BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1. Model CFA [2]

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)

Lampiran A. Praktikum Current Feedback OP-AMP. Percobaan I Karakteristik Op-Amp CFA(R in,vo max. Slew rate)

Tipe op-amp yang digunakan pada tugas akir ini adalah LT-1227 buatan dari Linear Technology dengan konfigurasi pin-nya sebagai berikut:

OPERATIONAL AMPLIFIERS

Gambar 2.1. simbol op amp

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Mempelajari karakteristik statik penguat opersional (Op Amp )

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)

OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Oleh : Sri Supatmi

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Matematik Sistem Elektrik

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

Penguat Operasional OP-AMP ASRI-FILE

Elektronika. Pertemuan 8

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) Laporan Praktikum

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP)

Penguat Oprasional FE UDINUS

Penguat Inverting dan Non Inverting

PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Bab III. Operational Amplifier

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pada bab IV ini Berisi hasil dan analisa masing-masing pengujian pedoman.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING

RANGKAIAN ELEKTRONIKA ANALOG

Oleh: Reinhard NIM:

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

PENERAPAN DARI OP-AMP (OPERATIONAL AMPLIFIER)

Operational Amplifier Karakteristik Op-Amp (Bagian ke-satu) oleh : aswan hamonangan

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

KARYA TULIS ILMIAH MENGETAHUI DAN MENGANALISA KELUARAN PENGUAT INTEGRATOR (INTEGRATOR AMPLIFIER)

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

BAB 4. Rangkaian Pengolah Sinyal Analog

BABV INSTRUMEN PENGUAT

Modul 2. Pengkondisian Sinyal.

OP-AMP 2. by. Risa Farrid Christianti, M.T.

Modul 4. Asisten : Catra Novendia Utama ( ) : M. Mufti Muflihun ( )

SILABUS (DASAR ELEKTRONIKA) Semester II Tahun Akademik 2014/2015. Dosen Pengampu : 1. Syah Alam, S.Pd, M.T

BAB II LANDASAN TEORI

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

Rangkaian penguat operasional (Op-amp) Linier. Sigit Pramono,ST,MT

PERCOBAAN VII PENGUAT OPERASI ( OPERATIONAL AMPLIFIER )

BAB II LANDASAN TEORI

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

Alokasi Waktu Menjelaskan dan. Penguat common emitor. Analisis DC pada. 4 x 50 common emitor,analisis common.

UNIVERSITAS INDONESIA

SKRIPSI. Analisis Perbandingan Transistor Dengan Op-Amp 741 Sebagai Driver Audio Amplifier

PRAKTIKUM II PENGKONDISI SINYAL 1

Workshop Instrumentasi Industri Page 1

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI

Modul VIII Filter Aktif

Elektronika Lanjut. Penguat Instrumen. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

BAB III PERANCANGAN ALAT

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

Tujuan Mempelajari penggunaan penguat operasional (OPAMP) Mempelajari rangkaian dasar dengan OPAMP

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

PERCOBAAN 10 RANGKAIAN DIFFERENSIATOR DAN INTEGRATOR OP-AMP

Solusi Ujian 1 EL2005 Elektronika. Sabtu, 15 Maret 2014

KARYA TULIS ILMIAH MEMPELAJARI DAN MENGANALISIS KELUARAN PENGUAT INSTRUMENTASI (INSTRUMENTATION AMPLIFIER)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : ELEKTRONIKA ANALOG / IT SEMESTER / SKS : VI / 2

PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP

PENGUAT OPERASIONAL. ❶ Karakteristik dan Pemodelan. ❷ Operasi pada Daerah Linear. ❸ Operasi pada Daerah NonLinear

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

1. Kompetensi : Menjelaskan karakteristik dan aplikasi penguat instrumentasi

Percobaan 3 Rangkaian OPAMP

Oleh: Marojahan Tampubolon STMIK POTENSI UTAMA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ELEKTRONIKA ANALOG* (Ujian Utama) KODE MK / SKS : KK / 3

Instrumentasi Industri dan Kontrol Proses, oleh Ir. Sutarno, M.Sc. Hak Cipta 2014 pada penulis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Elektronika Lanjut. Herman Dwi Surjono, Ph.D.

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Untai Hard Clipping Aktif

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

DIGITAL TO ANALOG CONVERTER

Filter Orde Satu & Filter Orde Dua

PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 1 / RANGKAIAN LISTRIK / 2015 PERATURAN PRAKTIKUM. 1. Peserta dan asisten memakai kemeja pada saat praktikum

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

Pengukuran Teknik STT Mandala 2014

PENDAHULUAN. Modul Praktikum Rangkaian Linear Aktif. Lab. Elektronika Fakultas Teknik UNISKA

MODUL III PENGUAT DENGAN UMPAN BALIK

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penguat Oprasional FE UDINUS

KONSEP DAN DESAIN ADC BERBASIS CMOS

EL2005 Elektronika PR#02

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

Modul VII Operasional Amplifier

TUJUAN Setelah menyelesaikan perkuliahan ini peserta mampu:

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Balanced Amplifier dengan Menggunakan Driver Op Amp

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Transkripsi:

BAB II Dasar Teori Pada bab ini berisi dasar teori dari current feedback op-amp yang menjelaskan perbedaanperbedaannya dengan voltage feedback op-amp. 2.1. Current Feedback Operational Amplifier Op-amp current feedback memiliki bentuk fisik maupun simbol yang sama seperti opamp voltage feedback yang biasa digunakan, op-amp ini tetap memiliki 2 masukan yaitu input inverting dan non-inverting serta memiliki 1 buat keluaran. Namun cara kerja dari opamp current feedback (CFA) ini jauh berbeda dari op-amp voltage feedback (VFA). Secara garis besar cara kerja dari CFA adalah dengan memanfaatkan arus yang mengalir pada kedua inputan sedangkan VFA memanfaatkan perbedaan tegangan pada kedua inputan [1] sehingga sangat jauh berbeda cara kerjanya. Berikut adalah simbol atau model dari CFA (Op-amp current feedback) yang dapat menjelaskan secara garis besar dari cara kerja CFA. Gambar 2.1. Model CFA [2] Cara kerja dari op-amp current feedback ditunjukan oleh gambar 2.1, dimana input noninverting dari CFA terhubung pada masukan sebuah buffer dengan penguatan G B, sehingga memiliki impedansi yang sangat tinggi yang hampir sama dengan transistor bipolar pada input non-inverting VFA.[4] Input inverting terhubung pada output buffer, sehingga impedansi pada input inverting sama dengan impedansi pada output buffer yakni Z B,dimana Z B biasanya bernilai kurang dari 50. Nilai bati buffer input, G B hampir mendekati 1.[4] 4

Buffer output menghasilkan impedansi output yang rendah untuk penguat, dan nilai bati output ini juga hampir mendekati 1. Impedansi output dari buffer output dapat diabaikan dalam melakukan perhitungan.[4] Parameter Z yakni transimpedansi pada CFA memiliki kesamaan fungsi sebagai bati pada VFA, yaitu menjadi parameter yang berpengaruh pada performa CFA. Biasanya nilai transimpedansi sangat tinggi berkisar pada jangka M.[4] 2.2. Karakteristik Operational Amplifier Karakteristik Op-amp menjelaskan kinerja dari op-amp tersebut adapun parameterparameternya adalah sebagai berikut: 2.2.1. Penguatan tegangan open loop Penguatan tegangan open loop (A ol ) adalah penguatan dari Op-Amp ketika tidak terdapat feedback pada Op-Amp tersebut. Jika pada VFA ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut. Gambar 2.2. untai internal VFA = V V = V V V Berbeda dengan CFA, karena pada op-amp ini memanfaatkan arus yang mengalir pada kedua inputan sehingga didapatkan persamaan penguatan open-loop sebagai berikut. 5

Gambar 2.3. untai internal CFA = I Z Dimana I adalah arus yang mengalir diantara kedua input dan Z adalah nilai transimpedansi pada op-amp. 2.2.2. Hambatan masukan Hambatan masukan pada VFA idealnya adalah bernilai tak terhingga namun berbeda dengan CFA, karena pada CFA ini tidak menggunakan penguat differensial pada masukannya melainkan menggunakan buffer yang inputnya tersambung pada input non-inverting sehingga nilai hambatan masukan pada kaki non-inverting nilainya cukup besar sedangkan pada kaki inverting nilai hambatan dalamnya kecil. 2.2.3. Bandwidth Lebar pita (bandwidth) dari Op-amp adalah lebar frekuensi dimana nilai bati bernilai 0,707 dari bati maksimum. Secara ideal, Op-amp memiliki lebar pita yang tak terhingga. Namun secara praktikal nilainya terbatas. Dengan mengetahui nilai bandwidth maka dapat diketahui pula nilai GBP (Gain Bandwidth Product) yaitu nilai perkalian antara nilai penguatan dengan frekuensi ketika tegangan keluarannya 0,707 kali dari tegangan keluaran maksimal. [5] 6

Op-amp current feedback dicancang agar dapat bekerja pada frekuensi yang lebih tinggi dibanding dengan VFA sehingga memiliki nilai bandwidth yang lebih besar, ini merupakan salah satu keunggulan dari CFA. [1] 2.2.4. Slew rate Adalah laju maksimum perubahan tegangan keluaran terhadap waktu baik saat pulsa naik maupun turun (saat terjadi perubahan input). Secara ideal nilai slew rate pada sebuah Op-amp adalah tak berhingga, artinya ketika terjadi perubahan tegangan input, tegangan outputnya langsung berubah sesuai dengan nilai penguatan dalam waktu 0 detik. [5] Nilai slew rate pada CFA umumnya lebih baik daripada VFA dimana tegangan output yang dihasilkan lebih cepat berubah sesuai dengan nilai penguatan. 2.2.5. Transimpedansi (Z) Transimpedansi (Z) terbentuk dari hambatan (R) yang diparallel dengan kapasitor (C) yang ditunjukan dengan gambar dibawah ini: Gambar 2.4. Rangkaian penyusun Transimpedansi (Z) Sehingga nilai Z sesuai dengan persamaan sebagai berikut: 1 1 1 = + (2.1) 1 = (2.2) = 1 (2.3) Sehingga: 7

= 1 1 + (2 ) (2.4) Dari persamaan 2.4 dapat disimpulkan bahwa nilai Transimpedansi dipengaruhi frekuensi masukan dimana semakin besar Frekuensi masukan maka nilai Transimpedansi semakin kecil. [6] 2.3. Current feedback op-amp sebagai penguat non-inverting Untuk rangkaian penguat tak membalik atau penguat non inverting betuk rangkaiannya sama seperti penguat non-inverting pada umumnya dimana pada rangkaian ini terdapat feedback negatif dan input tegangan diberikan pada kaki non-inverting op-amp current feedback, namun persamaan yang berlaku berbeda dengan op-amp voltage feedback. Gambar 2.5. Penguat non-inverting dengan CFA [4] Dengan mengasumsikan nilai penguatan buffer yang bekerja pada internal CFA adalah sebesar 1 kali, maka nilai penguatan ini dapat diabaikan dalam pencarian persamaan yang 8

berlaku pada gambar 2.5 Sehingga persamaan yang berlaku pada penggunaan CFA sebagai penguat non-inverting adalah sebagai berikut: = (2.5) = (2.6) = (2.7) Dengan menggabungkan persamaan (2.5),(2.6) dan(2.7) didapatkan persamaan: = + 1 + 1 (2.8) Karena nilai impedansi output pada buffer input ( (2.8) dapat disederhanakan lagi menjadi: ) mendekati nol maka persamaan = = (2.9) Karena nilai transimpedansi yang sangat besar (Z) maka pada perhitungan dapat didekati dengan: = (2.10) Jika dilihat dari persamaan (2.10) sama dengan penguat non-inverting dengan menggunakan VFA namun pada penggunaan CFA ini perlu diperhatikan nilai dari karena jika nilainya mendekati nilai transimpedansi maka dapat mempengaruhi nilai penguatan sesuai dengan persamaan (2.9).[4] 2.4. Current feedback op-amp sebagai penguat inveting Rangkaian penguat membalik pada op-amp current feedback juga sama seperti membuat penguat membalik dengan op-amp voltage feedback, hanya saja persamaan yang berlaku pada penguat membalik menggunakan CFA ini yang berbeda 9

Gambar 2.6. Penguat inverting dengan menggunakan CFA[4] Dengan mengasumsikan nilai penguatan buffer yang bekerja pada internal CFA adalah sebesar 1 kali, maka nilai penguatan ini dapat diabaikan dalam pencarian persamaan yang berlaku pada gambar 3. Sehingga persamaan yang berlaku pada penggunaan CFA sebagai penguat non-inverting adalah sebagai berikut: + = (2.11) = (2.12) = (2.13) Dengan menggabungkan persamaan (2.11),(2.12),dan (2.13) maka didapatkan persamaan: + 1 = (2.14) + 1 Karena nilai mendekati nol maka persamaan (2.14) dapat di sederhanakan lagi menjadi: 10

1 = 1 (2.15) didekati: Karena nilai transimpedansi Z yang sangat besar sehingga pada perhitungan dapat = (2.16) Dilihat dari persamaan (2.16) persamaanya sama dengan penggunaan VFA sebagai penguat membalik namun, nilai Z F harus diperhatikan karena jika nilainya terlalu besar dan hampir mendekati nilai Z, maka persamaan yang berlaku pada penggunaan CFA sebagai penguat inverting adalah persamaan (2.15) 11