BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyebabkan semakin banyak tuntutan yang dihadapi oleh sekolah-sekolah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berakibat buruk terhadap kemampuan individu untuk berhubungan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi pada masa sekarang. Oleh karena itu kualitas dari sebuah organisasi

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Burnout pada guru telah didefinisikan sebagai respon terhadap kesulitan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pekerjaan merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan stress. Banyak

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Semakin sulitnya kondisi perekonomian di Indonesia menjadikan. persaingan diantara perusahaan-perusahaan semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pekerjaan atau profesi yang sebenarnya bertujuan membangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia kerja, tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. berupa stressor kerja seperti beban kerja yang berlebihan, rendahnya gaji,

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terampil maka dalam proses perencanaan tujuan tersebut akan mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan kehidupannya. Sekolah dipandang dapat memenuhi beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama,

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.

PROFIL BURNOUT GURU SMP DI KECAMATAN CIRACAS JAKARTA TIMUR BERDASARKAN FAKTOR DEMOGRAFI DAN LINGKUNGAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar yang dilakukan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN BURNOUT PADA GURU SEKOLAH DASAR

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori yang mendukung penelitian ini adalah role theory (teori peran) yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangkan kualitas produknya. Karyawan merupakan harta terpenting bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout. menjadi sinis tentang karier mereka. Penjelasan umum tentang. pergaulan dan merasa berprestasi rendah.

BAB I PENDAHULUAN diprediksikan mencapai jiwa atau 11,34%. Pada tahun terjadi peningkatan mencapai kurang lebih 19 juta jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari hadirnya tekanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Informasi saat ini merupakan bagian yang sudah tidak dapat dipisahkan lagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout. staf yang melayani masyarakat, pada tahun 1974, burnout merupakan representasi

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Banyak orang yang menginginkan untuk bekerja. Namun, tak jarang

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru merupakan satu bentuk pelayanan kemanusiaan (human service

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai profesi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

BAB I PENDAHULAN. adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Jenjang pendidikan tertinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict) Yang et al (2000) mendefinisikan konflik pekerjaan keluarga (work family

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

BAB I PENDAHULUAN. menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius

ABSTRAK. Kata kunci: work-family conflict, kelelahan emosional, intention to leave.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu hardiness dan burnout.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi job demand pada Tim Sales PT Bank Permata, Tbk. Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. Pembiayaan negara dititikberatkan pada sektor perpajakan, pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh karyawan lebih dari sekedar kegiatan yang berhubungan dengan

STRES KERJA. Sumber: Stephen P. Robbins, Organizational Behavior, 4 th. Ed., Prentice-Hall of India Private Limited New Delhi ,1990

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. memberikan respon lebih cermat terhadap perubahan-perubahan yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan tentang: latar belakang penelitian; identifikasi

BAB II URAIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan hardiness dan sesuai dengan aspek-aspek yang ada pada hardiness.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan hal penting dalam komunikasi sosial. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, tindakan medis, dan diagnostik serta upaya rehabilitas

BAB I PENDAHULUAN. semua rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah Soreang. jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan.

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat saja terganggu, sebagai akibat dari gangguan dalam pendengaran dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN EKSTROVERT INTROVERT DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Semakin banyaknya orang yang ingin menjaga kondisi tubuhnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI A. BURNOUT

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORITIS. tahun 1973 (Farber, 1991; Widiyanti, Yulianto & Purba, 2007). Burnout. dengan kebutuhan dan harapan (Rizka, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam pendidikan memiliki peranan utama untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. potensi yang dimilikinya untuk kemajuan bangsa dan negara. Sejalan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya kemajuan dibidang pendidikan sekarang ini, menyebabkan semakin banyak tuntutan yang dihadapi oleh sekolah-sekolah. Persaingan antar sekolah terjadi, tidak hanya sekolah lokal tetapi dengan sekolah yang berada di luar negeri. Hal inilah yang mendorong munculnya sekolahsekolah bertaraf internasional. Salah satunya SMK yang berada di wilayah Kabupaten Karanganyar. Ada dua SMK RSBI yang berada di Kabupaten Karanganyar yaitu SMK Negeri I Karanganyar dan SMK Negeri 2 Karanganyar. SMK Negeri I Karanganyar dan SMK Negeri 2 Karanganyar telah menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Diharapkan selanjutnya dapat menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Menjadi Sekolah Bertaraf Internasional banyak sekali syarat yang harus dipenuhi salah satunya adalah tenaga pendidik atau guru. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia Tahun 2003 Bab XI tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan; pasal 39 ayat (1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan tugas administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Ayat (2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan 1

2 penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Menyadari hal tersebut, guru sangat berperan dalam proses pendidikan. Dibutuhkan seorang tenaga pendidik yang benar-benar profesional untuk menjadi Sekolah Bertaraf Internasional. Salah satu persoalan yang muncul berkaitan dengan diri individu didalam menghadapi tuntutan sekolah yang semakin tinggi dan persaingan yang keras adalah stres. Stres yang berlebihan akan berakibat buruk terhadap kemampuan individu. Stres yang dialami individu dalam jangka waktu yang lama dengan intensitas yang cukup tinggi akan mengakibatkan individu yang bersangkutan menderita kelelahan, baik fisik maupun mental. Keadaan seperti ini disebut burnout (Sihotang, 2004). Hasil survei awal yang dilakukan penulis terhadap 50 orang guru, telah mengalami gejala-gejala burnout. Dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel. 1. Hasil Survei Terhadap Gejala Burnout yang Muncul pada Guru No Gejala-gejala Burnout Jumlah Guru Prosentase (%) 1. Tidak suka pergi kerja setiap hari 8 16 2. Merasa bahwa rekan kerja dan 1 2 organisasi tidak berpengaruh terhadap dirinya sendiri 3. Perasaan tidak dihargai dan rasa 1 2 bersalah 4. Melihat jam terus-menerus 1 2 5. Kelelahan 5 10 6. Isolasi dan menarik diri 1 2 7. Berjalan sesuai aturan setiap waktu 1 2 8. Kurang konsentrasi 2 4 9. Kebosanan 29 58 10. Sulit tidur 1 2 Jumlah 50 98

3 Hasil tabel tersebut diketahui dari 58 % guru mengalami kebosanan, 16 % tidak suka pergi kerja setiap hari, 10 % kelelahan yang merupakan gejala-gejala burnout. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa guru rentan terkena burnout. Hal yang mendukung dikemukakan oleh salah seorang guru bidang studi, bahwa rutinitas yang mereka jalani setiap hari menyebabkan kebosanan atau kejenuhan. Jam mengajar di SMK yang terlampau panjang mulai dari jam kesatu yaitu jam 07.00 WIB sampai jam terakhir jam kesebelas yaitu jam 15.30 WIB, dapat menimbulkan kelelahan yang merupakan salah satu gejala burnout. Dari hasil survei tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang burnout guru. Mulyana (2009) dalam artikelnya menguraikan istilah burnout pertama kali diutarakan dan diperkenalkan kepada masyarakat oleh Herbert Freudenberger pada tahun 1973. Freudenberger adalah seorang ahli psikologis klinis pada lembaga pelayanan sosial di New York. Burnout merupakan epidemi yang melanda dunia kerja dan burnout bisa menyerang siapa saja tanpa memandang pekerjaan dan usia. Burnout adalah istilah yang menggambarkan kondisi emosional seseorang yang merasa lelah dan jenuh secara mental, emosional dan fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan yang meningkat. Freudenberger memberikan ilustrasi tentang apa yang dirasakan seseorang yang mengalami sindrom tersebut seperti gedung yang terbakar habis (burned-out). Suatu gedung yang pada mulanya berdiri megah dengan berbagai aktivitas di dalamnya, setelah terbakar yang tampak hanyalah kerangka luarnya saja. Demikian pula dengan seseorang yang terkena burnout, dari luar segalanya masih nampak utuh, namun di dalamnya kosong dan penuh masalah (seperti gedung yang terbakar tadi).

4 Hakanen, Bakker dan Schaufeli (2006) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa pendidik memiliki tingkat kejenuhan tertinggi dibandingkan dengan pekerja di semua jasa layanan manusia dan pekerja kesehatan. Namun tidak semua guru mengalami cemas, stres, tidak termotivasi atau burnout. Justru sebaliknya sebagian besar antusias dan puas terhadap hasil kerja mereka. Penelitian Prawasti dan Napitupulu (2002) mengemukakan sumber stres kerja guru adalah tekanan waktu dan batas waktu mengajar, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang profesinya, konflik dengan atasan dan rekan kerja, perubahan yang cepat terhadap tuntutan kurikulum serta lambatnya adaptasi program sekolah untuk mengikuti perubahan yang terjadi di masyarakat. Kokkinos (2007) dalam penelitiannya mengemukakan burnout guru merupakan hasil interaksi antara lingkungan dan karakteristik kepribadian. Individu dengan karakteristik kepribadian yang extraversion tinggi, ceria, optimis dan energik lebih mungkin untuk dapat mengatasi kondisi stres. Faktor kepribadian berpengaruh terhadap burnout guru. Kepribadian memainkan peran dalam mediasi stres. Salah satu yang menarik perhatian penulis adalah tipe kepribadian hardiness. Tipe kepribadian hardiness adalah kepribadian yang tahan banting. Kepribadian hardiness sebagai sumber perlawanan dari stres tingkat tinggi (Azeem, 2010). Kepribadian hardiness mencerminkan respon individu terhadap peristiwa-peristiwa kehidupan yang dialaminya baik secara pribadi maupun professional. Konsep kepribadian hardiness berfokus pada orang yang tetap relatif sehat setelah mengalami sejumlah peristiwa kehidupan yang penuh stres tinggi.

5 Karakter kepribadian hardiness mempunyai pengaruh yang positif pada berbagai status individu begitu pula seorang guru. Guru yang memiliki kepribadian hardiness dapat memiliki kontrol yang kuat sehingga akan selalu optimis dalam menghadapi permasalahan yang muncul. Seorang guru biasa dihadapkan berbagai persoalan, seperti murid yang bandel, sukar diatur, suka berontak, semangat belajar rendah, pasif, dan persoalan lain seperti administrasi pembelajaran serta tuntutan kerja yang tinggi membutuhkan kepribadian yang tahan banting yaitu kepribadian hardiness. Guru yang memiliki kepribadian hardiness akan membentuk penilaian yang optimis dan benar-benar dapat meningkatkan kemungkinan tindakan yang mengubah kejadian-kejadian yang penuh stres tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dengan demikian dapat mencegah terjadinya burnout. Selain tipe kepribadian hardiness, dukungan sosial sangat diperlukan oleh seorang guru. Lopez, Marino dan Bolano (2008) dalam penelitiannya menyebutkan yang termasuk dukungan sosial guru meliputi rekan kerja dan atasan atau kepala sekolah. Rekan kerja mudah diajak kerjasama, bisa saling tolong menolong mungkin menyebabkan seorang guru betah berada di sekolah. Sisi positif yang dapat diambil bila memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja yaitu mereka merupakan sumber emosional bagi individu saat menghadapi masalah. Individu yang memiliki persepsi adanya dukungan sosial akan merasa nyaman, diperhatikan, dihargai atau terbantu oleh orang lain. Sisi negatif dari rekan kerja yang dapat menimbulkan burnout adalah terjadinya hubungan yang

6 buruk antar rekan kerja. Hal tersebut bisa terjadi apabila hubungan antar mereka diwarnai dengan konflik, saling tidak percaya, dan saling bermusuhan. Mulyana (2009) yang mendukung teori Cherniss mengungkapkan sejumlah kondisi yang potensial terhadap timbulnya konflik antar rekan kerja, yaitu perbedaan nilai pribadi, perbedaan pendekatan dalam melihat permasalahan, dan mengutamakan kepentingan pribadi dalam berkompetisi. Tidak adanya dukungan sosial dari atasan juga dapat menjadi sumber stres emosional yang berpotensi menimbulkan burnout. Kondisi atasan yang tidak responsif akan mendukung terjadinya situasi yang menimbulkan ketidakberdayaan, yaitu bawahan akan merasa bahwa segala upayanya dalam bekerja tidak akan bermakna. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa guru adalah profesi yang rentan terkena stres. Kondisi yang memprihatinkan adalah stres yang berat, berulang dan sulit diatasi ini dapat menghantarkan individu untuk mengalami kondisi yang lebih buruk dimana apatisme, sinisme, frustrasi, penarikan diri menjadi berkembang. Dalam kondisi ini jelas kualitas guru akan terganggu. Hal inilah yang menjadi alasan dilakukannya studi ini, yaitu untuk melihat lebih jauh lagi variabel-variabel yang dapat menyumbang munculnya sindrom burnout sehingga usaha-usaha untuk pencegahan dapat dilakukan. Berdasarkan uraian diatas peneliti mencoba mengkaji hubungan antara kepribadian hardiness dan dukungan sosial terhadap munculnya burnout guru di SMK RSBI Kabupaten Karanganyar.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah apakah kepribadian hardiness dan dukungan sosial memberi kontribusi terhadap munculnya burnout guru? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menguji secara empirik hubungan antara kepribadian hardiness dan dukungan sosial terhadap burnout guru. 2. Mengetahui berapa besar sumbangan kepribadian hardiness dan dukungan sosial terhadap burnout guru. D. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai burnout guru serta faktor-faktor penyebabnya telah banyak dilakukan. Diantaranya oleh Prawasti dan Napitupulu pada tahun 2002, dalam penelitiannya yang berjudul Peranan Dimensi Gaya Kepemimpinan Atasan Yang Dipersepsi Terhadap Burnout Guru SMU Swasta Di Jakarta. Hasilnya adalah gaya kepemimpinan atasan seperti yang dipersepsi oleh guru berpengaruh terhadap munculnya burnout di kalangan guru SMU swasta di Jakarta. Penelitian tentang burnout guru juga pernah dilakukan oleh Jose M. Otero Lopez, Maria J. Santiago, Agustin Godas, Cristina Castro, Estibaliz Villardefrancos dan Dolores Ponte pada tahun 2008 dengan judul An Integrative Approach to Burnout in Secondary School Teachers: Examining the Role of Student Disruptive Behaviour and Disciplinary Issues. Dari hasil penelitian

8 tersebut diketahui bahwa kepribadian, perilaku siswa yang mengganggu, stress yang diderita oleh guru akibat pengelolaan konflik dan kurangnya dukungan merupakan contributor utama yang dapat menimbulkan burnout guru. Pada tahun 2008 Jose Manuel Otero-Lopez, Maria Jose Santiago Marino dan Cristina Castro Bolano melakukan penelitian yang berjudul An Integrating Approach to The Study of Burnout in University Professors. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi variabel yang berkorelasi dengan burnout. Hasilnya variabel dukungan sosial rekan kerja dan atasan, variabel optimisme, variabel kerepotan sehari-hari, dan variabel kepribadian merupakan faktor penting munculnya burnout. Jose M. Otero-Lopez, Cristina Castro, Estibaliz Villardefrancos dan Maria J. Santiago pada tahun 2009 juga melakukan penelitian yang serupa, dengan judul Job Dissatisfaction And Burnout in Secondary school teachers: Student s Disruptive Behaviour And Conflict Management Examined. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor perilaku siswa yang mengganggu atau tidak disiplin dan sumber stres yang timbul dari pengelolaan konflik antara ketidakpuasan kerja dan burnout pada guru pendidikan menengah. Hasilnya menunjukkan factor perilaku siswa yang mengganggu atau tidak disiplin dan pengelolaan konflik menjadi sumber stres dan burnout pada guru. Selain itu, Syed Mohammad Azeem pada tahun 2010 melakukan penelitian yang berjudul Personality Hardiness, Job Involvement And Job Burnout Among Teachers. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh kepribadian hardiness dan keterlibatan pekerjaan dengan burnout pada Universitas Negeri di

9 India Dari hasil penelitian ini kepribadian hardiness dan keterlibatan pekerjaan berkorelasi terhadap munculnya burnout pada salah satu Universitas Negeri di India. Melihat dari penelitian-penelitian terdahulu yang sudah dilakukan diatas, banyak para ahli dari negara lain yang sudah melakukan penelitian tentang pengaruh tipe kepribadian dan dukungan sosial terhadap burnout guru. Di Indonesia sendiri tampaknya belum ada yang mencoba meneliti tentang hubungan kepribadian hardiness dan dukungan sosial terhadap burnout guru di SMK RSBI. Dari sini peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang burnout guru di SMK RSBI, dimana guru-guru pada SMK RSBI tuntutannya banyak. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Sekolah Dapat digunakan sebagai pedoman dan dasar untuk mengambil kebijakan dalam usaha penanggulangan masalah burnout guru. 2. Bagi Subyek Penelitian Dapat memberikan informasi tentang pengaruh kepribadian hardiness dan dukungan sosial terhadap burnout guru.