PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan III Tahun 2014

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Banten

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2014

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN II

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

ii Triwulan I 2012

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU Triwulan II Tahun 2013

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kondisi Perekonomian Indonesia

KATA PENGANTAR. Kendari, 9 Agustus 2011 BANK INDONESIA KENDARI. Sabil Deputi Pemimpin

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan III-2009 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Halaman ini sengaja dikosongkan

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

Transkripsi:

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Triwulan II - 2009

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU Penerbit : Bank Indonesia Bengkulu Tim Ekonomi Moneter Kelompok Kajian, Statistik dan Survei Jl. A. Yani No.1 BENGKULU Telp: (0736) 21735, Fax: (0736) 21736

i á UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. ` á UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan. a Ät fàütàxz á büztç átá UtÇ~ \ÇwÉÇxá t Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Kompetensi, Integritas, Transparansi, Akuntabilitas dan Kebersamaan. i á ^tçàéü UtÇ~ \ÇwÉÇxá t UxÇz~âÄâ Mewujudkan Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya melalui peningkatan perannya sebagai economic intelligence dan unit penelitian. ` á ^tçàéü UtÇ~ \ÇwÉÇxá t UxÇz~âÄâ Berperan aktif dalam pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia dalam mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pelaksanaan kegiatan operasional di bidang ekonomi, moneter, perbankan, sistem pembayaran secara efektif dan efisien dan peningkatan kajian ekonomi regional serta koordinasi dengan pemerintah daerah serta lembaga terkait.

Halaman ini sengaja dikosongkan

KATA PENGANTAR Penerbitan Perkembangan Perekonomian Daerah ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai keadaan ekonomi, moneter dan perbankan bagi pihak-pihak yang berkepentingan khususnya Pemerintah Daerah maupun instansi lainnya guna merumuskan suatu kebijakan. Perkembangan Perekonomian Daerah merupakan pengembangan dari Kajian Ekonomi Regional (KER) yang diterbitkan secara triwulanan dan tahunan. Dalam kajian ini dibahas mengenai perkembangan perekonomian regional Provinsi Bengkulu, yang meliputi perkembangan kegiatan sektor riil dan perkembangan kegiatan sektor moneter perbankan, khususnya selama Triwulan II tahun 2009 dan membandingkannya dengan periode/kondisi laporan sebelumnya. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan dalam kajian yang kami susun ini, oleh karena itu kritik serta saran dari pengguna/pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan terbitan berikutnya. Akhirnya kami berharap, semoga terbitan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Bengkulu, Agustus 2009 BANK INDONESIA BENGKULU Achmad Bunyamin Deputi Pemimpin i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii v DAFTAR GRAFIK... vii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU... 4 BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL... 7 1.1. PDRB SISI PENGGUNAAN... 8 1.1.1. Konsumsi Daerah... 8 1.1.2. Investasi Regional... 13 1.1.3. Ekspor dan Impor Regional... 14 1.2. PDRB SISI SEKTORAL... 18 1.2.1. Sektor Pertanian... 20 1.2.2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran... 21 1.2.3. Sektor Jasa-Jasa... 22 1.2.3. Sektor Bangunan... 23 1.2.5. Sektor Listrik, Gas, dan Air... 24 1.3. PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN... 25 BOKS 1 Hasil Quick Survey Dampak Krisis Ekonomi Global Terhadap Kinerja UMKM Di Provinsi Bengkulu BOKS 2 Hasil Liaison Triwulan II 2009 BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH......27 ii

2.1. PERKEMBANGAN INFLASI... 27 2.2. FAKTOR PENDORONG INFLASI... 27 2.3. INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG/JASA... 28 2.4. INFLASI PERIODE JANUARI Juni 2009... 31 2.5. PERBANDINGAN INFLASI ANTAR KOTA DI SUMATERA... 32 BAB III PERBANKAN... 34 3.1. GAMBARAN UMUM... 34 3.2. PERKEMBANGAN BANK UMUM... 36 3.3. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT... 43 BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH... 45 4.1. GAMBARAN SISI PENERIMAAN... 45 4.2. GAMBARAN SISI PENGELUARAN... 47 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN... 49 5.1. ALIRAN UANG KARTAL (OUTFLOW-INFLOW)... 49 5.2. PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR... 50 5.3. PENEMUAN UANG PALSU... 51 5.4. PERKEMBANGAN KLIRING LOKAL... 52 5.5. PERKEMBANGAN REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS)... 53 BAB VI PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH... 55 6.1. PERKIRAAN EKONOMI... 55 6.2. PERKIRAAN INFLASI DAERAH... 57 LAMPIRAN DATA PEREKONOMIAN DAN PERBANKAN... 60 LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH... 64 iii

DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Tabel 1.2. Tabel 1.3. Tabel 1.4. PDRB Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan... 9 Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Berlaku Provinsi Bengkulu... 15 Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu... 16 Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu... 18 Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bengkulu (q-t-q) Menurut Sektor... 19 Tabel 1.6. Tabel 2.1. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Lapangan Usaha Provinsi Bengkulu... 19 Perkembangan Inflasi Menurut Kelompok Barang/jasa Kota Bengkulu (Tahunan, y-o-y)... 28 Tabel 2.2. Sumbangan Beberapa Komoditas terhadap Inflasi Bengkulu... 30 Tabel 3.1. Jaringan Kantor Pelayanan Bank Provinsi Bengkulu... 36 Tabel 3.2. Perkembangan Aset Perbankan Provinsi Bengkulu... 37 Tabel 3.3. Tabel 3.4. Perkembangan Penghimpunan Dana Bank Umum Provinsi Bengkulu... 39 Perkembangan Kredit Perbankan Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi dan Kelompok Bank di Provinsi Bengkulu... 40 Tabel 3.5. Perkembangan Kredit Usaha Kecil di Provinsi Bengkulu... 41 Tabel 3.6. Tabel 3.7. Perkembangan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan, Sektor Ekonomi di Provinsi Bengkulu... 42 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Kredit UMKM di Provinsi Bengkulu... 43 Tabel 3.8. Perkembangan Kegiatan Usaha BPR di Provinsi Bengkulu... 44 Tabel 4.1. Tabel 4.2. Sisi Penerimaan APBD Tahun 2009 Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu... 45 Sisi Pengeluaran APBD Tahun 2009 Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu... 47 Tabel 5.1. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu... 49 iv

Tabel 5.2. Tabel 5.3. Perkembangan Kliring dan Cek/Bilyet Giro Kosong Provinsi Bengkulu... 53 Perkembangan Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) Provinsi Bengkulu... 53 v

DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1. Perkembangan PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB (LPE, y-o-y) Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000)... 7 Grafik 1.2. Konsumsi Rumah Tangga Menurut PDRB Harga Konstan dan Perkembangan Inflasi di Provinsi Bengkulu... 9 Grafik 1.3. Konsumsi Listrik dan Perkembangan Kendaraan di Provinsi Bengkulu... 10 Grafik 1.4. Dana Perorangan dan Kredit Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu... 11 Grafik 1.5. Beberapa Hasil Survei di Provinsi bengkulu... 12 Grafik 1.6. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Menurut PDRB Harga Konstan di Provinsi Bengkulu... 13 Grafik 1.7. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umum dan Belanja Pegawai Pemerintah Daerah di Provinsi Bengkulu... 13 Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Investasi dan Konsumsi Semen di Provinsi Bengkulu... 14 Grafik 1.9. Pertumbuhan Tahunan Ekspor Mancanegara Provinsi Bengkulu... 17 Grafik 1.10. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu... 17 Grafik 1.11. Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu... 20 Grafik 1.12. Arus Barang Pelabuhan Pulau Baai Berdasarkan Jenis Komoditas... 22 Grafik 1.13. Indikator Sektor Jasa-Jasa di Provinsi Bengkulu... 23 Grafik 1.14. Indikator Sektor Bangunan di Provinsi Bengkulu... 24 Grafik 1.15. Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu... 25 Grafik 1.16. Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani di Provinsi Bengkulu... 26 Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi IHK Kota Bengkulu... 27 Grafik 2.2. Indeks Harga Konsumen Kelompok Perumahan/Air/Listrik/Gas/Bahan Bakar (kiri) dan Kelompok Makanan Jadi/Minuman/Rokok/Tembakau (kanan) Kota Bengkulu... 29 Grafik 2.3. Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan di Kota Bengkulu... 29 Grafik 2.4. Sumbangan Inflasi Per Kelompok Barang/Jasa... 31 Grafik 2.5. Realisasi Inflasi Tahun 2009... 32 Grafik 2.6. Inflasi Beberapa Kota di Sumatera... 33 Grafik 3.1. Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non-Performing Loan (NPL) Perbankan Provinsi Bengkulu... 34 vi

Grafik 3.2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Kredit Bank Umum Provinsi Bengkulu... 35 Grafik 3.3. Distribusi Aktiva Bank Umum di Provinsi Bengkulu... 37 Grafik 3.4. Perkembangan Net Interest Margin BPR Provinsi Bengkulu... 44 Grafik 4.1. Pendapatan Daerah Dalam APBD Tahun 2009 Pemerintah Provinsi Bengkulu... 46 Grafik 4.2. Perkembangan Kendaraan Bermotor di Provinsi Bengkulu... 46 Grafik 4.3. Perkembangan Dana Milik Pemerintah Provinsi Bengkulu... 48 Grafik 5.1. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Provinsi Bengkulu... 50 Grafik 5.2. Perkembangan Rasio PTTB terhadap Inflow Provinsi Bengkulu... 51 Grafik 5.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan di Bengkulu... 52 Grafik 6.1. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bengkulu... 55 Grafik 6.2. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu... 57 Grafik 6.3. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan di Kota Bengkulu... 58 Grafik 6.4. Hasil Survei SEK dan SKDU di Provinsi Bengkulu... 59 vii

RINGKASAN EKSEKUTIF Ringkasan Eksekutif PERTUMBUHAN EKONOMI Perekonomian Provinsi Bengkulu di triwulan II tahun 2009 berdasarkan data BPS mengalami pertumbuhan yang signifikan, yaitu tumbuh sebesar 3,63% (q-t-q). Secara tahunan (y-o-y), laju pertumbuhan tersebut mencapai 5,85%, lebih cepat dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,40% Meningkatnya laju perekonomian dari sisi permintaan terutama disebabkan karena mulai tumbuhnya konsumsi secara umum dan dibantu dengan tumbuhnya investasi daerah. Proporsi konsumsi rumah tangga sangat dominan dalam ekonomi Bengkulu yaitu mengambil porsi sebesar 62,61%. Sementara itu dari sisi penawaran, sebagian besar sektor ekonomi mengalami peningkatan pertumbuhan, hanya sektor bangunan dan jasjasa yang mengalami perlambatan pertumbuhan pada triwulan ini. Sektor ekonomi Provinsi Bengkulu hingga saat ini masih di dominasi oleh sektor pertanian, perdaganganhotel-restoran dan jasa-jasa. INFLASI Perkembangan inflasi Kota Bengkulu 1 pada triwulan II tahun 2009 dipengaruhi oleh relatif stabilnya harga-harga komoditas bahan makanan dan kondisi perekonomian yang relatif stagnan. Kondisi ini menyebabkan terjadinya penurunan inflasi yakni dari 10,03%(yoy) pada triwulan I 2009 menjadi 3,29%. Selain itu, inflasi Bengkulu terlihat mulai berada dibawah inflasi nasional yang sebesar 3,65%(yoy). Relatif rendahnya inflasi di triwulan ini terutama dikarenakan relatif stabilnya harga komoditas di kelompok bahan makanan yang berbobot cukup besar. Beberapa komoditas di kelompok ini yang berbobot cukup besar dan umumnya berefek besar terhadap inflasi daerah mengalami gejala penurunan harga di triwulan ini. Sementara inflasi tahunan mengalami penurunan cukup signifikan yang dipengaruhi oleh hilangnya dampak kenaikan harga BBM di bulan Mei 2008. 1 Inflasi yang terjadi di kota Bengkulu diasumsikan dapat mewakili inflasi Provinsi Bengkulu secara keseluruhan 1

PERKEMBANGAN PERBANKAN Ringkasan Eksekutif Kondisi perbankan umum di Provinsi Bengkulu pada triwulan II tahun 2009 menunjukkan beberapa perkembangan yang cukup baik. Hal ini diindikasikan oleh masih tumbuhnya total asset, Dana Pihak Ketiga (DPK), penyaluran kredit dan meningkatnya LDR. Total asset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit masing-masing meningkat sebesar 8,08%, 0,27%, dan 9,87% dibanding triwulan sebelumnya. Demikian pula LDR meningkat menjadi 114,38% dari sebelumnya 104,38%. Namun, NPL pada triwulan kedua ini masih menunjukkan peningkatan dibanding triwulan sebelumnya yaitu meningkat menjadi 1,88% dari sebelumnya 1,72%. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bengkulu terlihat realisasi di sisi pendapatan hingga triwulan I masih cukup rendah. Jumlah pendapatan yang berhasil direalisasikan sebesar 22,70% dari anggaran yang direncanakan atau berjumlah Rp228,64 miliar. Komponen pendapatan yang terealisasi cukup baik di triwulan I adalah dana bagi hasil sumber daya alam, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Realisasi dari jenis pendapatan tersebut masing-masing sebesar 96,85%, 33,33% dan 30%. Sedangkan realisasi dari pendapatan asli daerah terbilang belum optimal yaitu hanya 11,07% dari anggaran atau baru mencapai Rp47 miliar. Realisasi belanja Pemerintah Provinsi Bengkulu hingga triwulan I tahun ini terlihat sangat rendah. Belanja pemerintah umumnya hanya diwarnai oleh belanja operasi berupa belanja pegawai dan belanja barang. Sementara belanja modal terlihat minim realisasi. Realisasi belanja operasi di triwulan I sebesar 11,06% atau mencapai Rp68,75 miliar. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Aliran uang kartal Bank Indonesia Bengkulu kembali mengalami net cash outflow setelah triwulan sebelumnya mengalami net cash inflow. Hal ini disebabkan oleh besarnya peningkatkan jumlah penarikan oleh perbankan Bengkulu. Net cash ouflow pada triwulan II ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan kondisi pada akhir triwulan 2008. 2

Ringkasan Eksekutif Transaksi pembayaran dengan menggunakan kliring lokal mengalami kenaikan pada triwulan II 2009 baik dilihat dari nominal maupun jumlah warkatnya dibanding triwulan I 2009. Perputaran kliring pada triwulan ini mengalami perbaikan yaitu mencapai Rp501.101 juta atau meningkat 12,14%. Adapun rata-rata harian warkat yang dikliringkan meningkat sebesar 0,66% atau menjadi 457 lembar. Transaksi menggunakan sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) baik pemindahan dana keluar, transaksi dana masuk, dan transaksi antar nasabah di dalam Provinsi Bengkulu, seluruhnya meningkat baik dari segi nominal maupun jumlah warkat. Nominal transaksi pemindahan dana keluar, transaksi dana masuk, dan transaksi antar nasabah di dalam Provinsi Bengkulu masing-masing meningkat sebesar 6,88%, 15,10% dan 47,18%. PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI Perekonomian Provinsi Bengkulu pada triwulan III tahun 2009 year on year diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan walau lebih lambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan akan ditopang oleh perbaikan kinerja ekspor Bengkulu seiring dengan membaiknya perekonomian dunia. Selain itu, diperkirakan akan terjadi peningkatan konsumsi masyarakat dan konsumsi pemerintah terutama karena datangnya bulan puasa, perayaan Idul Fitri serta realisasi APDB yang hingga kini masih rendah. Bank Indonesia Bengkulu memperkirakan perekonomian daerah secara tahunan akan tumbuh di kisaran 4,19%. Tekanan inflasi daerah di triwulan III tahun 2009 masih akan terjadi. Hal ini sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia Bengkulu yang memperkirakan inflasi di triwulan III tahun 2009 sebesar 3,27%. Bulan Ramadhan dan Idul Fitri sebagai faktor musiman yang memicu peningkatan inflasi patut diwaspadai. 3

Ringkasan Eksekutif Halaman ini sengaja dikosongkan 4

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH PROVINSI BENGKULU Tabel Indikator Ekonomi Terpilih a. Inflasi dan PDRB INDIKATOR 2007 2008 2009 Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II MAKRO IHK Kota Bengkulu 158,64 112,18 116,24 116,64 116,74 115,88 Laju Inflasi (y-o-y) 5,00 13,81 14,51 13,44 10,03 3,29 PDRB-Harga Konstan (miliar Rp) 7.009 1.835 1.868 1.840 1.886 1.981 - Pertanian 2.772 725 740 719 766 821 - Pertambangan & Penggalian 224 59 59 60 61 57 - Industri Pengolahan 286 73 76 74 74 76 - Listrik, Gas dan Air Bersih 31 8 8 9 9 9 - Bangunan 206 54 55 56 54 56 - Perdagangan, Hotel dan 1.433 366 377 368 372 395 Restoran - Pengangkutan & Komunikasi 594 151 154 153 152 155 - Keuangan, Persewaan dan Jasa 325 84 85 85 86 88 - Jasa 1.138 315 314 316 312 325 Pertumbuhan PDRB (y-o-y, %) 6,16 4,16 3,66 4,98 4,06 7,95 Nilai Ekspor Nonmigas (USD 165 56 56 45 39 19 Juta) 1) Volume Ekspor Nonmigas (ribu 1.068 315 245 285 244 183 ton) Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 1) 2 - - - 0,122 0,263 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 1) data sampai dengan Mei 2009 4 - - - - - 4

Tabel Indikator Ekonomi Terpilih b. Perbankan INDIKATOR 2007 2008 2009 Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II PERBANKAN Bank Umum Total Aset (Triliun Rp) 4,56 5,31 5,97 5,82 5,93 6,41 DPK (Triliun Rp) 3,49 4,01 4,35 4,14 4,19 4,2 - Tabungan (Triliun Rp) 1,96 2,01 2,05 2,40 1,98 2,19 - Giro (Triliun Rp) 1,01 1,42 1,67 1,05 1,35 1,25 - Deposito (Triliun Rp) 0,52 0,58 0,63 0,69 0,86 0,75 Kredit (Triliun Rp) Lokasi 3,41 4,30 4,70 5,29 5,30 5,49 Proyek 1) - Modal Kerja 1,30 1,66 1,75 1,82 1,75 1,75 - Konsumsi 1,73 2,16 2,41 2,55 2,68 2,85 - Investasi 0,38 0,48 0,54 0,92 0,88 0,89 - LDR (%) 93,70 107,23 108,05 127,78 128,54 131,2 Kredit (triliun Rp) Lokasi Kantor 2,97 3,71 4,10 4,25 4,38 4,81 - Modal Kerja 1,04 1,36 1,48 1,50 1,48 1,57 - Konsumsi 1,59 2,01 2,22 2,36 2,49 2,78 - Investasi 0,34 0,35 0,40 0,39 0,41 0,45 - LDR (%) 85,14 92,67 94,30 102,53 104,38 114,38 Kredit UMKM Bank Umum Menurut Lokasi Proyek 1) Kredit UMKM (Triliun Rp) 2,94 3,74 4,17 4,30 4,44 4,71 Kredit Mikro (Triliun Rp) 1,44 1,47 1,55 1,51 1,50 1,48 - Kredit Modal Kerja 0,23 0,30 0,34 0,36 0,36 0,37 - Kredit Investasi 0,03 0,03 0,04 0,04 0,03 0,05 - Kredit Konsumsi 1,18 1,14 1,17 1,11 1,10 1,10 Kredit Kecil (Triliun Rp) 0,99 1,61 1,94 2,11 2,27 2,53 - Kredit Modal Kerja 0,42 0,56 0,63 0,62 0,64 0,66 - Kredit Investasi 0,08 0,10 0,13 0,13 0,13 0,14 - Kredit Konsumsi 0,49 0,95 1,18 1,36 1,51 1,73 Kredit Menengah (Triliun Rp) 0,51 0,66 0,68 0,68 0,67 0,69 - Kredit Modal Kerja 0,36 0,44 0,43 0,44 0,42 0,44 - Kredit Investasi 0,11 0,17 0,20 0,19 0,19 0,21 - Kredit Konsumsi 0,04 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 NPL MKM gross (%) na na na na na na BPR Total Aset (Miliar Rp) 32 44 46 47 49 49 DPK (Miliar Rp) 19 23 27 27 29 29 - Tabungan (Miliar Rp) 10 12 13 13 14 14 - Deposito (Miliar Rp) 9 11 14 14 15 15 Kredit (Miliar Rp) Lokasi 87 84 18 17 18 19 Proyek 1) - Modal Kerja 40 36 9 9 10 10 - Konsumsi 4 5 6 6 6 7 - Investasi 43 43 3 2 2 2 Kredit UMKM (Miliar Rp) 87 85 18 17 15 15 Rasio NPL Gross (%) na na na na na na Rasio NPL Net (%) na na na na na aa LDR 129,69 159,24 145,66 141,02 139,06 146,51 1) data sampai dengan Mei 2009 5

Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Nominal dalam jutaan Rp, volume dalam lembar kecuali disebutkan lain INDIKATOR 2007 2008 2009 Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II SISTEM PEMBAYARAN Inflow (Triliun Rp) 0,70 0,02 0,11 0,26 0,31 0,02 Outflow (Triliun Rp) 1,87 0,79 0,39 0,52 0,22 0,64 Pemusnahan Uang (Triliun Rp) 0,29 0,02 0,06 0,09 0,03 0,008 Nominal Transaksi RTGS 60.421 283.057 14.914 16.825 11.898 13.522 Volume Transaksi RTGS 47.841 140.574 16.778 17.063 13.391 16.456 Rata-rata Harian Nominal 143 4.493 237 285 202 218 Transaksi RTGS Rata-rata Harian Volume 192 2.231 266 289 227 265 Transaksi RTGS Nominal Kliring Kredit 299.537 83.644 87.492 84.202 71.896 95.515 Volume Kliring Kredit 23.889 6.447 6.316 5.798 5.413 6.628 Rata-rata Harian Nominal 13.615 3.802 3.977 3.827 3.268 4.342 Kliring Kredit Rata-rata Harian Volume 1.086 293 287 264 246 301 Kliring Kredit Nominal Kliring Debet 1.163.954 399.186 412.162 380.109 374.948 405.587 Volume Kliring Debet 80.224 22.895 22.849 20.168 21.364 21.692 Rata-rata Harian Nominal 52.907 18.145 18.735 17.278 17.043 18.436 Kliring Debet Rata-rata Harian Volume 3.647 1.041 1.039 917 971 986 Kliring Debet Nominal Kliring Pengembalian 31.041 9.294 7.454 9.302 10.025 9.023 Volume Kliring Pengembalian 1.477 181 281 385 359 466 Rata-rata Harian Nominal 1.411 422 339 423 456 410 Kliring Pengembalian Rata-rata Harian Volume 67 8 13 18 16 21 Kliring Pengembalian Nominal Tolakan Cek/BG 20.605 5.095 6.098 7.572 8.101 6.929 Kosong Volume Tolakan Cek/BG 1.171 138 239 305 298 412 Kosong Rata-rata Harian Nominal 937 232 277 344 368 315 Cek/BG Kosong Rata-rata Harian Volume Cek/BG Kosong 53 6 11 14 14 19 6

Tabel Indikator Ekonomi Terpilih Halaman ini sengaja dikosongkan 7

Perkembangan Ekonomi Makro Regional BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL Perekonomian Provinsi Bengkulu di triwulan II tahun 2009 berdasarkan data BPS mengalami pertumbuhan yang signifikan, yaitu tumbuh sebesar 3,63% (q-t-q). Secara tahunan (y-o-y), laju pertumbuhan tersebut mencapai 5,85%, lebih cepat dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,40%. Grafik 1.1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Laju Pertumbuhan PDRB (LPE, y-o-y) Provinsi Bengkulu (harga konstan 2000) 1,990,000 1,960,000 1,930,000 1,900,000 1,870,000 1,840,000 1,810,000 1,780,000 1,750,000 1,720,000 1,690,000 1,660,000 1,630,000 1,600,000 3.69% PDRB (skala kiri) LPE (y-o-y; skala kanan) LPE (q-t-q; skala kanan) 2.93% 7.13% 6.73% 4.03% 2.30% 6.51% 7.03% 4.16% -2.76% 3.66% 3.43% 1.42% 1.80% 4.98% 3.40% -1.52% 1.88% 5.85%* Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 2007 2008 2009 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; *) angka perkiraan 12% 10% 8% 6% 4% 3.63%* 2% 0% -2% -4% Meningkatnya laju perekonomian dari sisi permintaan terutama disebabkan karena mulai tumbuhnya konsumsi secara umum serta masih tumbuhnya ekspor daerah. Proporsi konsumsi rumah tangga dan ekspor sangat dominan dalam ekonomi Bengkulu yaitu mencapai 90,70%, dimana konsumsi rumah tangga mengambil porsi sebesar 62,61%. 7

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sementara itu dari sisi penawaran, sebagian besar sektor ekonomi mengalami peningkatan pertumbuhan, hanya sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami penurunan pada triwulan ini. Sektor ekonomi Provinsi Bengkulu hingga saat ini masih di dominasi oleh sektor pertanian, perdagangan-hotel-restoran dan jasa-jasa. 1.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sisi Penggunaan Sektor konsumsi masih menjadi tumpuan perekonomian Bengkulu terutama konsumsi rumah tangga. Proporsi konsumsi terhadap PDRB pada triwulan II 2009 mencapai 79,19%, diikuti ekspor-impor dan investasi. Proporsi konsumsi tersebut menurun dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 80,37%. Sementara konsumsi rumah tangga memiliki proporsi 62,61% terhadap total PDRB. 1.1.1. Konsumsi Daerah Pertumbuhan secara tahunan (y-o-y) di sisi konsumsi tertinggi dialami oleh konsumsi lembaga nirlaba dan pemerintah. Pertumbuhan untuk masingmasing konsumsi tersebut sebesar 20,74% dan 6,65%. Namun demikian konsumsi rumah tangga tetap masih memiliki peran yang paling dominan. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan ini mulai mengalami peningkatan, lebih baik dibandingkan dengan triwulan I 2009. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara tahunan di triwulan ini sebesar 6,15% sementara triwulan sebelumnya hanya sebesar 5,54%. Adanya pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini didorong oleh membaiknya harga komoditas perkebunan yang menjadi unggulan daerah seperti kelapa sawit. Selain itu juga terbantu dengan mulai menurunnya tingkat inflasi daerah. Hal ini terlihat dari grafik 1.2 di bawah. 8

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.1. PDRB Berdasarkan Jenis Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan juta rupiah kecuali dinyatakan lain Jenis Penggunaan Q-II 2008 Q-II 2009 Pertumbuhan Nilai Proporsi Nilai Proporsi I. Atas Dasar Harga Berlaku 1. Konsumsi Rumah Tangga 2.154.576 59,27% 2.417.677 60,95% 12,21% 2. Konsumsi Lembaga Nirlaba 31.829 0,88% 54.215 1,37% 70,33% 3. Konsumsi Pemerintah 564.505 15,53% 583.989 14,72% 3,45% 4. Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto 320.091 8,80% 352.877 8,90% 10,24% 5. Perubahan stok (122.360) (3,37%) (110.520) (2,79%) (9,68%) 6. Ekspor 1.150.581 31,65% 1.086.651 27,40% (5,56%) 7. Impor (463.887) (12,76%) (418.389) (10,55%) (9,81%) PDRB 3.635.335 100% 3,966,500 100% 9,11% II. Atas Dasar Harga Konstan 1. Konsumsi Rumah Tangga 1.145.530 62,43% 1.215.931 62,61% 6,15% 2. Konsumsi Lembaga Nirlaba 18.086 0,99% 21.838 1,12% 20,74% 3. Konsumsi Pemerintah 281.493 15,34% 300.206 15,46% 6,65% 4. Pembentuk Modal Tetap Domestik Bruto 174.563 9,51% 191.496 9,86% 9,70% 5. Perubahan stok (41.667) (2,27%) (37.087) (1,91%) (10,99%) 6. Ekspor 569.879 31,06% 545.635 28,10% (4,25%) 7. Impor (313.115) (17,07%) (295.919) 15,24% (5,49%) PDRB 1.834.769 100% 1.942.100 100% 5,85% Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka perkiraan Grafik 1.2. Konsumsi Rumah Tangga Menurut PDRB Harga Konstan dan Perkembangan Inflasi di Provinsi Bengkulu juta rupiah kecuali dinyatakan lain 1,220,000 1,195,000 Konsumsi RT g(yoy) 6.15% 5.54% 8.00% 7.00% 6.00% 5.00% 20.00 18.00 16.00 14.00 12.00 Inflasi YOY (%) 1,170,000 1,145,000 4.00% 3.00% 2.00% 10.00 8.00 6.00 4.00 1.47% 1.00% 2.00 1,120,000 I II III IV I II 0.00% - 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 2008 2009 2008 2009 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka perkiraan, diolah 9

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Peningkatan konsumsi terlihat pula dari pola konsumsi listrik rumah tangga seperti pada grafik 1.3 dibawah. Konsumsi listrik rumah tangga di triwulan ini terlihat sedikit lebih tinggi di banding triwulan sebelumnya yaitu meningkat dari 63,08 juta kwh menjadi 64,01 juta kwh atau naik 2,43%. Bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, peningkatan konsumsi listrik tersebut mencapai 15,53%. Jumlah kendaraan baru roda dua mulai mengalami penurunan semenjak awal tahun 2009. Bila dibandingkan dengan kondisi pada awal 2009, pada akhir triwulan I 2009 jumlah kendaraan roda dua mengalami penurunan hingga 4.15%. Trend peningkatan ini hanya dialami oleh jenis kendaraan bus/truk. Grafik 1.3. Konsumsi Listrik Rumah Tangga dan Perkembangan Kendaraan Milik Swasta di Provinsi Bengkulu 75 70 65 60 55 Konsumsi Listrik RT (juta Kwh) 10,000 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 Jumlah Kendaraan Baru Roda 2 (kiri) Bus/Truk (kanan) Roda 4 (kanan) 180 160 140 120 100 80 50 3,000 60 45 2,000 1,000 40 20 40 1 2 3 4 1 2 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2008 2009 2008 2009 Sumber : Dispenda Prov. dan PLN Bengkulu, diolah Sementara itu, dana milik perorangan yang berada di bank umum di Provinsi Bengkulu di triwulan ini menunjukkan pembalikan arah dibanding triwulan I 2009. Peningkatan jumlah dana yang signifikan terjadi pada bulan Juni 2009. Peningkatan dana milik perorangan pada triwulan II 2009 ini terutama didorong oleh peningkatan jumlah giro milik perorangan. Kecenderungan kenaikan dana perorangan di perbankan dapat mengindikasikan adanya perbaikan pendapatan masyarakat sehingga porsi 10

Perkembangan Ekonomi Makro Regional saving masyarakat bertambah. Di lain pihak hal ini dapat pula mengindikasikan adanya kehati-hatian masyarakat dalam melakukan konsumsi. Namun secara tahunan, dana milik perorangan pada triwulan II 2009 mengalami penurunan pertumbuhan dibandingkan triwulan I 2009, yaitu menjadi 14,03% dari sebelumnya 16,08%. Dari segi nominal, kredit konsumsi terus meningkat, namun memasuki triwulan II 2009 mulai mengalami perlambatan pertumbuhan. Hal ini kembali mengindikasikan adanya sikap menahan diri masyarakat dalam melakukan konsumsi. Secara tahunan perlambatan pertumbuhan ini juga terekam, triwulan II 2009 hanya tumbuh 38,66% sementara triwulan sebelumnya 42,55%. Kredit konsumsi tumbuh dari Rp2.006 miliar di triwulan II tahun 2008 menjadi Rp 2.782 miliar di triwulan ini. Grafik 1.4. Dana Perorangan dan Kredit Konsumsi Perbankan di Provinsi Bengkulu 3,000,000 2,800,000 2,600,000 2,400,000 DPK Perorangan g(yoy) 70% 60% 50% 40% 2,700,000 2,500,000 2,300,000 2,100,000 Kredit Konsumsi gyoy 100% 90% 80% 70% 60% 2,200,000 30% 1,900,000 50% 2,000,000 20% 1,700,000 40% 1,800,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 10% 1,500,000 1 2 3 4 5 6 7 8 910 1112 1 2 3 4 5 6 30% 2008 2009 2008 2009 Sumber : Lap Bulanan Bank Umum KBI Bengkulu Hasil survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia Bengkulu juga menunjukkan adanya peningkatan kepercayaan masyarakat. Hal ini terlihat dari kembali meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Peningkatan ini dipicu oleh naiknya indeks kondisi ekonomi saat ini terutama terhadap ketepatan waktu membeli barang dan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja enam bulan yang akan datang. Hal ini dipicu oleh membaiknya harga 11

Perkembangan Ekonomi Makro Regional komoditas dan turunnya inflasi daerah serta adanya rencana perekrutan PNS pada triwulan III 2009. Grafik 1.5. Beberapa Hasil Survei di Provinsi Bengkulu 105.00 95.00 85.00 75.00 65.00 55.00 45.00 35.00 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 2006 2007 2008 2009 Sumber : Survei Ekspektasi Konsumen, BI Bengkulu Konsumsi pemerintah secara tahunan di triwulan laporan terlihat mengalami pertumbuhan yang cukup baik, bahkan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tahunan konsumsi pemerintah di triwulan laporan mencapai 6,65% sementara triwulan sebelumnya 3,36%. Sedangkan konsumsi yang dilakukan lembaga nirlaba di triwulan ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 20,74%, sementara triwulan sebelumnya tercatat sebesar 30,06%, sebagaimana terlihat pada grafik 1.6. di bawah. Pengeluaran untuk belanja pegawai, yang memiliki porsi sekitar 27% terhadap total belanja daerah Pemerintah Provinsi Bengkulu, diperkirakan mengalami peningkatan. Hal ini dipicu oleh adanya pencairan gaji ketiga belas pada akhir triwulan II ini. Sebaliknya pertumbuhan giro pemerintah yang ada di bank umum terlihat semakin menurun. Giro pemerintah yang ada di bank umum di triwulan II tahun 2008 sebesar Rp1.168 miliar sementara di triwulan ini menurun menjadi Rp900 miliar atau turun 23%. 12

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.6. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Nirlaba Menurut PDRB Harga Konstan di Provinsi Bengkulu 305,000 300,000 295,000 290,000 285,000 280,000 275,000 Kons. Pemerintah g(yoy) 6.65% 3.36% I II III IV I II 2008 2009 10.0 0 % 9.00% 8.00% 7.00% 6.00% 5.00% 4.00% 3.00% 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 - Kons. Lemb. Nirlaba juta rupiah kecuali dinyatakan lain g(yoy) 30.06% I II III IV I II 2008 2009 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 20.74% 10.0 0 % 0.00% Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka perkiraan, diolah Grafik 1.7. Perkembangan Dana Pemerintah di Bank Umum dan Belanja Pegawai Pemerintah Daerah di Provinsi Bengkulu 1,450,000 1,250,000 1,050,000 850,000 650,000 450,000 Giro Milik Pemerintah 12.50% -13.93% -22.95% 1 2 3 4 1 2 2008 2009 g(yoy) 95.00% 75.00% 55.00% 35.00% 15.00% -5.00% -25.00% 400,000 380,000 360,000 340,000 320,000 300,000 280,000 260,000 240,000 220,000 200,000 juta rupiah kecuali dinyatakan lain Belanja Pegawai I II III IV I 2008 2009 Sumber : Lap Bulanan Bank Umum KBI Bengkulu dan Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka perkiraan, diolah g(yoy) 98% 78% 58% 38% 18 % -2% 1.1.2. Investasi Regional Data investasi regional yang tercatat di BPS sebagaimana terlihat dari Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) dan ditunjukkan pada tabel 1.1. di triwulan laporan mengalami kenaikan sebesar 9,70%. Sementara pada triwulan sebelumnya pertumbuhannya mencapai 10,35%. Sehingga terlihat adanya perlambatan pertumbuhan. Pencatatan BPS ini 13

Perkembangan Ekonomi Makro Regional merupakan investasi yang bersifat tambahan dan dilakukan oleh pelaku ekonomi daerah setempat yang dapat berupa tambahan bangunan atau peralatan untuk kegiatan usaha yang telah dijalaninya. Peningkatan investasi juga dapat diprediksikan dengan melihat kecenderungan kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan dan volume penjualan semen di Provinsi Bengkulu. Pada triwulan II 2009, kredit investasi masih mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, walaupun mengalami perlambatan. Sementara penjualan semen pun menunjukkan adanya tren peningkatan. Grafik 1.8. Perkembangan Kredit Investasi dan Konsumsi Semen di Provinsi Bengkulu 600,000 550,000 500,000 450,000 400,000 350,000 300,000 250,000 Kredit Investasi g( YOY) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.0 0 % 60,000 55,000 50,000 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 juta rupiah kecuali dinyatakan lain Kons. Semen (ton) g(yoy) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 120.00% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% -20.00% 2008 2009 2008 2009 Sumber : Lap Bulanan Bank Umum KBI Bengkulu dan Asosiasi Semen Indonesia, diolah 1.1.3. Ekspor dan Impor Regional Menurut data BPS Provinsi Bengkulu, pada triwulan laporan terjadi penurunan net-ekspor secara tahunan (y-o-y) sebesar -2,74%. Tren perkembangan ekspor dan impor antar daerah/negara di triwulan laporan dapat dilihat dari tabel 1.2. di bawah ini. Ekspor menurun dari Rp570.870 juta pada triwulan II tahun 2008 menjadi Rp545.635 juta, sedangkan impor juga menurun dari Rp313.014 juta menjadi Rp295.919 juta. 14

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.2. Perkembangan Ekspor dan Impor Regional dalam pembentukan PDRB menurut Harga Konstan Provinsi Bengkulu juta rupiah 2008 2009 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2 Ekspor 570.870 569.879 578.057 530.229 516.569 545.635 Impor 313.014 313.115 312.954 301.649 294.940 295.919 Net Ekspor (Impor) 257.856 256.764 265.103 228.580 221.629 249.717 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara Sementara perkembangan ekspor daerah ke mancanegara berdasarkan pemberitahuan ekspor barang diperkirakan akan masih menurun secara tahunan, terutama dilihat dari nilai ekspornya. Tabel 1.3 di bawah menggambarkan kegiatan perdagangan lintas negara dari dan ke Provinsi Bengkulu yang dicatat berdasarkan data Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Dari tabel tersebut terlihat adanya penurunan nilai ekspor Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan secara tahunan 1. Penurunan nilai ekspor ini dipicu terutama oleh penurunan ekspor komoditas karet dan lemak/minyak hewan nabati dengan komoditas utama minyak sawit/cpo. Bila dicermati, terjadi pergeseran porsi ekspor dimana di tahun sebelumnya ekspor didominasi oleh karet dan CPO namun sejak triwulan IV tahun 2008 ekspor lebih didominasi oleh karet dan batubara. Menurut hasil SKDU dan liaison terungkap bahwa produsen CPO di Bengkulu saat ini lebih memilih untuk memasarkan produknya ke pasar domestik dibandingkan pasar ekspor karena hambatan jalur distribusi, ketidaksesuaian term of payment yang diharapkan dan diberlakukannya pungutan eskpor (PE). 1 Berhubung data Juni 2009 belum tersedia, data triwulan II dihitung dengan asumsi realisasi ekspor Bulan Juni sama dengan rata-rata realisasi ekspor Bulan April dan Mei. Hal ini dengan perkiraan realisasi ekspor Juni tidak akan lebih baik dari bulan sebelumnya. 15

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Tabel 1.3. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Jenis Barang di Provinsi Bengkulu Mata Dagangan Lemak/minyak hewan/nabati Kakao dan produk kakao Bahan bakar mineral Karet dan barang dari karet Lainnya Total nilai dalam ribu dollar, volume dalam ton 2008 2009 Proporsi Ket. Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2* Nilai 10.263 15.321 10.778 7.608 5.782 7.264 25,10% Volume 11.000 13.500 12.000 15.875 12.198 12.777 Nilai 290 475 704 333 218 836 2,89% Volume 150 250 300 150 100 413 Nilai 9.896 10.097 9.007 12.555 18.346 9.502 32,83% Volume 311.403 276.801 200.589 252.221 159.822 241.081 Nilai 28.517 29.539 34.011 23.941 14.280 10.944 37,81% Volume 11.882 11.055 11.404 9.707 10.737 8.831 Nilai 73 275 1.262 132 224 396 1,37% Volume 3.013 12.842 20.925 6.778 8.485 11.372 Nilai 49.039 55.707 55.762 44.569 38.850 28.942 100% Volume 337.448 314.448 245.218 284.731 244.475 274.473 Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu, BI Bengkulu; *) angka perkiraan Penurunan nilai ekspor di triwulan laporan secara tahunan terlihat sangat signifikan dan diperkirakan mencapai 48,05%. Penurunan ekspor terjadi hampir di seluruh komoditas ekspor daerah terutama dialami komoditas karet dan CPO yang masing-masing menurun sebesar 62,95% dan 52,59%. Penurunan kinerja total ekspor triwulan II 2009 secara tahunan terjadi baik dari sisi nilai maupun volume ekspor dengan nilai ekspor turun lebih signifikan dibandingkan volume ekspor. Pada grafik 1.10 di bawah terlihat pertumbuhan tahunan ekspor yang terus menurun terjadi di seluruh mata dagangan ekspor utama daerah seperti karet, CPO dan batubara. Bahkan pertumbuhan minus terjadi sejak triwulan III tahun 2008. Jika dilihat ekspor secara kuantitas maka terlihat penurunan pertumbuhan terjadi pada komoditas batubara dan karet. Namun memasuki triwulan II 2009, batubara menunjukkan tren peningkatan volume ekspor, sementara karet masih terus menurun. Volume ekspor CPO mulai menurun tipis di triwulan II 2009 dibandingkan triwulan sebelumnya. 16

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Grafik 1.9. Pertumbuhan Tahunan Ekspor Mancanegara Provinsi Bengkulu 130% 110% 90% 70% 50% 30% 10% -10% -30% -50% -70% CPO Karet Batubara Nilai Ekspor I II III IV I II 2008 2009 Sumber : Lap Bulanan Bank Umum KBI Bengkulu dan Asosiasi Semen Indonesia, diolah 175% 125% 75% 25% -25% -75% juta rupiah kecuali dinyatakan lain Volume Ekspor CPO Karet Batubara I II III IV I II 2008 2009 Indikasi penurunan pertumbuhan ekspor diduga karena dipengaruhi harga komoditas perkebunan dan pertambangan yang cenderung lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari grafik 1.10 di bawah dimana harga komoditas karet dan batubara mengalami kecenderungan menurun. Sedangkan CPO setelah mengalami perbaikan harga, mulai merosot kembali di akhir triwulan II 2009. Di sisi lain, pertumbuhan volume ekspor pada triwulan ini relatif stabil dan cenderung meningkat kecuali untuk karet. Grafik 1.10. Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Ekspor Bengkulu dalam US$/kg untuk karet, US$/metric ton untuk CPO & batubara 1,200 1,000 800 Karet CPO Batubara 600 400 200 - Apr Ma Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr Ma Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr Ma Jun 2007 2008 2009 Sumber : DSM Bank Indonesia dan Bloomberg, diolah 17

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Bila melihat jumlah ekspor berdasarkan negara pembeli (Tabel 1.4), Singapura merupakan negara dengan nilai pembelian terbesar diikuti oleh Belgia dan Thailand. Nilai ekspor Provinsi Bengkulu ke tiga negara ini mencapai US$15.662 ribu atau sekitar 81,17% dari nilai ekspor secara keseluruhan. Sementara itu, pembelian dari Amerika Serikat terlihat terus menurun sejak akhir 2008. Tabel 1.4. Perkembangan Ekspor Barang-Barang Non-Migas Utama Menurut Negara Pembeli Amerika Serikat Thailand Singapura Malaysia Hongkong Jerman Belgia Lainnya Total Negara Pembeli di Provinsi Bengkulu Ket. nilai dalam ribu dollar, volume dalam ton 2008 2009 Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-1 Q-2* Nilai 10.202 7.840 8.977 9.398 2.787 1.048 Volume 4.409 3.037 3.205 3.452 1.909 863 Nilai 2.732 1.035 465 438 7.390 4.612 Volume 92.070 31.219 200 5.627 94.834 110.502 Nilai 14.990 18.338 19.227 14.966 10.362 6.119 Volume 39.233 57.886 22.527 16.064 7.940 13.800 Nilai 3.146 5.341 1.730 3.349 4.911 1.275 Volume 83.250 120.583 34.741 64.538 27.467 27.978 Nilai 230-406 - - - Volume 101-18.035 - - - Nilai - 113 - - - - Volume - 40 - - - - Nilai 11.516 17.101 12.136 7.612 6.027 4.931 Volume 11.524 14.163 12.463 14.137 12.381 8.578 Nilai 6.223 5.939 12.821 8.806 7.373 1.311 Volume 106.861 87.520 154.047 180.913 46.811 21.260 Nilai 49.039 55.707 55.762 44.569 38.850 19.295 Volume 337.448 314.448 245.218 284.731 191.342 182.982 Sumber : SEKDA Provinsi Bengkulu, BI Bengkulu; *) data hingga bulan Mei` 1.2. PDRB Sisi Sektoral Secara sektoral, peningkatan pertumbuhan ekonomi secara tahunan (y-o-y) terjadi pada sebagian besar sektor ekonomi. Sektor yang mengalami pertumbuhan melambat dibanding triwulan sebelumnya yaitu sektor bangunan dan jasa-jasa dengan laju pertumbuhan masing-masing 2,28% dan 3,23%. Melambatnya 18

Perkembangan Ekonomi Makro Regional pertumbuhan sektor bangunan dan jasa-jasa kemungkinan dikarenakan sektor tersebut masih berusaha untuk bangkit setelah diterpa krisis yang mengakibatkan anjloknya tingkat konsumsi masyarakat. Sementara itu, sektor yang tumbuh cukup tinggi di triwulan ini adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 14,91% (y-o-y) dan sektor keuangan, persewaan dan jasa dengan pertumbuhan sebesar 7,83% (y-o-y). Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDRB Bengkulu (y-o-y) Menurut Sektor Lapangan Usaha 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Air dan Gas 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan dan Persewaan 9. Jasa-jasa Trw-II 2008 2,16 5,22 3,19 7,01 8,39 2,13 2,99 3,96 11,65 Trw-III 2008 4,05 4,79 0,74 6,73 6,10-0,03 2,33 2,10 8,65 Trw-IV 2008 5,35 4,35 2,17 6,93 2,60 4,53 1,57 3,39 8,07 Trw-I 2009 1,56 14,04 2,15 5,98 2,92 5,49 1,95 3,68 4,34 persen Trw- II 2009 6,38 14,91 3,93 6,35 2,28 7,24 2,95 7,83 3,23 P D R B 4,16 3,66 4,98 3,40 5,85 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu; angka sementara Tabel 1.6. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dan Lapangan Usaha Provinsi Bengkulu Lapangan Usaha juta rupiah kecuali dinyatakan lain Q4-2008 Q1-2009 Q2-2009 Nilai Porsi Nilai Porsi Nilai Porsi 1. Pertanian 719.113 39,09 742.989 39,65 770.966 39,70 2. Pertambangan dan Penggalian 59.438 3,23 65.370 3,49 67.492 3,48 3. Industri Pengolahan 73.707 4,01 73.945 3,95 75.707 3,90 4. Listrik, Gas dan Air 8.551 0,47 8.624 0,46 8.789 0,45 5. Bangunan 56.094 3,05 53.972 2,88 55.927 2,88 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 367.928 20,00 378.558 20,20 392.433 20,21 7. Pengangkutan dan Komunikasi 153.296 8,33 152.113 8,12 155.492 8,01 8. Keuangan dan Persewaan 85.204 4,63 85.991 4,59 90.247 4,65 9. Jasa jasa 316.126 17,19 312.479 16,67 325.046 16,74 PDRB 1.839.456 100,00 1.874.042 100,00 1.942.100 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu, angka sementara 19

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sedangkan struktur perekonomian Provinsi Bengkulu sebagaimana terlihat dari tabel 1.6 di atas terlihat masih didominasi oleh sektor pertanian diikuti sektor perdagangan-hotel-restoran dan sektor jasa-jasa. Kontribusi ketiga sektor ini terhadap perekonomian Provinsi Bengkulu mencapai 76,6% di triwulan laporan. Naik turunnya ketiga sektor tersebut akan sangat mempengaruhi kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu secara keseluruhan. 1.2.1. Sektor Pertanian Sektor pertanian secara tahunan tumbuh lebih tinggi di triwulan ini, yakni sebesar 6,38% sementara triwulan sebelumnya hanya sebesar 1,56%. Relatif masih baiknya pertumbuhan sektor ini kemungkinan didorong oleh musim panen yang jatuh di pertengahan triwulan serta harga jual komoditas perkebunan yang mulai membaik. Namun peningkatan pertumbuhan sektor pertanian tidak dibarengi oleh peningkatan pertumbuhan kredit pertanian. Laju pertumbuhan kredit pertanian dibandingkan periode yang sama tahun yang lalu turun dari 61,3% pada triwulan I 2009 menjadi 39,9% pada triwulan ini. Hal ini diduga karena adanya beberapa program revitalisasi perkebunan yang sudah dilaksanakan di triwulan I 2009 dan dibiayai melalui dana perbankan. Grafik 1.11. Indikator Sektor Pertanian Provinsi Bengkulu 330,000 280,000 230,000 180,000 130,000 80,000 30,000 Kredit Pertanian (Rp Juta) gyoy 65% 55% 45% 35% 25% 15% 5% -5% -15% 41000 36000 31000 26000 21000 16000 11000 6000 1000-4000 Realisasi Ekspor Perkebunan (Ton) gyoy 1940% 1740% 1540% 1340% 1140% 940% 740% 540% 340% 140% -60% 10 11 12 10 11 12 10 11 12 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 4 567 10 11 12 123 8 9 4 567 10 11 12 123 8 9 4 567 10 11 12 123 8 9 4 5 2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009 Sumber : Bank Indonesia dan BPS Provinsi, diolah 20

Perkembangan Ekonomi Makro Regional Sementara itu, persepsi pelaku usaha dari hasil SKDU menunjukkan kondisi yang membaik, dimana sebagian besar responden menyatakan bahwa realisasi usahanya di triwulan ini meningkat. Hal ini dialami oleh responden SKDU terutama responden dari sektor pertanian dan sektor perdagangan, perhotelan dan restoran. Adanya perbaikan dunia usaha ini juga dikonfirmasi oleh hasil quick survey yang dilakukan oleh Bank Indonesia (Lihat Boks 1. Hasil Quick Survey Dampak Krisis Ekonomi Global Terhadap Kinerja UMKM Di Provinsi Bengkulu). 1.2.2. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Sektor perdagangan pada triwulan II 2009 mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu tumbuh 7,24% (y-o-y), sedangkan triwulan I 2009 hanya 5,49%. Sektor perdagangan memiliki peran yang cukup dominan dalam PDRB Provinsi Bengkulu dengan porsi sebesar 20,21% yaitu kedua tertinggi setelah peran sektor pertanian. Berdasarkan data bongkar muat, menunjukkan adanya peningkatan volume bongkar muat, baik di pelabuhan maupun di bandara pada triwulan ini. Kenaikan bongkar muat di pelabuhan mencapai 424.141 ton atau meningkat 54,65% dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini dipicu oleh kenaikan bongkar muat pupuk yang berasal dari dalam negeri. Komoditas batubara mengambil porsi terbesar dari keseluruhan lalu lintas bongkar muat di Pelabuhan Pulau Baai yaitu mencapai 66,25%. Sedangkan untuk bongkar muat cargo dibandara, mengalami peningkatan sebesar 390 ton atau meningkat 7,9% untuk cargo kedatangan dan 115 ton atau meningkat 5,9% untuk cargo keberangkatan. Peningkatan kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran pada triwulan ini juga dikonfirmasi oleh hasil liaison triwulan II 2009, yang menunjukkan bahwa nilai tambah sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan arah positif yang terutama didukung oleh meningkatnya komponen tingkat upah tenaga kerja. Namun, keuntungan yang diperoleh 21

Perkembangan Ekonomi Makro Regional pada triwulan II 2009 cenderung stagnan (Lihat Boks 2. Hasil Liaison Triwulan II 2009). Selain itu, berdasarkan hasil SKDU triwulan II 2009, dunia usaha pada sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang meningkat menjadi 1.28 dari triwulan sebelumnya yang hanya 0.00. Grafik 1.12. Arus Barang Pelabuhan Pulau Baai Berdasarkan Jenis Komoditas dalam Ton Karet (Ex-LN) 0.37% CPO (Ex-DN), 4.67% BBM (Im-DN), 14.72% Alat Berat (Im-DN), 0.04% Cangkang (Ex-LN), 2.48% Beras, Gula, Garam, 0.53% Aspal (Im-DN), 0.44% Pupuk (Im-DN), 2.43% Batubara (Ex-LN/Ex-DN), 66.25% Semen (IM-DN), 8.08% Sumber : BPS Provinsi, diolah 1.2.3. Sektor Jasa - Jasa Sektor jasa-jasa secara tahunan mengalami pertumbuhan yang mulai melambat dimana pertumbuhan triwulan ini sebesar 3,23%, sementara triwulan sebelumnya mencapai 4,34%. Porsi sektor ini terhadap ekonomi daerah juga cukup besar yaitu mencapai 16,74%, sehingga sektor ini tetap menjadi pendukung tumbuhnya ekonomi daerah. Dilihat dari pembiayaan perbankan, secara tahunan terlihat adanya peningkatan kontraksi kredit sektor jasa-jasa di triwulan ini dibandingkan 22

Perkembangan Ekonomi Makro Regional triwulan sebelumnya yaitu dari -53,9% menjadi -59,1%. Secara quarter to quarter, kredit sektor jasa-jasa juga mengalami kontraksi hingga 10,8% dibanding triwulan sebelumnya. Kredit yang disalurkan perbankan daerah ke sektor ini pada triwulan II 2009 mencapai Rp74.837 miliar. Grafik 1.13. Indikator Sektor Jasa-jasa di Provinsi Bengkulu 400,000 350,000 300,000 Kredit Sektor Jasa (juta Rp) PDRB Sektor Jasa (juta Rp) 1.00 0.80 Realisasi Sektor Jasa (Hasil SKDU) 250,000 0.60 200,000 0.40 150,000 100,000 0.20 50,000 - I II III IV I II III IV I II III IV I II - (0.20) I II III IV I II III IV I II III IV I II 2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009 (0.40) (0.60) Sumber : Bank Indonesia dan BPS Prov. Bengkulu, diolah Sementara hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha di triwulan II tahun 2009 menunjukkan kondisi perbaikan dimana hasil saldo bersih tertimbang (SBT) di triwulan ini naik menjadi 0.00 dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar - 0,36. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan realisasi usahanya di triwulan ini cenderung stabil. 1.2.4. Sektor Bangunan Laju pertumbuhan sektor bangunan secara tahunan mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya yaitu hanya tumbuh sebesar 2,28% dengan porsi terhadap ekonomi daerah sebesar 2,88%. Dengan porsi yang relatif kecil tersebut belum memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi Bengkulu. Pertumbuhan sektor ini tergambar pula pada penyaluran kredit konstruksi dengan laju pertumbuhan secara tahunan sebesar 8,94% yaitu dari Rp151 miliar di triwulan II tahun 2008 menjadi Rp164 miliar di 23

Perkembangan Ekonomi Makro Regional triwulan ini. Kredit perumahan di triwulan ini juga terlihat terus meningkat setelah sempat mengalami penurunan drastis pada awal triwulan II 2009. Hal ini terlihat pada grafik 11 di bawah. Data konsumsi semen daerah di triwulan ini juga menunjukkan adanya peningkatan. Pada triwulan II tahun 2008 konsumsi semen daerah sebanyak 126 ribu ton sementara hingga data Bulan Mei 2009, konsumsi semen di Provinsi Bengkulu telah mencapai 82 ribu ton. Jika dilihat pertumbuhannya terlihat adanya kecenderungan peningkatan konsumsi semen daerah. Grafik 1.14. Indikator Sektor Bangunan di Provinsi Bengkulu 60,000 55,000 Kons. Semen (ton) 120.00% 100.00% 350 300 Penyaluran Kredit (miliar Rp) 50,000 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 g(yoy) 80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00% 250 200 150 100 50 Konstruksi Perumahan 20,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5-20.00% - 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 2008 2009 2007 2008 2009 Sumber : Bank Indonesia dan Asosiasi Semen Indonesia, diolah 1.2.5. Sektor Listrik, Gas dan Air Sektor listrik, gas dan air tercatat juga mengalami pertumbuhan tahunan yang melambat di triwulan ini dibanding triwulan sebelumnya yaitu sebesar 6,35%. Namun, pertumbuhan tersebut terbilang masih cukup tinggi di antara sektor lainnya. Data konsumsi listrik memperlihatkan adanya tren pembalikan arah konsumsi listrik di triwulan ini dibanding triwulan sebelumnya yang cenderung menurun. Pada akhir triwulan I 2009 konsumsi listrik hanya mencapai 26.141 ribu kwh, sedangkan pada akhir triwulan II 2009 telah 24

Perkembangan Ekonomi Makro Regional mencapai 27.819 ribu kwh atau meningkat 6,41%. Peningkatan terutama terjadi untuk konsumen rumah tangga. Sementara data kredit yang disalurkan perbankan ke sektor ini di Provinsi Bengkulu mengalami sedikit penurunan dibanding triwulan sebelumnya dari Rp319 juta menjadi Rp315 juta. Grafik 1.15. Indikator Sektor Listrik, Gas dan Air di Provinsi Bengkulu 230 225 220 215 Konsumsi Listrik Jml. Pelanggan (ribu orang, axis kiri) Konsumsi (juta KWh, axis kanan) 30 29 28 27 26 1,150 1,050 950 850 750 Kredit Sektor Listrik, Gas, Air (juta Rp) gyoy 150% 100% 50% 210 205 25 24 23 650 550 450 350 0% -50% 200 22 250-100% 9 10 11 12 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 10 11 12 10 11 12 10 11 12 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009 Sumber : Bank Indonesia dan PLN Bengkulu, diolah 1.3. Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Indikator kesejahteraan petani sebagaimana tergambar melalui indikator nilai tukar petani (NTP) di triwulan I sampai dengan bulan April 2009 cenderung meningkat. Peningkatan NTP ini dapat menggambarkan bahwa secara relatif tingkat kesejahteraan hidup petani semakin membaik. Dibanding triwulan sebelumnya, terlihat adanya perubahan NTP dari 102,04 menjadi 103,65 atau naik 1,38%. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan indeks harga yang diterima petani terkait dengan hasil produksinya. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh mulai membaiknya harga komoditas perkebunan utama seperti karet dan kelapa sawit. 25