BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

BAB I PENDAHULUAN. ( Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang diinginkan oleh setiap wanita. Kulit sehat akan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Di era ini perusahaan dapat memperluas pasar produk dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka terhadap aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi mendalam suatu produk. Barang menurut Fandy (dalam Latif,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan teknologi informasi saat ini manusia dimudahkan dalam mencari

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan makna, untuk itu manusia disebut sebagai homo signifikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. promosi dalam perdagangan memiliki banyak macam seperti trade allowance, periklanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan juga sebagai pengguna terbesar media massa. Kedudukan

LAPORAN PENELITIAN. Nomor : 01/Pen/LPPM-UKP/2012

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber:

Persepsi Konsumen Terhadap Endorser dan Citra Produk (Studi Kasus Sabun Lux)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada selama ini, yang semua

BAB I PENDAHULUAN. suatu saluran transmisi, yang disebut orang sebagai support iklan itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Nuke Farida ÿ. UG Jurnal Vol. 7 No. 09 Tahun Kata Kunci: Semiotika Pierce, Iklan, Hedonisme

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. system komunikasi yang sangat penting tidak saja bagi produsen barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dengan baik maka dibutuhkan media yang tepat. Oleh karena itu, tidak

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Dalam kondisi

PEMAKNAAN IKLAN BANK MANDIRI MENJAWAB SETIAP KEINGINAN ANDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media seni-budaya merupakan tempat yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

Di Ujung Pantai Gelap, Pasti Ada Mercusuar

REPRESENTASI KECANTIKAN DALAM IKLAN PARFUM ELLE SHOCKING

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persaingan usaha yang paling ketat dalam Bidang Ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

perlu dirancang sedernikian rupa untuk seluruh segmen pasar yang dituju.

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya,

BAB I PENDAHULUAN. produsen (komunikator) kepada khalayak sasaran (komunikan). Beriklan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia saat ini banyak. perusahaan yang menggunakan iklan untuk mengenalkan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Banyak fenomena mengenai perilaku konsumen yang dapat kita lihat

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Di dalam suatu pernikahan, selain sebagai seorang istri, perempuan juga berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimilikinya, Keinginan manusia terkait dengan pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya, oleh karena itu manusia membutuhkan komunikasi dimana

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan saat ini mengharuskan perusahaan ataupun produsen untuk semakin

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Dalam industri ini masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Industri periklanan dunia saat ini berkembang semakin pesat. Dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seperti diketahui bahwa setiap produsen, baik itu yang menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya serta merta berhubungan dengan seks dan hura-hura saja, namun. sebuah kesenangan juga berhubungan dapat dengan materi.

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk

BAB I PENDAHULUAN. lakukan, baik di masa kini maupun masa depan, dengan satu tujuan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA

PEMAKNAAN IKLAN ATTACK VERSI AIR DI MEDIA CETAK ( Studi Semiotik Mengenai Pemaknaan Iklan Attack Versi Air di Media Cetak Nyata Edisi 2018 ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada masa kini periklananlah yang semakin pesat perkembanganya. Iklan

BAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat isi media saat ini, baik media cetak maupun non cetak, sebagian besar dipenuhi oleh iklan yang mempromosikan berbagai macam produk atau jasa. Dengan menampilkan dalam bentuk iklan membuat produk atau jasa yang dipromosikan di dalamnya mudah dikenal oleh orang banyak sehingga tidak mengherankan kini banyak sekali iklan yang terus bermunculan setiap harinya melalui media. Sebagaimana dikutip oleh Rendra Widyatama (2007:15) dari Dunn & Barban, iklan merupakan bentuk kegiatan komunikasi non personal yang disampaikan lewat media dengan membayar ruang yang dipakainya untuk menyampaikan pesan yang bersifat membujuk (persuasif) kepada konsumen. Pernyataan ini membuktikan betapa kuatnya pengaruh iklan terhadap masyarakat karena memiliki unsur pesan yang bersifat membujuk agar tertarik membeli produk yang diiklankan tersebut. Walaupun media cetak dan radio setiap harinya menampilkan iklan dalam bentuk berbeda (radio dalam bentuk audio dan cetak dalam bentuk visual), televisi memiliki kekuatan lebih karena dapat menampilkan iklan dalam bentuk visual sekaligus non-visual. Beriklan di dalam televisi akan lebih ekspresif dan mudah dimengerti oleh penonton serta menjangkau lebih luas ke seluruh lapisan masyarakat. Dengan perkembangan media yang kini semakin maju, banyak pihak yang berusaha untuk membentuk opini publik mengenai sosok wanita, terutama

dalam bentuk iklan yang langsung disampaikan kepada masyarakat. Kini produk yang memilih untuk menggunakan perempuan sebagai model tidak hanya produkproduk yang memang ditujukan khusus bagi perempuan saja. Bahkan iklan-iklan handphone, rokok, hingga mobil dan motor memilih menggunakan model perempuan untuk ikon produk mereka. Menurut Saul sebagaimana dikutip oleh Aquarini (2003:18), secara mendunia, norma-norma penampilan feminin (norms of feminine appereance) meliputi semua aspek fisik perempuan: tubuh, wajah, pakaian, juga gerakan. Secara kasat mata, norma-norma ini mengejawantah dalam iklan dan aspek-aspek media massa lainnya. Sosok wanita menjadi penting dalam sebuah iklan karena dianggap memiliki nilai jual yang tinggi. Dengan mengenakan pakaian seksi atau terbuka serta menunjukkan sebagain tubuhnya, sensualitas wanita kini menjadi komoditas. Bahkan untuk iklan produk yang tidak ditujukan bagi kaum wanita, sosok wanita tetap memegang peranan penting karena dianggap dapat menambah nilai dari iklan tersebut. Hal ini menjadi krusial karena, pada satu sisi, pembaca iklan (dalam hal ini, terutama, perempuan) pada hakikatnya dianggap memiliki kemandirian dan kebebasan untuk menentukan pilihan pada iklan tersebut (dalam hal ini, iklan mana pun) sehingga perempuan dapat membeli produk apa pun untuk pemuasan diri (self-enjoyment) dan penghiburan diri (self-entertaining) (Aquarini, 2003:17). Seseorang, ketika bercermin, bukan hanya mengharapkan akan memandang rupanya, tetapi berharap untuk mengetahui, bahkan juga menciptakan pemaknaan akan diri. Kecenderungan seseorang saat bercermin adalah mencari kekurangan pada tubuhnya. Pandangan minor terhadap tubuh sendiri tersebut merupakan

sebuah kecenderungan, yang kemudian menjadi sebuah jalan masuk kalangan pembuat iklan untuk menciptakan citra produk komoditi, terutama produk perawatan tubuh (Aquarini, 2003:11). Iklan sabun, dalam hal ini, merupakan fokus kajian penelitian ini. Sabun sebenarnya tidak menawarkan perubahan warna kulit, seperti produk kecantikan lainnya, agar tampil menjadi seseorang yang lebih menarik. Tetapi justru menawarkan citra akan tubuh yang ideal. Melalui mandi, seakan-akan persepsi tubuh bisa diciptakan terus-menerus. Iklan sabun Lux yang dimodeli oleh Mariana Renata adalah contoh konkrit akan rekayasa tersebut (Aquarini, 2003:12). Selama ini, masyarakat Indonesia dapat melihat bagaimana tipe model atau aktris wanita yang pernah menjadi model iklan Lux, yang kemudian lebih akrab dikenal dengan sebutan Bintang Lux. Dari berbagai iklannya, Lux memang selalu menyelipkan tujuan mereka yang dikatakan berusaha untuk mewakili kecantikan wanita Indonesia. Namun dilihat dari kesempurnaan setiap model wanita yang terpilih untuk menjadi Bintang Lux, terlihat bagaimana tujuan Lux untuk menggambarkan bagaimana standar sosok seorang wanita sempurna yang disukai oleh para laki-laki menurut mereka. Hampir seluruh produk perawatan yang beragam dari body lotion, sabun, produk kecantikan wajah, hingga produk fashion dan sepatu, ponsel, mobil, dan masih banyak lagi, kini semuanya lebih menyukai model wanita dengan figur yang sempurna. Namun dari antara sekian banyak produk dan model, selama puluhan

tahun Lux telah berhasil mendapat tempat sendiri di masyarakat Indonesia, dan sukses mengangkat image para Bintang Lux andalan mereka ke puncak popularitas. Strategi iklan dari Lux dengan menggunakan Bintang Lux juga merupakan cara yang sangat efektif. Dengan tampilan iklan yang artistik serta model terkenal yang mewakili produk mereka, walaupun harga sabun Lux tidaklah mahal, produknya laris diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Dalam website resmi Lux, dijelaskan bahwa merek Lux hadir di tahun 1899 oleh Lever Brothers, kini dikenal sebagai Unilever. Awalnya yang diproduksi adalah sabun pencuci pakaian dengan nama Sunlight Flakes, namun setahun kemudian nama itu diganti menjadi kata yang berarti cahaya, merk yang kini kita lebih kenal dengan nama Lux, juga memberikan gagasan LUXury. Semakin maraknya iklan menjadikan Lux semakin populer, dan di tahun 1924, melalui hasil kontes yang diumumkan oleh Lever bersaudara, perempuan menggunakan Lux untuk perawatan pribadi mereka. Penemuan ini kemudian membawa Lever bersaudara untuk memproduksi sabun kecantikan bertekstur lembut. Dimulai di negara Barat, tidak mengherankan jika produk sabun Lux mengutamakan fisik model wanita yang berkulit putih mulus, bertubuh langsing, dan tinggi. Apalagi dunia modelling negara Barat sejak jaman dulu jauh lebih maju, sehingga standar model yang dianggap cantik tentunya menyerupai sosok dari wanita Barat. Pengaruh ini juga tidak lepas dari pemilihan Bintang Lux yang terjadi di Indonesia. Aktris populer Tamara Blezynski yang sudah lebih dari satu dekade lalu menjadi Bintang Lux, terkenal kecantikannya yang sangat kental akan wajah

indo atau memiliki campuran dominan wajah ala wanita Barat. Selain wajah indo yang dimilikinya, Tamara juga bertubuh putih, tinggi dan langsing, sangat menyerupai sosok wanita Barat. Hingga saat ini, banyak selebritis wanita cantik dan terkenal di dunia telah menjadi Bintang Lux. Dan dari banyak wanita yang pernah mengisi iklan Lux, kesamaan mereka selain berwajah cantik dan bertubuh sempurna, adalah memiliki image yang positif dan populer di negara asalnya. Misalnya, wajah yang menghiasi iklan Lux AS atau India terkenal di dunia, seperti sosok Sarah Jessica Parker dan Aishwarya Rai. Di Indonesia, empat Bintang Lux terkini yaitu Tamara Blezynski, Atiqah Hasiholan, Dian Sastrowardoyo, dan Mariana Renata juga semuanya memiliki image positif dan populer. Dari faktor-faktor di atas, iklan Lux yang diteliti yaitu versi Mariana Renata bersama dengan Tamara Bleszynski, menarik untuk diteliti karena merupakan satu dari iklan Lux yang menurut penulis paling merepresentasikan sosok wanita sebagai makhluk sensual sekaligus memiliki daya jual tinggi. Terlihat dari penggunaan model Tamara Bleszynski dan Mariana Renata yang bertubuh tinggi, langsing, berkulit putih, ditambah dengan sikap sensual yang ditampilkan kedua model tersebut. Dengan sikap sensual dan pakaian seksi ditambah fisik yang ideal, dalam iklan tersebut ditampilkan keduanya mampu menarik perhatian pria. Jelas sekali menunjukkan iklan ini bertujuan menjual sensualitas wanita yang dianggap dapat menarik perhatian orang banyak terutama bagi kaum pria.

Penelitian ini difokuskan pada penemuan dan pembahasan tanda-tanda dalam iklan Lux yang merepresentasikan wanita, terutama tanda-tanda visual seperti ekspresi, bahasa tubuh (body language), latar, dan kostum yang ada dalam iklan yang diteliti. Metode semiotika Charles Sanders Peirce digunakan untuk menganalisis tanda-tanda dalam iklan Lux yang merepresentasikan wanita. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dari makalah ini adalah: 1. Bagaimana tanda-tanda pada iklan sabun Lux Mariana Renata dan Tamara Bleszynski merepresentasikan wanita? 2. Apa makna dari tanda-tanda representasi wanita dalam iklan sabun Lux Mariana Renata dan Tamara Bleszynski? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Menemukan dan mendeskripsikan tanda-tanda dari iklan Lux versi Mariana Renata dan Tamara Bleszynski yang merepresentasikan sosok wanita. 2. Menjelaskan makna-makna tanda dalam iklan Lux versi versi Mariana Renata dan Tamara Bleszynski yang merepresentasikan wanita. 1.4 Signifikansi Penelitian 1. Signifikansi akademis

Penelitian ini diharapakan dapat memberi masukan bagi perkembangan ilmu komunikasi dan teori-teori komunikasi, khususnya dalam bidang periklanan tentang kajian representasi wanita dalam media iklan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi kalangan akademis bahwa pemaknaan akan mengalami suatu proses perubahan yang disebabkan oleh ideologi yang ditanamkan oleh media khususnya iklan. 2. Signifikansi praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan kepada masyarakat bahwa iklan dapat dikaji dalam berbagai ilmu, salah satunya adalah semiotika yang dapat digunakan dalam membaca tanda-tanda yang digunakan sepenuhnya atas dasar kekuasaan pengiklan dan diinterpretasikan penuh oleh penonton. Masyarakat juga dapat melihat bagaimana iklan Lux merepresentasikan sosok wanita melalui analisis tanda semiotika. Penelitian ini juga sebagai salah satu syarat meraih gelar kesarjanaan strata satu pada jurusan jurnalistik fakultas ilmu komunikasi Universitas Multimedia Nusantara