PRODUKSI DEKSTRIN DARI UBI JALAR ASAL PONTIANAK SECARA ENZIMATIS

dokumen-dokumen yang mirip
DEKSTRIN, TEKNOLOGI DAN PENGGUNAANNYA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang banyak mengandung pati

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang memiliki sifat rentan terhadap kerusakan oleh lingkungan luar dengan

UJI KERJA REAKTOR ENZIMATIS DALAM PEMBUATAN DEKSTRIN PATI JAGUNG MENGGUNAKAN ENZIM α-amilase

TINJAUAN PUSTAKA. empat di dunia. Ubi jalar merupakan salah satu sumber karbohidrat dan memiliki

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

PENINGKATAN FUNGSIONAL PATI DARI UBI JALAR (Ipomea batatas L.) DENGAN ENZIM AMILASE (Bacillus subtilis) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PENGOLAHAN PANGAN

Indo. J. Chem. Sci. 4 (1) (2015) Indonesian Journal of Chemical Science

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

1,2,3 Dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpasar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar mengandung karbohidrat sebanyak 27,9 g yang dapat menghasilkan

KAJIAN PERAN BAHAN PEMUTIH NATRIUM PIROPOSPHATE (Na 2 H 2 P 2 O 7 ) TERHADAP PROSES PEMBUATAN TEPUNG UBI JALAR. Tjatoer Welasih 1) dan Nur Hapsari1 )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

KEUNGGULAN KOMPETITIF GULA CAIR KIMPUL

Produksi Glukosa Cair dari Pati Ubi Jalar Melalui Proses Likuifikasi dan Sakarifikasi Secara Enzimatis

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Produksi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2013 dilaporkan sebesar ton

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

PEMANFAATAN KULIT UBI KAYU SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN DEKSTRIN MELALUI PROSES HIDROLISA ASAM

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

I. PENDAHULUAN. pengepresan (Abbas et al., 1985). Onggok yang dihasilkan dari proses pembuatan

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

BAB I PENDAHULUAN. sebagian wilayah Asia. Khusus wilayah Asia, penghasil singkong terbesar adalah

Pabrik Sirup Glukosa dari Ubi Jalar (Ipomoea batatas ) dengan Proses Hidrolisa Enzim

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

PEMBUATAN GULA CAIR DARI PATI SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN HIDROLISIS ENZIMATIS

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PERANAN AIR DI DALAM BAHAN PANGAN. terjadi jika suatu bahan pangan mengalami pengurangan atau penambahan kadar air. Perubahan

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PROSES PEMBUATAN PATI UBI KAYU (TAPIOKA) BERBASIS NERACA MASSA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN SENSORI TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DENGAN VARIASI PROSES PENGERINGAN

I. PENDAHULUAN. berbagai usaha untuk meningkatkan produksi gula selain gula tebu karena gula tebu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

PENGARUH PERLAKUAN PADA PROSES BLANCHING DAN KONSENTRASI NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU SUSU KEDELAI

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

PERPINDAHAN MASSA KARBOHIDRAT MENJADI GLUKOSA DARI BUAH KERSEN DENGAN PROSES HIDROLISIS. Luluk Edahwati Teknik Kimia FTI-UPNV Jawa Timur ABSTRAK

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

Pengembangan Formulasi Mi Jagung Berbahan Baku Tepung Jagung Modifikasi. Development of Formulation Noodles Made from Raw Corn Starch Modified Corn

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

PEMANFAATAN KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L ) MENJADI SUSU KENTAL MANIS KACANG HIJAU

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN FOOD BAR BERBASIS PISANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

METODE. Materi. Rancangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anorganik dan limbah organik. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. asam ataupun enzimatis untuk menghasilkan glukosa, kemudian gula

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. tahun. Menurut data FAO (2008), pada tahun konsumsi kentang. di Indonesia adalah 1,92 kg/kapita/tahun.

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti

PENGARUH KONSENTRASI ENZIM α- AMILASE DAN WAKTU PADA PEMBUATAN DEKSTRIN PATI JAGUNG DALAM UJI KERJA REAKTOR ENZIMATIS

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

I. PENDAHULUAN. Pemanfaatan ubi jalar ungu sebagai alternatif makanan pokok memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing sebesar ton dan hektar. Selama lima

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

PENGARUH METODE PERLAKUAN AWAL (PRE-TREATMENT) DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP MUTU FISIK, KIMIA, DAN FUNGSIONAL TEPUNG UBI JALAR UNGU

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) 3/8/2012

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka termasuk industri hilir, di mana industri ini melakukan proses pengolahan

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

Transkripsi:

Produksi Dekstrin dari Ubi Jalar Asal Pontianak secara Enzimatis (Nana Supriyatna) PRODUKSI DEKSTRIN DARI UBI JALAR ASAL PONTIANAK SECARA ENZIMATIS (Dextrin Production by Enzimatic Process from Various Sweet Potatoes in Pontianak) Nana Supriyatna Baristand Industri Pontianak, Jl. Budi Utomo No. 41 Pontianak E-mail: nspriyatna65@yahoo.com Naskah diterima tanggal 10 April 2012 dan disetujui untuk diterbitkan tanggal 25 Juni 2012 ABSTRAK. Dekstrin adalah pati termodifikasi yang banyak digunakan dalam industri makanan, farmasi dan kimia. Sumber utama produksi dekstrin adalah dari umbi-umbian, salah satunya adalah ubi jalar yang banyak dibudidayakan di Pontianak. Tujuan dari penelitian ini adalah produksi dekstrin secara enzimatis dari berbagai jenis ubi jalar yang ada di Pontianak. Optimasi produksi dekstrin dilakukan pada konsentrasi enzim alfa amilase sebesar 0,1, 0,2 dan 0,3% dan lama liquifikasi pada suhu 95 o C selama 1, 1,5 dan 2 jam. Selanjutnya produksi dekstrin dilakukan pada tiga varietas ubi jalar yang ada di Pontianak yakni ubi jalar putih, ungu, dan kuning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi proses produksi dekstrin ubi jalar yang paling baik adalah pada konsentrasi enzim 0,3% dengan lama waktu liquifikasi 2 jam. Untuk jenis ubi jalar putih, kuning dan ungu rata-rata mempunyai ciri-ciri kandungan dekstrosa 4,14-4,41% warna putih, putih kekuningan sampai putih keabu-abuan, kelarutan dalam air cukup larut, kadar air 10,5 11,0%, serat kasar 0,45 0,59% dan kadar abu 0,4-0,45%. Sedangkan rendemen yang dihasilkan berkisar 7 12%. Kehalusan lolos ayakan 80 mesh antara 91-95%. Karakteristik dekstrin yang dihasilkan telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dekstrin untuk industri pangan yaitu SNI 01-2593-1992 khususnya untuk parameter warna, warna dalam larutan glukol, kelarutan dalam air dingin dan kandungan dekstrosa. Kata kunci : dekstrin, enzimatis, ubi jalar ABSTRACT. Dextrin is a modified starch that widely used in food and pharmaceutical industries. One of the starch source that could be used for dextrin production is sweet potatoes that widely cultivated in Pontianak. The aims of this study is to produce dextrins enzymatically using different types of sweet potatoes that available in Pontianak. Dextrin production optimization performed on 0.1%, 0.2%, and 0.3% of alpha amylase concentrations and liquification at 95 C for 1, 1.5 and 2 hours. Three varieties of sweet potatoes used: white, yellow, and purple. The results showed that the highest dextrin production is at 0.3% concentration with 2 hours of liquification. The characteristics of the dextrose produced are: fairly soluble in water, dextrose content range 4.14% 4.41%, water content was 10.5% 11.0%, yield range 7% 12%, and 80 mesh filter pass between 91 95%. Dextrins production has met SNI 01-2593-1992 standard dextrin for the food industry. Keywords: dextrins, enzymatic process, sweet potato. 1. PENDAHULUAN Kabupaten Pontianak merupakan salah satu daerah di Kalimantan Barat yang sangat potensial dengan hasil bumi berupa tanaman pangan yaitu ubi jalar. Pada tahun 2010, produksi ubi jalar di Kalimantan Barat adalah sebanyak 14.959 ton dengan luas areal panen 1.876 hektar (Badan Pusat Statistik, 2011). Ubi jalar merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan oleh petani di Pontianak pada lahan gambut. Sebagai tanaman umbi-umbian kandungan pati ubi jalar cukup besar yang merupakan sumber pati yang baik. Kegunaan pati banyak sekali dalam industri pangan, salah 51

BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 3 No. 2, Desember 2012 :51-56 satunya dapat dibuat sebagai bahan dasar produksi dekstrin. Dekstrin adalah karbohidrat yang dibentuk selama hidrolisis pati menjadi gula melalui beberapa metode diantaranya, dengan penggunaan panas, asam, atau enzim. Kegunaan dekstrin banyak sekali diantaranya sebagai bahan pengisi dalam industri farmasi. Dalam industri pangan (minuman), dekstrin digunakan sebagai bahan pengental atau sebagai bahan pengisi serbuk minuman. Dekstrin larut dalam air tetapi dapat diendapkan dalam alkohol. Dekstrin memiliki sifat seperti pati, beberapa dekstrin bereaksi dengan iodin membentuk warna biru dan larut dalam alkohol 25% (disebut amilodextrin). Dekstrin yang larut dalam alkohol 55% membentuk warna coklat kemerahan (disebut aritrodextrin). Dekstrin adalah pati termodifikasi yang merupakan hasil hidrolisis sebagian dari pati menggunakan panas, bahan kimia dan atau katalisenzim dalam hal ini enzim alfa amilase. Dekstrin dapat digunakan sebagai pembentuk lapisan pada kopi, biji padi-padian seperti beras dan pada porselen. Dekstrin merupakan oligosakarida, salah satu jenis pati termodifikasi yang dihasilkan secara hidrolisa tidak sempurna, yang merupakan molekul-molekul rantai pendek dengan jumlah glukosa enam sampai sepuluh. Hasil penelitian Nuvrizal (2007) menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara dekstrin dan CMC terhadap rendemen, kadar air, vitamin C, total gula dan skor warna bubuk sari buah jambu biji. Dekstrin juga dapat digunakan sebagai komponen penyusun makanan bayi. Dalam industri pangan dekstrin digunakan untuk meningkatkan tekstur bahan pangan. Dekstrin memiliki kemampuan untuk membentuk lapisan, contohnya pelapisan kacang dan cokelat untuk mencegah migrasi minyak. Selain itu dekstrin juga berfungsi untuk meningkatkan kerenyahan pada kentang goreng dan dan mengurangi penetrasi minyak selama penggorengan. Dekstrin dapat diproses dari pati umbi-umbian secara hidrolisa dengan katalis asam maupun katalis enzim. Dekstrin banyak digunakan pada berbagai industri, baik industri pangan, farmasi, dan industri kimia. Salah satu upaya memanfaatkan dan mencari sumber-sumber karbohidrat (pati) dari umbi-umbian yang potensial di Indonesia yaitu menggunakan umbi jalar (Ipomea batatas Poir) yang sudah diperoleh adalah umbi jalar yang berpotensi sebagai sumber pati untuk bahan pati termodifikasi, sebaiknya jenis ubi jalar putih mengingat kandungan patinya yang tinggi (Triyono, 2006). Masalah utama yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah peningkatan nilai tambah tepung ubi jalar yang dibudidayakan petani yang ada di wilayah pemerintahan kota Pontianak melalui modifikasi pati menjadi dekstrin menggunakan proses hidrolisa parsial secara enzimatis. Dengan diperolehnya karakteristik dekstrin dari hidrolisis pati ubi jalar ini maka diharapkan akan memberi masukan bagi kalangan industri makanan terutama yang ada di Pontianak untuk mengembangkan usaha produksi dekstrin yang berbahan baku ubi jalar lokal asal Pontianak. Tujuan penelitian ini adalah memproduksi dekstrin dari tiga jenis ubi jalar asal Pontianak secara enzimatis. 2. METODE PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) jenis ubi jalar asal Pontianak yaitu ubi jalar putih, ungu dan kekuningan serta enzim alfa amilase. Alat-alat yang digunakan adalah hot plate dengan stirrer, wadah liquifikasi, kantong plastik dan termometer. Penelitian ini terdiri dari penelitian pendahuluan (tahap pertama) dan penelitian utama (tahap kedua). Dalam penelitian pendahuluan dilakukan optimasi kondisi optimum proses produksi dekstrin ubi jalar melalui perlakuan konsentrasi enzim alfa amilase dan lama liquifikasi. Sedangkan pada penelitian utama dilakukan penerapan hasil optimasi kondisi proses pembuatan dekstrin pati ubi jalar terhadap tiga jenis warna ubi jalar asal Pontianak. 52

Produksi Dekstrin dari Ubi Jalar Asal Pontianak secara Enzimatis (Nana Supriyatna) Penelitian pendahuluan (tahap pertama) dilakukan terhadap karakterisasi kandungan gizi dan pati ubi jalar dari tiga jenis ubi jalar Pontianak yaitu ubi jalar putih, kuning dan ungu. Setelah itu dilakukan pembuatan pati dari ketiga jenis ubi jalar tadi dan dilakukan analisis sifat kimianya. Ekstraksi Pati Ubi Jalar Ekstraksi pati ubi jalar dapat dilihat pada Gambar 1. Dipilih Ubi yang bagus (putih, kuning dan ungu) Dibersihkan dan dikupas Diiris daging ubi kecil-kecil, Ditambahkan air dan dihancurkan dengan blender hingga menjadi bubur Disaring dan diperas dengan kain pemeras Diendapkan beberapa menit Dipisahkan pati yang mengendap dari air Gambar 1. Proses Ekstraksi Pati Ubi Jalar Pembuatan Dekstrin Hidrolisis pati secara enzimatis. Perlakuan penelitian adalah konsentrasi enzim alfa amilase dengan konsentrasi 0,1, 0,2 dan 0,3 %, (faktor I) dan lama liquifikasi pada suhu 95 o C selama 1-2 jam (faktor II). Alur pembuatan dekstrin dapat dilihat pada Gambar 2. Pati ubi jalar + air hingga konsentrasi 30%, diatur ph hingga 5 Ditambahkan enzim alfa amilase pada konsentrasi (0,1, 0,2 dan 0,3%) sesuai perlakuan Diliquifikasi emulsi pati pada suhu sesuai perlakuan, diaduk pada kecepatan 300 rpm Dekstrin cair dituang dalam loyang yang telah dilapisi plastik dan dikeringkan Dekstrin kering dihancurkan lalu diayak. Dikemas dan dianalisa Gambar 2. Proses Pembuatan Dekstrin 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Karakterisasi kandungan gizi dilakukan terhadap tiga jenis ubi jalar segar asal Pontianak. Ketiga jenis ubi jalar yang di analisis memiliki perbedaan warna daging yang terdiri dari warna putih, kuning dan ungu. Kandungan gizi ubi jalar segar ketiga jenis ubi jalar dan hasil ektraksi patinya dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Analisa kandungan gizi tiga jenis ubi jalar segar No. Komponen Persentase (%) Putih Ungu Kuning 1. Kadar Air 72,7 77,0 66,6 2. Serat Kasar 0,502 0,403 0,473 3. Lemak 0,045 0,198 0,216 4. Karbohidrat 25,8 26,3 26,4 5. Protein 1,16 1,06 0,879 6. Abu 1,38 0,644 1,10 Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa kandungan karbohidrat sebagai sumber pati ketiga jenis ubi jalar antara 25,8 26,4%, tidak berbeda jauh. Sukrosa umumnya terdapat pada umbi dalam bentuk segar. Kadar maltosa pada ubi jalar meningkat saat ditanak, karena aktivitas enzim beta-amilase (Takagi et al., 1996 dalam Budiman, 2008). Tabel 2. Komposisi Pati dari ke 3 (tiga) jenis Ubi Jalar Segar No. Komponen Persentase (%) Putih Ungu Kuning 1. Kadar Air 12,6 12,6 12,9 2. Serat Kasar 0,944 0,422 0,827 3. Lemak 0,05 0,067 0,223 4. Karbohidrat 77,8 76,2 76,6 5. Protein 0,089 0,089 0,178 6. Abu 0,4723 0,116 0,315 Hasil ekstraksi pati ubi jalar dipengaruhi oleh sifat karakteristik bahan baku (ubi jalar segar), proses ekstraksi yang dilakukan dan pengeringan. Pati merupakan bagian terbesar dalam ubi jalar dan amilopektin merupakan bagian terbesar dari pati ubi jalar. Langlois and Wagoner (1967) dalam Rizky (2010) menyatakan bahwa kandungan amilosa pati ubi jalar sebesar 17,8% sedangkan menurut Onwueme (1978) dalam Rizky (2010), fraksi pati pada ubi jalar terdiri atas seperempat bagian amilosa dan tiga perempat bagian amilopektin. Dari hasil 53

BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 3 No. 2, Desember 2012 :51-56 analisa terlihat bahwa ubi jalar Putih lebih tinggi kandungan karbohidratnya. Sehingga lebih disarankan menggunakan jenis ubi jalar putih sebagai bahan baku produksi dekstrin. Sedangkan kadar air pati ubi jalar putih dan ungu memiliki kadar air yang sama yaitu 12,6% lebih rendah dari kadar air pati ubi jalar kuning. Penelitian utama (tahap kedua) dilakukan untuk mencari kondisi optimum proses pembuatan dekstrin. Pengamatan terhadap kondisi proses pembuatan dekstrin menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi enzim yang ditambahkan sebesar 0,3% dan lama liquifikasi 2 jam menghasilkan kondisi yang optimum ditinjau dari uji warna dalam larutan iod. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh konsentrasi Enzim dalam produksi dekstrin Lama Liquifikasi Konsentrasi Enzim alfa amilasi (jam) 0,1 0,2 0,3 SNI 1 Biru Biru Biru Ungu 1,5 Biru Biru Biru kecoklatan 2 Biru Tua Biru Biru Kecoklatan Dari Tabel 3 terlihat bahwa perlakuan lama liquifikasi dan konsentrasi enzim 0,3% memberikan hasil emulsi berwarna biru kecoklatan. Hal ini menunjukkan bahwa dekstrin telah terbentuk pada kondisi proses ini. Indikator terbentuknya dekstrin dapat dilihat dari perubahan warna emulsi menjadi kecoklatan apabila direaksikan dengan pereaksi iodium (Triyono, 2006). Pembentukan dekstrin adalah pemotongan rantai panjang pati dengan enzim alfa amilase menjadi molekul lebih sederhana yaitu glukosa dan sisa cabang amilopektin yang disebut dekstrin. Produksi dekstrin pada tahap ini menggunakan pati ubi jalar putih karena dari hasil analisa diperoleh kandungan patinya paling tinggi dibandingkan warna ungu dan kuning. Penerapan pembuatan dekstrin dari ke-3 jenis pati ubi jalar asal Pontianak ini dipilih berdasarkan warna daging buahnya yaitu putih, kuning dan ungu. Adapun karakteristik hasil pembentukan dekstrin dari ketiga jenis ubi jalar tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Karakteristik dekstrin dari 3 (tiga) jenis ubi jalar No. Komponen 1. Warna dalam larutan glukol Putih Ungu SNI 01- Kuning 2593-1992 Putih Putih Putih Putih Kekuningaabuaningan Keabu- keku- 93 95 91 90 2. Kehalusan lolos 80 mesh (%) 3. Kadar Air (%) 10,5 10,7 11,0 11 4. Serat Kasar (%) 0,45 0,50 0,59 0,6 5. Abu (%) 0,40 0,41 0,45 0,5 6. Dekstrosa (%) 4,14 4,21 4,41 maks. 5 7. Rendemen (%) 10 % 12 7 - Kadar Air Dekstrin Kadar air dekstrin yang diperoleh dari hidrolisis pati ketiga jenis ubi jalar Pontianak memiliki kandungan antara 10 11 % yang masih memenuhi persyaratan SNI. Kadar air dekstrin dipengaruhi oleh kadar pati awal, proses pengeringan dan penggilingan dekstrin yang diperoleh selama pembuatan dekstrin. Pengaruh jenis ubi jalar terhadap kadar air dekstrin dapat dilihat pada Gambar 3. Kadar Air Dekstrin 11 10,9 10,8 10,7 10,6 10,5 10,4 10,3 10,2 Gambar 3. Pengaruh jenis ubi jalar terhadap kadar air dekstrin Kadar Serat Kasar Dekstrin Kadar serat kasar dekstrin hasil penelitian berkisar antara 0,4 0,59%. Kadar serat kasar dekstrin ini mendekati nilai dari serat kasar dekstrin menurut SNI dekstrin pangan. Pengaruh jenis ubi jalar terhadap kadar serat kasar dekstrin dapat dilihat pada Gambar 4. 54

Produksi Dekstrin dari Ubi Jalar Asal Pontianak secara Enzimatis (Nana Supriyatna) Kadar Serat Kasar Dekstrin Gambar 4. Pengaruh jenis ubi jalar terhadap kadar serat kasar dekstrin Kadar Abu Dekstrin Syarat kadar abu dekstrin pangan menurut SNI adalah 0,5%. Kadar abu dekstrin ketiga jenis ubi jalar pada penelitian ini masih lebih rendah yaitu 0,4-0,45% dibandingkan SNI 01-2593-1992. Kadar abu dekstrin menunjukkan adanya mineral dalam dekstrin berupa garam organik dan non organik (Sudarmadji, 1996). Pengaruh jenis ubi jalar terhadap kadar abu dapat dilihat pada Gambar 5. Kadar Abu (%) 6E-16 0,5 0,45 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1-0,1 Gambar 5. Pengaruh jenis ubi jalar terhadap kadar abu dekstrin Dekstrosa Kadar dekstrosa dari ketiga jenis dekstrin ubi jalar (putih, ungu dan kuning) berkisar antara 4,14 4,41%, masih memenuhi SNI 01-2593-1992 yaitu maks 5%. Proses hidrolisa pati ubi jalar terjadi karena adanya enzim alfa amilase. Enzim alfa amilase memiliki aktivitas memecah pati secara acak dari bagian molekul karenanya disebut endoamilase yang memecah pati secara acak. Cara kerja alfa amilase terjadi melalui tahap: pertama degradasi amilosa menjadi maltosa dan maltotriosa yang terjadi secata acak. Degradasi ini terjadi sangat cepat dan diikuti menurunnya viskositas dengan cepat pula. Ke dua relatif sangat lambat yaitu pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir secara tidak acak. Keduanya merupakan kerja alfa amilase pada molekul amilosa saja (Winarno, 1995). Pengaruh jenis ubi jalar terhadap dekstrosa dapat dilihat pada Gambar 6. Dekstrosa (%) 5 4 3 2 1 0 Gambar 6. Pengaruh jenis ubi jalar terhadap kadar dekstrosa dekstrin Rendemen Rendemen hasil penelitian yang diperoleh antara 7 12 %. Hal ini dikarenakan pada proses ekstraksi pati ubi jalar yang belum mencapai optimal, dimana rendemen yang dihasilkan jika dibandingkan dengan kadar karbohidrat ubi jalar lebih kecil. Untuk mengatasi hal ini maka ekstraksi pati perlu dioptimalkan prosesnya. Namun dari hasil keseluruhan sifat karakteristik dekstrin yang dihasilkan telah memenuhi persyaratan yang dicantumkan dalam SNI Dekstrin untuk Industri Pangan yaitu SNI 01-2593-1992. Pengaruh jenis ubi jalar terhadap rendemen yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 7. 55

BIOPROPAL INDUSTRI Vol. 3 No. 2, Desember 2012 :51-56 Rendemen (%) 12 10 8 6 4 2 0 Putih Ungu Kuning Gambar 7. Pengaruh jenis ubi jalar terhadap rendemen dekstrin 4. KESIMPULAN Karakteristik dekstrin yang dihasilkan memenuhi standar SNI Dekstrin untuk Industri Pangan yaitu SNI 01-2593- 1992, khususnya untuk parameter warna, warna dalam larutan glukol, kelarutan dalam air dingin dan kandungan dekstrosa. Untuk jenis ubi jalar putih, kuning dan ungu rata-rata mempunyai ciri-ciri kandungan dekstrosa 4,14-4,41% warna putih, putih kekuningan sampai putih keabu-abuan, kelarutan dalam air cukup larut, kadar air 10,5 11,0%, serat kasar 0,45 0,59% dan kadar abu 0,4-0,45 %. Sedangkan rendemen yang dihasilkan berkisar 7 12 %. Kehalusan lolos ayakan 80 mesh antara 91-95%. Untuk menyempurnakan dan menindaklanjuti hasil penelitian ini maka disarankan untuk mempelajari beberapa pengaruh yang dapat mempengaruhi hasil mutu dekstrin seperti kecepatan pengadukan, jenis pengaduk dan lamanya waktu hidrolisis. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2011. Kalbar Dalam Angka. BPS Provinsi Kalimantan Barat. Pontianak Budiman, I. 2008. Ubi Jalar. http://s3autumn.wordpress.com/?s=ubi +jalar&x=0&y=0# Nuvrizal, A. Z. 2007. Pengaruh Penambahan Dekstrin dan CMC terhadap sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik Bubuk Sari Buah Jambu Biji (Psidium guajava L). Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Rizky. 2010. Ubi Jalar, Potensi dan Manfaatnya. http://lordbroken. wordpress.com/2010/03/11/ubi-jalar. Sudarmadji, S. 1996. Teknik Analisa Biokimia. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Triyono. A. 2006. Upaya Memanfaatkan Umbi Talas (Colocasia esculenta) sebagai Sumber Bahan Pati pada Pengembangan Teknologi Pembuatan Dekstrin. Dalam Prosiding Seminar Nasional Iptek Solusi Kemandirian Bangsa. Yogyakarta. Winarno, F.G. 1995. Enzim Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 56