BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah 3

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. meja. Masing-masing jenis kursi lipat ini mempunyai manfaat dan. aspek-aspek yang sesuai dengan keinginan konsumen.

Gambar 1. 1 Empat Fase Model QFD

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL: MEMBANGUN PARADIGMA KEHIDUPAN MELALUI MULTIDISIPLIN ILMU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III DISAIN PRODUK

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

ANTHROPOMETRI NURJANNAH

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, daya beli masyarakat semakin meningkat. Peluang ini

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

meja dan kursi pada proses memahat untuk memperbaiki postur kerja di Java Art Stone Yogyakarta adalah Problem-Solving Research.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo

BAB II LANDASAN TEORI

Kata kunci : Kursi, Ergonomis, Antropometri, Perancangan Produk, Quality Function Deployment

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh: : Tri Hastomo Nim : D

BAB I PENDAHULUAN. Produk merupakan suatu perwujudan dari hasil perancangan desainer dalam

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM USAHA MEMENUHI KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK AQUA GELAS 240 ML PADA PT

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sejarah Quality Function Deployment

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses produksi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan

Erwin Wijaya 1, Novi 2, Christina Wirawan 3 Abstrak

PERANCANGAN BABY BOX MULTIFUNGSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ATHROPOMETRI

Pengembangan Desain Produk Teh Gelas Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment Untuk Meningkatkan Penjualan Di CV.

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD)

IMC 2. Analisa Situasi Pasar : Porter, GE Matrix, Past performance. Berliani Ardha, SE, M.Si. Red tulips are associated with love.

BAB I PENDAHULUAN. pasar semakin kompetitif dan tidak mungkin terhindarkan lagi. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN

BAB II STUDI LITERATUR

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN... ii. SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv

BAB I PENDAHULUAN I-1

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL

sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis

BAB 2 LANDASAN TEORI...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN ULANG DESAIN KURSI PENUMPANG MOBIL LAND ROVER YANG ERGONOMIS DENGAN METODE Ergonomic Function Deployment (EFD) Abstrak

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

BAB I PENDAHULUAN. hiburan. Laptop juga sudah menjadi barang pribadi yang sangat penting

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN PERAKITAN COVER ASSY 24DC

Tujuan penggunaan antropometri pemakai :

Penelitian otomasi pada industri batik pernah dilakukan oleh Wibisono,et al (2010), berupa perancangan dan pengembangan prototipe mesin cap batik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci : Perancangan, Pembuat es Puter, Metode QFD, Aspek Ergonomi

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan. repository.unisba.ac.id

Perancangan Ulang Stasiun Kerja Mihani Benang dengan Pendekatan QFD dan Antropometri

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai

BAB I PENDAHULUAN. handling dalam melaksanakan kegiatan peleburan. Di PT. Inalum, kegiatan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...

Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting

PERANCANGAN ALAT PEMINTAL BENANG ERGONOMIS KERAJINAN TENUN IKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan perusahaan harus cepat tanggap terhadap perubahan pasar. Perusahaan harus

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur di Indonesia, sekarang ini mengalami. pangsa pasar tidak hanya lokal tetapi internasional. Industri seperti ini

Manajemen Pemasaran. Pemasaran? Manajemen pemasaran. Proses pemasaran. Memahami pasar & pelanggan. Konsep inti pasar 4/23/2014

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH

Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm

ANALISA ERGONOMI KANOPI SEPEDA MOTOR

ASPEK PERANCANGAN BODI KENDARAAN (2)

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan model..., Deni Juharsyah, FT UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pada saat ini, persaingan antar perusahaan baik dalam mempertahankan

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA

PEMBUATAN PROTOTYPE CANTING ELEKTRIK CANTRIK BERDASARKAN KARAKTERISTIK KEBUTUHAN PENGGUNA DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYEMENT (QFD)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasional. a. Manajemen sebagai suatu proses

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam suatu sistem kerja, Setiap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan hendaknya selalu berpegangan pada prinsip ergonomis karena bila tidak memakai sistem tersebut dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dalam melakukan pekerjaan, timbulnya biaya tinggi, adanya peningkatan kecelakan dan penyakit akibat kerja, serta turunnya performansi yang berakibat turunnya produktivitas kerja. Kata ergonomi berasal bahasa yunani yang terdiri dari kata Ergos yang berarti kerja kata Nomos yang berarti hukum alam. Dengan demikian Ergonomi dapat dimaksudkan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, egineering, manajemen dan disain (Nurmianto 1996) 2.2 Aspek-Aspek Ergonomi Dalam Perancangan Alat kerja Dalam suatu stasiun kerja problematika utama adalah pengaturan komponen komponen yang terlibat dalam kegiatan produksi yaitu menyangkut material mesin/peralatan kerja, perkakas-perkakas, fasilitas penunjang, lingkungan fisik kerja dan operator (manusia pelaksana kerja). Sistem produksi cenderung dirancang untuk lebih akomodatif terhadap mesin atau material dibandingkan untuk lebih menjamin manusia agar bisa lebih meningkatkan lagi kontribusinya sebagai penentu produktivitas. Dengan pendekatan ergonomis diharapkan sistem produksi bisa produktivitas. Dengan pendekatan ergonomis diharapkan sistem produksi bisa keserasian hubungan antara pekerja dengan sistem kerja yang dikendalikan. Dalam 5

perancangan stasiun kerja, aspek yang harus diperhatikan antara lain. (Wingjosoebroto,Sritomo,1995,hal 55). Menyangkut perbaikan-perbaikan metode atau cara kerja dengan menekankan pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan dengan tujuan pokok adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kebutuhan akan data yang menyangkut dimensi tubuh manusia (data antropometri) yang akan menunjang didalam proses perancangan produk dengan tujuan untuk mencari keserasian hubungan antara produk dengan 2.3 Antropometri 2.3.1 Pengertian antropometri Antropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1990) adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungandengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. penerapan data antropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean ( rata-rata ) dan SD (standar deviasi) nya dari suatu distribusi normal (standarr deviasi). Sedangkan percentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa dimensinpercentase tertentu dari kelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya :95 % populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95 percentil: 5 % dari populasi berada sama dengan ataulebih rendah dari 5 percentil. 2.3.2 Penggunaan Data Antropometri Sebelum membahas lebih jauh penggunaan data ini maka ada baiknya kita bahas istilah **The Fallacy of the Avarage Man or Avarage Women** Istilah ini mengatakan bahwa merupakan suatu kesalahan dalam 6

perancangan suatu tempat kerja ataupun produk kija berdasar pada dimensi adalah merupakan rata-rata. Walaupun hanya dalam penggunaan satu dimensi saja, seperti misalnya jangkaun kedepan (Forwad reach), maka penggunaan rata-rata (50 persentil) dalam penyesuaian pemasangan suatu alat kontrol akan menghasilkan bahwa 50 % populasi tidak akan mampu menjangkaunya. Selain dari itu, jika seseorang mempunyai dimensi pada rata-rata populasi, katakanlah tinggi badan maka,maka belum tentu, bahwa dia berada pada rata-rata populasi untuk dimensi lainnya. 2.3.3 Data antropometri Data antropometri yang menyajikan data ukuran yang berbagai macam anggota tubuh manusia dalam persentil tertentu yang sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk ataupun fasilitas kerja akan dibuat. Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuei dengan ukuran tubuh manusia yang mengoperasikanya, maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil di dalam aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terdahulu seperti diuraikan sebagai berikut: 1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Disini perancangan produk dibuat agar dapat memenuhi dua sasaran produk,yaitu: 1) Bisa sesuai ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim 2) Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain(mayoritas dari populasi yang ada) 3) Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang tertentu Di sini rancangan bisa diubah-ubah ukuranya sehingga cukup fleksibel dioperasikan setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh 7

contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil yang mana dalam hal ini letaknya bisa digeser maju mundur dan sudut sandarnya bisa di ubah-ubah sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kaitanya untukmendapatkan rancangan yang fleksibel semaam ini, maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalh dalam rentang 5-95 persentil. 2. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata Dalam hal ini produk dilema odasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia, problema pokok yang di hadapi dalam hal ini justru sedikit sekali mereka yang berada dalam ukuran rata-rata. Disini produk dirancang dan dibuat untuk mereka yang ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan sendiri. Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ad beberapa saran yang bisa diberikan sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut, daiam hal ini juga perlu diperhatikan apakah harus menggunakan data structural atau function body dimention. 2. Tentukan populasi terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan, dan menjadi target utama pemakai produk tersebut. Hal ini lazim dikenal sebagai market segmentation, seperti produk mainan untuk anak-anak, peralatan rumah tangga untuk wanita, dan lain-lain. 3. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk ukuran individu yang ekstrim, tentang ukuran yang fleksibel ataukah ukuran rata-rata. 8

4. Pilih presentase populasi yang diikuti, 90, 95, 99, ataukah nilai persentil lain yang dikehendaki. 5. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasiakan selanjutnya ditetapkan nilai ukurannya. 2.4 Pengembangan Produk Pengembangan produk (product development) pada dasarnya adalah upaya perusahaan untuk senantiasa menciptakan produk baru, memperbaiki produk lama atau memodifikasi produk lama agar selalu dapat memenuhi tuntutan pasar dan selera pelanggan. Pengembangan produk dapat dikatakan sebagai aktivitas kseatif dan mempakan lompatan imajinatif dari fakta yang ada sekarang menuju kemungkinan masa depan. Kegiatan merancang dan mengembangkan produk, baik yang berupa jasa maupun barang, tidak terlepas dari konsep pemasaran yang bertujuan memenuhi kebutuhan yang memuaskan pelanggan. Kepuasan pelanggan bisa di penuhi dengan mengidentifikasi perilaku konsumen terhadap produk.(hakim arman.,1 995) Dalam konteks persaingan amar produsen, kita bisa mengidentifikasi faktorfaktor yang melatarbelakangi timbulnya kegiatan perancangan dan pengembangan produk. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 2.4.1 Faktor Eksternal Yang termasuk faktor eksternal antara lain: 1. Munculnya produk-produk sejenis dengan berbagai kelebihannya. 2. Munculnya produk baru yang dapat menggantikan produk lama. 3. Pergeseran keinginan konsumen dan kebosanan terhadap produk lama. 4. Siklus hidup produk cenderung memendek pada masa modem ini. 9

2.4.2 Faktor Internal Faktor internal yang merupakan keinginan manajemen untuk: 1. Memperbaiki kinerja produk. 2. Mempertahankan segmen dan pangsa pasar baru. 3. Melakukan diversifikasi produk. 4. Memanfaatkan sumber daya manusia yang terus meningkat. 5. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan. 2.5 Tahap-Tahap Pokok Dalam Siklus Hidup Produk Kebanyakan pembahasan mengenai siklus hidup produk (SHP) selalu menggambarkan riwayat penjualan dengan larva yang berbentuk seperti yang terlihat dalam gambar 2.1. Kurva ini digambarkan memiliki empat tahapan utama yang biasa disebut dengan tahap perkenalan, pertumhuhan. kedewasaan, dun kemunduran. 1. Perkenalan (introduction) yaitu pertumbuhan penjualan lambat karena produk baru saja diperkenalkan kepada konsumen sedangkan biaya sangat tinggi sehingga produk tidak menghasilkan keuntungan sama sekali. 2. Pertumbuhan (growth) yaitu pasar dengan cepat menerima produk baru sehingga penjualan melonjak dan menghasilkan keuntungan yang besar. 3. Kedewasaan (maturity) yaitu periode dimana pertumbuban penjualan mulai menurun karena produk sudah bisa diterima oleh sebagian besar pembeli. Jumlah keuntungan mantab, stabil, atau menurun karena meningkatnya biaya pemasaran untuk melawan para pesaing. 4. Kemunduran (dedine) yaitu periode penjualan menurun dengan tajam diikuti dengan menyusutriya keuntungan. 10

2.6 Quality Function Deployment( QFD ) QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan ketentuan teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan (Rosnani, 2009). Dalam konteks pemuasan kebutuhan pelanggan maka kita mengenal konsep QFD. Konsep QFD di kembangkan untuk menjamin bahwa produk yang memasuki tahap produksi benar-benar akan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan dengan jalan membentuk tingkat kualitas yang diperlukan dan dengan kesesuaian yang maksimum, pada setiap tahap pengembangan produk (Hakim arman, 1995). Fokus utama dari QFD adalah melibatkan pelanggan pada proses pengembangan produk sedini mungkin. Filosofi yang mendasarinya adalah bahwa pelanggan tidak akan puas dengan suatu produk meskipun produk itu telah dihasilkan dengan sempuma bila mereka tidak menginginkan atau membutuhkan (Hakim arman, 1995). 2.6.1 Tahap Pengumpulan data Pelanggan Pengumpulan data pelanggan atau dalam QFD disebut tahap pengumpulan suara pelanggan (voice of customer) pada dasamya tahap ini dilakukan survey untuk memperoleh suara pelanggan yang tentu akan memakan waktu dan membutuhkan keterampilan mendengarkan. Proses QFD membutuhkan data pelanggan yang ditulis sebagai atribut-atribut dari produk atau service. Atributatribut atau kebutuhan-kebutuhan ini merupakan keuntungan potensial yang dapat diterima pelanggan dari produk atau servicenya. Tiap atribut mempunyai beberapa data numeric yang berkaitan dengan kepentingan relative atribut bagi pelanggan dan tingkat performansi kepuasan pelanggan dari produk yang mirip berdasarkan atribut tersebut. Atribut ini biasanya disebut data pelanggan kualitatif 11

dan informasi numeric tiap atribut sebagai data kuantitatif. Prosedur umum dalam perolehan suara pelanggan adalah untuk menentukan atribut-atribut pelanggan (data kualitatif) dan mengukur atribut-atribut (data kuantitatif). Data kualitatif secara umum diperoleh dari pembicaraan dan observasi dengan pelanggan sementara data kuantitatif diperoleh dari survey atau penarikan suara (polls). Berikut gambar data kualitatif dan data kuantitatif dalam HQQ Gambar 2.1. Data Kualitatif dan Kuantitatif HOQ Prosedur umum dalam pemerolehan suara pelanggan adalah : 1. Menentukan atribut-atribut pelanggan (data kualitatif), dan kemudian, 2. Mengukur atribut-atribut (data kuantitatif) 2.6.2 Penyusunan Rumah Kuatitas Menyusun rumah kualitas (house of quality), penerapan metode QFD dalam proses perancangan produk dan jasa diawali dengan pembentukan matriks perencanaan atau sering disebut sebagai house of quality (rumah kualitas). Gambar 2.2 menunjukkan bentuk umum matriks perencanaan 12

produk atau nimah kualitas. DaIam gambar dibawah ini digunakan symbol A hingga F yang menunjukkan urutan pengisian bagian-bagian dari matriks perencanaan pembuatan tambal ban elektrik. E Tecnhical correlation C Technical Response n A Customer need D Realitionship B Planning Matrix F Technical Matrix Gambar 2.2. House of Quality (HOQ) Keterangan bagian - bagian dari rumah kualitas seperti pada (gambar 2.2.) Adalah sebagai berikut: 1. Bagian A merupakan suara konsumen. 2. Bagian B merupakan matriks perencanaan produk berdasarkan hasil riset pasar dan perencanaan strategi. 3. Bagian C merupak.an realisasi dari usaha pemenuhan keinginan konsumen. 4. Bagian D merupakan matriks yang menentukan hubungan antara suara konsumen dengan karakteristik teknis, kemudian menerjemahkannya ke dalam nilai yang menyatakan kekuatan hubungan tersebut. 5. Bagian E merupakan matriks hubungan ketergantungan antara karaktetistik teknis. 6. Bagian F merupakan matriks yang berisi informasi mengenai prioritas respon teknis, perbandingan kinerja teknis, dan target teknis 13