BAB V. Simpulan dan Saran. pertanyaan yang diungkapkan di BAB 1 mengenai kesalahan apa saja yang muncul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB 5 RINGKASAN. kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan penerjemahan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Angkasa, 1989), hlm.22. Universitas Indonesia. Analisis kesalahan..., Elyan Nadian Zahara, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari bangsa, suku bangsa, atau etnis yang berbeda-beda. Oleh sebab itu,

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB 1. Pendahuluan. Ilmu tidaklah luput dari suatu bahasa, salah satunya bahasa Jepang. Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

THE ERROR ANALYSIS ON THE USE OF I-KEIYOUSHI

BAB I PENDAHULUAN. berhasil menerjemahkan suatu teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran jika ia

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Lampiran I. Skor Uji Kompetensi Jitsuyo Dokkai tahun ajaran

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menikmati lagu yang beraneka ragam. Dengan adanya internet, televisi, maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk mengerti

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. pembahasan dalam tesis ini. Adapun, saran akan berisi masukan-masukan dari. penulis untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

4. BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mega Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan berinteraksi dengan manusia lainnya. Dengan bahasa, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini Penulis akan menjabarkan tentang teori yang digunakan Penulis

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KESALAHAN PERUBAHAN KEIYOUSHI PADA SISWA KELAS XII BAHASA SMAN 1 PAGAK - KABUPATEN MALANG SKRIPSI OLEH DWI AYU ARIASTUTI NIM

BAB I PENDAHULUAN. ragam. Masing-masing bahasa memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri. antara anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)

2015 ANALISIS MAKNA VERBA TORU SEBAGAI POLISEMI (KAJIAN SEMANTIK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Denpasar, Juni Penulis

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang dikenal sebagai bahasa yang kaya dengan jenis huruf.

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki lebih dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Kurang lebih 30 mahasiswa dan mahasiswi masuk program studi Jepang

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab 1. Pendahuluan. kita rasakan baik di dalam hati maupun pikiran. Begitu pula menurut Walija (1996 : 4),

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dengan fukushi. Fukushi adalah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah sistem

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

Bab 2. Landasan Teori. dari definisi langsung dan penyusunan bagian-bagiannya, melainkan merupakan suatu

Penyimpangan Penggunaan Danseigo dan Joseigo Terhadap Shuujoshi dalam Serial Animasi Kantai Collection SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi kita memerlukan bahasa. Bahasa merupakan alat

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. teori Needs Analysis, dan teori Relativitas dalam penerjemahan.

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap kalimat selalu terdapat sebuah fungsi sintaksis. Sebuah kalimat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa yang ada di dunia ini pasti memiliki perbedaan tersendiri jika dibandingkan

Bab 2. Landasan Teori. tersebut digunakan untuk menganalisis korpus data.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Pembelajar Bahasa Jepang (2012) Sumber: Japan Foundation (2012)

Transkripsi:

BAB V Simpulan dan Saran 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data pada penelitian ini, maka dua pertanyaan yang diungkapkan di BAB 1 mengenai kesalahan apa saja yang muncul dalam terjemahan karya ilmiah bahasa Jepang yang ditulis oleh mahasiswa S2 dan apa penyebab kesalahan tersebut muncul, dapat terjawab dan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kesalahan yang muncul dalam terjemahan karya ilmiah mahasiswa S2 dipilah kedalam, Tabel 5.1 Kategorisasi kesalahan Kategorisasi Kesalahan Frekuensi Persentase Kesalahan partikel 41 kesalahan 22% Kesalahan kata 80 kesalahan 43% Kesalahan struktur bahasa jepang 45 kesalahan 24% Kegagalan mentransfer maksud bahasa 20 kesalahan 11% sumber Jumlah 186 kesalahan 100% Kemudian, penulis membagi kembali menjadi beberapa subkategorisasi untuk memperjelas bentuk kesalahan sintaksis yang muncul dan sesuai dengan analisis data pada bab IV maka frakuensi kemunculan kesalahan penerjemahan terdapat 146

186 kesalahan seperti pada data berikut ini: Tabel 5.2 kesalahan Partikel Item Frekuensi Persentase 1. Kesalahan partikel の 2. Kesalahan partikel を 3. Kesalahan partikel が 4. Kesalahan partikel は 5. Kesalahan partikel で 6. Kesalahan partikel に 7. Kesalahan karena omission/addition partikel pada 11 4 4 4 4 3 11 26.84 9.76 9.76 9.76 9.76 7.32 26.84 kalimat Total Kesalahan 41 100% Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan banyak kesalahan penggunaan partikel yang dibagi menjadi 7 subkategori dengan 41 kesalahan. Berdasarkan data kesalahan partikel bahwa kesalahan penggunaan parikel の cukup tinggi yakni 11 (26.84%) kesalahan dari total 41 kesalahan penggunaan partikel yang ditemukan, kesalahan lain yang mempunyai bobot yang sama dengan kesalahan penggunaan partikel no adalah kesalahan yang dikarenakan penambahan atau penghilangan parikel dalam kalimat yang sama-sama mencapai 11(26.84%) kesalahan. Untuk kesalahan partikel lainnya, yakni kesalahan penggunaan partikel を sebanyak 4 (9.76%) kesalahan, kesalahan penggunaan partikel が sebanyak 4 (9.76%) 147

kesalahan, kesalahan penggunaan partikel は sebanyak 4 (9.76%) kesalahan, kesalahan penggunaan partikel で sebanyak 4 (9.76%) kesalahan dan kesalahan penggunaan partikel に sebanyak 3 (7.32%) kesalahan. Semua kesalahan partikel yang muncul termasuk kedalam kesalahan lokal karena tidak mempengaruhi makna yang akan disampaikan dan penyebab munculnya kesalahan tersebut banyak diakibatkan oleh language transfer, overgeneralisasi dan beberapa kesalahan komunikasi, transfer of training dan learning strategy. Tabel 5.3 Kesalahan kata Item Frekuensi Persentase 1. Kesalahan addition dan omission a. Kesalahan addition b. Kesalahan Omission 2. Kesalahan penulisan huruf katakana 3. Kesalahan penulisan kanji 4. Kesalahan pengunaan kosakata yang tidak sesuai dalam kalimat 5. Kesalahan perubahan kata 12 10 11 11 26 10 15.00 12.50 13.75 13.75 32.50 12.50 Total Kesalahan 80 100% Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan banyak kesalahan berdasarkan kata. Kesalahan kata ini merupakan kesalahan yang paling banyak ditemukan baik dikarenakan oleh penghilangan, penambahan, kesalahan penulisan huruf, 148

ketidaksesuaian penggunaan kosakata dalam kalimat ataupun kesalahan dalam perubahan kata yang seluruhnya berjumlah 80 kesalahan. Dari semuanya yang paling banyak muncul adalah kesalahan penggunaan kosakata yang tidak sesuai dalam kalimat yakni sebanyak 26 (32.50%) kesalahan.. Kemudian Kesalahan penambahan dan penghilangan kata dalam kalimat sebanyak 22(27.85%) kesalahan, lalu kesalahan penulisan huruf katakana sebanyak 11 (13.92%), dan kesalahan penulisan kanji sebanyak 11 (13.92%) dan kesalahan perubahan kata sebanyak 10 (12.66%) kesalahan. Kesalahan yang muncul tidak hanya kesalahan lokal yang tidak berpengaruh terhadap makna yang akan disampaikan namun kesalahan global pun muncul pada kategori ini, terutama pada subkategori kanji. Penyebab kesalahan sangat dominan muncul pada kesalahan kata ini terutama language transfer dan overgeneralisasi sehingga kesalahan kata menduduki peringkat pertama dengan 80 kesalahan. Tabel 5.4 kesalahan struktur bahasa jepang Item Frekuensi Persentase 1. Kesalahan Penghilangan (omission) 2. Kesalahan penambahan (addition) 3. Kesalahan urutan kata (word order) 4. Kesalahan bentuk struktur bahasa jepang 11 4 7 16 24.44 8.89 15.56 35.56 149

5. Kesalahan perubahan bentuk kata dalam kalimat 7 15.56 Total Kesalahan 45 100% Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan banyak kesalahan berdasarkan struktur bahasa jepang. Kesalahan struktur bahasa jepang yang ditemukan dalam penelitian ini sebanyak 45 kesalahan, dan yang paling banyak muncul adalah kesalahan bentuk struktur bahasa jepang sebanyak 16 (35.56%) kesalahan. Lalu diikuti oleh kesalahan akibat penghilangan bagian dari struktur bahasa jepang sebanyak 11 (24.44%) kesalahan, kesalahan urutan kata dan kesalahan perubahan bentuk kata dalam kalimat sebanyak 7 (15.56%( kesalahan, dan kesalahan penambahan dalam struktur bahasa jepang sebanyak 4 (8.89%) kesalahan. Tabel 5.5 kesalahan kegagalan mentrasfer maksud bahasa sumber Item Frekuensi Persentase Kesalahan penerjemahan kalimat secara menyeluruh yang 20 100 mengakibatkan kegagalan mentransfer maksud bahasa sumber Total Kesalahan 20 100% Berdasarkan hasil analisis data, terdapat banyak kesalahan yang menyebabkan penerjemahan kalimat secara menyeluruh yang mengakibatkan kegagalan mentransfer maksud bahasa sumber sehingga pembaca orang Jepang 150

tidak mengerti maksud kalimat yang ditulis. Untuk kesalahan yang berakibat tidak dimengerti oleh pembaca sebanyak 20 (100%) kesalahan. Kesalahan termasuk kesalahan global dikarenakan maksud kalimat tidak tersampaikan yang disebabkan oleh interferensi bahasa yang mengakibatkan tidak sampainya maksud penerjemah ke bahasa sasaran, atau bisa juga dari pemilihan kata yang kurang tepat sehingga menimbulkan kerancuan makna kalimat saat diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Alasan lainnya adalah bahasa Indonesianya sendiri yang tidak baik sehingga ada saat diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang menjadi tidak tepat sasaran. Di bawah ini data kalimat yang tidak dimengerti beserta komentar dari orang Jepang. 2. Penyebab terjadinya kesalahan penerjemahan bahasa Jepang dalam karya ilmiah mahasiswa S2 tersebut disebabkan oleh 5 faktor, yaitu, a. 言語転移 (Language Transfer)merupakan pengaruh bahasa ibu terhadap bahasa kedua yang dipelajari sehingga menimbulkan kesalahan berbahasa. Kesalahan sintaksis yang disebabkan oleh faktor Language Transfer merupakan yang paling banyak muncul terutama dalam kesalahan kata, struktur kalimat dan juga muncul pada Kesalahan 151

penerjemahan kalimat secara menyeluruh yang mengakibatkan kegagalan mentransfer maksud bahasa sumber berupa interferensi (transfer negatif bahasa) b. 過剰一般化 (Overgeneralization)merupakan kesalahan yang disebabkan oleh ketidakmampuan pembelajar dalam menguasai aturan-aturan bahasa kedua (bahasa target). Kesalahan ya c. 訓練上の転移 (Transfer of Training)merupakan Kesalahan yang terjadi dikarenakan pengaruh negatif yang muncul ketika pengajar menyampaikan materi dengan dua bahasa yang berbeda. Kesalahan akibat transfer of training banyak muncul pada kesalahan kata. d. 学習ストラテジー ( Learning Strategy ):berhubungan dengan metode pembelajaran yang salah menimbulkan kesalahan dalam berbahasa. Kesalahan akibat dari learning strategy banyak muncul pada kesalahan partikel dan beberapa kesalahan kata dan struktur kalimat bahasa Jepang. e. コミュニケーションストラテジー (Communication Strategy):Kesalahan yang didasarkan pada kurangnya pengetahuan dan kemampuan 152

berkomunikasi atau keadaan saat tidak bisa mengucapkan kata atau ungkapan tertentu maka diganti dengan kata lain dalam berkomunikasi. Kesalahan yang dikarenakan oleh communication strategy muncul pada kesalahan partikel, kesalahan kata dan kesalahan struktur kalimat bahasa Jepang. Penyebab terjadinya kesalahan yang menonjol selain 5 faktor diatas adalah: a. Kesalahan yang terjadi akibat kesalahan penggunaan bahasa sumber (bahasa Indonesia) itu sendiri yang menyebabkan penerjemahan menjadi tidak baik. Kesalahan ini dominan muncul pada kategori kesalahan penerjemahan kalimat secara menyeluruh yang mengakibatkan kegagalan mentransfer maksud bahasa sumber. b. Kesalahan performansi yang diakibatkan oleh kelalaian penerjemah berupa lapses. Sehingga, dari hasil penelitian ini diharapkan agar dengan melihat kesalahan sintaksis yang muncul memberikan pemikiran kepada penulis tesis bahwa saat 153

menerjemahkan karya ilmiah dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang, sebaiknya tidak menerjemahkan kata perkata secara utuh atau sebelumnya melihat dulu pedoman penerjemahan bahasa Jepang yang baik sehingga kesalahan baik secara sintaksis maupun kesalahan lainnya tidak muncul. Melakukan pengecekan berulang terhadap hasil terjemahan untuk memperkecil kesalahan dalam menerjemahkan. Selain itu menjadikan alat penerjemahan elektronik hanya sebagai pre-translation saja. Artinya setelah diterjemahkan dengan alat elektronik, penerjemah harus tetap melakukan pemeriksaan ulang terhadap hasil terjemahan tersebut. Juga memberikan penjelasan mengenai pentingnya melakukan konsultasi baik kepada pembimbing tesis ataupun pada penutur asli bahasa Jepang agar hasil terjemahan mejadi baik. Selain itu, berdasarkan temuan yang menyatakan bahwa kesalahan penerjemahan tidak hanya akibat dari kurangnya pengetahuan terhadap bahasa Jepang, namun kurangnya pengetahuan terhadap bahasa sumber (bahasa Indonesia) dapat menjadi penyebab terjadinya kesalahan yang fatal dalam penerjemahan. Sehingga konsistensi untuk terus belajar agar pengetahuan terhadap bahasa kedua yang dipelajari semakin baik sehingga dalam proses penerjemahan pun menjadi lebih baik, ditambah dengan tetap tidak melupakan untuk tetap belajar 154

bahasa sumber (bahasa Indonesia) yang baik dan benar, sehingga apabila bahasa sumber (bahasa Indonesia) sudah baik, maka bahasa sasaran (bahasa Jepang) pun akan menjadi baik dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam penerjemahan. Hasil dari penelitian ini bagi dunia pendidikan adalah memberikan acuan untuk mengetahui bentuk penerjemahan yang baik sehingga faktor kesalahan penerjemahan yang cukup fatal dapat dihindari terutama bagi mata kuliah honyaku (penerjemahan) dapat memperbaiki serta memberikan teknik dan metode pengajaran honyaku (penerjemahan) sehingga dapat mengurangi dan menghilangkan kesalahan-kesalahan yang berulang juga memberikan motivasi dalam pengembangan silabi pendidikan terutama dibidang penerjemahan. 5.2 Saran Saran untuk penelitian selanjutnya, dikarenakan dalam penelitian ini lebih banyak berkutat di masalah kesalahan dilihat dari tataran sintaksisnya saja, penelitian ini belum menyentuh tataran linguistik lainnya, seperti morfologi, semantik, dan fonologi ataupun kategori kesalahan berbahasa lainnya. Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan agar analisis kesalahan penerjemahan ini dapat diteliti dari sudut lainnya selain sintaksis dengan menggunakan objek 155

penelitian lain agar lebih menarik. Semoga dengan adanya penelitian ini memberikan sedikit pencerahan mengenai bagaimana menerjemahkan teks dengan baik dan benar. 156