Malahayati Dusun TGK.Disayang Dusun Teuku Teungoh

Transkripsi

1

2 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah Gampong Lampulo (Per Dusun) Nama Dusun di Jumlah Luas Kepadatan Luas (Ha) Gampong Penduduk Wilayah Penduduk Lampulo (Jiwa) (Ha) (Jiwa/Ha) Dusun Teuku , ,5 Tuan Dipulo Dusun Malahayati Dusun TGK.Disayang Dusun Teuku Teungoh Sumber: Profil Gampong Lampulo, 2009

3 Nama Dusun di Gampong Lampulo Dusun Teuku Tuan Dipulo Kondisi Wilayah terhadap Ancaman Jarak Potensi pantai dari Kerusakan (Sifat perairan kerusakan) Ketinggian (Dpl) 3 m 1-2 KM Hancur total (sangat parah) Dusun Malahayati 4 m 1-2 KM Hancur total (sangat parah) Dusun TGK.Disayang Dusun Teuku Teungoh 2,5 m 1-2 KM Hancur total (sangat parah) 4 m 1-2 KM Hancur total (sangat parah) Kondisi Ketinggian: Buruk Jarak Pantai dari perairan: Buruk Potensi kerusakan: Buruk Ketinggian: Buruk Jarak Pantai dari perairan: Buruk Potensi kerusakan: Buruk Ketinggian: Buruk Jarak Pantai dari perairan: Buruk Potensi kerusakan: Buruk Ketinggian: Buruk Jarak Pantai dari perairan: Buruk Potensi kerusakan: Buruk

4 Nama Dusun di Gampong Kondisi Wilayah terhadap Kerentanan Kondisi Lampulo Kepadatan Penduduk Kerapatan Bangunan Dusun Teuku Tuan Dipulo Sedang Sedang Kepadatan penduduk: Sedang Kerapatan Bangunan Sedang Dusun Malahayati Tinggi Sedang Kepadatan penduduk: Buruk Kerapatan Bangunan Sedang Dusun TGK.Disayang Tinggi Sedang Kepadatan penduduk: Buruk Kerapatan Bangunan Sedang Dusun Teuku Teungoh Tinggi Sedang Kepadatan penduduk: Buruk Kerapatan Bangunan Sedang

5 Nama Dusun di Gampong Lampulo Dusun Teuku Tuan Dipulo Dusun Malahayati Dusun TGK.Disayang Dusun Teuku Teungoh Skor Variabel Ancaman Ketinggian Jarak Potensi Pantai ke Kerusakan Perairan Skor Variabel Kerentanan Kepadatan Kerapatan Penduduk Bangunan Buruk Buruk Buruk Sedang Sedang Buruk Buruk Buruk Buruk Sedang Buruk Buruk Buruk Buruk Sedang Buruk Buruk Buruk Buruk Sedang 16

6 ZONING REGULATION Pembuatan Micro Zonasi Mensimulasikan tsunami terhadap Membuat zona penampang yang paling luar (dekat bibir pntai) yaitu zona vegetasi penahan gelombang (buffer zone), Menentukan spot-spot zona penyelamatan diri Memetakan jalur evakuasi Permukiman nelayan terbatas, permukiman perdesaan terbatas pada kaw budidaya pertanian, serta bangunan-bangunan yg mendukung kegiatan hutan produksi, pariwisata pantai, kawasan lindung pantai, pelabuhan, industri perikanan, dan cagar budaya. Harus mengatur fasilitas utama yang minimum dibutuhkan Bangunan infrastruktur yang strategis seperti Rumah Sakit, Markas Polisi, dan markas militer ditempatkan di zona aman

7 ZONING REGULATION Zona I yaitu: Permukiman nelayan terbatas dengan menggunakan kearifan local yaitu rumoh Aceh. pariwisata pantai atau wisata tsunami diarahkan bersifat terbuka dan tidak boleh berlantai dua, kawasan lindung pantai, pelabuhan, industri perikanan, dan cagar budaya yaitu Makam Aulia di Lampulo. Untuk Zona II: Permukiman perdesaan terbatas pada kawasan budidaya pertanian, serta bangunan-bangunan yg mendukung kegiatan hutan produksi seperti gudang, Permukiman yg semula telah ada di zona I tidak boleh diperluas, namun boleh ditingkatkan kualitasnya. Kawasan terbangun kepadatan sangat rendah (< 31 org/ha) Untuk kedua zona: KDB kurang dari 15 %. Untuk kedua zona KLB maksimal : 0,3. Kecuali bangunan penyelamatan diri. Untk kedua zona : Jumlah lantai maksimal : 2. (Untuk rumah sederhana). Kecuali bangunan penyelamatan diri. Untuk kedua zona, arahan pengaturan zonasi kawasan diatur sesuai aturan zona laot (Laut) yang mana masing-masing memiliki ketentuan adat yang dipegang sepenuhnya oleh Panglima Laot.

8 Penyesuaian arahan building code yang telah dibuat dengan pelaksanaannya di lapangan. Menggunakan kearifan local (Local Wisdom) yang telah ada di Aceh yaitu Setiap bangunan khususnya rumah warga diarahkan memiliki minimal satu jenis pohon berkayu yang biasa ditanami warga Aceh seperti: mamplam, jambe, geureundonng, sawo, dan langsat. Vertical Escape building wajib tahan gempa dan terletak pada kawasan yang mudah diakses Dilengkapi dengan infrastruktur minimum seperti air, pembangkit listrik dan sebagainya Arahan bagi nelayan untuk membangun Rumoh Aceh sebagai rumah para nelayan. Harus mengatur fasilitas utama yang minimum dibutuhkan Bangunan infrastruktur yang strategis seperti Rumah Sakit, Markas Polisi, dan markas militer ditempatkan di zona aman

9 Sistem utilitas jangan terpusat, sebaiknya moduler untuk beberapa kawasan yang satu dengan lainnya dapat terpisah. Pengembangan kawasan permukiman yang sesuai dengan Syariat Islam, dengan menjadikan fasilitas keagamaan (Mesjid, Meunasah) bersama dengan fasilitas pelayanan lainnya (terutama fasilitas

10 Untuk kedua zona: Seluruh bangunan wajib anti gempa Zona I : Pengembangan perumahan nelayan yang telah ada harus mengikuti arahan penanaman tanaman kayu minimal satu tanaman dan memagari rumah dengan pagey geureundong. Zona II: Pengembangan rumah nelayan (yang akan dibangun) dengan membangun rumah tradisional (rumoh Aceh). Arah pembangunan juga diarahkan menhadap barat daya, atau barat laut. Untuk kedua zona: Mempersiapkan vertical escape (merujuk pada arahan vertical escape building sebelumnya) Arahan bagi nelayan untuk membangun Rumoh Aceh sebagai rumah para nelayan (merujuk pada arahan sebelumnya mengenai karifan local dalam bentuk Rumoh Aceh)

11 Tidak boleh ada pembangunan di kawasan konservasi kecuali sesuatu yang sifatnya terbuka seperti jogging track Tidak boleh ada izin yang diberikan terhadap pembangunan di wilayah konservasi kecuali laboratorium untuk keperluan penelitian Lahan yang merupakan jalur evakuasi tidak boleh dihuni. Pemberian ijin pembangunan kembali hanya diberikan jika bisa menjamin persyaratan minimum bangunan seperti tahan gempa, lengkap dengan RTH, sesuai aturan KDB, KLB Setiap pembangunan harus memenuhi persyaratan infrastruktur utama atau yang minimum harus ada

12 Keringanan pajak & Mempermudah proses perijinan Panglima Laot sebagai promoter pengembangan Rumoh aceh Pelatihan dan penyuluhan Pemasangan rambu penyelamatan diri di jalan-jalan Mengembangkan smong dan ie beuna yang merupakan istilah jaman dahulu untuk menyebut tsunami. Nga linon fesang smong yang artinya ketiga dating air besar (tsunami) larilah ke tempat yang Mengembangkan sistem peringatan dini termasuk petunjuk tindakan yang harus dilakukan pada saat ada peringatan Melakukan peninjauan berkala dan memelihara sistem informasi sebagai bagian dari sistem peringatan dini Memperkuat koordinasi dan kerjasama multi sektor dan multi pemangku kepentingan dalam rantai sistem peringatan dini

13 Penundaan pembukaan jaringan infrastruktur bahkan pembatalan Penarikan utilitas yang tersedia Izin tidak dikeluarkan Pajak progressive bagi bangunan atau pemanfaatan kawasan yang tidak sesuai aturan Kenaikan biaya atau pajak atas penurunan kualitas kawasan konservasi Denda atas perusakan kawasan konservasi

14 Peringatan (bertingkat) Sanksi Administratif Sanksi Adat Sanksi Pidana sesuai Undang-Undang yang berlaku

15 Berdasarkan hasil identifikasi karakteristik kebencanaan kampong nelayan Lampulo, dapat disimpulkan bahwa seluruh kawasan kampong nelayan Lampulo merupakan kawasan yang memiliki tingkat resiko yang tinggi terhadap tsunami. Secara umum tidak ada zona aman di kampong nelayan Lampulo karena seluruh kawasan memiliki tingkat resiko yang tinggi Perumusan prinsip pengendalian pemanfaatan ruang untuk setiap poin mitigasi tsunami didapatkan dari hasil interaksi pendapat literature, ahli dan masyarakat sehingga terumuskan beberapa prinsip salah satunya yaitu untuk mitigasi sebagai upaya pencegahan tsunami perlu dibuat micozonasi untuk kampung nelayan Lampulo Pengendalian pemanfaatan ruang yang diterapkan di kawasan Kampung Nelayan Lampulo berdasarkan pakar, teori dan masyarakat harus ketat..

16 Perlu adanya sebuah penelitian yang meninjau RTRW Kota Banda Aceh terkait sudah berbasis mitigasi bencana atau tidaknya. Setiap kawasan khususnya kawasan yang rawan bencana tsunami harus memiliki micro zonasi dan arahan penataan ruang yang spesifik dan berlandaskan prinsip mitigasi bencana Pengaturan pengendalian pemanfaatan ruang harus dilakukan secara serius dan diawasi dengan sangat ketat. Kebijakan pendukung juga sangat menentukan keberhasilan implementasi pengendalian pemanfaatan ruang. Pengendalian pemanfaatan ruang untuk kawasan rawan bencana tsunami membutuhkan peran dari banyak bidang, oleh karena itu peran semua stakeholders harus diberdayakan semaksimal mungkin