BAB I PENDAHULUAN. dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki awal abad ke 20, mulai muncul sebuah trend baru mengenai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu lembaga ke arah yang lebih baik merupakan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kegiatan yang dilakukan oleh organisasi. Semakin tinggi teknologi

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu pengetahuan

BAB 3 ANALISIS SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum OLEH :

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. ketatausahaan atau administrasi kearsipan. Kearsipan adalah hal-hal yang berkenaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdiri sendiri, melainkan sangat berhubungan dengan pihak dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretasi, dan historiografi. Heuristik atau dalam bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu lembaga kearah yang lebih baik merupakan. Dan keinginan setiap individu yang berada di dalam lembaga tersebut,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Medan. Penetapan pembukaan dilakukan dengan surat keputusan Menteri

NASIONALISME DALAM NOVEL 5 cm. KARYA DONNY DHIRGANTORO: ANALISIS STRUKTURALISME SKRIPSI OLEH YASIR ICHWAN NIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Museum disebut sebagai pengawal warisan budaya. Pengawal warisan budaya

Kualitas Pelayanan Pengurusan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah. (Studi Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Karo) SKRIPSI. Oleh, Elvira Rosa Kemit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I Gambaran Singkat Pangkalan SMA Negeri 1 Maniangpajo

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah

BAB I PENDAHULUAN. kerja agar mampu mandiri dan bersaing. Diantara salah satu aspek yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

DAFTAR INFORMAN. : Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. : Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu menjadi suatu paradigma yang sangat kental bagi setiap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan diri, pendidikan merupakan upaya meningkatkan derajat. kompetensi dengan tujuan agar pesertanya adaptable

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang informasi dan komunikasi yang sangat pesat membawa pengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

KEPUTUSAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 329/F/ UNBRAH/VI/2013. Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Budi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang dipelopori oleh Wahidin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT ILMU PEMERINTAHAN

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kerja praktik ini dilakukan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

BAB III METODE PENELITIAN

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN POLITEKNIK KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. kompetensi profesional guru, maka diperoleh harga t. tabel. t dan P value < 0,05 maka ditolak.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

III. METODELOGI PENELITIAN

KEBIJAKAN SPMI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Segala aktivitas manusia didunia ini yang terjadi di masa lampau, sekarang dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan waktu tersebut, manusia dapat belajar dari kejadian masa lalu untuk kehidupan masa kini, dan perencanaan pada masa yang akan datang. Demikian halnya pendidikan, pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai pencipta Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa dalam rangka mempersiapkan masa depan generasi mudah kearah mencapai kemampuan dan daya saing bangsa pada lingkungan global. Pendidikan juga sangatlah berperan dalam memajukan suatu bangsa akan menjadi bangsa yang besar. Untuk itulah dalam era sekarang ini diperlukan sebuah usaha untuk membentuk manusia yang lebih maju. Pendidikan secara sedehana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai nilai-nilai kebudayaan di dalam masyarakat, didalamnya berlangsung suatu proses pendidikan. Oleh sebab itu dapat kita simpulkan pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan

hidupnya 1. Perkembangan teknologi yang demikian pesat dewasa ini menyebabkan persaingan yang semakin kuat dan semakin global. Semua negara berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Untuk mencapai yang terbaik, tentunya semua harus mempunyai pengetahuan yang luas. Dengan kata lain, seseorang peneliti akan dapat pengetahuan atau ilmu dari sekolah (formal) ataupun dari luar sekolah (Informal). Bangku sekolah dimulai dari TK/Play Group, sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama/MTs, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/SMA, hingga bangku kuliah, baik itu Institut, Sekolah Tinggi, Akademi, maupun Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi adalah satuan penduduk yang menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berbentuk Akademik, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut dan Universitas. Pendidikan tinggi diselenggarakan oleh pemerintah dan juga pihak swasta. Dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Perguruan Tinggi Negeri/PTN), Departemen atau Lembaga Pemerintah yang lain (Perguruan Tinggi Kedinasan), dan oleh masyarakat (Perguruan Tinggi Swasta) 2. Perguruan tinggi yang dewasa ini telah mencapai bentuknya yang mapan dan lengkap sebagai universitas, dengan pilarnya kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik, otonomi keilmuan dan pengelolaan, telah memiliki riwayat yang amat panjang. Di Sumatra Utara sendiri sudah banyak universitas yang berdiri, baik itu universitas negeri maupun universitas yang dikelola pihak swasta. Bukan hanya ibukota Sumatera Utara saja yaitu di Medan saja banyak didirikan lembaga 1 Nazili Shaleh Ahmad, Pendidikan dan Masyarakat, Yogyakarta: Bina Usaha, 1989, Hal 53-57 2 Sanusi, dkk, Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Utara, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi kebudayaan Daerah, Medan: 1981, Hal. 10

pendidikan tinggi tetapi disetiap daerah juga berlomba meningkatkan mutu pendidikannya masing-masing dengan cara mendirikan perguruan tinggi. Universitas Karo adalah salah satu universitas swasta yang berada di Sumatra Utara, tepatnya di Kabupaten Karo. Universitas ini sekaligus universitas pertama di Tanah Karo. Berdirinya Universitas Karo adalah penting karena merupakan tonggak sejarah dalam perkembangan pendidikan khususnya pendidikan tinggi di Tanah Karo. Perguruan tinggi yang ada sebelum adanya Universitas Karo tahun 1986 adalah Akademi Hortikultura Tropis Indonesia (AHTI), yang kemudian menjadi benih (embrio) dari Universitas Karo. Timbulnya niat untuk mendirikan perguruan tinggi di Tanah Karo adalah didasari oleh tingginya minat dan potensi lulusan siswa SMA didaerah ini. Pada awal tahun 1980-an ada minat untuk mendirikan perguruan tinggi yang ada di Medan, tetapi tak pernah berhasil. Sejarah berdirinya Universitas Karo diputuskan setelah melalui banyak panel diskusi yang dilakukan para tokoh masyarakat dengan para alumni SMA Negeri Kabanjahe yang didukung Pemerintah Daerah Tingkat II Karo. Pada akhir April 1986 dirumah kolonel (Purn) Nahud Bangun di Medan, dilakukuan pertemuan penting lanjutan dari pertemuan-pertemuan sebelumnya yang melibatkan sejumlah tokoh yang selama ini aktif membahas niat pendirian Perguruan Tinggi di Kabupaten Karo. Para tokoh yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah: 1. Prof. Dr.Payung Bangun, MA 2. Kolonel (Purn) Nahud Bangun 3. Kitab Sembiring, SH

4. HJ. Rehngena Purba,SH 5. Mulia Tarigan 6. Drs. Rajangaku Sitepu 7. Dr. Pengarepen Tarigan 8. Karim kueteh Sembiring, SH 9. Ir. Meneth Ginting, M.A.D.E 10. Reh Malem Sitepu 11. Dr. Ngarap Dat Tarigan. Inilah 11 tokoh masyarakat Karo yang sangat berperan dalam perencanaan pendirian dari Universitas Karo. Dan inilah salah satu pertemuan yang paling berperan dalam sejarah berdirinya Universitas Karo itu sendiri. Dua keputusan penting dalam pertemuan ini, pertama, yaitu setuju didirikannya perguruan tinggi di Tanah Karo dengan nama Universitas Karo (UKA) di Kabanjahe dan kedua, sepakat membentuk Yayasan Karo Simalem sebagai yayasan penyantun Universitas Karo. Maka dengan Akte No 2 Notaris Raskami Sembiring, SH di Medan tanggal 01 Mei 1986 disusun pengurus Yayasan Karo Simalem yang diketuai oleh Ny. Reh Malem Sitepu, setelah tahap penyusunan pengurus maka sampai pada tahap peresmian universitas karo yaitu pada tanggal 20 September 1986 di Kabanjahe. 3 Sejak berdiri, Universitas Karo telah mempunyai lima fakultas yang terdiri dari : Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 3 Reh Malem Sitepu, Sejarah Berdiri dan Perkembangan Universitas Karo, Medan : USU pres 2009.

Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Hukum. Dan kelima fakultas tersebut beserta jurusannya masing-masing terus berkomitmen mengemban tugas Tridharma perguruan tinggi yakni, pengajaran,penelitian, pengabdian pada masyarakat. Penulis merasa tertarik untuk mengkaji Sejarah berdirinya Universitas Karo dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat disekitar Tanah Karo, sehingga penulis memilih judul penelitian yang berjudul Universitas Karo dan pengaruhnya terhadap masyarakat di Kabanjahe (1986-2004). Tahun 1986 dipilih adalah karena pada tahun inilah Universitas Karo berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan sebagai salah satu kampus (perguruan tinggi) pertama di Tanah Karo. Sedangkan penulisan ini dibatasi sampai 2004 adalah karena pada tahun ini Universitas Karo telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan seperti pergantian pimpinan atau rektor yang ketiga kali dan pada tahun ini juga koperasi kampus dibuka. Adapun alasan lain adalah dengan jarangnya orang menulis tentang sejarah berdirinya suatu sekolah tinggi ataupun perguruan tinggi, sehingga didalam penelitian maupun penulisan ini diharapkan masyarakat telah mengetahui sejarah berdirinya, siapa-siapa saja pendirinya, dimana letaknya, kapan mulai didirikan, serta apa peranan Universitas Karo terutama terutama dalam pengembangan pendidikan khususnya di Tanah Karo. Dan yang paling penting apa dan bagaimana pengaruh yang dihasilkan dengan berdirinya Universitas Karo tersebut terhadap masyarakat di Tanah Karo terutama masyarakat sekitar di Kabanjahe.

1.2 Rumusan Masalah Dalam melakukan sebuah penelitian, maka yang menjadi landasan dari penelitian adalah akar masalah yang ada dalam topik yang akan dibahas, hal inilah yang akan dibahas nantinya dalam pembahasan masalah. Akar permasalahan ini penting karena didalamnya telah terdapat konsep yang akan dibawa dalam penelitian dan menjadi alur dalam penulisan nantinya. Sesuai dengan judul yang penulis ajukan yaitu Berdirinya Universitas Karo dan pengaruhnya terhadap masyarakat di Kabanjahe (1986-2004), maka penulis membuat beberapa poin pokok permasalahan yang selanjutnya akan dikaji dalam penelitian dibuat dalam bentuk pertanyaan, antara lain : 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya Universitas Karo tersebut? 2. Bagaimana perkembangan Universitas karo dari tahun 1986-2008? 3. Bagaimana pengaruh Universitas Karo terhadap masyarakat di Tanah Karo? Penelitian ini berusaha memaparkan sejarah Universitas Karo. Maksud dari perkembangan disini adalah perubahan yang terjadi pada universitas tersebut baik dalam mutu pendidikan maupun peningkatan fasilitas, status, dan hal-hal yang berhubungan langsung dengan pendidikan di Universitas Karo. Yulius mengatakan perkembangan itu berarti perubahan keadaan menurut perkembangan tersebut, perkembangan itu tidak harus mengarah pada bentuk perbaikan atau kesempurnaan namun mungkin terjadi sebaliknya 4 4 Yulius, Kamus Baru Indonesia, Surabaya: Usaha Nasional, 1989, Hal 125

1.3. Tujuan dan Manfaat Penilitian Setelah kita mengetahui apa yang menjadi pokok ataupun inti permasalahan yang akan diuraikan penulis setelahnya, maka tibalah saatnya penulis menguraikan apa yang menjadi tujuan dan manfaat dari penulisan penelitian ini. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Menjelesakan bagaimana sejarah berdirinya Universitas Karo. 2. Menjelaskan pengaruh dari berdirinya Universitas Karo terhadap kehidupan masyarakat di Kabanjahe. Sedangkan adapun manfaat penelitian yang di harapkan antara lain sebagai berikut: 1. Bagi Universitas Karo sendiri hasil dari penelitian ini akan menjadi bahan deskripsi dan seluruh mahasiswa akan dapat mengetahui perjalanan kampusnya pada periode tahun 1986 sampainya 2004. 2. Bagi masyarakat umumnya orang tua dan calon mahasiswa yang akan melanjutkan studinya ke dunia mahasiswa, ini akan menjadi profil untuk mengetahui bagaimana Universistas Karo itu sendiri. 3. Menjadi suatu acuan dan juga sebagai penggerak bagi penulis lain lain yang ingin menulis tentang suatu institusi pendidikan, mengingat hal ini kurang menarik minat penulis lainnya. 4. Menambah koleksi sejarah lokal.

1.4. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka sangatlah diperlukan dalam suatu penelitian dimana hal ini dapat berfungsi sebagai sumber pendukung penelitian sehingga hasil penelitian tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan tidak keluar dari rumusan masalah yang telah dibuat. Oleh sebab itulah, bahan yang digunakan menjadi sebuah tuntunan dalam sebuah penelitian. Dalam hal ini, buku yang paling berperan penting dalam menguak segala lika-liku perjalanan Universitas Karo (UKA) adalah Sejarah Berdirinya dan Perkembangan Universitas Karo (1994) yang ditulis oleh Reh Malem Sitepu menjelaskan bahwa universitas karo itu berdiri karena kerjasama dan kepedulian dari tokoh masyarakat pada masa itu. Melalui musyawarah dan mufakat yang dilakukan oleh para tokoh masyarakat dan putra daerah yang berhasil, maka berdirilah universitas di Kabupaten Karo. Universistas yang dikelola Yayasan Karo Simalem ini sekaligus menjadi universitas pertama didaerah tersebut. C.E. Beeby (1981) dalam Pendidikan di Indonesia : Penilaian dan Pedoman Perencanaan banyak menceritakan bagaimana awal mula pendidikan itu di Indonesia meliputi sistem pendidikan, struktur pendidikan, kurikulum, gedung, peralatan, serta buku yang menunjang pendidikan tersebut. Hal ini dipaparkan secara umum dan menyeluruh. Dalam buku ini juga dipaparkan apa tujuan pendidikan menurut pemerintah kita sendiri yang mana pendidikan didasarkan atas prinsip Pancasila yaitu menguasai pengetahuan dan keterampilan serta kecerdasan, kreatif dan bertanggung jawab, mencintai rakyat dan manusia sesamanya dan juga berdedikasi tinggi terhadap masa depan Indonesia.

Adapun buku lain yang mendukung perantara lain buku penelitian ini antara lain Buku Sejarah Pendidikan Daerah Sumatra Utara (1981) yang diterbitkan oleh Departeman Pendidikan dan Kebudayaan; proses inventarisasi dan dokumentasi kebudayaan daerah membahas perkembangan pendidikan di Sumatra Utara secara garis besar diawali dari pendidikan tradisional yang dipengaruhi agama Hindu dan Budha serta pengaruh agama Islam. Pendidikan berlanjut setelah kedatangan bangsa barat dan misi penyebaran agama Kristen serta Trias Politiknya pada abad-20. Pendidikan pada masa ini dikenal dengan pendidikan barat. Setelah itu beralih kependidikan pada masa Jepang dan Indonesia merdeka, dimana pendidikan sudah dikembangkan pihak pemerintah dan juga pihak swasta/asing. 1.5. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu hal penting dan yang tak terpisahkan dari suatu petunjuk teknis. Metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah. Metode sejarah adalah suatu proses yang benar berupa aturan-aturan yang dirancang untuk membantu dengan efektif dalam mendapatkan kebenaran suatu sejarah 5. Metode sejarah bertujuan untuk memastikan dan menganalisis serta mengungkapkan kembali fakta fakta masa lampau. Sejumlah sistematika penulisan yang terangkum didalam metode sejarah sangat membantu setiap penelitian didalam merekonstruksi kejadian pada masa lampau. Adapun beberapa tahapan yang lazim dilakukan dalam metode sejarah adalah sebagai berikut: 5 Gotschalk, Louis, Mengerti Sejarah, Terjemahan Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1985, Hal 143

Tahapan pertama yang dilakukan adalah Heuristik yaitu pengumpulan data atau sumber melalui studi kepustakaan (library research), pengamatan (observasi) lapangan, ataupun studi wawancara yang mana bertujuan untuk menemukan sumbersumber yang diperlukan baik sumber primer dan sumber sekunder. Heuristik juga berarti merupakan suatu keterampilan dalam menemukan, menangani, dan memerinci bibliografi, atau mengklarifikasi dan merawat catatan 6. Dalam hal ini, tidak ada batasan terhadap pengumpulan sumber selama sumber tersebut masih berkaitan dengan masalah yang kita teliti. Tahapan kedua yang dilakukan adalah kritik sumber yaitu usaha yang dilakukan peneliti untuk menyeleksi sumber atau bahan yang dikumpulkan, sehingga akan dihasilkan suatu nilai kebenaran dan keaslian sumber. Dengan kata lain sumber atau data-data akan objektif. Kritik sumber ini dibedakan jadi dua yaitu kritik internal yang menelaah dan menyeleksi kebenaran isi atau fakta baik yang bersifat tulisan (buku, artikel dan arsip) maupun lisan (wawancara). Kritik eksternal yang dilakukan dengan cara pengujian untuk menentukan keaslian sumber baik dari buku maupun wawancara narasumber. Hal ini dilakukan demi menjaga keobjektifan suatu data. Tahapan ketiga yang dilakukan adalah Interpretasi, yaitu suatu tahap peneliti dalam hal menafsir atau menganalisis suatu sumber atau yang ditemukan. Hal ini dilakukan untuk berupaya menghilangkan kesubjektifitasan data, walaupun sebenarnya hal ini tidak dapat di hilangkan secara total. Interpretasi ini diharapkan dapat menjadi data sementara sebelum peneliti menuangkannya dalam penulisan. 6 Hugiono, dan Purwantara, Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 1992 hal 25

1.6. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian dibuat untuk mempermudah penulis dalam proses penelitian. Berdasarkan jadwal ini, seorang penulis dapat meneliti dan menulis hasil penelitiannya. Sehingga tidak ada tindakan yang terkesan terburu-buru dalam penyelesaiannya, melainkan tenang dan sesuai dengan apa yang dijadwalkan. Berikut tabel jadwal kegiatan Penelitian. N Jadwal Bulan o Penelitian I II III IV V VI 1 Heuristik 2 Kritik Sumber 3 Interpretasi 4 Historiografi