PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA AKUAPONIK UNTUK PRODUKSI PAKAN ALAMI (Moina sp.)

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Rata rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Ind/200ml) Rata rata pertambahan jumlah populasi Moina sp.

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan di suatu perairan. Uji hayati (bio assay) adalah suatu metode

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD

BAB 3 BAHAN DAN METODE

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

BAB 3 BAHAN DAN METODE

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,

TARIF LINGKUP AKREDITASI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

GROUPER FAPERIK ISSN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

II. BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SPECIES Clorella DALAM MENETRALISIR LIMBAH CAIR KARET

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)

I. PENDAHULUAN. memerlukan area yang luas untuk kegiatan produksi. Ketersediaan mikroalga

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Kebiasaan makanan benih ikan patin siam Pangasianodon hypophthalmus (Sauvage, 1878)

Lampiran 1. Analisis pengaruh peningkatan kepadatan terhadap tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih ikan nilem

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

I. PENDAHULUAN. pembenihan karena memiliki nutrisi tinggi, antara lain protein %,

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan makanan pada saat masa penggantian dari makanan kuning telur ke

I. PENDAHULUAN. Benih ikan berkualitas baik dibutuhkan dalam tahapan utama pembesaran ikan.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. benih ikan (BBI) Kota Gorontalo. Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terletak di Jl. Andalas

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam sistem budidaya dapat dipengaruhi oleh kualitas air, salah

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

@BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nutrien tersebut memiliki

Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Diamond Interest Grow dengan Dosis Berbeda terhadap Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachionus plicatilis)

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

OPTIMASI BUDIDAYA SUPER INTENSIF IKAN NILA RAMAH LINGKUNGAN:

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

Tingkat Kelangsungan Hidup

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. yang dibutuhkan untuk pertumbuhan larva (Renaud et.al, 1999). Pemberian pakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

II. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. kesuksesan budidaya. Kebutuhan pakan meningkat seiring dengan meningkatnya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

BUDIDAYA CACING RAMBUT (Tubifex sp.) DENGAN FERMENTASI LIMBAH ORGANIK SEBAGAI PAKAN ALAMI LARVA IKAN GURAMI

BAB 4. METODE PENELITIAN

PRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

Nur Rahmah Fithriyah

Pendahuluan. Pada umumnya budidaya dilakukan di kolam tanah, dan sebagian di kolam semen.

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout penelitian. Vermikompos + ZA ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

Oleh: Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, M. T.

Transkripsi:

675 Pemanfaatan limbah budidaya akuaponik... (Winarlin) PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA AKUAPONIK UNTUK PRODUKSI PAKAN ALAMI (Moina sp.) Winarlin, Ani Widiyati, Kusdiarti, dan Nuryadi ABSTRAK Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jl. Raya Sempur No. 1, Bogor E-mail: brpbat@yahoo.com Keberadaan kandungan N dan P dalam limbah budidaya ikan dengan sistem akuaponik diduga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami bagi ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis limbah (sedimen) hasil budidaya ikan dengan sistem akuaponik untuk produksi pakan alami (Moina sp.). Wadah percobaan adalah fiber glass diameter 1 m dan tinggi 80 cm, volume air 500 liter. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan adalah pemupukan dengan perbandingan N, P, K = 16:20:0, setara dengan dosis pupuk sebagai berikut: 1). 500 g pupuk kandang/kotoran ayam + 40 g TSP, 2). 1.900 g sedimen + 20 g TSP, dan 3). 250 g pupuk kandang/kotoran ayam + 950 g sedimen + 30 g TSP. Panen Moina sp. dilakukan pada hari ke-8 sejak dilakukannya penebaran. Parameter yang diamati adalah jenis dan kelimpahan fitoplankton dan zooplankton, serta produksi Moina sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sedimen limbah budidaya ikan sistem akuaponik kurang efektif untuk dijadikan pupuk pada budidaya Moina sp., sedimen limbah budidaya ikan sistem akuaponik dapat digunakan sebagai pupuk untuk produksi Moina sp, dengan mencampur 950 g sedimen + 250 g pupuk kandang/kotoran ayam + 30 g TSP, dengan produksi Moina sp.9,96±1,16 g. KATA KUNCI: akuaponik, limbah/sedimen, pupuk organik, pakan alami PENDAHULUAN Budidaya ikan dengan sistem akuaponik merupakan salah satu sistem budidaya ikan yang ramah lingkungan. Limbah dari budidaya tersebut akan mengendap di dasar kolam, reservoir dan filter, sehingga apabila secara berkala tidak dibersihkan dapat mencemari lingkungannya. Menurut Mc. Donald et al. (1996), 30% dari jumlah pakan buatan yang diberikan tertinggal sebagai pakan yang tidak dikonsumsi dan 25% 30% pakan yang dikonsumsi akan diekskresikan. Ini berarti jumlah yang cukup besar masuk ke badan air. Beban limbah yang masuk ke perairan harus dikendalikan agar sesuai dengan daya dukung asimilasi perairan. Maka dari itu, diperlukan penelitian lanjutan untuk mengurangi sedimen atau limbah sisa pakan dan hasil metabolisme ikan, yaitu pemanfaatan limbah budidaya untuk produksi pakan alami. Sehingga diharapkan air yang masuk ke kolam lebih baik dengan kualitas air yang lebih optimal untuk budidaya ikan sistem akuaponik. Limbah dari kegiatan budidaya ikan mengandung N dan P akibat ikan diberi pakan buatan (pelet) (http.//www.lintas berita.com.). Adanya kandungan N dan P dalam limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami bagi ikan. Pemanfaatan pakan alami untuk benih ikan mempunyai beberapa kelebihan, ukurannya relatif kecil dan sesuai dengan bukaan mulut benih, mudah dicerna oleh benih ikan dan mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dan tidak mencemari lingkungan perairan (http.//www.4search.com.). Moina sp. termasuk salah satu jenis zooplankton yang mempunyai kriteria seperti tersebut di atas, sehingga baik untuk pakan benih ikan. Selanjutnya dikatakan bahwa Moina sp. mudah dikultur dengan penggunaan medium atau pemupukan organik. Hasil riset Azwar et al. (2005), memperlihatkan substitusi Moina sp. sebanyak 50% telah menstimulasi pertumbuhan benih ikan betutu yang lebih baik. Penyediaan pakan alami secara berkesinambungan dan peruntukannya yang tepat akan meningkatkan pertumbuhan dan sintasan larva dan benih ikan. Fitoplankton merupakan pakan alami yang memerlukan bahan organik untuk sintasannya. Bahan-bahan itu antara lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan silikat (Si). Untuk menumbuhkan pakan alami diperlukan pemupukan berimbang, jenis, dan dosis pupuk yang tepat. Menurut Djajasewaka (2008), penggunaan pupuk dengan komposisi N:P:K = 16:20:0 menghasilkan kelimpahan fitoplankton dan produksi benih ikan nilem tertinggi.

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 676 Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dosis limbah (sedimen) hasil budidaya ikan dengan sistem akuaponik untuk produksi pakan alami Moina sp. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Instalasi Riset Lingkungan Perikanan Budidaya Air Tawar dan Toksikologi, Cibalagung, Bogor. Wadah percobaan yang digunakan adalah fiber glass ukuran diameter 1 m dan tinggi 80 cm. Penelitian ini memanfaatkan sedimen yang diperoleh dari limbah budidaya ikan sistem akuaponik. Pengambilan sedimen dari dasar kolam dengan cara penyedotan menggunakan pompa. Sedimen yang telah dikumpulkan dikeringkan dan sebagian di-oven selanjutnya dianalisis kadar N dan P, serta unsur mikronya (mikro nutrien). Sebagai wadah percobaan fiberglass dibersihkan/dicuci, diisi air, dan diaerasi, selanjutnya air (media pemeliharaan pakan alami/moina sp.) dipupuk dengan dosis yang sudah ditetapkan. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah pemupukan dengan perbandingan N : P : K sama pada semua perlakuan yaitu 16:20:0, dengan dosis pupuk berbeda yaitu: 1). 500 g pupuk kandang/kotoran ayam + 40 g TSP (Perlakuan A), 2). 1.900 g sedimen + 20 g TSP (Perlakuan B), dan 3). 250 g pupuk kandang/kotoran ayam + 950 g sedimen + 30 g TSP (Perlakuan C). Dua hari setelah pemupukan dilakukan penebaran Moina sp. sebanyak 2 g/fiber glass. Pemupukan ulang dilakukan pada hari ke-4 setelah pemupukan awal dengan dosis 0,2 dosis pemupukan awal. Panen Moina sp. dilakukan pada hari ke-8 sejak dilakukannya penebaran, hasil produksi disajikan pada Tabel 4. Pengambilan contoh plankton dilakukan setiap hari dimulai dari satu hari setelah pemupukan dengan menggunakan planktonnet 10 50 mikron, selanjutnya diamati jenis plankton dan dihitung jumlah/kelimpahannya dengan menggunakan rumus dalam APHA (1989) sebagai berikut: Oi Vr 1 n N = x x x Op Vo Vs p dimana: N = jumlah individ/l Oi = luas gelas penutup preparat (mm 2 ) Op= luas satu lapang pandang (mm 2 ) Vr = volume air tersaring (ml) Vo = volume air yang diamati (ml) Vs = volume air yang disaring (L) n = jumlah plankton yang ditemukan pada seluruh lapang pandang (ind.) P = jumlah lapang pandang yang diamati Analisis Data Analisis data menggunakan uji statistik ANOVA dengan uji lanjutan tukey Parameter percobaan yang diamati: Parameter yang diamati adalah: jenis dan kelimpahan fitoplankton dan zooplankton serta produksi Moina sp. sebagai parameter penunjang diukur kualitas air pada awal, tengah, dan akhir penelitian, parameter yang diamati meliputi: suhu air, DO, ph, CO 2, alkalinitas, kesadahan, bahan organik, amonia, nitrit, nitrat, fosfat, dan BOD. HASIL DAN BAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan kelimpahan plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton (Moina sp.) sejak satu hari setelah penebaran sampai dengan akhir penelitian cenderung meningkat. Perkembangan kelimpahan plankton tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 3

677 Pemanfaatan limbah budidaya akuaponik... (Winarlin) Tabel 1. Hasil produksi Moina sp. Perlakuan Ulangan Produksi (g) A 1 13,14 2 27,29 3 27,83 Rataan 22,75±8,33 a B 1 2,34 2 11,84 3 5,64 Rataan 6,61±4,83 b C 1 9,02 2 11,26 3 9,61 Rataan 9,96±1,16 b Tabel 2. Hasil analisis kandungan unsur hara makro dan mikro (%) pupuk kandang/kotoran ayam dan limbah budidaya akuaponik (sedimen) Unsur hara (%) Pupuk kandang/ kotoran ayam Limbah/sedimen Unsur hara makro: N 1,63 0,79 P 0,54 0,64 K2O 1,34 0,06 CaO 1,18 4,57 MgO 0,42 0,49 S 0,2 0,19 Unsur hara mikro: Cl 0,44 0,01 Silikat kasar 5 30 Fe 1.241 32.477 Mn 310 1.373 B 10 72 Mo 4 2 Kadar air 10,08 8,05 C organik 30,98 10,45 C/N rasio 19,006 13,227 dan Gambar 1 3. Penggunaan pupuk kandang/kotoran ayam menghasilkan pertumbuhan zooplankton lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan fitoplankton (Gambar 2). Penggunaan pupuk dari sedimen limbah budidaya ikan akuaponik memberikan hasil pertumbuhan fitoplankton lebih cepat dibanding zooplankton (Gambar 1). Hasil ini diduga karena kandungan unsur hara makro dan mikro sesuai dengan kebutuhan unsur hara untuk perkembangan fitoplankton. Hal ini terlihat dari hasil analisis kandungan unsur hara dalam pupuk terlihat kandungan silikat (Si) dan Fe lebih besar dibandingkan pupuk kandang (Tabel 2). Menurut Anonimus (2009a), fitoplankton merupakan pakan alami yang memerlukan bahan organik untuk sintasannya, bahan-bahan itu antara lain nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan silikat (Si).

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 678 Tabel 3. Hasil analisis kualitas air selama penelitian Parameter Perlakuan A B C Suhu ( C) 25,9?28,6 25,6?27,5 25,9?27,1 DO (mg/l) 4,04?5,36 4,32?6,89 3,17?4,40 ph 7,13?8,08 7,31?8,93 7,32?8,99 CO 2 bebas (mg/l) 2,53 0?2,53 2,53 Alkalinitas (mg/l) 136?160 112?176 168?176 Kesadahan (mg/l) 64,12?75,44 52,81?82,98 79,21?82,98 Bahan Organik (mg/l) 52,71?55,80 27,93?40,32 52,71?96,06 Amonia (mg/l) 0,445?2,695 0,154?0,380 2,656?4,945 Nitrit (mg/l) 0,008?0,020 0,007?0,017 0,004?0,022 Nitrat (mg/l) 0,8?3,6 0,7?1,8 0,9?5,4 Fosfat (mg/l) 8,12?12,51 0,48?4,20 12,14?20,19 BOD (mg/l) 5,55?7,25 2,28?4,60 5,62?8,33 Gambar 1. Grafik perkembangan kelimpahan fitoplankton Pada Gambar 3 memperlihatkan pertumbuhan Moina sp. paling cepat dengan menggunakan 500 g pupuk kandang/kotoran ayam + 40 g TSP (Perlakuan A), kemudian 250 g pupuk kandang/kotoran ayam + 950 g sedimen + 30 g TSP (Perlakuan C), dan paling lambat pertumbuhanya jika hanya menggunakan pupuk 1.900 g sedimen + 20 g TSP (Perlakuan B). Hal ini diduga karena pupuk kandang mengandung bahan organik yang paling tinggi dibandingkan perlakuan lainnya (Tabel 5). Bahan organik yang banyak mengandung mikroorganisme/bakteri dapat langsung dimanfaatkan oleh zooplankton. Puncak kelimpahan Moina sp. dicapai pada hari ke-6 sejak penebaran dan pada hari ke-7 kelimpahannya mulai menurun (pada Perlakuan A), sedangkan pada Perlakuan C perkembangannya lebih lambat, dan kelimpahan Moina sp. mencapai puncaknya pada hari ke-7. Pada hari ke-8 sejak penebaran dapat dilihat pada Tabel 1. produksi Moina sp. dari pemupukan dengan kotoran ayam + TSP (perlakuan A), berbeda (p<0,01) dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga karena komposisi kandungan unsur hara makro maupun mikro lebih besar dibandingkan perlakuan lainnya (Tabel 2), sehingga kandungan unsur hara pada kotoran ayam dapat memenuhi kebutuhan unsur hara untuk perkembangan Moina sp. lebih optimal. Menurut Sarief (1985), pupuk kandang termasuk kotoran ayam mempunyai beberapa sifat yang lebih baik dari pupuk alami lainnya maupun pupuk buatan, yaitu sebagai sumber hara makro dan mikro, serta banyak mengandung

679 Pemanfaatan limbah budidaya akuaponik... (Winarlin) Gambar 2. Grafik perkembangan kelimpahan zooplankton Gambar 3. Grafik perkembangan kelimpahan dan hasil produksi Moina sp. mikroorganisme. Dalam produksi zooplankton mikroorganisme/bakteri merupakan pakan dari zooplankton. Kandungan unsur hara makro N dari pupuk kotoran ayam lebih besar dibandingkan dengan sedimen akuaponik. Fungsi N pada tanaman merupakan unsur hara esensial pembentuk sel tanaman, berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, protein, dan senyawa lainnya, selain itu, nitrogen diperlukan untuk sintesa klorofil dan berhubungan dalam proses fotosintesis (Anonimus, 2009b). Unsur hara silikat dari sedimen akuaponik lebih besar dibandingkan dengan kotoran ayam. Secara fisiologis, silikat berperan dalam stimulasi fotosintesis, agregasi dalam dinding sel, menekan laju transpirasi, interaksi antar hara enzimatis (Anonimus, 2009c). Sehubungan dengan fungsi fisiologis silikat, maka hasil kelimpahan fitoplakton paling tinggi diperoleh dari hasil pemupukan dengan sedimen akuaponik. Fitoplankton ini merupakan pakan dari Moina sp. Selanjutnya kandungan C organik perlakuan A dan C lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan B. Kandungan C-organik merupakan indikator mutu tanah. Hal ini berkaitan dengan ketersediaan dan keseimbangan hara, lengas tanah, dan biodiversitas dalam tanah (Yuwono, 2009).

Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010 680 KESIMPULAN 1. Sedimen limbah budidaya ikan sistem akuaponik kurang efektif untuk dijadikan pupuk pada budidaya Moina sp., sedimen limbah budidaya ikan sistem akuaponik dapat digunakan sebagai pupuk untuk produksi Moina sp., dengan mencampur 950 g sedimen + 250 g pupuk kandang/ kotoran ayam + 30 g TSP, dengan produksi Moina sp. 9,96±1,16 g. 2. Produksi Moina sp. tertinggi diperoleh dari pemupukan kotoran ayam 500 g pupuk kandang/ kotoran ayam + 40 g TSP pada wadah berukuran 500 liter air. DAFTAR ACUAN APHA (American Public Public Health Association). 1989. Standard method for the examination of water and wastewater. 17 th ed. APHA. AWWA (American Water Works Asociation) and WCPF (Water Pollution Control Federation). Washington D.C., 1527 pp. Anonimus. 2009a. Pakan alami. http://kharisma88.blogspot.com/2009/02/pakan-alami.html. Akses kamis, 5 Februari 2009. Anonimus. 2009b. Pupuk majemuk. http://www.tanindo.com/produk/agro/pupuk/canitro.htm. Akses 13 Desember 2009. Anonimus. 2009c. Segala informasi tentang SiPlusHS. http://www.pijargroup.co.id. Akses 17 April 2009. Azwar, Z.I., Priyadi, A., & Sutrisno. 2005. Pengaruh Pemberian Pakan Alami Moina sp. sebagai Substitusi Artemia dalam Produksi Massal benih Ikan Betutu Ukuran Fry. Laporan hasil Riset Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, hlm. 377 391. Djajasewaka, H., Winarlin, Zafril, I.A., & Reza, S. 2008. Pemanfaatan pupuk organik dan anorganik terhadap kelimpahan pakan alami untuk peningkatan produksi benih ikan nilem (Osteochillus hasselti). BRPBAT. Belum dipublikasi. McDonald, M.E., Tikkanen, C.A., Axler, R.P., Larsen, C.P., & Host, G. 1996. Fish Simulation Culture Model (FI-C): A Bionergetics Based Model for Aquacultural Wasteload Application. Aquacultural Engineering, 15(4): 243 259. Sarief, E.S. 1985. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. Yuwono, N.W. 2009. Mengelola C-organik tanah untuk menghasilkan pangan lebih banyak. http:// www.wnpg.org/frm_index. Akses 13 Desember 2009.