BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian Indonesia. Menurut Tandelilin (2001:3)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. wadah investasi yang dapat menyerap aliran modal dalam sekala besar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimasa yang akan datang. Seorang investor yang ingin melakukan investasi bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal tahun 2008 terjadi krisis energi yang membayangi

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

IV. GAMBARAN UMUM. Pasar Modal (UUPM), Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkannya

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan kegiatan operasionalnya. Kebutuhan sumber dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

RENCANA INVESTASI DANA PENSIUN PERHUTANI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Fakhruddin (2008:9), pasar modal memfasilitasi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang memiliki siitem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. rupiah dan investasi yang dikuasai oleh pihak asing.(kompas,2014)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. akibat inflasi di masa depan. Dari semua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada investor dalam melakukan analisis sesuai kebutuhannya. Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh keuntungan dari

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

I.PENDAHULUAN. digunakan untuk kebutuhan mereka dimasa depan. Bentuk investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi dimana persaingan

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bisa berjalan dengan lancar. Pertumbuhan

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. investor karena modal yang dibutuhkan tidak sebanyak yang berinvestasi pada

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Investasi merupakan suatu bentuk pengelolaan dana atau modal untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

USD FIXED INCOME FUND

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. melebihi batas maksimum yang diindikasikan dengan tingginya debt to equity

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merasakan akibat dari krisis. Dengan adanya globalisasi, pengaruh tersebut

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal tidak hanya dimiliki negara-negara industri, bahkan banyak negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN oleh PT. Danareksa Investment Management yang pada saat itu mengeluarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Harga Saham BMTR terhadap NAB MNC Dana Syariah

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor investasi memiliki peranan yang cukup besar bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia. Menurut Tandelilin (2001:3) investasi adalah suatu itikad untuk sejumlah uang atau benda lainnya yang dilakukan pada masa sekarang, dengan harapan akan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Mempersiapkan keuntungan di masa mendatang menandakan adanya persiapan, strategi, untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang. Apabila sesorang melakukan investasi, maka ia menyisihkan sebagian aset untuk tidak digunakan sekarang, namun diberdayakan guna mendapatkan keuntungan dimasa mendatang.itulah mengapa investasi menjadi faktor penting yang mendukung terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi suatu negara. Produk investasi sering disebut dengan istilah efek. Dalam undangundang Pasar Modal nomor 8 tahun 1995 yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, yaitu suatu surat pengakuan atas hutang, surat berharga komersil, obligasi, saham, tanda bukti hutang, kontrak berjangka atas efek, unit penyertaan KIK, dan derivatif dari efek. Nah, efek inilah yang nantinya ditawarkan kepada investor sebagai sarana untuk berinvestasi guna menghasilkan keuntungan bagi investor.

2 Setiap efek memiliki kriteria keuntungan dan resiko masingmasing. Oleh karena itu dalam berinvestasi, menganilisa efek adalah langkah terbaik guna mendapatkan untung sesuai dengan yang kita harapkan. Tidak sedikit investor yang mengalami kegagalan, banyak faktor yang membuat mereka gagal dalam investasinya, diantaranya faktor kondisi perekonomian, regulasi pemerintah yang berlaku, dan kualitas perusahaan tempat menanam investasi itu sendiri. Dalam berinvestasi efek, menurut Tandelilin (2001:7) semakin tinggi risiko suatu aset, maka semakin tinggi pula hasil (return) yang diharapkan atas aset tersebut, demikian sebaliknya. Tingkat bunga bebas risiko Obligasi Pemerintah Obligasi Perusahaan Saham Opsi put & call Kontrak Futures Ekuitas Internasional RF Risiko Rendah Risiko Moderat Risiko Sedang Risiko Diatas Rata-rata Risiko Diatas Tinggi Risiko Sumber : Farrel, James L, 1997, Portofolio Management: Theory and Application, McGraw-Hill, Singapore hal. 11. dalam Tandelilin (2001:7) Grafik.1.1. Hubungan Risko Dan Return Yang Diharapkan Selanjutnya ada yang disebut dengan reksadana. Yang mana reksadana adalah suatu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana/modal dari masyarakat (investor) yang kemudian akan diinvestasikan

3 dalam suatu portofolio efek oleh Manajer Investasi. (Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat 27) Dengan adanya manajer investasi ini, menjadikan reksadana sebagai alternatif dalam berinvestasi bagi investor yang tidak pandai dalam menganalisis pergerakan pasar investasi. Maka tidak heran jika reksadana merupakan salah satu produk investasi yang banyak diminati oleh masyarakat. Seperti halnya lembaga keuangan, sistem ekonomi syariah pun digunakan dalam reksadana. Adapun tujuan dari reksadana syariah ialah sebagai alternatif berinvestasi reksadana yang mudah dan bebas dari unsur-unsur yang diharamkan dalam agama Islam. Menurut Firdaus (2005:15-16) tujuan reksadana Syariah selain untuk mendapatkan keuntungan, juga mempunyai nilai tanggung jawab sosial terhadap sekitarnya, juga menjunjung nilai-nilai Islam, tanpa melupakan tujuan investor. Pertumbuhan reksadana syariah di Indonesia terus mengalami peningkatan. Dalam statistik yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per mei 2015 dalam situsnya, menunjukan nilai kekayaan yang dimiliki reksadana syariah atau Net Asset Value (NAV) berada diangka Rp11,796 trilyun dengan total 80 reksadana syariah. Angka yang fantastis jika dibandingkan tahun-tahun pertama reksadana syariah berjalan. Berikut perkembangan reksadana syariah dari tahun pertam berjalan hingga Mei 2015 dalam bentuk tabel:

4 Tabel 1.1. Perkembangan Reksadana Syariah Periode 2003-Mei 2015 Tahun Jumlah Reksadana NAV (dalam Milyar) Syariah 2003 4 66,94 2004 11 592,75 2005 17 559,10 2006 23 723,40 2007 26 2.203,09 2008 36 1.814,80 2009 46 4.629,22 2010 48 5.225,78 2011 50 5.564,79 2012 58 8.050,07 2013 65 9.432,19 2014 74 11.158,00 Mei 2015 80 11.796,36 Sumber : http://www.ojk.go.id Dilihat dari data diatas, tren perkembangan NAV reksadana syariah terus meningkat dari tahun 2003 hingga Mei 2015, kecuali pada tahun 2005 dan 2008. Lantas apa yang terjadi pada tersebut, sehingga menurunkan NAV. Tahun 2005 Indonesia dipimpin oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada tahun tersebut banyak kebijakan fiskal maupun moneter yang cukup krusial diambil oleh pemerintahan, salah satunya adalah kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menaikan suku bunga yang menyebabkan terjadinya redemption (penjualan kembali) besar-besaran dalam industri reksadana. Kenaikan suku bunga ini membuat investor menarik dananya di reksadana, sehingga menyebabkan NAV reksadana syariah mengalami penurunan pada tahun tersebut.

5 Kemudian pada tahun 2008 terjadi krisis ekonomi global. Banyak perusahaan besar bangkrut, seperti perusahaan raksasa Amerika Serikat, Lehman Brothers dan Goldman Sach. Perusahaan-perusahaan keuangan Amerika kehilangan likuiditasnya disebabkan kebiasaan rakyat amerika dengan gaya hidup konsumtif melebihi pendapatan. Kehancuran perusahaan negara kapitalis dunia ini merambat luas dan berdampak hebat terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Hasil penelitian Iman Sugema (2012) menunjukan bahwa dampak krisis ekonomi global 2008 bagi Indonesia diantaranya mengurangi ekspor, output domestik dan menekan ke bawah suku bunga dan inflasi. Kemudian terkena krisis likuiditas global yaitu situasi ketika bank-bank menghadapi kekurangan likuiditas karena membengkaknya kredit macet dan jatuhnya harga aset. Kondisi ini tentunya sangat berpengaruh bagi kondisi pasar modal, termasuk profitabilitas reksadana syariah. Penurunan NAV reksadana syariah ternyata terulang kembali dipenghujung tahun 2015. Data statistik OJK mencatat bahwa NAV turun sebanyak Rp. 2,09 Trilyun atau 21,1 persen pada bulan juni 2015. Penurunan yang tinggi, lebih tinggi dibandingkan penurunan pada tahun 2005 dan 2008 masing-masing sebanyak 5,6 persen dan 17,6 persen. Kemudian jika dibandingkan lagi, nilai akhir tahun NAV 2015 turun sebanyak 1,24 persen menjadi Rp. 11,019 Trilyun dari tahun sebelumnya Rp. 11,158 Trilyun.

6 Tabel.1.2. Perkembangan Reksadana Syariah Periode Mei-Desember 2015 Tahun Jumlah Reksadana Syariah NAV (dalam Milyar) Mei 2015 80 11.796,36 Juni 2015 80 9.303,46 Juli 2015 82 11.393,42 Agustus 2015 85 10.838,18 September 2015 85 10.108,49 Oktober 2015 85 10.696,32 November 2015 86 11.030,35 Desember 2015 93 11.019,43 Sumber: http://www.ojk.go.id Jika dikaitkan dengan kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2015, masalah ekonomi yang paling sensasional di tahun tersebut ialah melemahnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (USD). Bagaimana tidak, pada tahun tersebut kurs rupiah berada di titik terlemahnya yakni Rp. 14.657 per 1 USD. Berikut tabel pergerakan kurs rupiah terhadap USD tahun 2015 : Tabel.1.3. Kurs Rupiah Terhadap USD Tahun 2015 BULAN KURS RUPIAH Desember 2015 13.795,00 November 2015 13.840,00 Oktober 2015 13.639,00 September 2015 14.657,00 Agustus 2015 14.027,00 Juli 2015 13.481,00 Juni 2015 13.332,00 Mei 2015 13.211,00 April 2015 12.937,00 Maret 2015 13.084,00 Februari 2015 12.863,00 Januari 2015 12.625,00 Sumber: http://www.bi.go.id

7 Secara umum kurs rupiah melemah ditahun 2015. Menguat hanya pada Bulan April, Oktober dan Desember. Jika dikaitkan dengan reksadana syariah memang terlihat adanya keterkaitan antara keduanya. Namun jika dikatakan penyebab turunnya NAV reksadana syariah pada tahun 2015 adalah melemahnya kurs rupiah saja rasanya kurang tepat. Kenapa demikian, karena bulan melemah dan menguatnya keduanya tidak sama persis. Penurunan NAV reksadana syariah yang terjadi pada tahun 2015 tentunya tidak lepas dari beberapa peristiwa perekonomian lain yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun tersebut. Sama halnya seperti saat krisis ekonomi global tahun 1998 dan 2008, tahun 2015 juga menjadi tahun yang sulit bagi sektor investasi Indonesia, meskipun tahun tersebut bukan dalam kondisi krisis ekonomi global. Dikutip dari (http://www.okezone.com), Nurhaida menyatakan bahwa kondisi pasar modal (investasi) Indonesia sepanjang tahun 2015 dipengaruhi perekonomian global. Seperti kondisi pasar saham China, krisis Yunani, dan kebijakan Central Bank Amerika Serikat menaikan suku bunga. Selanjutnya Head of Research NH Korindo Securities Reza Priyambada berpendapat, bahwa turunnya NAV Reksadana Syariah disebabkan oleh kondisi pasar investasi yang kurang baik. Terbukti dari Indeks Jakarta Islamic Index (JII) yang ditutup pada angka 599,44 poin pada akhir tahun 2015 atau turun 13,26 persen dibandingkan akhir tahun 2014.

8 Kemudian dalam laporan Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN-SETJEN DPR RI menyebutkan bahwa perlambatan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 tidak bisa dilepaskan dari perlambatan ekonomi global. Seperti pelemahan ekonomi China, embargo terhadap Rusia serta penurunan harga komoditas dunia di pasar internasional. Perlambatan-perlambatan tersebut mendorong penurunan permintaan dunia secara agregat sehingga berimplikasi terhadap kinerja ekspor Indonesia di tahun berikutnya. Secara umum, turunnya NAV reksadana campuran syariah tahun 2005, 2008 dan 2015 tidak bisa dilepaskan dari peristiwa ekonomi yang terjadi pada tahun tersebut. Banyak pula kajian yang membahas tentang hubungan kondisi perekonomian dengan profitabilitas reksadana. Seperti jurnal penelitian Akbar Maulana (2013) yang berjudul Pengaruh SBI, jumlah uang beredar, inflasi terhadap kinerja Reksa Dana saham di indonesia periode 2004-2012, Fatharani Sholihat, Moch. Dzulkirom AR, dan Topowijono (2015) yang berjudul Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia & Indeks Harga Saham Gabungan Terhadap Tingkat Pengembalian Reksadana Saham (Studi Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013), Ainur Rachman (2015) yang berjudul Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, BI Rate terhadap Net Asset Value Reksadana Saham Syariah, dan Pipit Citraningtyas (2016) yang berjudul Analisis Pengaruh Inflasi, Bank Indonesia Rate, dan Nilai

9 Tukar Rupiah Terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Danareksa Syariah Berimbang Periode : Januari 2012 sampai dengan Desember 2014. Dari beberapa pemaparan diatas, dapat dipahami bahwa kondisi perekonomian sangat berpengaruh terhadap profitabilitas reksadana syariah, yang diukur dengan Net Asset Value (NAV). Beberapa penelitian diatas juga ternyata sangat penting sebagai bahan analisa maupun pengetahuan. Berkaca dari penelitian diatas dan juga kondisi perlambatan perekonomian global serta penurunan NAV pada tahun 2015 maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut terkait hubungan kondisi perekonomian dan reksadana syariah. Agar penelitian dapat berkembang dari penelitian sebelumnya maka penulis mempertimbangkan beberapa hal, yakni ragam variable makro ekonomi, jenis reksadana syariah, dan waktu peneletian. Variable makro yang digunakan merujuk pada teori yang ada serta diperkaya dari penelitian sebelumnya. Kemudian jenis reksadana syariah yang dipakai tidak hanya terdiri dari satu efek saja, tapi yang beragam terdiri dari beberapa efek, hal ini dilakukan agar objek yang diteliti diharapkan dapat mewakili semua efek yang ada dalam reksadana syariah, sehingga penelitian lebih maksimal. Yang terakhir, waktu penelitian dilakukan pada tahun 2015, mengingat kondisi perekonomian dan NAV pada tahun tersebut yang sudah dipaparkan diatas, dan juga data NAV pada tahun 2015 merupakan data terbaru dan lengkap saat dilakukan penelitian ini. Agar penelitian memenuhi standar, maka jumlah data yang diolah harus sesuai dengan teori yang ada. Menurut Winarno (2011:5.37)

10 dalam analisis multivariat, para peneliti menggunakan pedoman jika tiap variable terdiri diatas 30 data, maka data sudah berdistribusi normal. Apabila analisis melibatkan 3 variabel, maka diperlukan data sebanyak 3x30=90. Berdasarkan hal-hal diatas akhirnya penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait pengaruh variabel makro ekonomi yakni inflasi, kurs rupiah, BI Rate dan Gross Domestic Product (GDP) terhadap Net Asset Value (NAV) Reksadana Campuran Syariah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah inflasi mempengaruhi Net Asset Value (NAV) Reksadana Campuran Syariah? 2. Apakah kurs rupiah mempengaruhi Net Asset Value (NAV) Reksadana Campuran Syariah? 3. Apakah BI Rate mempengaruhi Net Asset Value (NAV) Reksadana Campuran Syariah? 4. Apakah Gross Domestic Product (GDP) mempengaruhi Net Asset Value (NAV) Reksadana Campuran Syariah?

11 C. Tujuan Penelitian Setelah peneliti merumuskan masalah yang tercantum di atas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh inflasi terhadap Net Asset Value (NAV) Reksadana Campuran Syariah 2. Untuk menganalisis pengaruh kurs rupiah terhadap Net Asset Value (NAV) Reksadana Campuran Syariah 3. Untuk menganalisis BI Rate terhadap Net Asset Value (NAV) Reksadana Campuran Syariah 4. Untuk menganalisis pengaruh Gross Domestic Product terhadap Net Asset Value (NAV) Reksadana Campuran Syariah D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kegunaan sebagai berikut : 1. Akademis a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini bisa dijadikan tambahan referensi dan bahan pertimbangan untuk melakukan penelitan terkait reksadana syariah. b. Untuk Pembaca Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan acuan dan referensi bagi penelitian selanjutnya. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan keilmuan bagi peneliti dan pembaca tentang reksadana Syariah.

12 2. Praktis a. Bagi pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan kebijakan untuk mengembangkan reksadana syariah yang lebih baik kedepannya. b. Bagi manajer investasi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang kinerja portofolio yang telah dibentuk.