BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keperawatan menurut Virginia Henderson (1966) dapat didefenisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila pasien memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kemandiriannya secepat mungkin. Salah satu tujuan perawat adalah menjaga aktifitas sehari hari pasien senormal mungkin. Peningkatan status kesehatan adalah tujuan penting dari perawatan. Menurut Henderson, lebih penting membantu seseorang bagaimana menjadi sehat dari pada mengobati ketika sakit (Potter & Perry, 2005). Pelayanan keperawatan pada saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Keadaan ini bukan saja disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga perawatan yang dimiliki, namun dapat juga diakibatkan terbatasnya informasi yang diperoleh berbagai upaya yang dilakukan oleh organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan motivasi bagi tenaga perawatan dalam berbagai bidang, namun hasil yang dicapai belum dapat dikatakan memuaskan. Pada prinsipnya kinerja perawat diukur dari terlaksananya asuhan keperawatan. Sedangkan pendekatan asuhan keperawatan dilakukan dengan proses keperawatan, berupa aktivitas perawat yang dilakukan secara sistematis
melalui lima tahapan, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan atau implementasi, evaluasi keperawatan. Praktek dan penerapan proses keperawatan harus dilakukan secara tepat dan benar yang didukung dengan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang mengacu pada pedoman standar asuhan keperawatan (Handoko, 2005). Standar Asuhan Keperawatan merupakan pernyataan kualitas yang diinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan terhadap pasien. Standar ini memberikan petunjuk kinerja mana yang tidak sesuai atau tidak dapat diterima (Depkes RI, 2007). Tujuan asuhan keperawatan salah satunya adalah untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi pasien. Oleh karena itulah perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang konsep dan teori sebagai dasar interaksi dalam memahami informasi serta menjalin komunikasi yang efektif. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mencari data, menyeleksi, memproses, dan memutuskan sebuah tindakan berdasarkan informasi tersebut. Proses keperawatan merupakan sebuah siklus karena memerlukan modifikasi pengkajian ulang, perencanaan ulang, memperbaharui tindakan, dan mengevaluasi ulang. Dengan demikian asuhan keperawatan memerlukan informasi yang akurat, dan untuk melakukannya, seorang perawat membutuhkan kemampuan dalam melakukan komunikasi interpersonal (Nursalam, 2007). Penelitian sebelumnya tentang pengetahuan, komunikasi interpersonal dan keterampilan teknik hubungannya dengan penerapan proses keperawatan telah dilakukan oleh Suryawati (2010) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta yang menunjukkan bahwa hasil penghitungan hubungan antara
pengetahuan dengan penerapan proses keperawatan didapatkan rho = 0,186 dan p = 0,197; penghitungan hubungan komunikasi interpersonal dengan penerapan proses keperawatan didapatkan rho = 0,384 dan p = 0,006; penghitungan hubungan keterampilan teknik dengan penerapan proses rho = 0,343 dan p = 0,015. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan penerapan proses keperawatan; ada hubungan positif dan bermakna antara komunikasi interpersonal dengan penerapan proses keperawatan; ada hubungan positif dan bermakna antara keterampilan teknik dengan penerapan proses keperawatan. Proses keperawatan membutuhkan keterampilan analisa dan komunikasi yang baik. Pada proses keperawatan terutama pada tahap implementasi dari proses keperawatan seseorang perawat harus mempunyai pengetahuan yang memadai, mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal, dan menguasai keterampilan teknis. Langkah-langkah kegiatan pada proses keperawatan yang digambarkan oleh Gillies dan Smith (1996) mirip dengan langkah-langkah yang dilakukan pada proses manajemen dimana setiap pasien adalah unik dan memerlukan penanganan yang berbeda-beda dengan demikian bila proses keperawatan dilakukan dengan baik, maka akan mengatasi sebagian masalah manajemen pada ruang rawat inap. Hasil penelitian Haley (2007), mendapatkan perawat manager kasus dengan pengalaman kerja lebih dari 5 tahun mempersepsikan bahwa mereka lebih memiliki keterampilan dalam berkomunikasi yang bersifat fasilitatif dibandingkan perawat manager dengan pengalaman kerja yang kurang dari mereka. Sementara menurut Sheldon (2005), studi terhadap penelitian-penelitian yang berkaitan dengan program-program pelatihan komunikasi menunjukkan bahwa program
pelatihan keterampilan komunikasi bagi tenaga kesehatan sangat efektif bagi perawatan pasien. Hasil penelitian Plack & Margaret, M (2006) menemukan beberapa tema yang menggambarkan bagaimana mahasiswa perguruan tinggi dan lulusan perguruan tinggi mempelajari program keterampilan komunikasi interpersonal: suatu proses belajar yang dapat menghubungkan dengan lingkungan klinik berikut tantangan di dalamnya. Di RSUP Haji Adam Malik Medan sendiri belum pernah dilakukan penelitian terkait dengan pengetahuan komunikasi interpersonal, keterampilan teknik dengan penerapan proses keperawatan. Namun bila dilihat dari banyaknya keluhan masyarakat yang masuk ke Instalasi pengaduan masyarakat di RSUP.H.Adam Malik tentang ketidakpuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit milik pemerintah ini, maka dapat dinyatakan bahwa penerapan proses Keperawatan di rumah sakit ini belum terlaksana dengan maksimal Bila ditinjau dari latar belakang pendidikan tenaga keperawatan yang dimiliki rumah sakit ini memang memungkinkan keluhan itu akan muncul karena di rumah sakit ini masih rata-rata memiliki pendidikan D-III Keperawatan dengan kemampuan yang berbeda-beda, maka tentu saja akan memiliki pengetahuan, keterampilan komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik yang tentunya berbeda-beda pula, dan hal tersebut akan mempengaruhi terhadap pelaksanaan penerapan proses keperawatan pada pasien, sehingga banyak keluhan ketidakpuasan dari masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan rumah sakit ini. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti penerapan proses keperawatan di rumah sakit dan faktor-faktor yang berhubungan dengan memilih judul Hubungan Pengetahuan, Komunikasi Interpersonal, dan Keterampilan Teknik Dengan
Penerapan Proses Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medan. 1.2. Permasalahan Penelitian Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasi permasalahan penelitian yaitu perawat belum menerapkan proses keperawatan dengan optimal, pengetahuan perawat yang kurang memadai tentang proses perawatan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik tidak sesuai dengan pedoman standar asuhan keperawatan. Adanya permasalahan di atas maka pertanyaan dalam penelitian ini yaitu apakah ada hubungan pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik dengan penerapan proses keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan pengetahuan, komunikasi interpersonal, dan keterampilan teknik dengan penerapan proses 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi pengetahuan,komunikasi interpersonal, dan Keterampilan teknik perawat tentang proses keperawatan. 2. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan perawat dengan penerapan proses
3. Mengidentifikasi hubungan komunikasi interpersonal perawat dengan penerapan proses keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan. 4. Mengidentifikasi hubungan keterampilan teknis perawat dengan penerapan proses 1.4. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah : 1. Ha : Ada hubungan pengetahuan perawat dengan penerapan proses 2. Ha : Ada hubungan komunikasi interpersonal perawat dengan penerapan proses keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan. 3. Ha : Ada hubungan keterampilan teknik perawat dengan penerapan proses 1.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi lahan praktek keperawatan, khususnya bagi manajemen RSUP Haji Adam Malik Medan, Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan dan SOP untuk meningkatkan penerapan proses Keperawatan. 2. Manfaat bagi pendidikan keperawatan khususnya magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan dalam bidang ilmu keperawatan khususnya yang
berhubungan dengan pengetahuan, komunikasi interpersonal, keterampilan teknik, dan penerapan proses keperawatan. 3. Manfaat bagi Riset keperawatan, sebagai informasi atau sebagai bahan perbandingan untuk peneliti selanjutnya.