HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DAN KESADARAN INDIVIDU DENGAN PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Rumah Sakit merupakan tempat yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kepada masyarakat dalam lingkup lokal maupun internasional.

Winarni, S. Kep., Ns. MKM

BAB I PENDAHULUAN. yang sama beratnya untuk diimplementasikan (Vincent, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan kesehatan, semakin besar pula tuntutan layanan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) adalah sistem dimana Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. keras mengembangkan pelayanan yang mengadopsi berbagai. perkembangan dan teknologi tersebut dengan segala konsekuensinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Keselamatan Pasien (Patient Safety)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang bertujuan

ABSTRACT. Ranti Susanti 1), Wahyuningsih Safitri 2), Anissa Cindy Nurul Afni 3) ABSTRAK

INSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Pada November 1999, the American Hospital Asosiation (AHA) Board of

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 43

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, padat karya, padat profesi, padat sistem, padat mutu dan padat risiko,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memperhatikan masalah keselamatan. Kementerian Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS KESEHATAN UPT.PUSKESMAS MENGWI II Alamat : Jl. Raya Tumbak Bayuh

BAB 1 PENDAHULUAN. kesalahan. Keselamatan pasien ( patient safety) telah menjadi isu gelobal termasuk juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, maka syarat mutu makin bertambah penting. Hal tersebut mudah saja

HUBUNGAN SUMBERDAYA DENGAN PELAKSANAAN HANDOVER SEBAGAI SASARAN KESELAMATAN PASIEN

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana sekarang banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang

BAB I PENDAHULUAN. sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi risiko, identifikasi

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan puskesmas maka pelayanan rumah sakit haruslah yang. berupaya meningkatkan mutu pelayanannya (Maturbongs, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyampaikan pendapat bagi warga negaranya, termasuk dalam masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berawal ketika Institute of Medicine menerbitkan laporan To Err Is

PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KEAMANAN PEMBERIAN TERAPI OBAT

repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun. terhadap pasiennya (UU No 44 Tahun 2009).

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang termasuk bidang kesehatan. Peralatan kedokteran baru banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keselamatan pasien merupakan salah satu dari sekian banyak persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit saat ini wajib menerapkan keselamatan pasien. Keselamatan. menjadi lebih aman dan berkualitas tinggi (Kemenkes, 2011;

Trana Uminingsih INTISARI

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk. Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)

Dwi Sumanto*), Raharjo Apriyatmoko**), Sri Wahyuni***)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya kekhawatiran mengenai keselamatan pasien, telah meningkat secara

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RSUD PASAR REBO

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai. dengan gejala klinis baik lokal maupun sistemik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh tenaga kesehatan melalui program-program yang telah ditetapkan oleh

GAMBARAN KOMPETENSI MAHASISWA KEPERAWATAN TERHADAP PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RSUD UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

E-Jurnal Sariputra, Oktober 2016 Vol. 3(3)

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Berdasarkan beberapa teori dalam tinjauan pustaka sebelumnya yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

KATA PENGANTAR. Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen kualitas. Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. Melur Belinda Tim Keselamatan Pasien RSUD Dr Saiful Anwar malang

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN EFEKTIF KEPALA RUANGAN DENGAN PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi (Nursalam, 2011). data rekam medis, pasien dan keluarganya.

HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KOMUNIKASI KEPALA BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA

BAB III METODE PENELITIAN

Identifikasi Komunikasi Efektif SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation) Di RSUD Kota Mataram ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari

Keselamatan Pasien dalam Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety),

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mampu melaksanakan fungsi manajemen keperawatan (Sitorus, R & Panjaitan,

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY

ABSTRAK. Tinjauan Patient Safety Pada Tata Laksana di Instalasi Kamar Bedah RS Immanuel Bandung Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. satu yang harus diperhatikan oleh pihak rumah sakit yaitu sistem keselamatan

HUBUNGAN PELAKSANAAN IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI GAWAT DADURAT (IGD) RSUP PROF. DR. R. D.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

KINERJA PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PENCEGAHAN RISIKO JATUH DI RUANG RAWAT INAP ANAK

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN KERJA DAN KESADARAN INDIVIDU DENGAN PENERAPAN PATIENT SAFETY DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO Meri Oktariani 1), Atiek Murharyati 2) 1 Prodi D-III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta merry_octariani@yahoo.com 2 Prodi D-III Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta amorhayati@yahoo.com ABSTRAK Permasalahan penelitian merujuk pada fenomena data pada RSUD Kabupaten Sukoharjo menunjukkan rata-rata penerapan patient safety masih kurang baik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara lingkungan kerja dan kesadaran individu dengan penerapan patient safety oleh perawat pelaksana di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Metode penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan metode sampel yang digunakan yaitu total sampling menggunakan 104 responden dan keseluruhan responden merupakan perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Sukoharjo. Analisis data menggunakan metode bivariat chi-square dilanjutkan metode multivariat dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan faktor lingkungan kerja terhadap penerapan patient safety oleh perawat, ada hubungan faktor kesadaran individu terhadap patient safety oleh perawat. Ada hubungan secara bersama-sama antara faktor lingkungan kerja dan faktor kesadaran individu terhadap penerapan patient safety oleh perawat pelaksana. Saran untuk meningkatkan penerapan patient safety, perlu dilakukan usaha untuk menciptakan lingkungan kerja dan meningkatkan kesadaran individu secara bersama-sama. Kata Kunci: lingkungan kerja, kesadaran individu, penerapan patient safety. ABSTRACT Research problems refer to the data phenomenon in RSUD Kabupaten Sukoharjo which is the average of patient safety application still unfavorable. This research is aimed to know how far the correlation between work environments and individual awareness to the application of patient safety by nurses in RSUD Kabupaten Sukoharjo. This research is a quantitative research with sampling method that applied is total sampling and 104 responders and all of the responders are the nurses in the inpatient ward of RSUD Kabupaten Sukoharjo. Data was analyzed by using logistics regression method. Result of the research shows that there is the correlation between work environmental factor to the application of patient safety by nurses, and also there is the corrrelation between individual awareness factor to patient safety by nurses. There is relationship jointly between individual work environmental factor and individual awareness factor to the application of patient safety by nurses. To raise the application of patient safety, need efforts to optimize the work environment and increase individual awareness jointly. Keywords: work environments, individual awareness, application of patient safety. 132

1. PENDAHULUAN Keselamatan pasien adalah sistem pelayanan dalam suatu rumah sakit yang memberikan asuhan pasien menjadi lebih aman, termasuk didalamnya mengukur risiko, identi kasi dan pengelolaan risiko terhadap pasien, analisa insiden, kemampuan untuk belajar & menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk mengurangi risiko. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) (Depkes RI, 2008). Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari Joint Commission International (JCI). Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong perbaikan spesi k dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini (Anonim, 2011). Enam sasaran keselamatan pasien adalah tercapainya hal-hal sebagai berikut: (1) ketepatan identi kasi, (2) peningkatan komunikasi yang efektif, (3) peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, (4) kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi, (5) pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, (6) pengurangan resiko pasien jatuh. Enam sasaran tersebut diatas dapat dijadikan pedoman oleh tiap-tiap rumah sakit untuk menerapkan patient safety. Penerapan program keselamatan pasien merupakan hal yang sangat kompleks dan tergantung oleh banyak faktor yang berkontribusi. Menurut Cahyono hambatan yang paling berat dalam penerapan keselamatan pasien adalah bagaimana menciptakan Safety Culture sebagai fondasi program keselamatan pasien (Cahyono, 2008). Selain kompleksitas yang terjadi dalam suatu organisasi rumah sakit. Vincent menyatakan penerapan keselamatan pasien dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu (1) faktor komitmen pimpinan, (2) faktor lingkungan kerja (3) faktor kesadaran individu. (4) faktor kerjasama tim/ teamwork (5) faktor task, dan (6) faktor pasien (Vincent, 2003). Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan patient safety oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Sukoharjo. 2. PELAKSANAAN a. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah 9 ruang rawat inap di RS Kabupaten Sukoharjo yang meliputi ruang Anggrek, ruang Bougenvile, ruang Cempaka Atas, ruang Cempaka Bawah, ruang NICU, ruang Dahlia, ruang Edelweis, ruang Flamboyan, ruang Mawar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni - Juli tahun 2013. b. Populasi dan sampel penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat ruangan yang bekerja di ruang rawat inap rumah sakit daerah Sukoharjo. Populasi sampel adalah bagian populasi yang dapat dijadikan responden oleh peneliti. Populasi sampel pada penelitian ini berjumlah 106 orang. Pengambilan sampel penelitian ini adalah total perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap RSUD kabupaten Sukoharjo ditentukan. Selain itu berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi meliputi mau menjadi responden, masa kerja minimal 1 tahun dan pendidikan minimal DIII keperawatan. Sedangkan kriteria eksklusi meliputi perawat yan sedang cuti dan sedang melakukan tugas belajar. seluruh perawat pelaksana di Ruang rawat Inap RSUD Kabupaten Sukoharjo berjumlah 106 perawat. Untuk sampel pada penelitian ini menggunakan total semua perawat pelaksana dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sehingga jumlah total sampel yaitu 104 perawat dimana 2 perawat pelaksana sedang mengambil cuti. 133

3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif analisis korelasi dan desain cross sectional. Penelitian analitik korelasi digunakan karena peneliti ingin mendapatkan gambaran masing-masing variabel penelitian dan menghubungkan dua variabel dan subvariabel masing-masing variabel dengan analisis korelasi serta dengan melakukan penelitian sesaat pada waktu tertentu saja (Sastroasmoro dan Ismail,2008) Variabel bebas (independen) adalah lingkungan kerja dan kesadaran individu. Variabel tergantung (dependen) adalah penerapan patient safety. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Lingkungan Kerja Tabel 1. Hubungan faktor lingkungan kerja dengan penerapan patient safety di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Sukoharjo Penerapan Patient safety Tidak Tidak 27 17 44 61,4% 38,6% 100% lingkungan 23 37 60 kerja 38,3% 61,7% 100% 50 54 104 48,1% 51,9% 100% x² = 4,510 p value = 0,034 (p value < 0,05) Berdasarkan hasil uji Chi Square analisis bivariat hubungan faktor lingkungan kerja dengan penerapan patient safety oleh perawat pelaksana, diperoleh x² = 4,510 dengan p value = 0,034 (p value < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil ini memiliki makna bahwa ada hubungan yang signi kan antara lingkungan kerja dengan diruang rawat inap RSUD Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan uji Chi square menunjukan ada hubungan antara persepsi faktor lingkungan kerja dengan penerapan patient safety di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori sebelumnya, di dalam teori menunjukkan bahwa lingungan kerja berhubungan dengan penerapan patient safety. Penjelasan tersebut diatas didukung oleh Handiyani, dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan antara lingkungan kerja dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSKM Cilegon (Capezuti et al, 2010). Akan tetapi penulis menemukan fakta yang berbeda di lapangan, penulis menemukan dari hasil wawancara mendalam dengan kepala ruang bahwa lingkungan kerja belum sepenuhnya mendukung terhadap penerapan patient safety dengan ditemukannya jalan utama untuk proses transfer pasien masih rawan sebagai penyebab pasien jatuh. Hal ini masih ada kendala dengan pihak rumah sakit sudah berusaha memenuhi kebutuhan akan lingkungan kerja yang berorientasi terhadap penerapan patient safety tetapi prosesnya tidak bisa berjalan cepat perlu waktu dan dana yang memadai. Dari hasil observasi, penulis menemukan bahwa masih kurangnya fasilitas sik yang berorientasi kepada pelayanan patient safety. Ruang kamar mandi di tiap ruang rawat inap belum terdapat belum terdapat besi pengaman sebagai alat yang membantu pasien saat akan ke kamar mandi, lantai kamar mandi licin, dari 200 tempat tidur terdapat 20 tempat tidur yang belum terdapat side rail atau pegangan pada kedua sisi tempat tidur. Keadaaan lingkungan kerja yang seperti ini sudah pasti kurang mendukung bagi perawat untuk memberikan pelayanan keperawatan maksimal dan aman bagi pasien. Kesadaran Individu Tabel 2. Tabel hubungan antara faktor kesadaran individu dengan penerapan patient safety oleh perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Sukoharjo Penerapan Patient safety Tidak Tidak 31 17 48 64,6% 35,4% 100% kesadaran 19 37 56 individu 33,9% 66,1% 100% 50 54 104 48,1% 51,9% 100% x² = 8,540 p value = 0,003 (p value < 0,05) 134

Berdasarkan uji Chi Square analisis bi variat Hubungan faktor kesadaran individu dengan penerapan patient safety oleh perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Sukoharjo diperoleh x² = 8,540 dengan p value = 0,003 (p value < 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil ini memiliki makna bahwa ada hubungan yang signi kan antara kesadaran individu dengan penerapan patient safety di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan uji Chi square menunjukan ada hubungan antara persepsi kesadaran individu dengan penerapan patient safety di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori sebelumnya, di dalam teori menunjukkan bahwa kesadaran individu berhubungan dengan penerapan patient safety. Penjelasan tersebut diatas didukung oleh penelitian Setiowati, dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kesadaran individu dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta (Marpaung, 2005). Tetapi hal diatas sangat bertolak belakang dengan fakta yang terdapat di lapangan dari hasil observasi ditemukan bahwa terdapat perawat pelaksana di ruangannya tidak patuh terhadap penggunaan alat proteksi diri, ada perawat pelaksana di ruangannya tidak cuci tangan dengan benar, hampir semua perawat di ruangannya tidak mensosialisasikan cara cuci tangan yang benar kepada pasien dan keluarga Tabel 3. Tabel hasil analisa multivariat menggunakan regresi logistik metode Backward Wald Variabel Independen B SE Wald Df P Exp B Lingkungan 1,07 0,44 5,95 1 0,015 2,903 kerja kesadaran 1.38 0,43 10,05 1 0,002 3,922 individu Konstan -1,17 0,37 10,14 1 0,001 0,312 Dari analisa multivariat p variabel bebas faktor lingkungan kerja adalah 0,015 (p value 0,05), dan p value variabel bebas faktor kesadaran individu adalah 0,002 (p value 0,05), maka dapat disimpulkan lingkungan kerja dan kesadaran individu berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat dengan nilai Exp(B) masing-masing 2,903 dan 3,922. Dari hasil tersebut dapat dianalisa sebagai berikut: 1) Perawat yang memiliki lingkungan kerja tidak baik memiliki resiko untuk menerapkan patient safety tidak baik 2,903 kali lebih besar dibanding yang memiliki lingkungan kerja baik. 2) Perawat yang memiliki kesadaran individu tidak baik memiliki resiko untuk menerapkan patient safety tidak baik 3,922 kali lebih besar dibanding yang memiliki kesadaran individu baik. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan paling pokok penelitian ini terletak pada instrumen pengumpulan data atau disebut dengan skala. Skala yang digunakan dalam mengukur variabel penelitian belum standar/ baku dan belum teruji keandalanya berkali-kali sehingga memiliki kecenderungan bias mengungkap apa yang sebenarnya ingin diungkap. Skala penelitian disusun oleh peneliti sendiri berdasarkan tinjauan pustaka/ teori yang ada dengan cara mengoperasionalkan variabel/ konstruk variabel melalui item-item pertanyaan. Sedangkan upaya untuk meminimalkan bias dalam konstruksi instrumen tersebut dilakukan dengan prosedur uji validitas dan reliabilitas. Kelemahan lain dalam penelitian ini adalah hanya mengukur sampai pada persepsi perawat saja, sehingga terkadang ada persepsi perawat yang tidak sesuai dengan realita. Hal tersebut dapat penulis ketahui dengan melakukan wawancara dengan kepala ruang dan melakukan observasi langsung pada semua ruang rawat inap. 5. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan a. Perawat pelaksana yang mempunyai persepsi tentang komitmen pimpinan, lingkungan kerja, kerjasama tim, kesadaran individu, hanya sebagian kecil yang kurang setuju. 135

Disamping itu baik pada komitmen pimpinan (52,9%), lingkungan kerja (57,7%), kerjasama tim (58,7%), akan kesadaran individu (53,8%) serta penerapan program patient safety oleh perawat pelaksana di Ruang Rawat RSUD Kabupaten Sukoharjo cukup baik (51,9%). b. Terdapat hubungan antara faktor lingkungan kerja dengan penerapan patient safety oleh perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Sukoharjo (p value 0,034). c. Terdapat hubungan antara faktor kesadaran individu dengan penerapan program patient safety oleh perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Sukoharjo (p value 0,002). lingkungan kerja dan kesadaran individu berhubungan secara bersama-sama dengan variabel terikat yaitu penerapan patient safety. 6. REFERENSI Anonim, 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 1691 Tentang Keselamatan Pasien tahun 2011. Cahyono, S.B, 2008. Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktik Kedokteran. Yogyakarta. Kanisius. Capezuti, E., Rice, J.C & Wagner, 2010 Nursing perception of safety culture in long-term setting. Journal of Nursing Scholarship. 2 (41), 184-289. Maret 15, 2010. http:/av.proquest. com/pgdauto Depkes RI, 2008. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety): Utamakan Keselamatan Pasien. Edisi 2. Jakarta: Depkes RI. 2008 Marpaung, J. 2005 Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Kepemimpinan Efektf Kepala Ruang dan Hubungannva Dengan Budaya Kerja Perawat Pelaksana Dalam Pengendalian Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUP Adam Malik Medan. FIK UI. Sastroasmoro. S & Ismail, S. 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ketiga. Jakarta: Sagung Seto. Vincent, C., 2003. Understanding and Responding to Adverse Event. N Eng J Med 2003; 348: 1051-56 Walshe. K & Boaden. R, 2006. Patient safety: Research into practice. New York: Open University Press. -oo0oo- 136