BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

Bukti Cinta Kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Faedah Kisah-kisah Qur ani FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI

??????????????????????????????????????????????? :????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

: :

Meneladani Kepemimpinan Rosululloh Solawahualaihi wassalam

E٤٢ J٣٣ W F : :

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

BAB II GAMBARAN UMUM KISAH-KISAH DALAM AL-QUR AN. Quraish Shihab berpendapat bahwa al-qur an secara harfiyah berarti bacaan

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Merenungi Firman Allah Ta ala

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

3 Wasiat Agung Rasulullah

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

Lailatul Qadar. Rasulullah SAW Mencontohkan beberapa amal khusus terkait Lailatul Qadar ini, di antaranya:

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

Furqan Salam Dalam Perspektif Islam tentang menebarkan dan menjawab salam, keutamaan menebarkan dan menjawab salam, kemudian makna dan cara memeberika

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan

BAB IV ANALISIS. Setelah mengetahui legalitas şallallahu alaihi wasallam dan alaihi

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia diciptakan berpasangan antara laki-laki dengan perempuan

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Khotbah yang Menggelisahkan

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Carilah Rezeki Yang Halal dan Jauhi Yang Haram

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Khutbah Jum'at. Keutamaan Bulan Sya'ban. Bersama Dakwah 1

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Berkawan dengan Orang Shalih

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu al-qur an juga merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk umat Islam dalam

Bimbingan Islam di Musim Hujan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan

Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal

BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN

HAFALAN DOA UNTUK ANAK DOA MEMOHON ILMU DOA MASUK KAMAR MANDI

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. 10% - 20% dari keberhasilan organisasinya, sedangkan sisanya 80% - 90%

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang unik dan sangat menarik di mata manusia

Mendidik Anak dengan Tauhid

Hujan, Nikmat Yang Dikufuri

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

: :

Kufur kepada thaghut adalah syarat sahnya ibadah seseorang, sebagaimana wudhu merupakan syarat sah shalat.

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Umur Untuk Amal Shaleh

Merasakan Manisnya Keimanan

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

BAB III METODE PENELITIAN. cara membaca, menalaah dan meneliti berbagai literatur-literatur yang

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

UMMI> DALAM AL-QUR AN

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan tiada Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (QS. Al Anbiya [21:107])

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan:

DAFTAR TERJEMAH. Lampiran 1. No Hal Bab Terjemahan

BAB I. keberagamaan dimasa kini dan dimasa akan datang, agar manusia menjadi. berdasarkan nilai-nilai iman dan ketakwaan Islam. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

LAMPIRAN TERJEMAH. No Bab Surah/Hadis Terjemah. 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan

ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nabi Muhammad Saw diutus oleh Allah untuk semua umat manusia, 1 di dalam diri beliau terdapat suri tauladan yang baik bagi umatnya. 2 Allah juga telah menerangkan di dalam kitab- Nya bahwa Nabi Muhammad diutus tidak lain adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana yang tertulis dalam Qs. Al-Anbiya : 107. Artinya: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. 3 Sebagai rahmat bagi seluruh alam, Nabi Muhammad dibekali wahyu oleh Allah berupa kitab suci Al-Qur an yang menjadi pedoman beliau dalam menyampaikan ajarannya kepada umat manusia. Selain Al-Qur an, Nabi juga menggunakan h}adi>s\ sebagai pelengkap ketika menyampaikan ajaran-ajaran yang beliau bawa tersebut. Dari h}adi>s\ dapat ditemukan berbagai informasi tentang kehidupan Nabi Muhammad Saw., informasi yang demikian rinci 1 QS. Saba : 28 2 QS. Al-ahzab 21 3 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur an, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Bumi Restu, 1977), h. 508 1

yang tidak ada taranya jika dibandingkan dengan informasi apa pun yang menyangkut siapa pun. Jangankan peristiwa besar yang beliau alami, ucapan beliau, baik yang bersifat bimbingan, do a, atau bahkan canda dan amarah beliau, terekam dengan rinci. 4 Demikian pula informasi tentang kepribadian dan akhlak beliau, bahkan gambaran mengenai sosok fisik beliau. H{adīs\-h}adi>s\ yang ada ini tidak hanya sekedar memberikan informasi, tetapi secara implicit mengajak untuk meneladani apa yang diinformasikannya tersebut. Dengan kata lain, dari h}adi>s\- h}adi>s\ Nabi ini kita dapat meneladani dan mempraktekkan segala kepribadian dan perilaku Nabi dalam kehidupan kita sehari-hari. Allah telah berfirman: Artinya: Barangsiapa yang mentaati Rasul (Muhammad), maka Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. ( QS. An-Nisa : 80) 5 Dari firman di atas dapat dipahami bahwa Allah menyuruh kita untuk menaati Nabi, dalam hal ini salah satu cara 4 M. Quraish Shihab, Membaca Sirah Nabi Muhammad Saw. Dalam Sorotan Al-Qur an dan Hadits-Hadits Shahih, (Jakarta: Lentera Hati, 2012), h. 6 5 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur an, op. cit., h, 132 2

yang dapat kita lakukan yaitu dengan meneladani Nabi Muhammad dalam berbagai hal. Diantara hal-hal yang dapat kita teladani dan dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari adalah yang berkaitan dengan tindakan Nabi. Banyak sekali h}adi>s\-h}adi>s\ yang berisi tentang tindakan (af al) Nabi, misalnya cara beliau shalat, puasa, berjalan, makan, tidur dan banyak lagi yang lainnya. Dari beberapa tindakan yang dicontohkan Nabi tersebut, salah satu hal yang dapat dipraktekkan dalam kehidupan seharihari adalah yang berkaitan dengan tata cara tidur Nabi. Mendengar kata tidur memang sepertinya adalah hal yang sepele, kenapa tidur saja harus meniru Nabi. Tetapi tidak bisa dipungkiri jika memang banyak h}adi>s\ yang berisi tentang tata cara tidur Nabi, ini menunjukkan bahwa secara tidak langsung Nabi mengajarkan kepada umatnya bagaimana tidur yang baik, dan mendatangkan berkah. Tidur adalah kebutuhan biologis setiap manusia, seperti juga makhluk-makhluk hidup yang lain. Tidur berfungsi untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran, serta hatinya. 6 Dalam Al- Qur an pun Allah telah banyak memberitakan perihal tidur, seperti yang termaktub dalam ayat berikut: 6 Ahmadie Thaha, Kedokteran Dalam Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, t.th), h. 142 3

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-nya. ( QS. Ar-Rum: 23) 7 Dari firman Allah tersebut dapat kita ketahui bahwa tidur adalah sunnatullah 8, aturan biologis yang dapat dijadikan sebagai alat untuk menyehatkan tubuh, 9 karena dengan tidur badan bisa beristirahat setelah seharian melakukan aktivitas. Hal ini seperti yang termaktub dalam firman Allah Artinya: Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, ( QS. An- Naba: 9) 10 Seperti yang telah disinggung di atas, Nabi Muhammad Saw dalam beberapa h}adi>s\nya telah mengajarkan bagaimana tata cara tidur yang baik, salah satunya adalah h}adi>s\ yang menjelaskan bahwa Nabi mengajarkan untuk berwud{u sebelum tidur kemudian 7 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur an, op.cit., h, 644 8 Dari segi bahasa, terdiri dari kata sunnah dan Allah. Kata sunnah, antara lain, berrti kebiasaan. Jadi, sunnatullah adalah kebiasaankebiasaan Allah dalam memperlakukan masyarakat.kebiasaan itu dinyatakan- Nya sebagai tidak berdalih, Wa lan tajida li sunnatillahi tahwila (QS al- Fathir[35]: 43), dan tidak pula berubah, Wa lan tajida li sunnatillahi tabdila (QS Al-Fath [48]: 23 dan QS Al-Fathir [35]: 43). Karena sifatnya demikian, maka ia dapat dinamai juga dengan hukum-hukum kemasyarakatan atau ketetapan bagi masyarakat. Lihat M. Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama Al-qur an, (Jakarta: Mizan, 2013) h. 472 9 Ahmadie Thaha, op. cit., h. 146 10 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur an, op. cit., h, 1014 4

tidur dengan posisi miring ke kanan, sebagaimana h}adi>s\ yang diriwayatkan oleh Bukha>ri> berikut: 11 Artinya: Nabi Muhammad SAW telah bersabda: jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wud{ulah seperti wud{u untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu... (HR. Bukha>ri>) 12 Dari h}adi>s\ di atas dapat kita pahami bahwa tidur yang baik menurut Nabi adalah dengan berwud{u sebelum tidur kemudian tidur dengan posisi miring ke sebelah kanan. Meskipun beliau tidak secara langsung menjelaskan apa manfaatnya bagi kita apalagi pengaruhnya bagi kesehatan dari cara tidur yang diajarkannya tersebut, namun sebagai orang mu min kita harus tetap meyakini bahwa semua ajaran yang dibawa Nabi tentu memiliki tujuan dan hikmah bagi pengikutnya karena ajaran yang dibawa Nabi pasti berasal dari Allah swt. Sebagaimana telah kita ketahui bersama tidur berpengaruh bagi kesehatan, karena tidur merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan badan setelah seharian digunakan untuk beraktivitas. Dalam ilmu kesehatan sendiri para ahli tentu telah 11 Abi Abdillah Muhammad bin Isma il ibnu al-mugirah bin Bardizbah al-bukha>ri> al-ja fi, Sahih Al- Bukha>ri>, Juz I, (Beirut: Dar al-fikr, tth), h. 55-56 12 Kitab H{adi>s\ Sembilan Imam (Lidwa pusaka) 5

banyak menjelaskan bagaimana tidur yang baik bagi kesehatan. Tidur yang kita lakukan sebaiknya memang mengikuti petunjuk yang telah disarankan oleh para ahli kesehatan tersebut, agar tidur yang dilakukan dapat membawa kebaikan dan kesehatan bagi badan, bukan malah membawa keburukan bagi si empunya badan. Hal ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya tidur bagi kesehatan. Berbicara mengenai kesehatan, Nabi dalam ḥadīṡnya telah memberikan perhatian yang mendalam terhadap masalah kesehatan manusia; kesehatan badan dan jiwa. Prinsip, nilai dan pengertian pertama yang diperhatikan dalam h}adi>s\ Nabi Saw. ialah menganggap keselamatan dan kesehatan sebagai nikmat Allah yang terbesar yang harus diterima dengan rasa syukur, sehingga kenikmatan itu diharapkan akan semakin bertambah. 13 Allah berfirman: Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-ku), Maka Sesungguhnya azab- Ku sangat pedih".( QS. Ibrahim:7) 14 13 Yusuf Al-Qardhawi, As-Sunnah Sebagai Sumber Iptek dan Peradaban, Terj. Setiawan Budi Utomo, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1998) h. 183 14 Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur an, op. cit., h, 380 6

Bentuk syukur terhadap nikmat kesehatan ini ialah dengan selalu menjaganya, dan salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengikuti petunjuk Nabi dalam menjaga kesehatan. Imam Ibnu Al-Qayyim berpendapat bahwa barangsiapa yang merenungkan petunjuk Nabi maka dia akan menyadari bahwa petunjuk beliau itu adalah yang paling baik untuk menjaga kesehatan. Menjaga kesehatan itu tergantung pada bagaimana mengatur makan dan minum, pakaian, tempat tinggal, ventilasi udara, waktu tidur dan jaga, pengaturan gerak, istirahat, hubungan seksual, buang hajat, dan santai. 15 Seiring dengan perkembangan zaman, cara memahami h}adi>s\- h}adi>s\ Nabi pun ikut berkembang. Hal ini dapat terlihat dari bagaimana para ulama memahami h}adi>s\- h}adi>s\ tersebut. Sebagian mereka ada yang memahami h}adi>s\ Nabi secara tekstual, dan sebagian yang lain memahaminya secara kontekstual. Maka dari sinilah, penulis bermaksud untuk meneliti h}adi>s\- h}adi>s\ yang berkaitan dengan tata cara tidur Nabi dan kemudian memahami h}adi>s\- h}adi>s\ tersebut dengan menggunakan pendekatan ilmu kesehatan. Harapan penulis, kajian ini dapat menambah wawasan keilmuan dan bisa menjadi tuntunan dalam meneladani Rasulullah. Kajian yang dimaksud, penulis tuangkan dalam skripsi yang berjudul STUDI TEMATIK H{ADĪS TENTANG TATA CARA TIDUR NABI MUHAMMAD SAW 15 Yusuf Al-Qardhawi, op. cit., h. 184 7

B. Pokok Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memfokuskan permasalahan dalam kajian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas h}adi>s\- h}adi>s\ tentang tata cara tidur Nabi Muhammad Saw.? 2. Bagaimana pemahaman kontekstual h}adi>s\-h}adi>s\ tentang tata cara tidur Nabi Muhammad Saw.? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Skripsi Sesuai latar belakang diatas, penelitian ini mempunyai tujuan yakni mengetahui h}adi>s\-h}adi>s\ yang berkaitan dengan tata cara tidur Nabi Muhammad Saw dan korelasinya dengan ilmu kesehatan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis, penelitian ini memberikan kontribusi dalam ilmu h}adi>s\ yaitu dengan memperkaya metode dan pendekatan dalam memahami ḥadīṡ khususnya yang berkaitan dengan h}adi>s\-h}adi>s \tentang tata cara tidur Nabi Muhammad Saw dengan pendekatan ilmu kesehatan. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang tata cara tidur Nabi Muhammad Saw yang dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan diharapkan dapat menghantarkan pada kesehatan bagi yang mempraktekkannya. 8

3. Secara teologis, penelitian ini diharapkan dapat menambah keimanan kita sebagai muslim, serta menambah kecintaan kita kepada Nabi Muhammad Saw. D. Tinjauan Pustaka Kajian mengenai h}adi>s\-h}adi>s \tentang tata cara tidur Nabi sebenarnya bukanlah hal yang baru, karena ada beberapa karya ilmiah yang telah membahas. Di antara hasil karya tersebut adalah Ensiklopedi Adab Islam Menurut al Quran dan as-sunnah yang ditulis oleh Abdul Aziz bin Fathi as-sayyid Nada, dan Ensiklopedi Nabi Muhammad Saw Dalam Ragam Gaya Hidup 1, yang ditulis oleh Zaidah Kusumawati, MSI dkk. Di dalam kedua buku tersebut terdapat bab khusus yang membahas tentang adabadab tidur yang diajarkan Nabi. Pembahasan yang ada dalam kedua karya ini bersifat komprehensif karena di dalamnya mencakup adab tidur berdasarkan Al-Qur an dan h}adi>s\. Dalam karya Syaikh Muhammad Hasan Yusuf yang berjudul " " yang telah diterjemahkan oleh Muhammad bin Ibrahim dengan judul Resep Tidur Ala Nabi juga telah membahas tentang h}adi>s\-h}adi>s\ yang berkaitan dengan tata cara tidur nabi. 16 Tetapi dalam karya ini hanya memaparkan h}adi>s\- h}adi>s\ saja tanpa menjelaskan kaitannya dengan kesehatan. 16 Syaikh Muhammad Hasan Yusuf, Resep Tidur Ala Nabi, Terj. Muhammad bin Ibrahim, (Solo: Qoula, 2008) 9

Karya lain yang berjudul Rahasia Kesehatan Rasulullah: Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi Muhammad Saw ditulis oleh dr. Ade Hasman, Sp.An. sebenarnya juga sudah secara mendetail membahas berbagai hal seperti puasa, wudhu, gerakan shalat, tata cara makan, cara berjalan Nabi yang ditinjau dari aspek kesehatan. 17 Tata cara tidur Nabi pun sudah dibahas dalam karya ini, namun pembahasannya tidak terlalu lengkap, hanya beberapa saja yang dipaparkan. Ada lagi karya lain karangan Dr. Ahmad Syawqi Ibrahim yang berjudul Asrar al-nau>m: Rih}lah fi Alam al-mau>t al-ashga>r, yang kemudian diterjemahkan dengan judul Misteri Tidur: Rahasia Kesehatan, Kepribadian, dan Keajaiban Lain di Balik Tidur Anda juga telah membahas perihal tidur dengan lengkap, dari sejarah tidur hingga gangguan-gangguan kesehatan akibat tidur. Beliau juga mencantumkan beberapa h}adi>s\ Nabi yang berkaitan dengan adab tidur, dan kaitannya dengan ilmu kesehatan, tetapi hanya beberapa saja. Dari penelusuran pustaka yang telah dilakukan, diketahui bahwa belum ada penelitian yang secara khusus membahas h}adi>s\- h}adi>s\ tentang tata cara tidur Nabi secara tematis dan mengkorelasikannya dengan ilmu kesehatan. 17 Ade Hashman, Rahasia Kesehatan Rasulullah; Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi Muhammad Saw, (Jakarta: Noura, 2012) 10

E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan penulis bersifat kualitatif karena penelitian ini lebih bersifat kajian teks (library research). 18 2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan tematik (maud}u i), yaitu menelusuri h}adi>s\ berdasarkan tema tertentu. 19 Dalam hal ini tema yang dimaksud adalah h}adi>s\ tentang tata cara tidur Nabi. Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan berbagai sumber, yaitu: a. Sumber Primer Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan penulis adalah h}adi>s\-h}adi>s\ Nabi Muhammad Saw. Selain itu, penulis juga menggunakan al-mu jam al-mufahras li alfaz} al-h}adīṡ dan aplikasi pelacak h}adi>s\ digital, yang dalam hal ini penulis menggunakan aplikasi Kitab H{adi>s\ Sembilan Imam (Lidwa Pusaka) dan Gawami Al-Kalem v4.5 (islamweb.net) sebagai alat penunjang dalam proses takhrij yang dilakukan dalam penelitian ini. Kemudian 18 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Yayasan Fakultas Psikologi UGM, 1987), h. 9 19 M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian ḥadīṡ Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 49 11

peneliti mengumpulkan h}adi>s\-h}adi>s\ yang secara tematik berkaitan tentang tata tidur Nabi Muhammad Saw. b. Sumber Sekunder Dalam mengolah dan menganalisis data primer, peneliti juga menggunakan data-data sekunder yang berasal dari buku, artikel, tulisan ilmiah dan sebagainya yang relevan dengan tema yang dibahas. Diantaranya adalah al-tibb al-nabawī karya Syaikh Ibn Qayyim al- Jauziyah, Rahasia Kesehatan Rasulullah karya dr. Ade Hashman, Sp.An. dan Ensiklopedi Nabi Muhammad Saw Dalam Ragam Gaya Hidup 1, yang ditulis oleh Zaidah Kusumawati, MSI dkk, serta karya Dr. Ahmad Syawqi Ibrahim yang berjudul Asrar al-nau>m: Rih}lah fi Alam al- Mau>t al-ashga>r, yang kemudian diterjemahkan dengan judul Misteri Tidur: Rahasia Kesehatan, Kepribadian, dan Keajaiban Lain di Balik Tidur Anda 3. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Setelah data-data terkumpul melalui pelacakan ḥadīṡ dengan bantuan mu jam dan aplikasi h}adi>s\ digital, maka tahap selanjutnya adalah mengolah data-data tersebut sehingga penelitian dapat terlaksana secara sistematis dan terarah. Penulis terlebih dahulu akan mengkategorikan h}adi>s\ tentang tata cara tidur nabi, yaitu yang berkaitan dengan posisi tidur nabi dan adab-adab yang dilakukan sebelum dan sesudah tidur nabi. Adapun metode yang digunakan penulis adalah metode 12

deskriptif. Metode Deskriptif 20 yaitu menggambarkan atau memaparkan seluruh ḥadīṡ lengkap dengan sanad, matan, asbab al-wuru>d h}adi>s\ (jika ada), serta pendapat ulama mengenai kualitas h}adi>s\. Sedangkan untuk menganalisis data yang telah terkumpul penulis menggunakan metode kritik h}adi>s\. 21 Dalam hal ini penulis menggunakan bantuan aplikasi Gawami al- Kaleem untuk mengetahui kualitas sanad dan matan dari h}adi>s\ yang diteliti. Kemudian untuk memahami hadis penulis menggunakan beberapa pendekatan multidisipliner 22, yaitu: a. Pendekatan bahasa, untuk mengetahui arti dan maksud suatu lafaz dalam matan h}adi>s\ yang diteliti. b. Pendekatan kontekstual, untuk mengetahui konteks turunnya h}adi>s\ yang kemudian dikaitkan dengan masa sekarang. 20 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 60 21 Dalam hal ini terbagi menjadi dua kaidah, 1). Al-Naqd al-khariji atau kritik luaran, yang membahas tentang bagaimana ḥadīṡ itu diriwayatkan, tentang sah tidaknya suatu periwayatan, dan berkaitan dengan keadaan para rawi dan kadar kepercayaan terhadap mereka. 2). Al-Naqd al-dakhil atau kritik dari dalam. Bagian ini lebih banyak berbicara ḥadīṡ itu sendiri, apakah maknanya sahih atau tidak, dan apa jalan-jalan yang dilalui dalam menuju pada kesahihannya. Lihat Abdurrahman dan Elan Sumarna, Metode Kritik ḥadīṡ, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 92 22 Noeng Muhadjir, Metodologi Keilmuan Paradigma Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2007),h.241 13

c. Pendekatan ilmu kesehatan, untuk melihat aspek kesehatan yang terkandung dalam h}adi>s\ tentang tata cara tidur Nabi. F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan proses penelitian ini, agar masalah yang diteliti dapat dianalisa dengan baik, maka penulisan penelitian ini mengikuti sistematika sebagai berikut: Bab pertama, adalah pendahuluan, berisikan argumentasi sekitar pentingnya penelitian. Bagian ini mencakup latar belakang masalah kemudian rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika pembahasan. Bab kedua, memaparkan gambaran umum tentang metode dan pendekatan kontekstual dalam memahami h}adi>s\, gambaran umum tentang tidur yang meliputi pengertian tidur, manfaat tidur, cara-cara tidur, bagaimana tidur yang sehat dalam ilmu kesehatan, juga bagaimana tidur dalam Al-Qur an. Bab ketiga, meliputi pemaparan tentang h}adi>s\- h}adi>s\ Nabi terkait tata cara tidur yang diajarkan beliau, terjemahan h}adi>s\, penjelasan (syarh) h}adi>s\, asbab al-wuru>d h}adi>s\ jika ada, dan pendapat ulama tentang kualitas h}adi>s\ serta penjelasannya. Bab keempat, berisi analisis h}adi>s\- h}adi>s\ tentang tata cara tidur Nabi dalam perspektif ilmu kesehatan. Bab kelima, penutup, merupakan bagian akhir dari penelitian ini yang berisi kesimpulan dan saran. 14