BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara-negara berkembang adalah disparitas (ketimpangan)

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan

BAB I PENDAHULUAN. multidimensi, yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek. hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap manusiawi.

BAB I PENDAHULUAN. 189 negara anggota PBB pada bulan September 2000 adalah deklarasi Millenium

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional

BAB I PENDAHULUAN. Pada September 2000 sebanyak 189 negara anggota PBB termasuk

BAB I PENDAHULUAN. nilai inti untuk memahami pembangunan yang paling hakiki antara lain

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kemakmuran masyarakat yaitu melalui pengembangan. masalah sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. miskin mulai dari awal peradaban hingga sekarang ini. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam alenia ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: (1)

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah pembangunan Indonesia seutuhnya. Kemiskinan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kemiskinan. Berdasarkan tujuan pembangunan Millennium

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017 MENINGKAT

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. GDP baik secara keseluruhan maupun per kapita. Tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang berkaitan dengan yang akan diteliti.

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dilakukan bertujuan untuk mengentaskan pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

V. GAMBARAN UMUM. Penyajian gambaran umum tentang variabel-variabel endogen dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan nasional suatu negara yakni melalui jumlah dan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan kinerja

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDG s), yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses

BAB IV. PENCAPAIAN MDG s DI INDONESIA Hasil Pencapaian Tujuan Pertama: Penanggulangan Kemiskinan dan

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu kondisi bukan hanya hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. 34 provinsi, tentu memiliki peluang dan hambatannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional dapat dikatakan berhasil apabila

I. PENDAHULUAN. tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu, karena pada

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN JAYAPURA. Evi Hartati 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari pembangunan ekonomi adalah terciptanya

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2016

IV. DINAMIKA DISPARITAS WILAYAH DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dihadapi oleh semua negara di dunia. Amerika Serikat yang tergolong sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi pendapatan yang merata tanpa adanya disparitas. Selain untuk

I. PENDAHULUAN. orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses yang terintgrasi dan komprehensif

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan serta penanganan ketimpangan pendapatan. dunia. Bahkan dari delapan butir Millenium Development Goals (MDGs) yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state of mind) dari suatu masyarakat yang telah melalui kombinasi tertentu dari proses sosial, ekonomi, dan lembaga, yang memiliki cara untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Adapun komponen yang tercakup dalam kehidupan yang lebih baik itu, pembangunan di semua masyarakat setidaknya harus memiliki tiga tujuan sebagai berikut: pertama, peningkatan ketersediaan dan perluasan distribusi barang kebutuhan hidup yang pokok. Kedua, peningkatan standar hidup. Ketiga, perluasan pilihan ekonomi dan sosial (Todaro dan Smith, 2011). Kemiskinan merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Tidak hanya itu kemiskinan juga merupakan suatu permasalahan yang disebabkan oleh keadaan nasional suatu negara dan situasi global. Badan Pusat Statistik (BPS), mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu kondisi kehidupan serba kekurangan yang dialami oleh seseorang atau rumah tangga sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal atau layak bagi kehidupannya. Kesejahteraan suatu negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tingginya pertumbuhan ekonomi disebabkan adanya produktivitas yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi mengindikasikan adanya kenaikan pendapatan dalam suatu provinsi. Adanya peningkatan pandapatan tersebut akan mendorong peningkatan daya beli masyarakat sehingga terjadi peningkatan konsumsi barang 1

2 dan jasa. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi barang dan jasa, maka dibutuhkan peningkatan produksi seiring dengan kenaikan konsumsi yang terjadi (Samuelson dan Nordhaus, 2004). Faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya produktivitas suatu negara dapat dipengaruhi oleh sumber daya alam yang dimiliki, sumber daya manusia, kapital, serta teknologi. Tentunya tidak semua negara memiliki sumber daya alam yang melimpah dan dapat diolah. Akan tetapi semua negara mempunyai sumber daya manusia yang dapat dikembangkan. Meningkatnya sumber daya manusia yang ada dalam suatu negara atau wilayah baik secara kuantitas maupun kualitas, secara tidak langsung akan menunjukkan bahwa jumlah orang yang terserap untuk bekerja meningkat sehingga akan mengurangi jumlah pengangguran. Tingkat kemiskinan akan mengalami penurunan sejalan dengan terjadinya penurunan jumlah pengangguran. Pada bulan September 2000, sebanyak 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyetujui delapan Millenium Development Goal (MDG) sebagai komitmen untuk meniadakan kemiskinan dan mencapai tujuan pembangunan manusia lainnya pada tahun 2015. Seluruh negara sangat menyadari sifat multidimensi dari pembangunan dan penanggulangan kemiskinan; mengakhiri kemiskinan memerlukan lebih dari sekedar peningkatan pendapatan orang-orang miskin. Adapun tujuan pembangunan Milenium 2015 sebagai berikut: (Todaro dan Smith, 2011). 1. Mengurangi kemiskinan dan kelaparan ekstrem. 2. Mencapai pendidikan dasar universal.

3 3. Meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. 4. Mengurangi tingkat mortalitas anak-anak. 5. Meningkatkan kesehatan ibu. 6. Memerangi HIV/ AIDS, malaria, dan penyakit lainnya. 7. Menjaga kelestarian lingkungan hidup. 8. Membina kerja sama global bagi pembangunan. Tingkat kemiskinan merupakan masalah besar di banyak negaranegara berkembang tidak terkecuali negara Indonesia. Dikatakan besar jika masalah ini berlarut-larut dan dibiarkan semakin parah, pada akhirnya akan menimbulkan konsekuensi politik dan sosial yang sangat serius. Suatu pemerintah bisa jatuh karena amukan rakyat miskin yang sudah tidak tahan lagi menghadapi kemiskinannya (Tambunan, 2015). Mendapatkan hidup layak merupakan hak asasi manusia yang diakui secara universal. Sesuai tujuan yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat disebutkan bahwa hakikat pembangunan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, dan membantu melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi. Salah satu sarana dalam pembangunan nasional yaitu dengan cara menurunkan jumlah penduduk miskin karena kemiskinan dapat menimbulkan dampak negatif yang dapat berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi (Sari, 2012). Berdasarkan berita resmi statistik Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin di Indonesia (Perkotaan dan Perdesaan) pada bulan Maret tahun

4 2014 sebesar 28,28 juta orang. Akan tetapi pada bulan Maret di tahun 2015 mengalami kenaikan sehingga jumlah penduduk miskin di Indonesia sebesar 28,59 juta orang. Beberapa faktor yang terkait dengan peningkatan jumlah penduduk miskin selama tahun 2014 2015 antara lain selama periode September 2014 Maret 2015 terjadi inflasi sebesar 4,03 persen, secara nasional rata-rata harga beras mengalami peningkatan sebesar 14,48 persen yaitu dari Rp 11.433,00 per kg pada September 2014 menjadi Rp 13.089,00 per kg pada Maret 2015(BPS, 2015). Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin Menurut Pulau di Indonesia (Juta Orang) Jumlah Penduduk Miskin Perkotaan dan Perdesaan Pulau Sumatera 6,37 Jawa 15,45 Bali dan Nusa Tenggara 2,18 Kalimantan 0,98 Sulawesi 2,12 Maluku dan Papua 1,49 Sumber : Badan Pusat Statistik,(2015) Jika dilihat pada Tabel 1.1 jumlah penduduk miskin menurut Pulau terbanyak berada di Pulau Jawa sebesar 15,45 juta orang, sedangkan yang terendah Pulau Kalimantan dengan jumlah 0,98 juta orang penduduk miskin Perdesaan dan Perkotaan. Terendah kedua terdapat di Pulau Maluku dan Papua dengan jumlah penduduk miskin sebesar 1,49 juta orang.

5 Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kemiskinan di Indonesia. Di antaranya adalah PDRB per kapita, pengangguran, dan inflasi. Menurut Barika (2013) pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan disertai pemerataan hasil pertumbuhan keseluruh sektor usaha sangat dibutuhkan dalam upaya menurunkan tingkat kemiskinan. Lambatnya pertumbuhan angkatan kerja dan pertumbuhan lapangan pekerjaan dapat menyebabkan terjadinya masalah pengangguran yang ada di suatu wilayah. Meningkatnya pengangguran, tingginya kemiskinan, dan distribusi pendapatan yang tidak merata memiliki hubungan yang saling berkaitan satu sama lain. Inflasi merupakan indikator yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan. Terjadinya inflasi akan menyebabkan beberapa akibat buruk kepada individu, masyarakat dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Salah satu akibat penting dari inflasi adalah cenderung menurunkan taraf kemakmuran segolongan besar masyarakat (Riyani, 2014). Pengangguran yang terjadi dapat disebabkan oleh bertambahnya angkatan kerja baru yang terjadi tiap tahunnnya, akan tetapi bertambahnya angkatan kerja tidak diimbangi dengan penyerapan tenaga kerja tidak bertambah. Dalam hal ini semakin tinggi jumlah pengangguran maka akan meningkatkan jumlah penduduk miskin. Gambar 1.1, menunjukkan bahwa tingkat pengangguran yang ada di Indonesia cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya, yaitu sebesar 11.24% pada tahun 2005 menjadi 7.14% pada tahun 2010. Akan tetapi pada tahun 2011 sedikit mengalami kenaikan sebesar 0.34% sehingga menjadi 7.48%. Pada tahun 2012 mengalami penurunan kembali menjadi 6.13% dan pada

6 tahun 2013 sedikit mengalami kenaikan kembali menjadi 6.17%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya berakibat makin meningkatnya jumlah angkatan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah orang mencari pekerjaan akan semakin meningkat, sejalan dengan hal tersebut jumlah tenaga kerja juga akan bertambah. Permasalahan ini perlu penanganan yang seriussehingga akan membantu mengurangi tingkat kemiskinan yang ada. 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00-2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber : Badan Pusat Statistik,(2013) Gambar 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia (%) Tahun 2005-2013 Menurut Sukirno (2002), salah satu faktor penting yang menentukan kesejahteraan masyarakat adalah tingkat pendapatannya. Pendapatan masyarakat akan mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Apabila penganguran di suatu negara sangat buruk, maka akan

7 menimbulkan efek yang buruk juga kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek ekonomi dalam jangka panjang. Meningkatnya daya beli yang diimbangi dengan peningkatan produksi akan menciptakan keadaan dimana setiap kebutuhan konsumsi dapat terpenuhi. Keadaan tersebut akan berbanding terbalik jika peningkatan konsumsi tidak sejalan dengan pemenuhan barang dan jasa. Keadaan seperti ini produksi tidak mengalami peningkatan dan akan mengakibatkan barang dan jasa tidak mampu mencukupi permintaan sehingga memicu terjadinya kenaikan semua harga barang dan jasa atau dapat disebut dengan inflasi. Dengan adanya inflasi maka daya beli riil masyarakat akan menurun. Hal ini secara tidak langsung akan berakibat masyarakat mengurangi jumlah konsumsi. Jika inflasi terus terjadi, maka pemenuhan barang dan jasa akan menurun. Masyarakat akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok dan akan mengakibatkan jumlah masyarakat miskin akan semakin bertambah.berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, pengangguran, dan inflasi terhadap tingkat kemiskinan setiap provinsi di Indonesia.

8 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia pada tahun 2009-2013? 2. Bagaimana pengaruh pengangguran terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia pada tahun 2009-2013? 3. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia pada tahun 2009-2013? 4. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, pengangguran, dan inflasi secara bersama-sama terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia pada tahun 2009-2013? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)per kapita terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia pada tahun 2009-2013. 2) Mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh pengangguran terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia pada tahun 2009-2013. 3) Mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh inflasi terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia pada tahun 2009-2013.

9 4) Mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, pengangguran, dan inflasi secara bersama-sama mempengaruhi kemiskinan provinsi di Indonesia pada tahun 2009-2013. 1.4.Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Bagi pemerintah sebagai bahan informasi tambahan terkait kemiskinan sehingga dapat membuat kebijakan atau program untuk mengatasi kemiskinan setiap provinsi di Indonesia. 2) Dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya terkait dengan kemiskinan di Indonesia ataupun di daerah lain. 3) Bagi peneliti dapat memberikan wawasan tambahan tentang studi kemiskinan dan dapat menambah pengalaman di bidang penelitian. 1.5. Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia. 2) Pengangguran berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia.

10 3) Infasi berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan provinsi di Indonesia. 4) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, pengangguran, dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan provinsi di Indonesia. 1.6. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan penelitian ini terbagi menjadi 5 bab, dengan rincian pembahasan sebagai berikut: Bab I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka yang mencakup landasan teori dan studi terkait faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan. Bab III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai jenis dan sumber data, model yang digunakan dalam penelitian, dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian, dan batasan operasional.

11 Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisis data yang diperoleh dari perhitungan dan pembahasan berdasarkan rumusan masalah yang ada. Bab V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya maupun bagi pemerintah.