PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT.

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI MICROSOFT PROJECT DALAM PENGENDALIAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK


ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK


PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN (Studi Kasus : THE LAGOON TAMAN SARI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

ANALISIS PENERAPAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP LANJUTAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Owner (Pemilik Proyek)


BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A

BAB II: TINJAUAN UMUM INSTANSIONAL PROYEK

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama)

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK


BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I SYARAT SYARAT PENAWARAN

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING)

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

II. KEGIATAN PENGAWASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENDALIAN BIAYA BAHAN DENGAN METODE ANALISA VARIAN PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN PENGAWASAN KANTOR BUPATI SIGI

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB II: TINJAUAN INSTANSIONAL PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB IV PERANCANGAN GAMBAR

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

STUDI PENYEBAB DAN BIAYA PEKERJAAN TAMBAH/KURANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KAMPUS STIE EKUITAS YKP BANK JABAR

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penyelesaian proyek secara umum sebagai berikut : 2. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan metode mean ( ratarata

laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.

METODE ANALISA VARIANS PEMBUATAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PADA PROYEK X DI KABUPATEN BOLMONG

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

Pengertian manajemen secara umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB III PESERTA PROYEK KONTRUKSI

DAFTAR PUSTAKA. 3. Diphohusodo, Istimawan., (1996), Manajemen Proyek Konstruksi, Jilid 1 & 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Indonesia.

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

1. PROJECT MANAGER (PM)

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS (EVA)

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG


FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.10 Oktober 2016 ( ) ISSN:

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN

PELAKSANAAN PENGAWASAN

BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK. merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mongkoordinasi dan

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI

BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK. arsitektur yaitu PT. DEDATO INDONESIA dan konsultan struktur yaitu

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.2, Februari 2015 ( ) ISSN:

Transkripsi:

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT. TRAKINDO UTAMA Tycho Priestley Giovanni Wuwungan J.E.Ch. Langi, J.P. Rantung, M. Sibi Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi email: tycho_gp@yahoo.com ABSTRAK Jasa Konsultan manajemen konstruksi biasanya digunakan pada proyek berskala besar, dimana konsultan manajemen konstruksi berperan untuk mengelola manajemen proyek. Meskipun demikian, penggunaan jasa konsultasi ini tidak menjamin suatu proyek pembangunan bisa berjalan lancar. Justru berbagai permasalahan pada tahap pelaksanaan pembangunan sering terjadi. Dalam pelaksanaan proyek ini, manajemen konstruksi berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan proyek dengan mengoptimalkan peranan konsultan manajemen konstruksi. Metode yang digunakan adalah manajemen konstruksi murni, mengingat konsultan manajemen konstruksi adalah murni wakil pemilik proyek. Pada tahap pelaksanaan mechanical electrical-plumbing (ME-P) proyek pembangunan PT. Trakindo Utama, peranan konsultan manajemen tidak dilaksanakan sepenuhnya terutama dalam hal: (1) mengkoordinasi dan memberi pengarahan pada pihakpihak yang terlibat, (2) melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, (3) mengendalikan jadwal pelaksanaan berdasarkan waktu yang telah ditentukan dalam jadwal induk, sehingga pada akhirnya pekerjaan mengalami keterlambatan. Kata kunci : Konsultan Manajemen Konstruksi, pelaksanaan ME-P, waktu PENDAHULUAN Dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi sering terjadi keterlambatan dan penyimpangan kualitas konstruksi pada tahap pelaksanaan proyek bukan hanya disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga disebabkan oleh beberapa hal antara lain koordinasi, komunikasi, administrasi, pemberdayaan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang optimal. Untuk itu perlu diteliti sejauh mana peranan Konsultan Manajemen Konstruksi (KMK) dalam pelaksanaan pekerjaan mechanical electrical-plumbing (ME-P) proyek pembangunan PT. Trakindo Utama. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada pembangunan proyek PT. Trakindo Utama. Proyek ini berlokasi di desa Maumbi, Jln. Raya Manado Bitung. Waktu Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan mulai dari persiapan, survey lapangan, analisis data sampai penyusunan hasil penelitian. Dalam 39 pelaksanaan penelitian disusun suatu ruang lingkup permasalahan yang meliputi: Identifikasi masalah Studi literatur, mencari bahan pustaka yang berkaitan dengan judul untuk menunjang penulisan Pengambilan data, terbagi meliputi : o Data primer, adalah data langsung dari objek yang diteliti, yaitu melalui evaluasi lapangan dan wawancara. o Data sekunder, adalah data yang diambil dari data yang telah ada dan atau data yang telah di survey sebelumnya oleh instansi/badan usaha lain yang berupa gambar dan RAB. Analisa data Kesimpulan dan saran HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Pembangunan Proyek Trakindo Utama Pekerjaan pembangunan ini dimulai dari tahap perencanaan yang meliputi pengum-

pulan data, penelitian atau penyelidikan studi kelayakan lokasi tempat pembangunan proyek tersebut. Perencanaan fisik yang meliputi gambar denah, pandangan atau tampak, potongan, detail termasuk perhitungan konstruksi, mencakup peraturan dan persyaratan teknis administrasi. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan konstruksi di lapangan serta pengawasan terhadap pekerjaan. Melihat konstruksi yang akan dibangun merupakan tempat penjualan dan service alat-alat berat beserta suku cadang maka pembangunan konstruksinya membutuhkan cara-cara khusus dan tidak seperti membangun bangunan pada umumnya, karena membutuhkan tingkat pekerjaan yang teliti dan orang-orang berpengalaman untuk pembangunan proyek tersebut, oleh sebab itu diperlukan adanya Konsultan Manajemen Konstruksi (KMK) untuk mengkoordinasi pembangunan proyek Trakindo Utama terlebih dalam pelaksanaan ME-P. Proyek ini memiliki luas lahan 16.429 m 2 dan terdiri atas beberapa bangunan yaitu: 1) Workshop (486 m 2 ) 2) Warehouse (432 m 2 ) 3) Office (216 m 2 ) 4) Washing, Oil Lube Farm, B3 (113 m 2 ) 5) Annex Building (99 m 2 ) 6) Genset, Panel, Compress, Genset (90 m 2 ) Peranan Konsultan Manajemen Konstruksi pada Tahap Pelaksanaan Mechanical Electrical - Plumbing (ME-P) 1) Mengkoordinir dan memberi pengarahan kepada pihak-pihak yang terlibat. KMK memberikan pengarahan kepada kontraktor dan sub-kontraktor untuk saling berkoordinasi satu sama lain, karena mengingat sub-kontraktor (mandor) dalam proyek ini hanya mengejar volume pekerjaan tanpa memperhatikan mutu. Kontraktor diarah-kan untuk mengawasi pekerjaan sub-kontraktor agar supaya pekerjaan yang disusun sesuai jadwal dapat berjalan dengan baik. Untuk menunjang kelancaran koordinasi di lapangan diadakan rapat-rapat antara lain : a. Rapat rutin. Rapat ini diadakan pada setiap minggu, yaitu pada awal minggu atau pada hari senin. Rapat ini akan dihadiri langsung oleh konsultan dan pihak kontraktor, juga wakil dari pemilik proyek. Isi pembicaraan rapat ini menyangkut segala permasalahan yang timbul selama pelaksanaan, kemajuan pekerjaan yang dicapai dan rencana-rencana untuk minggu-minggu berikutnya serta alternatif-alternatif pemecahan dari setiap permasalahan. b. Rapat khusus. Bila ada permasalahan lapangan yang perlu diselesaikan maka, konsultan manajemen konstruksi akan mengundang kontraktor yang terkait untuk mengadakan rapat khusus membicarakan masalah tersebut. Rapat ini tidak ditentukan waktunya dan diadakan setiap saat bila ada permasalahan yang perlu segera diselesaikan. 2) Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan. - Ijin bobokan instalasi AC dan Panel Karena adanya kesalahan yang dilakukan oleh pihak ME-P, maka harus dikeluarkan surat izin bobokan. Untuk instalasi titik lampu, stop kontak dan AC yang terpasang di luar dinding harus dipindahkan di dalam dinding. Hal ini mengakibatkan pihak KMK harus mengawasi pekerjaan secara keseluruhan agar tidak ada lagi kesalahan yang dilakukan oleh pihak pekerja/me-p. 3) Memproses berita acara yang diperlukan selama pelaksanaan - Memproses berita acara Test Parsial Pekerjaan Water Tank. Semua pekerjaan yang dilakukan oleh pihak ME-P dalam hal ini PT. Alkonusa selaku sub kontraktor pekerjaan ME-P, harus diketahui oleh pihak KMK. Paket pekerjaan dapat dilaksanakan apabila kontraktor sudah menerima surat perintah kerja. Kemudian, kontraktor akan membuat berita acara yang melampirkan spesifikasi jenis pekerjaan yang dilakukan. Seperti halnya berita acara Test Parsial Pekerjaan Water Tank yang dibuat PT. Alkonusa. 40

4) Mengendalikan jadwal pelaksanaan berdasarkan jadwal induk. Peranan KMK PT. Deserco dalam mengendalikan jadwal pelaksanaan tidak di jalankan sepenuhnya. Khusunya dalam pekerjaan ME-P, kendala yang terjadi karena keterlambatan material, material dari ME-P didatangkan dari luar pulau yaitu pulau Jawa. Masalah keterlambatan tersebut berdampak besar terhadap jadwal pelaksanaan proyek PT. Trakindo. 5) Mengkoordinir ketersediaan fasilitas pendukung. Pembangunan PT. Trakindo Utama dimulai dari lahan kosong (dari nol), maka fasilitas-fasilitas pendukung yang termasuk didalamnya pengadaan air, listrik, kantor, gudang, Wi-Fi, dan lainlain belum ada. Maka dalam hal ini pihak KMK mengkoordinir ketersediaan fasilitas-fasilitas pendukung tersebut, sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan sebagaimana mestinya. 6) Memimpin rapat koordinasi lapangan. - Risalah rapat. KMK PT. Deserco Development Service murni sebagai wakil pemilik proyek dan wajib memimpin rapat koordinasi lapangan. Didalamnya dibahas kendala-kendala yang dihadapi kontraktor khususnya dalam pelaksanaan ME-P dan bagaimana cara mengatasinya. 7) Memberikan rekomendasi untuk menunjuk kontraktor dan sub-kontraktor spesialis. Dalam hal ini peran dari KMK PT. Deserco tidak dioptimalkan sepenuhnya oleh pemilik proyek. Dalam penentuan beberapa kontraktor selaku pemilik proyek PT. Trakindo Utama sudah mempercayakan sepenuhnya kepada PT. Cakra Buana Megah. 8) Memproses pengadaan gambar kerja dan contoh material dari kontraktor. a. KMK memproses gambar kerja (shop drawing) Gambar kerja (shop drawing) dari kontraktor-kontraktor akan diperiksa oleh pihak KMK dan kemudian akan di tanda tangani apabila disetujui. Contoh shop drawing ME-P adalah sebagai berikut : - Shop drawing distribusi daya listrik 41 - Shop drawing panel listrik - Shop drawing sistem telepon Gambar kerja (shop drawing) akan dijadikan arsip dan bahan patokan dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan tersebut. b. KMK memproses contoh material dari kontraktor. 9) Mengawasi pengadaan dan kualitas tenaga kerja, material dan peralatan dari para kontraktor - Contoh : pekerjaan galian instalasi pipa hydrant area workshop dan pengelasan & pemasangan pipa hydrant workshop. KMK harus mengawasi tenaga kerja yang dipakai, memastikan bahwa tenaga kerja menjalankan pekerjaan dengan baik dan memperhatikan mutu pekerjaan mereka. KMK harus memastikan material yang digunakan, apakah materialnya sudah sesuai dengan kontrak atau tidak. KMK harus memastikan peralatan yang akan digunakan sudah sesuai prosedur atau belum. 10) Menyiapkan prosedur untuk perubahan dan perkerjaan tambahan. - Pekerjaan perubahan yang semula akan dipasang AC split diubah menggunakan ceilling fan & exhaust fan. Pemilik proyek meminta adanya perubahan pekerjaan, dari rencana semula pada bangunan annex direncanakan menggunakan AC split diganti dengan ceilling fan & exhaust fan. Prosedurnya adalah sebagai berikut: a) Pemilik proyek memberikan usulan perubahan pekerjaan untuk memasang ceilling fan & exhaust fan di annex building, yang semula akan dipasang AC split. b) KMK mengevaluasi dan memperhitungkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukan perubahan tersebut. c) KMK memberitahukan pada kontraktor untuk perubahan tersebut. d) Kontraktor menggambar dan menyiapkan perhitungan anggaran/ penawaran harga untuk perubahan pemasangan tersebut.

e) Gambar dan anggaran disetujui KMK. f) Kontraktor melaksanakan perubahan pekerjaan tersebut. 11) Menyusun program untuk keselamatan kerja dan keamanan proyek. KMK menerapkan program keselamatan kerja secara konsisten seperti: pembersihan proyek, pemakaian helm, sepatu lapangan, pemasangan jaring pengaman, kotak P3K dan menyediakan asuransi JAMSOSTEK untuk para pekerja. Program keselamatan kerja akan meningkatkan produktivitas para pekerja. 12) Menyusun laporan berkala dan merekam data-data lapangan. Dalam hal ini KMK menyusun semua paket-paket pekerjaan yang telah dilakukan pada setiap bulannya untuk dipertanggung jawabkan kepada pemilik proyek. 13) Memproses pembayaran para kontraktor Kontraktor dibayar per bulan dan didasarkan pada volume pekerjaan yang dicapai. Pencapaian volume pekerjaan dapat dilihat pada weekly progress. Pada pelaksanaan Mechanical Electrical- Plumbing, weekly progress akan dibuat setelah bangunan PT. Trakindo Utama telah selesai. 14) Memproses tuntutan. Dalam hal ini PT. Alkonusa Teknik Inti selaku kontraktor Mechanical Electrical- Plumbing mengajukan tuntutan berupa hambatan kerja kepada KMK, yaitu pengadaan material-material yang terlambat. Maka KMK harus berupaya untuk mengatasi hambatan kerja yang dialami oleh kontraktor tersebut. 15) Memproses pengadaan gambar lengkap KMK PT. Deserco Development Service memproses As Built Drawing yang terdiri dari gambar lengkap dengan perubahan/tambahan pada gambar perencanaan Mechanical Electrical- Plumbing. Peranan Konsultan Manajemen Konstruksi dalam mengatasi kendala-kendala pada pelaksanaan Mechanical Electrical - Plumbing (ME-P). Beberapa kendala pada pelaksanaan Mechanical Electrical-Plumbing adalah : 1. Keterlambatan kedatangan material Mechanical Electrical-Plumbing. Dengan terlambatnya kedatangan material ME-P, maka KMK memberi pengarahan pada kontraktor ME-P agar kontraktor dapat memesan material yang dibutuhkan jauh-jauh hari sebelumnya. 2. Cuaca. Musim penghujan terjadi pada bulan Oktober sampai April dan musim panas terjadi pada bulan April sampai Oktober. Hal tersebut sudah diperhitungkan dalam penyusunan jadwal induk. Namun tidak dengan musim sekarang ini, sering terjadi perubahan cuaca dari terik matahari yang panas menjadi hujan lebat, demikian sebaliknya. Perubahan cuaca yang drastis ini tentu saja mengganggu pelaksanaan pekerjaan di lapangan. 3. Kurangnya koordinasi di lapangan. Koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan sangatlah penting. Namun ternyata tidak bisa dipungkiri bahwa tiap proyek pasti mempunyai masalah koordinasi di lapangan, begitu juga dengan proyek pembangunan PT. Trakindo Utama. Pengarahan yang tidak henti-hentinya dari KMK untuk meningkatkan koordinasi antara kontraktor dan subkontraktor. Semakin besar suatu proyek, maka semakin banyak pula masalah-masalah yang harus dihadapi. Oleh karena itu, konsultan manajemen konstruksi harus selalu siap mencermati dan memberikan solusi yang tepat. PENUTUP Kesimpulan Pada tahap Pelaksanaan Mechanical Electrical-Plumbing (ME-P) proyek pembangunan PT. Trakindo Utama, peranan konsultan manajemen konstruksi tidak dilaksanakan sepenuhnya terutama dalam hal: (1) mengkoordinasi dan memberi pengarahan pada pihak-pihak yang terlibat, (2) melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, (3) mengendalikan jadwal pelaksanaan berdasarkan waktu yang telah ditentukan dalam jadwal induk, sehingga pekerjaan mengalami keterlambatan. 42

Saran Dengan melihat pelaksanaan proyek PT. Trakindo Utama, penulis memberikan saran agar supaya konsultan manajemen konstruksi lebih memberikan perhatian terhadap masalah-masalah yang timbul terutama masalah keterlambatan bahan dan mewujudkan kerja sama yang lebih baik antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek sehingga akan memberikan landasan kuat bagi pelaksanaan proyek. DAFTAR PUSTAKA Istimawan Dipohusodo, 1996, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Penerbit Kanisius. Soekarno, 1980, Dasar-Dasar Manajemen. Miswar, Jakarta Tarore H., dan Mandagi R.J.M., 2006. Sistem Manajemen Proyek dan Konstruksi (SIMPROKON), Tim Penerbit JTS Fakultas Teknik UNSRAT, Manado. 43