BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:

dokumen-dokumen yang mirip
1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

QANUN ACEH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA ADAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.33/MEN/2002 TENTANG ZONASI WILAYAH PESISIR DAN LAUT UNTUK KEGIATAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

VOLUNTARY NATIONAL REVIEW (VNR) TPB/SDGs TAHUN 2017 TUJUAN 14 EKOSISTEM LAUTAN

BAB 9 IMPLIKASI KEBIJAKAN

HAK ULAYAT MASYARAKAT DALAM KETENTUAN HAK PENGUSAHAAN PERAIRAN PESISIR (HP3)

STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN INDRAPURWA LHOK PEUKAN BADA BERBASIS HUKUM ADAT LAOT. Rika Astuti, S.Kel., M. Si

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 16 TAHUN 2002

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI PANGLIMA LAOT DI KOTA SABANG

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PANGLIMA LAOT DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM LAUT DI KOTA SABANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

II. TinjauanPustaka A. Definisi Sasi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN TAMAN WISATA PERAIRAN LAUT BANDA, PULAU HATTA, DAN PULAU AY

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Kekayaan hayati tersebut bukan hanya

I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEMBINAAN KEHIDUPAN ADAT DAN ADAT ISTIADAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR MALUKU KEPUTUSAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 387 TAHUN 2016 TENTANG

Ketika Budaya Sasi Menjaga Alam Tetap Lestari

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1 Perhitungan analisis usaha pada unit perikanan tonda dengan rumpon di PPP Pondokdadap

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2007

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

RANCANGAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2018 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERBANDINGAN PERKEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN KOTA TEGAL DAN KABUPATEN TEGAL TUGAS AKHIR

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia DI ACEH

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir.

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PEMERINTAHAN MUKIM DALAM PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ

BEST PRACTICE MARICULTURE OPTIMALISASI PENGELOLAAN DAN PEMANFAAATAN SUMBERDAYA LAUT DAN PESISIR SECARA TERPADU Dengan MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT GUNA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP. 30/MEN/2004 TENTANG PEMASANGAN DAN PEMANFAATAN RUMPON

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUATAN DAN PERIKANAN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut menjadi isu yang sangat penting untuk

DAFTAR PUSTAKA. Muhammad AA. et al, Selama Kearifan Adalah Kekayaan; Eksistensi Hukum Adat Laot di Aceh, Lembaga Panglima Laot, Banda Aceh.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanah yang subur, yang merupakan sumber daya alam yang sangat berharga bagi

Marine Fisheries ISSN: Vol. 2, No. 2, November 2011 Hal:

RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2018

pengembangan pariwisata di kampung Sawinggrai bisa dijadikan sebagai buktinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

I. UMUM. Sejalan...

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

Panduan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Panduan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENGAPA ASPEK RUANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA? 1. PERENCANAAN EKONOMI SERINGKALI BERSIFAT TAK TERBATAS 2. SETIAP AKTIVITAS SELAL

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

Malahayati Dusun TGK.Disayang Dusun Teuku Teungoh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEDUDUKAN HUKUM ADAT LA OT DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL ABSTRACT

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R


Hubungan Partisipasi Nelayan dan Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Pulau Tuan, Aceh Besar

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN PROTENSI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DI PESISIR TIMUR PULAU WEH - KOTA SABANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA BARAT BAGIAN SELATAN TAHUN

PERAN KADASTER LAUT DALAM PEMECAHAN KONFLIK DI PERAIRAN STUDI KASUS: KABUPATEN REMBANG, Arief widiansyah

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah pulau sebanyak yang dikelilingi oleh laut seluas 7,7

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu: a. Pengelolaan kawasan perairan pantai yang dilakukan oleh panglima laot lhok terdiri atas tiga konsep yaitu 1. Pembatasan aktivitas di kawasan; 2. Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan; 3. Pengawasan/perlindungan kawasan. b. Terdapat dua sektor pengelolaan kawasan perairan pantai oleh panglima laot lhok di Kota Sabang yaitu pengelolaan kawasan di sektor perikanan dan pengelolaan kawasan di sektor pariwisata bahari. c. Pengelolaan di sektor pariwisata oleh panglima laot lhok merupakan sebuah ranah baru pengelolaan wilayah lhok, sebab selama ini panglima laot lhok identik dengan pengelolaan kawasan berbasis perikanan. d. Peran dan eksistensi panglima laot lhok dalam mengelola kawasan perairan pantai di Kota Sabang semakin kuat dengan adanya pembentukan POKMASWAS serta penentuan koordinat batas antar wilayah lhok yang dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Sabang. 6.2. Saran 6.2.1. Saran Terhadap Stake Holder Dalam Mengelola Kawasan Perairan Pantai a. Pemerintah daerah agar dapat melibatkan panglima laot lhok dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan program kerja yang terkait dengan kawasan perairan pantai untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dengan panglima laot lhok selaku pengelola wilayah kesatuan adat laut. 130

131 b. Pemerintah agar lebih memberikan perhatian terhadap kebutuhan operasional panglima laot lhok dalam mengelola kawasan konservasi sebab panglima laot tidak memiliki sumber dana yang jelas untuk operasional pengawasan kawasan konservasi perairan pantai. c. Pelestarian kawasan perairan pantai oleh Panglima laot lhok agar dapat terus dilakukan demi untuk kepentingan jangka panjang. Pengelolaan kawasan lhok berbasis wisata memiliki potensi besar untuk peningkatan kesejahteraan nelayan seperti yang telah dilakukan oleh panglima laot lhok Iboih diharapkan dapat menjadi sebuah inspirasi bagi panglima laot lhok yang lain dalam mengelola kawasan masing-masing. 6.2.2. Saran penelitian lebih lanjut Penelitian ini berhasil mengidentifikasi sebuah ranah baru pengelolaan kawasan perairan pantai oleh panglima laot lhok yaitu di sektor pariwisata bahari, meskipun masih ada yang menganggap bahwa aktivitas wisata bahari bukan menjadi ranah panglima laot lhok. Untuk menghasilkan sebuah kesimpulan umum perlu rasanya dilakukan penelitian lanjutan dalam skala wilayah yang lebih luas untuk melihat adakah fenomena serupa yang terjadi di kabupaten lain dalam seluruh Propinsi Aceh sebab masih banyak kawasan perairan pantai di Aceh yang sudah terkenal sebagai kawasan wisata seperti Lho nga/lampuuk di Aceh Besar, Pantai Ulee Lheu di Banda Aceh dan lain-lain.

132 6.1. State of The Art Temuan Tesis Pengetahuan umum yang ada sampai saat ini mengenal bahwa panglima laot adalah sebuah kearifan lokal masyarakat tradisional di Propinsi Aceh yang mengelola perairan pantai di sektor perikanan, seperti yang tercantum dalam Peraturan Daerah Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Aceh No. 7 Tahun 2000 panglima laot adalah orang yang memimpin adat istiadat kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di bidang penangkapan ikan di laut termasuk mengatur tempat/areal penangkapan ikan, dan penyelesaian sengketa;. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Hamdani, R.H (2015:5) pengelolaan [perikanan] berbasis masyarakat tradisional umumnya berdasarkan adat dan tradisi yang lazim atau telah ada di masyarakat sejak lama, misalnya Sasi di Maluku (Elikisia, 2000), pengelolaan perairan pesisir desa Tanjung Bararai Biak dan panglima laot di Aceh (Nikijuluw, 2002). Penelitian ini berhasil mengidentifikasi bahwa saat ini panglima laot lhok Iboih sudah secara penuh menjadikan sektor pariwisata bahari sebagai bagian dari kewenangan mereka meskipun masih ada pro kontra terkait hal ini dimana sebagian besar panglima laot lhok masih menganggap bahwa kegiatan wisata bahari bukanlah ranah panglima laot. Namun besarnya manfaat yang diperoleh oleh panglima laot lhok Iboih dari pengelolaan sektor pariwisata mulai menjadi pemicu terhadap gejala semakin terbukanya panglima laot lhok yang lain terhadap pengelolaan pariwisata bahari di wilayah mereka, indikasi ini terlihat bahwa saat ini sedikitnya ada dua panglima laot lhok (Pria Laot dan Anoi Itam) yang secara perlahan mulai menjadikan pengelolaan aktivitas wisata laut sebagai bagian dari kewenangan mereka.

133 Dalam konteks khasanah keilmuan saat ini, meskipun kecil dan menyangkut pengetahuan lokal namun hasil penelitian ini penulis harapkan dapat semakin memperkaya pengetahuan kita mengenai pengelolaan kawasan perairan pantai oleh masyarakat tradisional panglima laot lhok di Aceh umumnya dan Kota Sabang khususnya.

134 6.3. STATE OF THE ART TEMUAN TESIS Pengelolaan Kawasan Lhok di sektor Perikanan dan Hasil Laut Pengelolaan Kawasan Lhok Oleh Panglima Laot Lhok di Kota Sabang Pengelolaan Kawasan Lhok sektor Pariwista Bahari Temuan Lapangan Khasanah Keilmuan Pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis masyarakat Pengelolaan Kawasan Pesisir Pantai oleh Masyarakat Tradisional Nikijuluw, Viktor P.H ( 2002) Dahuri, Rokhmin (2003) Gambar 42. State of The Art Temuan Tesis Sumber : Analisis 2015