MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA PUSAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KONSTITUSI

PERTANYAAN Bagaimanakan kasus Marbury vs Madison Apa alasan John Marshall membatalkan Judiciary Act. Bagaimana pemikiran Yamin tentang Yudisial Review

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : Nama : Adri Suwirman.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN (GBPP) MAGISTER ILMU HUKUM

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Pointers Hakim Konstitusi Prof. Dr. Arief Hidayat, S.H.,M.S. Dalam Acara

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

Sejarah pembentukan Pancasila: - Pembahasan dalam

KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

Cita hukum Pancasila harus mencerminkan tujuan menegara dan seperangkat nilai dasar yang tercantum baik dalam Pembukaan maupun batang tubuh UUD 1945.

Mata Pelajaran Wajib. Oleh 1. Yana Suryana 2. Khilya Fa izia 3. Wahyu Sri Handayani

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

UNDANG UNDANG DASAR TAHUN 1945 AMANAH: MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA

Rancangan Pembelajaran Mata Kuliah Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan.

BAB II MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI BAGIAN DARI KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA. A. Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman Sebelum Perubahan UUD 1945

KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

REVITALISASI PENERAPAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA YANG MULTI KULTUR DAN MULTI RELIGI

SISTEM PEMBAGIAN KEKUASAAN. 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan b. Kelas /Semester : X / Gasal

Analisis Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Mengeluarkan Putusan Yang Bersifat Ultra Petita Berdasarkan Undang-Undangnomor 24 Tahun 2003

UNDANG-UNDANG TERSENDIRI MENGENAI MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT: PERLUKAH? 1

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

BAB VII PENUTUP. Universitas Indonesia. Pembubaran partai..., Muchamad Ali Safa at, FH UI., 2009.

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

NEGARA HUKUM DAN KONSTITUSI

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

AMANDEMEN (amendment) artinya perubahan atau mengubah. to change the constitution Contitutional amendment To revise the constitution Constitutional

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

PANCASILA HAK ASASI MANUSIA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 38/PUU-XV/2017

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 39/PUU-XV/2017

Pendidikan Pancasila Kode Mata Kuliah: UM0092/2 sks Program Studi: S 1 Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar (UUD) menempati tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. mengawal dan menjaga agar konstitusi sebagai hukum tertinggi (the supreme

BAB I PENDAHULUAN. berbagai istilah baik rechtsstaat, rule of law, atau etat de droit. 2 Dalam konteks

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONEIA

ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND TABLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

KEWARGANEGARAAN PENDAHULUAN, KONTRAK KULIAH DAN TERMINOLOGI KEWARGANEGARAAN. Nurohma, S.IP, M.Si. Kontak Dosen

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) hukum kenamaan asal Austria, Hans Kelsen ( ). Kelsen menyatakan

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

PENDIDIKAN PANCASILA. Pendahuluan. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc. Teknik Sipil. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup Bangsa Indonesia. Penjelasan umum Undang-undang Nomor

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PEMETAAN SK KD. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan pengertian norma, kebiasaan dan adat istiadat. Menjelaskan manfaat norma

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

KONSEPSI KAJIAN PKN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARANNYA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

Majalah Hukum Forum Akademika

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 57/PUU-XV/2017

Dua unsur utama, yaitu: 1. Pembukaan (Preamble) ; pada dasarnya memuat latar belakang pembentukan negara merdeka, tujuan negara, dan dasar negara..

Selasa, 17 November 2009 HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI

Green Constitution Sebagai Upaya Untuk Menguatkan Norma Lingkungan Hidup Oleh: Meirina Fajarwati *

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA PUSAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KONSTITUSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara hukum tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Modul ke: PANCASILA 1FEB PENGANTAR PANCASILA. Fakultas. Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Program Studi MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM-UII-AA-FKA-05/R0 Tanggal Revisi : 25 Juli 2011 Tanggal Berlaku : 1 September 2011

Bab IV Penutup BAB IV PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Alokasi Waktu. Sumber Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar tahun Hal ini berarti bahwa dalam

KISI -KISI UJIAN SEKOLAH (UTAMA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. perang Dunia II dan pada waktu pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Surakarta, Agustus 2010 Penyusun. Dr. Tjipto Subadi, M.Si

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

Macam-macam konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Pengujian Peraturan Perundang-undangan. Herlambang P. Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 30 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya.

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Transkripsi:

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Laporan Evaluasi Pemahaman Materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi pada Kegiatan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Ketua OSIS SMA Se-DKI Jakarta Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi Tahun 2016

Laporan Evaluasi Pemahaman Materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi pada Kegiatan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Ketua OSIS SMA Se-DKI Jakarta A. Latar Belakang Pusdik Pancasila dan Konstitusi telah menjadi bagian dari fungsi Mahkamah Konstitusi dalam mengawal konstitusi (peran sebagai the guardian of constitution). Beriringan dengan fungsi tersebut, Mahkamah juga berfungsi dalam melindungi hak asasi manusia (the protector of the human rights) dan pelindung hak konstitusional warga negara (the protector of the constitutional citizen s rights) sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945. Sebagai konsekuensi dari wewenang dan fungsinya tersebut di atas, MK memiliki tanggungjawab dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang nilai-nilai konstitusi dan hak-hak konstitusional warga negara. Nilai-nilai konstitusi bersumber dari nilai dasar (core value) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Pemahaman tentang nilai dasar yang dijabarkan sebagai nilai konstitusional akan membuka pemahaman masyarakat untuk melihat secara jelas keberadaan Pancasila sebagai pandangan hidup, dasar negara dan ideologi nasional. Masyarakat akan semakin menyadari bahwa Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita kemerdekaannya. Pancasila merupakan ideologi terbuka yang harus senantiasa dijaga agar tetap menjadi open and living ideology. Sebagai ideologi terbuka Pancasila memiliki nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis. Oleh karena itu diperlukan upaya strategis guna menjaga dan melestarikan nilai dasar Pancasila dan perwujudannya dalam nilai instrumental dan nilai praksis seiring dengan perkembangan dan dinamika masyarakat bangsa Indonesia. Usia remaja, merupakan target yang diutamakan dalam membangun karakter bangsa sesuai dengan falsafah Pancasila. Siswa/siswi SMA diharapkan bisa menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki kewajiban dalam mencapai tujuan bangsa dan negara sesuai dengan Pembukaan UUD 1945. Mewujudkan tujuan tersebut, Mahkamah Konstitusi bekerja sama dengan Klinik Pancasila untuk menyelenggarakan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Ketua OSIS SMA Se-DKI Jakarta. Kegiatan ini utamanya ditujukan untuk membangun karakter pemuda yang berdasarkan Pancasila. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan tersebut, Pusdik Pancasila dan Konstitusi bermaksud untuk melaksanakan evaluasi tentang program pendidikan yang telah dijalankan selama ini. Lebih spesifik lagi, kegiatan ini dilaksanakan untuk mengukur tingkat pemahaman hak konstitusional warga negara pada peserta pendidikan yang telah memperoleh pendidikan di Pusdik Pancasila dan Konstitusi. Hipotesis awal dalam pengukuran pemahaman mengenai materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi adalah bahwa materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi dapat meningkatkan pemahaman peserta akan Pancasila dan Konstitusi. 2

B. Karakteristik Peserta Peserta Sosialisasi merupakan Ketua OSIS SMA Se-DKI Jakarta. Jumlah keseluruhan peserta sebanyak 144 peserta. Peserta merupakan siswa/siswi kelas XI dengan rata-rata usia 16 tahun. Peserta dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada peserta berjenis kelamin perempuan. Adapun jumlah laki-laki dalam Sosialisasi ini sebanyak 60 % dan jumlah peserta dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 40 %. Dari keseluruhan peserta yang mengikuti kegiatan sosialisasi, sebanyak 130 peserta yang mengerjakan soal pretest. 12 peserta tidak bisa diidentifikasi keabsahannya, hal ini disebabkan karena peserta tidak mengisi identitas dengan semestinya dan tidak hadir ketika pretest. Sedangkan peserta yang mengerjakan soal posttest sebanyak 122 peserta. Sehingga hanya 122 lembar jawaban yang bisa diidentifikasi. Begitu pula dengan analisa data hanya bisa dilakukan pada 122 peserta. C. Materi Pendidikan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Ketua OSIS SMA Se-DKI Jakarta diselenggarakan selam 2 (tiga) hari dengan penyampaian materi sebanyak 5 (lima) materi diklat sebagai berikut : 1. Mahkamah Konstitusi dalam Sistem Ketatanegaraan RI 2. Implementasi Pancasila 3. Konstitusi dan Konstitusionalisme 4. Hak dan Kewajiban Bela Negara 5. Kami Pancasila Is D. Pengumpulan Data Pengukuran pemahaman materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi pada peserta Ketua OSIS SMA menggunakan metode Pretest dan Posttest. Soal Pretest dan Posttest disusun berdasarkan materi utama Pendidikan Pancasila dan Konstitusi, yang terdiri dari 5 (lima) pokok materi diklat sebagai berikut : 1. Pancasila 2. Konstitusi dan Konstitusionalisme 3. Negara Hukum dan Konstitusi 4. Sistem Pemerintahan Negara 5. Mahkamah Konstitusi Adapun konsep instrument (soal Pretest dan Posttest) yang disusun berdasarkan materi tersebut terdiri dari beberapa komposisi yang digambarkan dalam Tabel 1. Komposisi Instrumen Pretest dan Posttest.(Lampiran 1) 3

E. Analisis Data Penghitungan skor pretest dan posttest menggunakan analisa T Hitung dengan signifikansi 0,05 yang berarti bahwa tingkat kepercayaan untuk memperoleh kebenaran dalam pengukuran adalah 95 %. Untuk mengetahui signifikansi hasil analisa menggunakan perbandingan antara hasil T Hitung dengan T Tabel. Jumlah responden yang bisa dianalisa sejumlah 122 (N), sehingga df (N-1) adalah 121. T Tabel untuk df (122) menunjukkan nilai 1,658. Hasil analisa T Hitung untuk df (121) diperoleh nilai 3,082. Apabila dibandingkan, terlihat bahwa nilai T Hitung (3,082) jauh melebihi T Tabel (1,658). Hal itu berarti bahwa ada peningkatan pemahaman peserta terhadap materi Pendidikan Pancasila dan Konstitusi dari sebelum Pendidikan dengan sesudah Pendidikan. Dari hasil tersebut tampak bahwa sesuai hasil analisa T Hitung, menunjukkan bahwa Hipotesis Awal (H 0) diterima. Hasil Pretest dan Posttest menunjukkan beberapa temuan terhadap nilai masing-masing indikator materi diklat. Berikut analisa hasil Pretest dan Posttest berdasarkan indikator materi diklat. 1. Materi Pancasila Materi Pancasila terdiri dari 3 (tiga) indikator, diantaranya adalah Sejarah dan Hakekat Pancasila; Konsep, Prinsip, dan Nilai Pancasila; dan Implementasi dan Aktualisasi Pancasila. Diantara ketiga indikator tersebut, terdapat 1 soal untuk indikator pertama, sedangkan untuk indikator kedua dan ketiga terdapat 2 soal sehingga jumlah soal untuk materi diklat sebanyak 5 item. Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 122 orang, sebanyak 50,92 % yang menjawab benar dengan rincian, 40,77 % peserta menjawab benar pada indikator Sejarah dan Hakekat Pancasila; 43,85 % peserta pada indikator Prinsip, dan Nilai Pancasila item pertama; 57,69 % peserta pada indikator Prinsip, dan Nilai Pancasila item kedua; 83,08 % peserta pada indikator Implementasi dan Aktualisasi Pancasila item pertama; dan 29,23 % peserta pada indikator Implementasi dan Aktualisasi Pancasila item kedua. Sebagai pengukuran awal (pretest) menunjukkan bahwa lebih dari 50 % peserta menjawab benar pertanyaan untuk materi Pancasila. Hasil posttest yang dikerjakan oleh 122 peserta menunjukkan hasil sebanyak 60,35 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masing-masing indikator adalah 45,61 % peserta menjawab benar pada indikator Sejarah dan Hakekat Pancasila; 52,63 % peserta pada indikator Prinsip, dan Nilai Pancasila item pertama; 75,44 % peserta pada indikator Prinsip, dan Nilai Pancasila item kedua; 93,86 % pada indikator Implementasi dan Aktualisasi Pancasila item pertama; dan 34,21 % pada indikator Implementasi dan Aktualisasi Pancasila item kedua. Tampak bahwa lebih dari 60% peserta menjawab dengan benar Pancasila dalam hasil mengerjakan soal posttest. 2. Materi Konstitusi dan Konstitusionalisme Materi Konstitusi dan Konstitusionalisme terdiri dari 5 (lima) indikator, diantaranya adalah Pengertian Konstitusi dan Konstitusionalisme; Sejarah Konstitusi Indonesia; Perkembangan 4

Konstitusi; Supremasi Konstitusi; dan UUD 1945. Masing-masing indikator terdapat 1 item pertanyaan, sehingga jumlah soal untuk materi Konstitusi dan Konstitusionalisme sebanyak 5 item. Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 122 orang, sebanyak 52,62 % yang menjawab benar pada materi diklat Konstitusi dan Konstitusionalisme. Sangat sedikit sekali peserta yang menjawab dengan benar pada indikator Pengertian Konstitusi dan Konstitusionalisme, yaitu hanya 3,85 % peserta. Sedangkan pada indikator Sejarah Konstitusi Indonesia sebanyak 38,46 % peserta. Terlihat hasil yang cukup besar pada indikator Perkembangan Konstitusi, yaitu sebanyak 77,69 % peserta menjawab benar. Diikuti pada indikator Supremasi Konstitusi sebanyak 63,08 % peserta. Dan 80 % peserta menjawab benar pada indikator UUD 1945. Hasil posttest yang dikerjakan oleh 122 peserta menunjukkan hasil yang meningkat dari pretest, yaitu sebanyak 64,56 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masingmasing indikator adalah 4,39 % dari sebelumnya hanya 2,31 % peserta menjawab benar pada indikator Pengertian Konstitusi dan Konstitusionalisme; 54,39 % peserta menjawab benar pada indikator Sejarah Konstitusi Indonesia; 85,96 % peserta pada indikator Perkembangan Konstitusi; 90,35 % pada indikator Supremasi Konstitusi; dan 87,72 % pada indikator UUD 1945. 3. Materi Negara Hukum dan Demokrasi Materi Negara Hukum dan Demokrasi terdiri dari 5 (lima) indikator, diantaranya adalah Perkembangan konsep negara hukum dan demokrasi; Rule of Law, Rechtstaat, dan Negara Hukum Pancasila; Unsur-unsur negara hukum dan negara demokrasi; Pengaturan negara hukum dan demokrasi dalam UUD 1945; dan Praktik negara hukum dan demokrasi di Indonesia. Masing-masing indikator terdiri dari 1 item pertanyaan, sehingga jumlah soal untuk materi diklat Negara Hukum dan Demokrasi sebanyak 5 item. Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 122 orang, hanya sebanyak 26,46 % yang menjawab benar dengan rincian, 52,31 % peserta menjawab benar pada indikator Perkembangan konsep negara hukum dan demokrasi; 12,31 % peserta pada indikator Rule of Law, Rechtstaat, dan Negara Hukum Pancasila; 40 % peserta pada indikator Unsur-unsur negara hukum dan negara demokrasi; 27,69 % peserta pada indikator Pengaturan negara hukum dan demokrasi dalam UUD 1945; dan tidak satupun peserta menjawab benar pada indikator Praktik negara hukum dan demokrasi di Indonesia. Terdapat hasil yang menarik pada saat pretest, rata-rata peserta yang menjawab benar jauh di bawah 50 %. Terdapat peningkatan terhadap hasil posttest yang dikerjakan oleh 122 peserta menunjukkan hasil rata-rata sebanyak 32,28 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masing-masing indikator adalah 67,54 % peserta menjawab benar pada indikator Perkembangan konsep negara hukum dan demokrasi; 9,65 % peserta pada indikator Rule of Law, Rechtstaat, dan Negara Hukum Pancasila; 58,77 % peserta pada indikator Unsurunsur negara hukum dan negara demokrasi; 25,44 % pada indikator Pengaturan negara 5

hukum dan demokrasi dalam UUD 1945; dan 0 % pada indikator Praktik negara hukum dan demokrasi di Indonesia. Tampak hasil yang berbeda dengan item lain, pada indikator Praktik negara hukum dan demokrasi di Indonesia, tidak ada peningkatan jumlah peserta yang menjawab benar pada indikator tersebut. 4. Materi Sistem Pemerintahan Negara Materi Sistem Pemerintahan Negara terdiri dari 4 (empat) indikator, diantaranya adalah Pengertian sistem pemerintahan; Pembagian sistem pemerintahan; Pengertian sistem pemerintahan dalam konstitusi di Indonesia; dan Praktek sistem pemerintahan di Indonesia. Diantara empat indikator tersebut, terdapat 1 soal untuk indikator Pengertian sistem pemerintahan; Pembagian sistem pemerintahan; Pengertian sistem pemerintahan dalam konstitusi di Indonesia, sedangkan untuk indikator Praktek sistem pemerintahan di Indonesia terdapat 2 item pertanyaan. Jumlah soal untuk materi diklat Sistem Pemerintahan Negara sebanyak 5 item. Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 122 orang, sebanyak 26,31 % yang menjawab benar dengan rincian, 26,92 % peserta menjawab benar pada indikator Pengertian sistem pemerintahan; 58,46 % peserta pada indikator Pembagian sistem pemerintahan; 1,54 % peserta pada indikator Pengertian sistem pemerintahan dalam konstitusi di Indonesia; 44,62 % peserta pada indikator Praktek sistem pemerintahan di Indonesia item pertama; dan 0 % peserta pada indikator Praktek sistem pemerintahan di Indonesia item kedua. Hal ini menunjukkan fakta yang menarik bahwa jauh kurang dari 50% dari jumlah peserta yang memiliki pemahaman terhadap materi Sistem Pemerintahan Negara. Hasil posttest yang dikerjakan oleh 122 peserta menunjukkan hasil sebanyak 43,33 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masing-masing indikator adalah 36,84 % peserta menjawab benar pada indikator Pengertian sistem pemerintahan; 65,79 % peserta pada indikator Pembagian sistem pemerintahan; 2,63 % peserta pada indikator Pengertian sistem pemerintahan dalam konstitusi di Indonesia; 65,79 % pada indikator Praktek sistem pemerintahan di Indonesia item pertama; dan 45,61 % pada indikator Praktek sistem pemerintahan di Indonesia item kedua. Terdapat peningkatan rata-rata jumlah peserta yang menjawab dengan benar pada materi diklat Sistem Pemerintahan Negara, terkecuali pada indikato Praktek sistem pemerintahan di Indonesia item kedua. 5. Materi Mahkamah Konstitusi Materi Mahkamah Konstitusi terdiri dari 3 (tiga) indikator, diantaranya adalah Sejarah Konstitusi; Wewenang Mahkamah Konstitusi; dan Putusan Mahkamah Konstitusi. Diantara ketiga indikator tersebut, terdapat masing-masing 2 soal untuk indikator Sejarah Konstitusi dan Wewenang Mahkamah Konstitusi, sedangkan untuk indikator Putusan Mahkamah Konstitusi terdapat 1 soal sehingga jumlah soal untuk materi diklat Mahkamah Konstitusi sebanyak 5 item. 6

Dari total peserta yang mengerjakan soal pretest, yaitu sebanyak 122 orang, sebanyak 45,08 % yang menjawab benar dengan rincian, 9,23 % peserta menjawab benar pada indikator Sejarah Konstitusi item pertama; 72,31 % peserta pada indikator Sejarah Konstitusi item kedua; 20,77 % peserta pada indikator Wewenang Mahkamah Konstitusi item pertama; 84,62 % peserta pada indikator Wewenang Mahkamah Konstitusi item kedua; dan 38,46 % peserta pada indikator Putusan Mahkamah Konstitusi. Berdasarkan hasil tersebut tampak bahwa jumlah rata-rata peserta yang menjawab pertanyaan dengan benar pada materi diklat Mahkamah Konstitusi di bawah 50 %. Hasil posttest yang dikerjakan oleh 122 peserta menunjukkan hasil sebanyak 57,19 % menjawab dengan benar. Adapun rincian untuk masing-masing indikator adalah 17,54 % peserta menjawab benar pada indikator Sejarah Konstitusi item pertama; 80,70 % peserta pada indikator Sejarah Konstitusi item kedua; 38,60 % peserta pada indikator Wewenang Mahkamah Konstitusi item pertama; 91,23 % pada indikator Wewenang Mahkamah Konstitusi item kedua; dan 57,89 % pada indikator Putusan Mahkamah Konstitusi. Berdasarkan hasil posttest, tampak bahwa terdapat peningkatan yang besar pada indikator Wewenang Mahkamah Konstitusi item pertama. F. Kesimpulan Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Pemahaman Hak Konstitusional Warga Negara bagi Ketua OSIS SMA Se-DKI Jakarta telah terbukti memberikan konstribusi dalam upaya meningkatkan pemahaman hak konstitusional warga negara. Kontribusi tersebut terlihat dalam pengukuran pretest dan posttest terhadap materi pendidikan yang diberikan kepada peserta selama sosialisasi dilaksanakan. Cisarua, April 2016 Mengetahui, Kepala Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi Kepala Sub Bidang Program dan Evaluasi Noor Sidharta 19640905 199002 1 004 Ardiansyah Salim 19790702 200604 1 003 7