BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB V PEMBAHASAN. metode pembelajaran guided inquiry terhadap prestasi belajar materi bangun datar

METODE INKUIRI DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) Oleh : Legiman, S.Pd., M.Pd. Widyaiswara Muda LPMP DIY

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES MELALUI STRATEGI INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB II KAJIAN TEORI. dan berbuat. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang. tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dipelajari oleh pembelajar. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. formal masuk kategori pendidikan dasar yang cukup strategis dalam

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa ahli mendefinisikan tentang pengertian belajar atau lerning, baik

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

BAB II MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN HASIL BELAJAR. bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan disiplin intelektual

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model inkuiri terbimbing merupakan suatu model yang digunakan guru untuk

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

PEMBELAJARAN KONSTRUTIVIS, INKUIRI/DISKOVERI

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA. Inkuiri berasal dari bahasa inggris inquiry yang artinya pertanyaan atau

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

A. Lingkungan Sekitar Sekolah sebagai Sumber Pembelajaran. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami dan menemukan sendiri apa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Mengunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas V SDN No 1 Balukang

Bab II Landasan Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perhatiannya pada aktivitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus IPS

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

Memilih Metode Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Inpres Bajawali Kecamatan Lariang Kabupaten Mamuju Utara

PENERAPAN METODE INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA DIKLAT GURU MATA PELAJARAN IPA MTs. Oleh : Nur Aini

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN METODE INQUIRI PADA DIKLAT GURU KIMIA MADRASAH ALIYAH. Oleh : Nur Aini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laharja Ridwan Mustofa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. konstruktivis (constructivist theorist of learning). Konstruktivisme merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran di

BAB I PENDAHULUAN. transformasi adalah setelah terjadi transfer pengetahuan itu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. saling berkaitan. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi (hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

Lulus Yuliastuti 23. Kata Kunci: Hasil Belajar, pembelajaran PKn, Inkuiri. Guru Kelas IV SDN Sidomekar 08 Semboro, Jember

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu jenis dari enam materi ilmu yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Rodiyana, 2013

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

Transkripsi:

5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Inkuiri Menurut Sund, yang dikutip oleh Suryasubroto (1993), menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry atau inquiry merupakan perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Gulo (2002) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Menurut Rewarder memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa. Pembelajaran Inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relatif singkat. Hasil penelitian Schlenkr dalam Joyce dan Weil (1992:198), menunjukkan bahwa latihan Inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berfikir kreatif, dan siswa menjadi trampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Menurut Piaget dalam (E. Mulyasa, 2007) mengemukakan bahwa metode inquiri merupakan metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Suchman. Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Oleh karena itu, prosedur ilmiah dapat diajarkan secara langsung kepada mereka. Menurut Sudjana (1989) ada 5 tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri yaitu: 5

6 a. Merumuskan masalah masalah untuk dipecahkan oleh siswa. b. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis. c. Mencari informasi,data,dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis atau permasalahan. d. Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi. e. Mengaplisikasikan kesimpulan Menurut Gulo (2002), bahwa kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran Inkuiri adalah sebagai berikut ; 1. Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan Kegiatan Inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan untuk meyakinkan pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis. 2. Merumuskan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk mempermudah proses ini guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, di pilih salah satu hipotesis yang relefan dengan permasalahan yang diberikan. 3. Mengumpulkan Data Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data, data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik. 4. Analisis Data Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran benar atau salah. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses Inkuiri yang telah dilakukannya. 5. Membuat Kesimpulan Langkah penutup dari pembelajaran Inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.

7 Menurut Wina Sanjaya (2008) Metode inquiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Sund and Trowbridge (1973), mengemukakan ada tiga macam metode inquiri sebagai berikut : a. Inquiry terpimpin (guide iquiry), peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaanpertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini digunakan terutama bagi siswa yang belum berpengalaman, guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencaan dibuat guru dan siswa tidak merumuskan permasalahan. b. Inquiry bebas (free inquiry), pada metode ini siswa melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. c. Inquiry bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry) pada metode ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian siswa diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Wina Sanjaya (2007), mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inquiri, yaitu : 1. Metode inquiri menekankan kepada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya metode inquiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pembelajaran itu sendiri. 2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar peserta didik. Guru dituntut untuk

8 memiliki kemampuan menggunakan teknik bertanya, karena dalam proses pembelajaran dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. 3. Tujuan dari penggunaan metode inquiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam pembelajaran inquiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. 2.1.2 Metode Inkuiri Metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta menghubungkan penemuan yang stu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukanya dengan teman lainya. 2.1.3 Hakikat Metode Inkuiri Pada hakekatnya metode inkuiri adalah merupaqkan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyaka. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. 2.1.4 Kelebihan dan Kelemahan Metode Inkuiri Adapun teknik penggunaan metode inkuiri memiliki kelebihan sebagai berikut : a) Dapat membentuk dan mengembangkan sel consept pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik. b) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. c) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur, dan terbuka. d) Memberikan kepuasan yang bersifat instrinsik e) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang f) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu g) Memberi kesempatan siswa untuk belajar sendiri. h) Siswa dapat menghindari cara-cara belajar yang tradisional.

9 i) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Selain mempunyai kelebihan metode inkuiri yang memiliki kelemahan atau kekurangan adalah : 1. Metode inkuiri terlalu menekankan pada proses/aspek intelektual atau kognitif dan kurang memperhatikan dominan afektif atau aspek emosional dari proses belajar mengajar. 2. Metode ini tidak efektif bagi kelas bersiswa banyak karena setiap siswa mungkin membutuhkan waktu banyak dari guru untuk menuntunnya. 3. Harapan akan hasil penyelidikan mungkin tidak terpenuhi atau mengecewakan terutama bagi guru yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional. 4. Sarana untuk mengetes penyelidikan belum cukup tersedia. 2.1.5 Langkah-Langkah Pembelajaran Inkuiri (Sudjana 1989) 1. Merumuskan masalah untuk dipecahkan oleh siswa. 2. Menetapkan jawaban sementara atau hipotesis. 3 Mencari informasi data dan fakta yang diperlukan untuk mmenjawab hipotesis atau permasalahan. 4. Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi. 5. Mengaplikasikan kesimpulan. 2.1.6 Hasil Belajar IPA Hasil belajar IPA merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelun belajar. Dari guru, hasil belajar merupakan saat terselaisainya bahanpelajaran (Dimyati dan Mudjiono). Oemar Hamalik menyatakan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tiidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti jadi mengerti. Hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar

10 mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan prilaku di peroleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang produk yang menunjukan belajar telah terjadi (Gerlach dan Ely dalam Cathariana Tri Arini, 2005: 4) 2.1.7 Pembelajaran IPA Keberhasilan pembelajaran IPA ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kompetensi guru, motivasi belajar siswa, pemilihan pendekatan strategi dan metode pembelajaran yang tepat dan dukungan sarana parasarana. Sampai saat ini belum ada penelitian yang menyatakan metode pembelajaran IPA yang terbaik. Jadi guru harus pandai-pandai memilih sesuai dengan keperluan yang ada. Ada tugas dan tanggung jawab guru untuk senantiasa mengembangkan diri melalui berbagai eksperimendan pengalaman agar pembelajaranya bermutu yang bernuansa pada kompetensi siswa. 2.1.8 Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar sering disebut prestasi belajar. Kata prestasi berasal dari Belanda yaitu prestatie yang artinya hasil usaha. Kata prestasi juga berarti kemampuan ketrampilan, sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar. 2.1.9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar 1. Strategi mengajar adalah seperangkat kebijakan yang dipilih yang telah dikaitkan dengan pemilihan materi, penyajian materi cara materi pelajaran yang disajikan dan sasaran penerima materi pelajaran. 2. Pendekatan adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. 3. Metode mengajar adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada pelajaran IPA misalya dengan metode inkuiri, demonstrasi, ceramah, tugas kelompok dan lain-lain. 4. Tekhnik mengajar, kemampuan dan kebiasaan guru, tersedianya media pembelajaran dan kesiapan siswa.

11 2.2 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan Pamujo, 2009 (Khazanah Pendidikan: Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 2 [Maret 2009]) Judul penelitian Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Sejarah Melalui Pembelajaran metode inkuiri di Madrasah Tsanawiyah (Mts) Muhammadiyah Purwokerto. Pembelajaran inkuiri mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah, yaitu: a. Motivasi dalam hal bertanya pada diskusi kelompok atau diskusi kelas dari 19,74 % meningkat menjadi 67,11% pada akhir siklus III. b. Motivasi dalam menyampaikan pendapat pada proses pembelajaran meningkat, dari 06,58% menjadi 50,00% pada akhir sikuls III. c. Motivasi dalam hal keberanian memberikan sanggahan pada diskusi kelompok maupun diskusi kelas dari 00,00% menjadi 26,32% pada akhir siklus III. Pembelajaran kooperatif metode inquiri mampu meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah, yaitu: a. Partisipasi kontributif bertanya meningkat dari 19,74% meningkat menjadi 67,11% pada akhir siklus III. b. Partisipasi kontributif berpendapat meningkat dari 6,58% meningkat menjadi 50,00% pada akhir siklus III. Partisipasi kontributif Menyanggah meningkat menjadi 26,32% pada akhir siklus III. d. Partisipasi inisiatif mengerjakan soal dan tugas meningkat dari 39,47% menjadi 73,68% pada akhir siklus III. Nyoman Subratha (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Undiksha, 2009, (2), 135-147) dalam penelitian yang berjudul Pengembangan Model Pembelajaran metode inquiri Dan Strategi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Sukasada. Berdasarkan hasil penelitian ini, diajukan saran-saran sebagai berikut. (1) Dalam merancang model belajar siswa memecahkan masalah hendaknya langkah-langkah pemecahan masalah betul-betul dilatihkan. (2) Dalam menuntun siswa cara memecahkan masalah, maka perlu penekanan-penekanan langkah-langkah dan cara pemecahan masalah agar siswa betul-betul trampil menerapkan strategi pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan nyata. (3) Untuk mengoptimalkan kelompok-kelompok kecil melakukan tugas-tugas pembelajaran guru hendaknya memberikan pengarahan-pengarahan yang lebih intensip terhadap apa yang mereka harus lakukan dalam pembelajarankepada siswa-siswa yang dianggap belum melakukan tugasnya secara baik, hendaknya guru mendekati siswa-siswa tersebut untuk

12 menanyakan apa mereka telah mengerti dengan apa yang mereka harus lakukan. (4) Untuk meningkatkan kinerja siswa dalam mengerjakan tugas-tugas, dicoba untuk lebih banyak lagi mengarahkan tugas-tugas individu yang nilainya akan digunakan dalam kelompoknya, sehingga diharapkan masing-masing siswa akan berusaha selain demi individunya juga demi kelompoknya Alamsha M. (Jurnal Kependidikan UIN Malang, 2010, hal. 157-162) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Metode Inkuiri pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kreativitas dan Pemahaman Siswa Kelas V di SDN Muneng 02 Kediri dengan hasil penelitian sebagai berikut: Jumlah nilai rata-rata peningkatan kreativitas siswa, yang semula dalam pre test sebesar 1,2 meningkat sebesar 1,4 atau sebesar 16% pada siklus I. Pada siklus II, meningkat menjadi 1,8 atau sebesar 50%.Sedangkan pada siklus III, meningkat menjadi 2,2 atau sebesar 83%. Perbandingan peningkatan siklus II dibandingkan siklus I meningkat sebesar 28%, sedangkan peningkatan pada siklus III dibandingkan siklus siklus II sebesar 22%, dan jika dibandingkan siklus I meningkat sebesar 57%. Jumlah nilai rata-rata peningkatan pemahaman siswa meningkat menjadi 2,25 atau sebesar 12% pada siklus I. Pada siklus II, meningkat menjadi 2,75 atau sebesar 37%. Pada siklus III, meningkat menjadi 3,25 atau sebesar 62%. Perbandingan peningkatan siklus II dibandingkan siklus I meningkat menjadi 22%, sedangkan peningkatan pada siklus III dibandingkan siklus II meningkat sebesar 18%, dan jika dibandingkan siklus I meningkat sebesar 44%. 2.3 Kerangka Pikir Dengan metode inquiri menjadikan siswa aktif, Kreatif dan menyenangkan karena metode inquiri merupakan metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan experiment sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawaban sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dendan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukanya dengan yang ditemukan peserta didik lainya. Melalui suasana yang di bangun sedemikian kreatifnya maka metode inquiri menjadikan hasil belajar siswa akan meningkat. Adapun peranan guru dalam metode inquiri adalah sebagai motivator, fasilitator, penanya, administrator, pengarah, menejer-menejer dan pemberi penghargaan pada prestasi yang

13 di capai siswa. Dengan demikian kegiatan belajar mengajar melalui metode inkuiri tidak membosan kan bagi siswa. 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori, Kajian hasil-hasil teori yang relevan dan kerangka pikir diatas, diduga penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi panas dan bunyi pada siswa kelas IV SD Negeri Pacet Kecamatan Reban Kabupaten Batang.