PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS VIII SMP NAWA KARTIKA ISLAMIC BOARDING SCHOOL DENGAN SMP NEGERI 1 WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS VIII SMP NAWA KARTIKA ISLAMIC BOARDING SCHOOL DENGAN SMP NEGERI 1 WONOGIRI SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWI DENGAN BERAT BADAN NORMAL DAN OVERWEIGHT DI SMA BATIK 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN SINDROM PREMENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN ANGKATAN 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja yang tinggal di Indonesia seperti tuntutan sekolah yang bertambah tinggi,

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

Hubungan di antara merokok dengan tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2014

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan dan ketakukan adalah sinyal peringatan. dan bertindak sebagai peringatan atas ancaman dari dalam

HUBUNGAN ANTARA PROGRAM PENDIDIKAN SISWA DENGAN TINGKAT KECEMASAN DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANAK SULUNG DAN ANAK BUNGSU PADA SANTRI PEREMPUAN MTS PONDOK PESANTREN ASSALAAM SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mecapai derajat Sarjana Kedokteran

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran. G Harldy Parendra G

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memilih untuk menggunakan rancangan cross sectional dimana variabel bebas

19

PERBEDAAN PROPORSI KECEMASAN MAHASISWA TINGKAT SATU KEDOKTERAN UNS DENGAN CIRI KEPRIBADIAN INTROVERT DAN EKSTROVERT DALAM MENGHADAPI UJIAN BLOK

BAB V PEMBAHASAN. tunagrahita ringan dan sedang di SLB Negeri Surakarta dilakukan pada bulan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWA KELAS XI SMA 3 SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN KEJADIAN SKIZOFRENIA PADA USIA DEWASA MUDA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA MENTAL DENGAN KECEMASAN PADA GURU SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) B-C BAGASKARA SRAGEN

PENGARUH ANDROPAUSE TERHADAP KEJADIAN DEPRESI PADA PRIA DI KECAMATAN JEBRES, SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran. Rizal Nur Rohman G

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PERAWAT PROFESIONAL DENGAN PERAWAT VOKASIONAL DI RUMAH SAKIT UMUM KUMALA SIWI KUDUS

PERBEDAAN SKOR KECEMASAN DAN SKOR DEPRESI ANTARA IBU PENDERITA TUNAGRAHITA RINGAN DAN SEDANG DI SLB NEGERI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres merupakan bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan. 1 Setiap

PERBEDAAN TINGKAT STRES DAN GEJALA SOMATIK ANTARA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA LULUSAN SARJANA KEDOKTERAN UNS ANGKATAN 2005 YANG IPK-NYA DI ATAS 2,75 DENGAN IPK-NYA DI BAWAH 2,75 SKRIPSI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWA KELAS II UNGGULAN DAN NON-UNGGULAN DI SMP NEGERI 1 JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

PERBEDAAN STATUS INSOMNIA ANTARA ORANG DEWASA YANG MELAKUKAN YOGA DENGAN YANG TIDAK MELAKUKAN YOGA

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI

PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN TINGKAT STRES ANTARA GURU SEKOLAH LUAR BIASA DI SLB NEGERI SURAKARTA DENGAN GURU REGULER DI SMP NEGERI 1 SURAKARTA SKRIPSI

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 KALIGONDANG PURBALINGGA

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. 1 Menurut

SKRIPSI. Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA TENAGA KERJA AKIBAT KEBISINGAN DI BAGIAN PROSES DAN FINISHING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

PERBEDAAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERBEDAAN DEPRESI ANTARA GURU SMA BERJENIS KELAMIN PRIA YANG BEKERJA DENGAN TUGAS TAMBAHAN DAN YANG BEKERJA SECARA REGULER DI SMA NEGERI SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah yang digunakan adalah penelitian Cross

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Rr. Sri Nuriaty Masdiputri NIM:

PERBEDAAN PROPORSI JUMLAH SISWA KELAS XII SMA AL ISLAM

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stres menjadi fenomena psikologis yang dihadapi oleh mahasiswa

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER IV PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2013

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

PERBEDAAN PREVALENSI DEPRESI PADA KO-ASISTEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DAN KO-ASISTEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WARMADEWA

PERNYATAAN. Yogyakarta, 3 Maret Moch Aris Setyawan. vii

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan. Oleh : SUSANTI EKA SARI NIM : R

Hubungan Pendidikan di Playgroup dengan Perkembangan Emosional Anak di TK Hidayah Desa Kembangbilo Tuban

HUBUNGAN KAPASITAS MEMORI KERJA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KLECO I SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SANTRI DI MADRASAH ALIYAH TAHFIDZHUL QURAN ISY-KARIMA KARANGANYAR SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI

PERBEDAAN DERAJAT DISMENORE PADA WANITA YANG MENGIKUTI SENAM YOGA DAN TIDAK MENGIKUTI SENAM YOGA

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : MITA RESTUNING AJI J FAKULTAS KEDOKTERAN

PENGARUH PAPARAN INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL SISWA SMA DI KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA

HUBUNGAN RELIGIUSITAS, KONSEP DIRI DAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

PERBANDINGAN TINGKAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA PEROKOK DENGAN MAHASISWA NON-PEROKOK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MENGUDAP DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PROGAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN SISWA KELAS XI ANTARA JURUSAN IPA DAN IPS DI SMA NEGERI 1 BABADAN PONOROGO

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWI KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 KAYEN PATI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PRIA YANG BEKERJA SHIFT DAN NON SHIFT DI PT TYFOUNTEX KARTASURA SKRIPSI

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI SISWA PUTRI KELAS XI DI PONDOK PESANTREN AL-MUKMIN DENGAN DI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERNIKAHAN ANTARA WANITA TERDIDIK DAN WANITA KURANG TERDIDIK DI KUA KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA

HUBUNGAN GERAKAN FLEKSI PADA PERGELANGAN TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENGEPAKAN PT. LOGAN FOOD KARANGANYAR

The Relation Between Internet Addicition with Anxiety in Adolescent at SMP Negeri 5 Yogyakarta

GAMBARAN KEJADIAN KECEMASAN PADA IBU PENDERITA RETARDASI MENTAL SINDROMIK DI SLB-C BANJARMASIN

PERBEDAAN PENGETAHUAN RAMBU LALU LINTAS DAN SIKAP AMAN BERKENDARA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional yaitu penelitian yang pengukuran variabel bebas (dukungan

PENGARUH MEDIA SOSIAL (YOUTUBE) TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN X

ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran ISTNA SOFIA AULIA G

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

HUBUNGAN PEMAKAIAN AIR CONDITIONER (AC) DI RUANG KELAS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA MATA KERING (DRY EYE SYNDROME) PADA SISWA SMA SURAKARTA SKRIPSI

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

ISSN: E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 8,AGUSTUS 2017

GAMBARAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Oleh: CAROLIN

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN LENSA KONTAK TERHADAP KEJADIAN DRY EYE SYNDROME PADA SISWA SMA BATIK 2 SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

Abstrak. Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Mahasiswa Semester Satu di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Tahun 2014.

NI PUTU AYU UTARI LAKSMI G

Transkripsi:

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS VIII SMP NAWA KARTIKA ISLAMIC BOARDING SCHOOL DENGAN SMP NEGERI 1 WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Kedokteran Diajukan Oleh : Rima Rahmadipta J 500 110 110 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

ABSTRAK Perbedaan Tingkat Kecemasan antara Siswa Kelas VIII SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School dengan SMP Negeri 1 Wonogiri Universitas Muhammadiyah Surakarta Rima Rahmadipta¹, Rh Budhi Muljanto², Dodik Nursanto³, 2015 Dalam prevalensi gangguan kecemasan pada remaja di Indonesia terdapat 37 ribu penduduk mengalami kecemasan. Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan psikiatri yang paling sering terjadi dan dapat terjadi pada semua orang baik pada anak-anak, remaja, maupun dewasa. Hal tersebut dapat terjadi disebabkan beberapa keadaan seperti masalah sekolah, ujian, hubungan keluarga, maupun hubungan sosial. Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang terdapat pada penelitian ini sebanyak 82 yang terdiri dari 41 siswa SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School dan 41 siswa SMP Negeri 1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar inform consent, biodata diri, kuesioner L-MMPI (Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory), dan TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale). Data yang telah diperoleh kemudian dianalisa menggunakan uji t tidak berpasangan melalui program Windows SPSS versi 17. Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan menggunakan uji t tidak berpasangan didapatkan hasil p = 0,004. Karena nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna tingkat kecemasan antara siswa kelas VIII SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School dengan SMP Negeri 1 Wonogiri. Kata kunci : Kecemasan, Siswa, Islamic boarding school ¹ Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta ² Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta ³ Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRACT The Difference Of Anxiety Level Between Grades VIII Student of SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School with SMP Negeri 1 Wonogiri Muhammadiyah Surakarta University Rima Rahmadipta¹, Rh Budhi Muljanto², Dodik Nursanto³, 2015

In the prevalence of anxiety disorders in adolescents in Indonesia there are 37 thousand inhabitants have anxiety. Anxiety disorders is a psychiatric disorder that is most common and can be happen to everyone both children, adolescents, and adults. It can happen due to some condition such as school problems, exams, family relationship or social relationship. The type of research use analytic observational study design with cross sectional approach. The numbers of samples in this study is 82 which consisted of 41 students of SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School and 41 students of SMP Negeri 1 Wonogiri. The research instrument used in this study are inform consent sheet, personal data, L- MMPI (Lie Minnesota Multhiphasic Personality Inventory) questionnaires, and TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale) questionnaires. The data have been obtained was analyzed using unpaired t test through SPSS version 17 for windows. Based on the analysis of data has been obtained using unpaired t test were got p = 0,004. Because the value of p < 0,05 it can be concluded that there a significant difference anxiety level between grades VIII student of SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School with SMP Negeri 1 Wonogiri. Keywords : Anxiety, Students, Islamic boarding school ¹ College Student Medical Faculty of Muhammadiyah Surakarta University ² Lecturer Medical Faculty of Muhammadiyah Surakarta University ³ Lecturer Medical Faculty of Muhammadiyah Surakarta University PENDAHULUAN Dalam sepanjang hidupnya, seseorang pasti akan dihadapkan pada suatu masalah yang membuat kita menjadi cemas dan hal tersebut tidak dapat kita hindari (Barlow dan Durand, 2006). Gangguan kecemasan

merupakan suatu gangguan psikiatri yang paling sering terjadi terutama pada anak-anak dan remaja dan biasanya terjadi karena beberapa keadaan yaitu masalah sekolah, saat ujian, hubungan keluarga dan hubungan sosial (Kendall, 2008; Halgin, 2010). Berdasarkan Data Riskesdas 2013 menyatakan bahwa prevalensi nasional gangguan kecemasan dialami oleh remaja di Indonesia yang berusia kurang lebih 15 tahun sekitar 37 ribu penduduk dengan prevalensi gangguan kecemasan pada remaja di Jawa Tengah tercatat sebanyak 4,7 % (Depkes, 2013). Pada siswa SMP mempunyai tingkat kecemasan yang lebih tinggi dengan prevalensi 68,3 % dibandingkan siswa SMA dengan prevalensi 31,7% (Harpell & Andrews 2012). Kecemasan dapat terjadi pada semua orang, baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Tidak menutup kemungkinan bahwa kecemasan dapat terjadi pada siswa SMP pondok pesantren atau di istilahkan IBS atau Islamic Boarding School (Kaplan & Sadock, 2010). IBS merupakan suatu lembaga pendidikan islam yang mempunyai sistem sekolah berasrama. Berbeda dengan siswa SMP pada umumnya, siswa SMP IBS akan tinggal, sekolah, dan melakukan aktivitas sehari-hari yang teratur setiap harinya di lingkungan sekolah mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur (Maksudin, 2006). Sehingga banyaknya kegiatan tersebut dapat membuat siswa menjadi tertekan dan cemas (Katona, 2012). Sebanyak 2-4 % populasi mengalami adanya suatu gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan lebih sering terjadi dan dialami oleh perempuan daripada laki-laki dengan perbandingan 3:2 (Katona, 2012). Dalam DSM IV, gangguan kecemasan merupakan suatu perasaan khawatir yang dialami pada seseorang yang terjadinyan secara berlebihan dan dapat diikuti oleh beberapa gejala somatik yang mengakibatkan adanya gangguan pada pekerjaan maupun fungsi sosial penderita (Kaplan dan Saddock, 2010). Kecemasan tersebut dapat terdiagnosis ketika terjadi perasaan khawatir berlebihan selama minimal 6 bulan (Anxiety and Depresion Association of America, 2014).

Kecemasan yaitu suatu reaksi yang normal terhadap stress dan hal tersebut dalam beberapa keadaan dapat menjadi bermanfaat. Namun apabila kecemasan tersebut terjadinya berlebihan, terkadang kita akan sulit untuk mengendalikannya (National Institute of Mental Health, 2009). Kecemasan merupakan hal yang fisiologis pada seseorang. Namun, hal tersebut juga dapat menjadi suatu hal yang patologis apabila kecemasan tersebut mengganggu dalam fungsi aktivitas seseorang dalam sehari-hari (Maramis, 2009). Dari hasil penelitian serupa yang dilakukan Aminullah (2013) yang berlokasi di Malang dengan judul tingkat kecemasan antara siswa SMP dan santri di pondok pesantren menunjukkan hasil bahwa santri pondok pesantren lebih tinggi tingkat kecemasannya 39,3% daripada tingkat kecemasan pada siswa SMP 20,2%. Sementara, penelitian yang dilakukan Siregar (2013) di Surabaya dengan judul tingkat kecemasan pada santri pondok pesantren berdasarkan usia menunjukkan hasil bahwa, yang paling banyak mengalami kecemasan adalah siswa santri yang berusia 13 tahun sebanyak 26,9 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan antara siswa kelas VIII SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School dengan siswa SMP Negeri 1 Wonogiri. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 yang berlokasi di SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School dan SMP Negeri 1 Wonogiri. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah semua siswa lakilaki maupun perempuan kelas VIII SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School dan SMP Negeri 1 Wonogiri yang masing-masing sekolah berjumlah 41 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling atau acak sederhana yang dalam pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara mengundi.

Variabel yang akan diuji dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan dan pengukurannya dilakukan dengan menggunakan kuesioner TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale). Dalam kuesioner ini terdapat 50 butir pertanyaan, dimana responden akan menjawab sesuai keadaan masing-masing responden dengan memberi tanda (X) pada kolom ya atau tidak. Ada beberapa penggolongan dalam hasil skor kuesioner TMAS antara lain yaitu, untuk beberapa jawaban jika di jawab ya maka nilainya 1 (satu), dan jika di jawab tidak maka nilainya 0 (nol). Dan beberapa nomor yang lain jika dijawab dengan jawaban ya maka nilainya 0 (nol) dan jika jawaban tersebut dijawab tidak maka nilainya satu (Sarason, 2010). Namun, sebelum mengisi kuesioner TMAS, responden diwajibkan mengisi kuesioner LMMPI (Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory) Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu 41 responden siswa kelas VIII SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School dan 41 siswa SMP Negeri 1 Wonogiri mengisi lembar inform consent dan formulir biodata diri. Kemudian responden mengisi kuesioner L-MMPI yang digunakan untuk mengetahui kejujuran sampel. Jika jawaban tidak lebih dari atau sama dengan 10, maka responden dinyatakan invalid dan dikeluarkan dari sampel. Setelah itu responden mengisi kuesioner TMAS untuk mengukur tingkat kecemasan. Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terpenuhi maka dilakukan uji normalitas data dengan Uji Saphiro Wilk dan jika data sudah terdistribusi normal maka dilanjutkan untuk melakukan analisis data dengan uji t tidak berpasangan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan antara siswa kelas VIII SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School dengan SMP Negeri 1 Wonogiri dalam program Komputer SPSS for windows versi 17. HASIL PENELITIAN

Seluruh sampel yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 82 siswa. Tabel 1. Distribusi jumlah sampel Siswa Kelas VIII SMP Nawa Kartika IBS dengan SMP Negeri 1 Wonogiri Responden Jumlah Persentase Siswa Kelas VIII SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School Wonogiri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Wonogiri 41 50% 41 50% Dari tabel diatas, maka dapat diperoleh data dari siswa kelas VIII SMP Islamic Boarding School berjumlah 41 siswa dan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 berjumlah 41 siswa. Tabel 2. Uji T Tidak Berpasangan Perbedaan Tingkat Kecemasan Siswa Kelas VIII SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School dengan SMP Negeri 1 Wonogiri. Tempat Sekolah Jumlah Mean Siswa Frekuensi % Boarding School 41 50% 25,24 Standar Deviasi 6,410 P 0,004 Reguler 41 50% 21,49 5,035 Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji t tidak berpasangan dengan program SPSS versi 17, didapatkan mean tingkat kecemasan siswa kelas VIII SMP Nawa Kartika Islamic boarding school Wonogiri sebesar 25,24 sedangkan pada siswa SMP negeri 1 Wonogiri sebesar 21,49. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa mean skor kecemasan pada siswa kelas VIII yang bertempat sekolah di SMP Nawa Kartika

Islamic Boarding School Wonogiri lebih tinggi dibandingkan dengan siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Wonogiri. Nilai p sebesar 0,004 telah memenuhi kriteria normal yaitu p < 0,05. Karena nilai p < 0,05 maka hasil penelitian yang diperoleh mempunyai perbedaan yang bermakna, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara siswa kelas VIII SMP Nawa Kartika islamic boarding school dengan SMP negeri 1 Wonogiri. PEMBAHASAN Kecemasan merupakan suatu hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi tertekan sehingga akan mengakibatkan suatu perasaan stress. Namun hal tersebut tergantung dari masing-masing individu apakah keadaan psikologis mereka dapat dipertahankan dan diatasi dengan sendirinya (Vitasari et al, 2010). Dari hasil penelitian ini diperoleh siswa kelas VIII SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School memiliki hasil nilai mean skor kecemasan sebesar 25,24 dan untuk siswa SMP Negeri 1 memiliki hasil mean skor kecemasan sebesar 21,49. Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh Siregar (2013) menyatakan bahwa, siswa yang sekolah di Islamic boarding school atau pondok pesantren memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi daripada siswa yang berada di sekolah biasa. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna antara siswa SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School dengan siswa SMP Negeri 1 Wonogiri dengan nilai p=0,004. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan uji analisis uji t tidak berpasangan yang digunakan untuk menguji apakah kedua variabel bebas berbeda atau sama dan juga digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan terhadap kedua sampel tersebut. Di kehidupan pondok pesantren atau Islamic boarding school memiliki fasilitas yang berbeda dengan siswa yang berada di sekolah

biasa. Mereka diberikan point point pelanggaran apabila mereka tidak mengikuti beberapa kegiatan pondok pesantren dan mendapat tuntutan agar bisa membagi waktunya antara belajar materi pondok pesantren dengan materi sekolah yang suasananya berbeda pada saat mereka belajar dirumah. Terkadang mereka diharuskan untuk menyelesaikan semua tugas secara bersamaan dan hal itu menimbulkan perasaan lelah, jenuh dan tertekan. Berbagai aktivitas yang penuh dalam sehari dapat menjadikan stressor pemicu terjadinya kecemasan yang tinggi pada siswa di pondok pesantren atau Islamic Boarding School (Blonna et al, 2005., Rumiani, 2006., Zakiyah et al, 2010). Selain banyaknya aktifitas, tuntutan, serta tugas yang dilakukan, siswa yang berada di pondok pesantren juga dihadapkan pada kondisi yang membuat mereka cemas seperti pada saat berbicara didepan teman sekelas. Hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan Muslimin (2013) bahwa siswa akan merasa cemas pada saat berbicara di depan umum karena mereka merasa kurang percaya diri, sulit berkonsentrasi, takut, dan merasa memiliki kemampuan yang kurang, tidak seperti teman-teman lainnya. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa pada siswa yang berada di sekolah biasa juga terkadang memiliki kecemasan pada saat-saat tertentu seperti pada saat presentasi, tidak bisa menjawab soal ujian, mendapatkan kegagalan dalam ujian maupun ulangan di sekolah yang akan menyebabkan siswa tinggal kelas. Adanya gangguan kecemasan yang dialami oleh beberapa siswa berdampak terhadap prestasi belajar di sekolah. Mereka dapat mengalami penurunan prestasi belajar di sekolah karena adanya kecemasan tersebut (Anxiety and Depresion Association of America, 2014). Siswa yang tinggal di pondok pesantren diharuskan untuk bisa hidup secara mandiri dan jika timbul masalah mereka harus memecahkan masalah dengan sendirinya tanpa campur tangan dari orangtua. Hal tersebut sependapat dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya bahwa

siswa yang berada jauh dari keluarga atau orangtua memiliki kecemasan lebih tinggi disebabkan karena faktor lingkungan yang sangat berperan terhadap perkembangan gangguan kecemasan seseorang. Lingkungan sekitar dimana seseorang tinggal dapat berpengaruh terhadap bagaimana pola pikir seseorang mengenai orang lain maupun dirinya sendiri yang disebabkan karena suatu pengalaman yang buruk pada seseorang dengan teman atau keluarga sehingga seseorang tersebut mempunyai perasaan yang tidak aman berada pada lingkungan tersebut (Schmidt & Christina, 2008). Dalam penelitian ini terdapat kelebihan dibandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu setting yang berbeda dari sebelumnya. Namun, terdapat pula kekurangan yang kemungkinan akan mempengaruhi dalam hasil penelitian antara lain yaitu pengambilan keterbatasan waktu dalam penelitian, sehingga perlu dilakukan beberapa penelitian yang lebih lanjut lagi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang bermakna tingkat kecemasan antara siswa kelas VIII SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School dengan SMP Negeri 1 Wonogiri dimana tingkat kecemasan pada siswa kelas VIII SMP Nawa Kartika Islamic boarding school lebih tinggi dibandingkan SMP Negeri 1 Wonogiri. SARAN 1. Dengan adanya perbedaan tingkat kecemasan merupakan sebuah masukan terhadap guru-guru atau pengajar di SMP Nawa Kartika Islamic Boarding School maupun SMP Negeri 1 untuk memperhatikan aspek kejiwaan siswa serta dapat memberikan pengarahan bagi siswa. 2. Meningkatkan peran wali asrama agar lebih intensif mendampingi siswanya, sehingga siswa yang belum mandiri bisa diarahkan untuk

menjadi lebih mandiri dan dapat menggantikan kasih sayang orangtua di dalam asrama. 3. Bagi siswa, dianjurkan bisa membagi waktu dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun kegiatan sekolah sehingga dapat terselesaikan dengan baik. 4. Diperlukan penelitian dengan jenis penelitian yang berbeda seperti kohort sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat. DAFTAR PUSTAKA Anxiety and Depresion Association of America (ADAA). 2014. Helping Others Children http://www.adaa.org/finding-help/helpingothers/children diakses 6 Januari 2015.

Aminullah, M. 2013. Kecemasan antara Siswa SMP dan Santri Pondok Pesantren. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. 1: 205-215. Barlow, D dan Durand, V. 2006. Psikologi Abnormal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Blonna, V., Solomon, D., Watson, M., Solomon, J., & Schaps, E. 2005. Effects of an elementary school program to enhance prosocial behavior on children's social problem-solving skills and strategies. Journal of Applied Developmental Psychology. 10: 147 169. Departemen Kesehatan RI. 2013. Laporan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT): Litbangkes Halgin, P., Whitebourne. 2010. Psikologi Abnormal, Perspektif klinis pada gangguan psikologi (Ed ke enam). Jakarta : Salemba Humanika. Harpell, V., Andrews, W. 2012. Multi-Informant Test Anxiety Assessment of Adolescents. Psychology Journal. 3: 518-524 Kapplan dan Sadock. 2010. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jilid 2. Jakarta : Binarupa Aksara. Katona,C, Cooper,C and Robertson, M..2012. At a glance psikiatri (Ed. 4). Jakarta : Erlangga. Kendall, et al. 2008. Cognitive Behavioral Therapy, Sertraline, or a Combination in Childhood Anxiety. The New England Journal of Medicine. Vol 359 No 26. Kessler RC, Kathleen dan Erin. 2009. Epidemiology of Mental Disorders in Children and Adolescents. National Center for Biotechnology Information. 11(1): 7-20. Maksudin. 2010. Pendidikan islam alternative : membangun karakter melalui system boarding school. Yogyakarta : UNY Press. Maramis, W.F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press. Rumiani. 2006. Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stress Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro 3(2) : 37-48 Sarason. 2010. The Test Anxiety Scale: Concept And Research. http://web.psych,washington.edu/research/sarason/files/testanxiety scalepdf diakses pada tanggal 18 Juli 2014. Schmidt, LA., Christina A.B. 2008. Social Anxiety Disorder : A Review of Environmental Risk Factors. National Center for Biotechnology Information. 4(1): 123 143 Siregar, Chyntia. 2013. Tingkat Kecemasan pada Santri Pondok Pesantren. Jurnal Online Psikologi. 1: 242-56. University of Maryland Medical Center. 2013. Anxiety Disorders http://umm.edu/health/medical/reports/articles/anxiety-disorders diakses 31 Maret 2014. Vitasari et al. 2010. A Research for Identifying Study Anxiety Sources Among University Student. International Education Studies. 3 (2):189-193.

Zakiyah, N., Hidayati, F., Setyawan, I. 2010. Hubungan antara Penyesuaian Diri dengan Prokrastinasi Akademik Siswa Sekolah Berasrama SMP N 3 Peterongan Jombang. Jurnal Psikologi Undip. 8(2) : 156-166.