reseptor. Oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya visualisasi untuk mengetahui residu-residu protein yang berinteraksi melalui analisis interaksi protein. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan server Knowledge-based FADE and Contacts (KFC 2 Server) (http://kfc.mitchell-lab.org). 6. Analisis Antigenisitas Protein-protein yang akan direkomendasikan sebagai kandidat vaksin harus mempunyai antigenisitas tinggi. Oleh karena itu setiap sampel sekuen protein harus diuji antigenisitasnya untuk mengetahui secara jelas bagian-bagian dari sekuan protein yang memiliki kemampuan tinggi untuk menginduksi respon imun. Analisis antigenisitas dapat dilakukan dengan beberapa metode analisis, salah satunya adalah dengan menggunakan software CLC Main Workbench 5. Hasil analisis akan disajikan dalam bentuk grafik yang

disusun berdasarkan metode Kolaskar-Tongaonkar dan metode Welling seperti pada gambar 4. Gambar 4. Grafik hasil analisis antigenisitas untuk envelope glycoprotein virus dengue 7. Prediksi Epitope Selain harus mempunyai antigenisitas tinggi, protein yang direkomendasikan sebagai kandidat vaksin juga harus memliki potensi sebagai epitope. Untuk dapat menentukan metode yang digunakan dalam prediksi epitope, maka terlebih dahulu harus ditentukan sistem pathogenesis dari penyakit yang akan di desain vaksinnya. Sistem pathogenesis inilah yang nantinya akan menentukan epitop akan diprediksi berdasarkan epitope sel B ataukah epitope sel T. Prediksi kedua epitope tersebut dapat dianalisis dengan beberapa software Epitope Prediction, salah satunya adalah melalui software pada web server online Immune Epitope Database (IEDB) (http://tools.immuneepitope.org/main/index.html). Prediksi epitope sel B adalah suatu metode yang dimaksudkan untuk memprediksi daerah protein yang dapat dikenali sebagai epitope sehubungan dengan respon terhadap sel B. Prediksi epitope sel B dapat dilakukan dengan dua metode yaitu : metode linier dan metode konformasional (discotope). Pada hasil prediksi dengan metode linier akan ditunjukkan beberapa desain epitope pada jumlah asam amino yang berbeda. Sedangkan pada metode konformasional, hasil prediksi akan ditunjukkan oleh masing-masing asam amino yang diprediksikan berpotensi sebagai epitope. Berbeda halnya dengan prediksi epitope sel B, prediksi epitope sel T didasarkan pada prediksi pengikatan terhadap MHC I dan MHC II. Oleh karena itu dalam pathogenesis harus diketahui terlebih dahulu MHC spesifik yang akan ditampilkan pada patogenesisnya. Sehingga harus diketahui secara pasti tipe dan kelompok alel MHC yang ditampilkan. Hasil prediksi berdasarkan MHC I dan MHC II memiliki berpedaan dalam hal penentuan skor. Untuk analisis berdasarkan MHC I, semakin rendah skor maka semakin baik pengikatannya (diperhatikan pada skor di bawah 20%), sedangkan pada analisis

berdasarkan MHC II, semakin tinggi skor maka semakin baik pengikatannya (diperhatikan pada skor diatas 80%). Hasil prediksi epitope kemudian dikonfirmasi kembali dengan hasil analisis antigenisitas dan analisis hasil interaksi. Jika hasil ketiganya sinkron, maka dapat diuji lebih lanjut dengan analsis BLAST. 8. Analisis BLAST Hasil prediksi epitope yang direkomendasikan kemudian dianalisis lebih lanjut dengan analisis BLAST menggunakan perbandingan data protein manusia. Hasil analisis yang direkomendasikan adalah hasil analisis dengan nilai kesamaan yang rendah terhadap protein manusia. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya respon autoimun dari tubuh pasien yang akan menerima vaksin. Pada pembacaan hasil BLAST perlu diperhatikan untuk skor hasil diatas 70% apakah terdapat sekuen yang memiliki kesamaan terhadap reseptor-reseptor tertentu manusia khusunya yang berada pada permukaan sel. Analisis ini dapat dilakukan melalui program BLAST pada NCBI (http://blast.ncbi.nlm.nih.gos v/blast.cgi). Aplikasi BLAST Langkah-langkah menggunakan BLAST ditunjukkan pada alur metode berikut, pada contoh kali ini digunakan molekul INS dari Homo sapiens dan Mus musculus: a. Buka halaman awal NCBI dan pilih BLAST seperti pada tampilan berikut. b. Pada tampilan tersebut, terdapat beberapa pilihan penyejajaran, antara lain program BLAST untuk nukleotida dan untuk protein. Pada modul ini deberikan contoh BLAST untuk nukleotida

dari INS Homo sapiens dan Mus musculus. (Pencarian sekuen mengikuti langkah-langkah sebelumnya) c. Klik kolom Allign two or more sequences untuk membandingkan 2 sekuen nukleotida. Kemudian dimasukkan sekuen yang ingin dibandingkan pada kolom yang telah tersedia. Sekuen yang dimasukkan harus dalam format FASTA. d. Setelah sekuen dimasukkan diklik tanda BLAST pada bagian bawah, maka akan diperoleh tampilan sebagi berikut.

e. Pada tampilan tersebut terdapat suatu skala yang menunjukkan tingkat kesamaan sekuaen yang dibandingkan. Berdasarkan hasil tampilan tersebut terdapat suatu garis berwarna merah, hal ini menunjukkan bahwa kedua sekuen tersebut memiliki urutan yang sangat mirip yaitu lebih dari 200 nukleotida. Apabila discroll maka akan diperoleh tampilan sebgai berikut. Pada tampilan tersebut dapat diartikan sebagi berikut: - Kedua sekuen tersebut memiliki kesamaan lebih dari 83% - Bagian-bagian dari kedua sekuen yang tidak dihubungkan suatu garis vertical, menunjukkan letak perbedaan dari kedua sekuen tersebut.