MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.

III. MATERI DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

MATERI DAN METODE. Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

OPTIMALISASI PRODUKSI SEL RHIZOBIUM DARI TUMBUHAN LEGUMINOSA LAHAN GAMBUT SEBAGAI BIOFERTILIZER

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN

Pengambilan sampel tanah yang terkontaminasi minyak burni diambil dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. Mikrobiologi Tanah dan Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbiumbian

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler. Penelitian ini di lakukan pada Agustus 2011.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011 di Laboratorium Mikrobiologi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi eksploratif untuk

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

III. BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan vermicomposting dilakukan di rumah plastik FP Unila. Perhitungan

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB III METODE PENELITIAN

Teknik Isolasi Bakteri

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

III. METODE PERCOBAAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

MODUL 1 PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA) (Fardiaz,1993).

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Molekuler

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

Transkripsi:

III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014. 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah: tepung ampas tahu, dedak, tepung udang, urea, ammonium sulfat (ZA), alkohol 96%, NaCl fisiologis, agar-agar, vitamineral, vitabro, susu skim, sukrosa, aluminium foil, kapas, kertas label dan aquades. Isolat bakteri Rhizobium yang digunakan yaitu isolat Rhizobium tumbuhan Clitoria laurifolia Poir., isolat Rhizobium tumbuhan Acacia sp. dan isolat Rhizobium tumbuhan Albizia sp. yang berasal dari penelitian Pamungkas (2014). Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: lampu bunsen, mikropipet, gelas Beaker, tabung reaksi, autoklaf, water bath shaker, ph meter, vortex, cawan petri, nampan, hotplat magnetic stirer, colony counter, batang kaca pengaduk, erlenmeyer, timbangan elektrik, kulkas, laminar air flow, dan jarum ose. 3.3 Metode Pelaksanaan Penelitian Metode penelitian yaitu menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. 26

3.2.1. Persiapan Bahan Baku Bahan baku berupa tepung ampas tahu, tepung udang, dedak padi, ammonium sulfat (ZA), dan urea. Ampas tahu diperoleh dari produsen pengolahan tahu di Perawang, dedak padi dan tepung ikan diperoleh di toko pakan ternak pasar selasa Panam, ammonium sulfat dan urea dibeli di toko pertanian Jl. HR. Soebrantas, Pekanbaru. NA dan NB diperoleh dari Laboratorium PEM Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Isolat bakteri Rhizobium yang digunakan yaitu isolat Rhizobium tumbuhan Clitoria laurifolia Poir., isolat Rhizobium tumbuhan Acacia sp. dan isolat Rhizobium tumbuhan Albizia sp. 3.2.2. Pembuatan Media A. Pensterilan Alat dan Bahan Pensterilan Alat menggunakan metode panas kering menggunakan oven dengan suhu 170 0 C selama 2 jam. Peralatan yang disterilkan menggunakan oven adalah cawan petri untuk wadah media, adapun untuk peralatan segera pakai seperti jarum Ose dan batang kaca pengaduk L disterilkan dengan alkohol 96% selanjutnya dibakar menggunakan bunsen. Tip mikropipet, Nacl, Media NA, NB, dan media sumber substrat disterilkan menggunakan autoklaf. B. Pembuatan Media NA, NB dan Agar Miring NA Media agar NA (20 g) dilarutkan dengan 1 liter aquades untuk membuat 1 liter media. Media agar NA yang akan dibuat media dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambah aquades sesuai kebutuhan, kemudian dipanaskan dan diaduk menggunakan alat hotplate (magnetic stirrer) hingga medium larut 27

kelihatan kuning bening, kemudian medium disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 0 C selama 15 menit. Media yang telah disterilkan pada suhu ±50 0 C dituangkan ke dalam cawan petri di laminar air flow. Pembuatan agar miring NA menggunakan komposisi yang sama dengan media NA untuk kultur. Setelah media selesai dipanaskan dan diaduk menggunakan hotplate (magnetic stirrer), media dimasukkan ke dalam tabung reaksi tutup dengan kapas dan alumunium foil. Kemudian medium disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 0 C selama 15 menit. Media yang telah steril diletakkan di laminar air flow dengan posisi dimiringkan agar terbentuk media agar miring. Pembuatan media NB digunakan untuk starter. Media NB mengandung komposisi vitabro 1 g/l, vitamineral 4 g/l, sukrosa 2 g/l, susu skim 2 g/l. Media NB dilarutkan dengan aquades sebanyak 100 ml dalam erlenmeyer kemudian dipanaskan dan diaduk menggunakan alat hotplate (magnetic stirrer) hingga homogen, kemudian medium disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 0 C selama 15 menit. C. Pembuatan Media Produksi Rhizobium Media untuk produksi Rhizobium adalah ampas tahu, tepung udang, urea, ZA dan dedak masing-masing media ditambahkan vitamineral 4 g/l, vitabro 1 g/l dan sukrosa 2 g/l dan susu skim 2 g/l. Media tersebut dilarutkan dalam aquades sebanyak 100 ml, selanjutnya disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121 0 C selama 15 menit. Media cair ini digunakan sebagai media untuk produksi. 28

3.2.3. Penyegaran Kultur (Sub Kultur) Penyegaran kultur dilakukan untuk menyiapkan biakan sel Rhizobium yang sehat dan segar. Penyegaran dilakukan menggunakan media agar miring NA di dalam tabung reaksi. Inokulasi media agar miring secara aseptis, dengan menggunakan kawat ose, diambil satu ose biakan murni dari stok kultur yang telah ada, lalu digoreskan secara zig zag di atas permukaan media agar miring NA. Setelah itu mulut tabung reaksi dibakar dan ditutup kembali. 3.2.4. Pembuatan Starter Isolat bakteri Rhizobium yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolat Rhizobium tumbuhan Albizia sp. Isolat ditumbuhkan pada media Nutrien agar miring. Pembuatan starter dilakukan dengan mengambil satu ose isolat bakteri dari Nutrien agar miring, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi 100 ml medium Nutrient Broth secara aseptik, kemudian dihomogenkan menggunakan vortex dan diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. 3.2.5. Produksi Rhizobium A. Waktu Fermentasi Substrat yang digunakan dalam proses fermentasi adalah media NB dengan komposisi vitabro 1 g/l, vitamineral 4 g/l, sukrosa 2 g/l, susu skim 2 g/l dan ditambah air sampai dengan 100 ml. Dari media NB berisi bakteri, ambil 1 ml, kemudian ditanam pada 3 pengenceran secara duplo. Pengenceran dilakukan dengan mencampurkan 1 ml media NB dari tabung reaksi pertama ke dalam 9 ml NaCl pada tabung reaksi kedua. Demikian seterusnya hingga diperoleh tingkat pengenceran yang dikehendaki. Mikroba dihitung pada fermentasi 0, 24, 48, 72, 29

96, 120, 144, 168 jam inkubasi. Dari pengenceran tersebut diamati populasi dengan kisaran jumlah mikroorganisme 30-300 per petridis. Jumlah populasi mikroba yang tumbuh antara 30-300 per petridis dihitung menggunakan colony counter dan dihitung dengan rumus sebagai berikut: 1x faktor 1 x jumlah m.o dalam petridis = pengenceran jumlah sel/ml Waktu yang paling singkat dan paling banyak dalam menghasilkan jumlah mikroba, akan digunakan untuk perlakuan berikutnya. B. Sumber Substrat dari: Sumber substrat yang akan digunakan sebagai sumber nitrogen berasal NO NI N2 N3 N4 N5 = tanpa nitrogen = ampas tahu 20 g/l = tepung udang 20 g/l = dedak 20 g/l = ZA 20 g/l = Urea 20 g/l Sumber substrat tersebut ditambah vitabro 1 g/l, vitamineral 4 g/l, sukrosa 2 g/l, susu skim 2 g/l dan ditambah air hingga volume 100 ml. Dengan menggunakan mikropipet ambil sebanyak 1 ml kultur bakteri dari media NB dimasukkan ke dalam substrat tersebut, substrat dihomogenkan menggunakan vortek, kemudian ambil 0,1 ml dari substrat ditanam pada 3 pengenceran secara duplo, dari pengenceran tersebut diamati populasi dengan kisaran jumlah mikroorganisme 30-300 per petridis. Jumlah populasi mikroba yang tumbuh antara 30-300 per petridis akan dihitung menggunakan rumus seperti cara-cara 30

sebelumnya. Sumber substrat yang menghasilkan mikroba paling banyak akan digunakan untuk perlakuan-perlakuan berikutnya. C. Konsentrasi Substrat Waktu fermentasi dan sumber substrat yang menghasilkan mikroba paling banyak diperoleh dari perlakuan sebelumnya, diberi konsentrasi substrat yaitu 0 g/l, 10 g/l, 20 g/l, dan 30 g/l; ditambah vitabro 1 g/l, vitamineral 4 g/l, sukrosa 2 g/l, susu skim 2 g/l dan air sampai dengan volume 100 ml. Mikroba dihitung pada waktu fermentasi dan sumber substrat yang menghasilkan mikroba paling banyak yang diperoleh pada perlakuan sebelumnya. Populasi ditanam pada 3 pengenceran secara duplo, dari pengenceran tersebut diamati populasi dengan kisaran jumlah mikroorganisme 30-300 per petridis secara duplo. Penghitungan jumlah mikroba dilakukan seperti cara-cara sebelumnya. Konsentrasi substrat yang menghasilkan mikroba paling banyak akan digunakan untuk perlakuan berikutnya. D. Aerasi Waktu fermentasi, sumber substrat, dan konsentrasi substrat yang menghasilkan mikroba terbanyak yang diperoleh dari perlakuan sebelumnya, di tambah vitabro 1 g/l, vitamineral 4 g/l, sukrosa 2 g/l, susu skim 2 g/l dan air sampai dengan volume 100 ml. kemudian diinkubasi pada shaker dengan kecepatan pengadukan : S0 SI S2 = tanpa aerasi = 100 Rpm = 200 Rpm 31

Setelah inkubasi menggunakan shaker, sebanyak 1 ml kemudian ditanam pada 3 pengenceran secara duplo. Perhitungan jumlah mikroba sama seperti cara sebelumnya. Jumlah mikroba yang paling banyak pada perlakuan ini akan digunakan untuk perlakuan berikutnya. E. Suhu Waktu fermentasi, sumber substrat, konsentrasi substrat, dan perlakuan aerasi yang menghasilkan mikroba paling banyak akan diinkubasi pada suhu tertentu. Suhu yang digunakan untuk membandingkan pertumbuhan mikroba yaitu T1 T2 = suhu kamar = suhu 37 0 C Suhu yang menghasilkan mikroba paling banyak akan digunakan untuk perlakuan berikutnya, Setelah didapat waktu fermentasi, sumber substrat, konsentrasi substrat, perlakuan aerasi dan suhu yang optimal yang menghasilkan mikroba terbanyak digunakan untuk perlakuan berikutnya. Populasi mikroba ditanam pada tiga pengenceran secara duplo. Perhitungan Rhizobium dilakukan seperti pada cara-cara sebelumnya. 3.4. Produksi Biofertilizer Skala 500 ml Dari parameter-parameter maksimal yang dihasilkan digunakan untuk produksi sel Rhizobium dalam skala 500 ml. Pembuatan Biofertilizer dilakukan setelah diketahui jumlah selnya/ml. Media produksi skala yang berada di dalam erlenmeyer tersebut ditambah media lain ( carrier) yang sudah disterilkan menggunakan oven selama 3 jam. Media produksi tersebut dicampur dengan bahan carrier sambil diaduk mengunakan batang pengaduk secara aseptik. Pencampuran media produksi dan carrier diusahakan tercampur rata hingga kadar 32

air berkurang, setelah homogen masukkan media kedalam lemari pendingin suhu 4 0 C selama 6 hari hingga kadar air hilang. Biofertilizer yang dihasilkan dalam bentuk powder (tepung) yang siap digunakan dan telah diketahu i jumlah sel mikroba per gram. Proses pembuatan Biofertilizer dapat dilihat pada Gambar 3.1. 33

Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian (persiapan bahan baku) Pembuatan media (pensterilan alat dan bahan) Waktu fermentasi (0, 24, 48, 72, 168 jam) inkubasi t = 48 Pengaruh sumber substrat (N0, N1, N2, N3, N4, N5) t = 48, N = N2 Konsentrasi substrat (0 g/l, 10 g/l, 20 g/l, 30 g/l) t = 48, N = N2, K = 20 Aerasi (0, 100, dan 200 Rpm) t = 48, N = N2, K = 20 g/l, A = 100 Rpm Suhu fermentasi (T1 = suhu kamar, T2 = suhu 37 0 C) t = 48, N = N2, K = 20 g/l A = 100 Rpm, T = SK Kondisi optimal pertumbuhan Rhizobium Produksi 3 sumber Rhizobium skala 500 ml Gambar 3.1. Alur Kegiatan Penelitian 34