PANDUAN PELAYANAN TAHAP TERMINAL BAB I DEFINISI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

Ditetapkan Tanggal Terbit

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang

KEHILANGAN DAN BERDUKA. Adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

Panduan Identifikasi Pasien

PEMINDAHAN PASIEN. Halaman. Nomor Dokumen Revisi RS ASTRINI KABUPATEN WONOGIRI 1/1. Ditetapkan, DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI.

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE )

IDENTIFIKASI PASIEN TERMINAL

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MEMASANG KATETER. A. PENGERTIAN Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan urine.

TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN

PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR)

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PERAWATAN JENAZAH DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psiko-sosial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

PANDUAN PELAYANAN PASIEN DENGAN ALAT PENGIKAT (RESTRAINT) RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB IV ANALISIS PROBLEM PSIKOLOGIS PASIEN PRA DAN PASCA MELAHIRKAN DAN PELAKSANAAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

PENYAKIT TERMINAL PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM MENGARTIKAN KEMATIAN, 1. Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Prosedur Penilaian Pasca Sedasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di rumah sakit. Anak biasanya merasakan pengalaman yang tidak menyenangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

NEONATUS BERESIKO TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Unit perawatan intensif atau yang sering disebut Intensive Care Unit

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

PANDUAN TRANSPORTASI PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA KEMANG NOMOR : 056/SK/DIR/5/2017 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN ASESMEN PASIEN RSIA KEMANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memengaruhi status kesehatan yaitu pelayanan kesehatan, perilaku,

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan

LAPORAN PENDAHULUAN (LP) ISOLASI SOSIAL

PENGERTIAN TUJUAN. Kriteria Penyakit Terminal 04/06/2012. Joko Susanto Akademi Keperawatan Kabupaten Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011).

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

Digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain

BAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasien di ruang ICU (Intensive Care Unit) adalah pasien dalam keadaan

Pertolongan Pertama. pada Keracunan Pestisida

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

OLEH MEYRIA SINTANI NIM : C. 04a. 0314

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

MODUL PALIATIF RSCM RUDI PUTRANTO TIM PALIATIF RUMAH SAKIT DR CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

Dr. H. Lilian B Koord. Blok Kedokteran Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

SOP/ PROTAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

RSU MITRA SEJATI PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI

BAB I DEFINISI A. PENGERTIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp.

BAB I DEFINISI BAB II RUANG LINGKUP

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus

BAB I PENDAHULUAN. berupa fisik, mental dan atau spiritual (Kemp, 2009). Selain kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PANDUAN PELAYANAN TAHAP TERMINAL BAB I DEFINISI 1. Latar Belakang Kehilangan dan kematian adalah peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat universal dan unik secara individual.hidup adalah seragkaian kehilangan dan pencapaian.dukacita adalah respon alamiah terhadap kehilangan. Penting artinya untuk diperhatikan bahwa apapun yang dikatakan disini tentang proses dukacita dan kehilangan yang terdapat dalam perspektif social dan historis mungkin berubah sepanjang waktu dan situasi. Menjadi tua adalah proses alamiah yang akan dihadapi oleh setiap mahluk hidup dan meninggal dengan tenang adalah dambaan setiap insan. Namun sering kali harapan dan dambaan tersebut tidak tercapai. Kondisi terminal merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami sakit atau penyakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh dan menuju pada proses kematian dalam 6 (enam) bulan atau kurang. Dalam masyarakat kita, umur harapan hidup semakin bertambah dan kematian semakin banyak disebabkan oleh penyakit-penyakit degeneratif seperti kanker dan stroke. Pasien dengan penyakit kronis seperti ini akan melalui suatu proses pengobatan dan perawatan yang panjang. Jika penyakitnya berlanjut maka suatu saat akan dicapai stadium terminal yang ditandai dengan oleh kelemahan umum, penderitaan, ketidak berdayaan, dan akhirnya kematian. Psoses terjadinya kematian diawali dengan munculnya tanda-tanda yaitu sakaratul maut dalam istilah disebut dying. Untuk itu perlu adanya pendampingan terhadap pasien yang menghadapi sakatarul maut ( Dying). Pada tahap pelayanan terhadap pasien dalam kondisi terminal juga bisa dikondisikan pasien dalam kondisi sakaratul maut sehingga seluruh aspek pelayanan dan perawatan pada pasien berada dalam kondisi seperti ini dapat disamakan. Bimbinglah orang yang hendak mati mengucapkan ( kalimat/perkataan) : Tiada Tuhan Selain Allah (HR. Muslim). Angat penting diketahui untuk kita, sebagai tenaga kesehatan tentang bagaimana cara menangani pasien yang menghadapi sakaratul maut. Inti dari penanganan pasien yang menghadapi sakaratul maut adalah dengan memberikan perawatan yang tepat seperti memberikan perhatian yang lebih terhadap pasien sehingga pasien dan keluaga lebih sabar dan ikhlas dalam menghadapi kondisi sakaratul maut. Untuk meningkatkan pelayanan akan kebutuhan yang unik ini rumah Sakit diperlukan suatu Panduan. Buku panduan tersebut diharapkan dapat menjadi pegangan atau acuan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien tahap terminal secara komprehensip dan juga terhadap pasien dalam kondisi sakaratul maut di RS.. Tujuan Menghargai nilai yang dianut pasien, agama, dan preferensi budaya. Mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam aspek pelayanan kesehatan. Memberikan respon pada hal psikologis, emosional, spiritual, dan budaya dari pasien dan keluarganya. Diharapkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Cara Menangani Pasien Yang Sakaratul Maut atau Hampir Meninggal. Pengertian

Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan untuk pasien yang mengalami sakit atau penyakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh dan menuju pada proses kematian dalam 6 (enam) bulan atau kurang. Pasien yang berada pada tingkat akhir hidupnya memerlukan pelayanan yang berfokus akan kebutuhannya yang unik. Pasien dalam tahap ini dapat menderita gejala lain yang berhubungan dengan proses penyakit atau terapi kuratif atau memerlukan bantuan berhubungan dengan faktor psikososial, agama, dan budaya yang berhubungan dengan proses kematian. Keluarga dan pemberi layanan dapat diberikan kelonggaranmelayani pasien tahap terminal dan membantu meringankan rasa sedih dan kehilangan. Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi.kematian adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau mengikuti priode sakit yang panjang. Terkadang kematian menyerang usia muda tetapi selalu menunggu yang tua. Kondisi terminal adalah: Suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu. (Carpenito,1995 ) Pasien Terminal adalah pasien pasien yang dirawat, yang sudah jelas bahwa mereka akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk. (P.J.M. Stevens, dkk,hal 282, 1999 ) Pendampingan dalam proses kematian adalah Suatu pendampingan dalam kehidupan karena mati itu termasuk bagian dari kehidupan.manusia dilahirkan, hidup beberapa tahun, dan akhirnya mati. Manusia akan menerima bahwa itu adalah kehidupan, dan itu memang akan terjadi, kematian adalah akhir dari kehidupan ( P.J.M. Stevens, dkk, 282,1999 ). Sakaratul Maut (Dying) merupakan kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu untuk meninggal. Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan terhentinya aktifitas otak atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap. Selain itu, dr.h.ahmadi NH,Sp.KJ juga mendefininisikan Death : 1. Hilangnya fase sirkulasi dan respirasi yang irreversible. 2. Hilangnya fase keseluruhan otak, termasuk batang otak. Dying dan death merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta merupakan suatu fenomena tersendiri. Dying lebih ke arah suatu proses, sedangkan death merupakan dari hidup. ( Eny Retna Ambarawati, 2010). BAB TATA LAKSANA Pada tata laksana pelayanan pada pasien yang mengalami tahap terminal dan sakaratul maut ini dapat dilihat hal-hal yang berkaitan seperti : Diskripsi Rentang Pola Hidup Sampai Menjelang Kematian Pandangan pengetahuan tentang kematian yang dipahami oleh seseorang berbeda-beda. Adapun seorang ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang deskripsi rentang pola hidup sampai menjelang kematian adalah Martocchio. Menurut Martocchio, rentang pola hidup sampai menjelang kematian sebagai berikut :

1. Pola Puncak dan lembah Pola ini karakteristik periodik yang sangat tinggi (puncak) dan periode krisis (lemah). Pada kondisi puncak, pasien benar-benar merasakan harapan yang tinggi atau besar. Sebaliknya pada periode lemah, klien merasa sebagai kondisi yang menakutkan sampai bisa menimbulkan depresi. 2. Pola dataran yang turun Karakteristik dari pola ini adalah adanya sejumlah tahapan dari kemunduran yang terus bertambah dan tidak terduga, yang terjadi selama atau setelah periode kesehatan yang stabil serta berlangsung pada waktu yang tidak bisa di pastikan. 3. Pola tebing yang menurun Karakteristik dari pola ini adalah adanya kondisi penurunan yang menetap atau stabil, yang menggambarkan semakin buruknya kondisi. Kondisi ini dapat diramalkan dalam waktu yang bisa diperkirakan baik dalam ukuran jam atau hari. Kondisi ini lazim ditemui di unit Khusus (Intensive Care Unit). 4. Pola landai yang turun sedikit-sedikit Karakteristik dari pola ini kehidupan yang mulai surut dan hampir tidak teramati sampai akhirnya mengebat menuju maut. Perkembangan Persepsi Tentang Kematian Didalam kehidupan masyarakat dewasa, kematian adalah sesuatu yang sangat menakutkan. Sebaliknya, pada anak-anak usia 0-7 tahun kematian itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, yang ada dipikirannya kematian adalah sesuatu hal yang hanya terjadi pada orang tua yang sakit. Mereka sangat acuh sekali dengan kematian. Seiring dengan perkembangan usianya menuju kedewasaan, mereka mengerti tentang apa itu kematian. Karena itu berkembanglah klasifikasi tentang kematian menurut umur yang didefinisikan oleh Eny Retna Ambarwati, yaitu : Bayi 5 tahun Tidak mengerti tentang kematian, keyakinan bahwa mati adalah tidur atau pergi yang temporer. 5-9 tahun Mengerti bahwa titik akhir orang yang mati dapat dihindari. 9-12 tahun Mengerti bahwa mati adalah akhir dari kehidupan dan tidak dapat dihindari, dapat mengekspresikan ideide tentang kematian yang diperoleh dari orang tua atau dewasa lainnya. 12-18 tahun Mereka takut dengan kematian yang menetap, kadang-kadang memikirkan tentang kematian yang dikaitkan dengan sikap religi. 18-45 tahun Memiliki sikap terhadap kematian yang dipengaruhi oleh religi dan keyakinan

45-65 tahun Menerima tentang kematian terhadap dirinya. Kematian merupakan puncak kecemasan 65- tahun ke atas Takut kesakitan yang lama. Kematian mengandung beberapa makna : terbebasnya dari rasa sakit dan reuni dengan anggota keluarga yang telah meninggal. Ciri-ciri pokok pasien yang akan meninggal Pasien yang menghadapi sakaratul maut akan memperlihatkan tingkah laku yang khas antara lain : 1. Penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur angsur yang dimulai pada gerakan paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan, ujung hidung, yang terasa dingin dan lembab. 2. Kulit nampak kebiru biruan kelabu atau pucat 3. nadi mulai tak teratur lemah dan pucat 4. terdengar suara mendengkur disertai gejala nafas cyene nokes 5. menurunnya tekanan darah peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa nyeri bila ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi dari individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang tadinya kelihatan cemas tampak lebih pasrah menerima. Tatalaksana kegiatan pelayanan pada tahap terminal akhir hidup di rumah sakit.. terdiri antara lain : menghormati keputusan dokter untuk tidak melanjutkan pengobatan dengan persetujuan pasien dan atau keluarganya melakukan asesmen dan pengelolaan yang sesuai terhadap pasien dalam tahap terminal. Problem yang berkaitan dengan kematian antara lain: 1. problem fisik berkaitan dengan kondisi atau penyakit terminalnya 2. problem psychology, ketidakberdayaan, kehilangan kontrol, ketergantungan, dan kehilangan diri dan harapan. 3. Problem sosial isolasi dan perpisahan 4. problem spiritual 5. ketidak sesuaian antara kebutuhan dan harapan dengan perlakuan yang didapat ( dokter, perawat, keluarga dan sebagainya ) memberikan pelayanan dan perawatan pada pasien tahap terminal dengan hormat dan respect melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri, secara primer atau sekunder serta memberikan pengobatan sesuai permintaan pasien dan keluarga menyediakan akses terapi lainnya yang secara realistis diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup pasien, yang mencakup terapi alternatif atau terapi non tradisional melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan aspek budaya pasien dan keluarga. Melakukan asesmen status mental terhadap keluarga yang ditinggalkan serta edukasi terhadap mekanisme penanganannya.

Peka dan tanggap terhadap harapan keluarganya menghormati hak pasien untuk menolak pengobatan atau tindakan medis lainnya. Mengikutsertakan keluarga dalam pemberian pelayanan Layanan tahap akhir di rumah sakit dilakukan di instalasi gawat darurat dan di unit rawat inap. Adapun proses operasional pelayanan ini atau asesmen pasien tahap terminal dilakukan oleh perawat /bidan dengan kualifikasi lulusan d3 / D4 / S1 keperawatan atau kebidanan yang mempunyai surat tanda registrasi ( STR ) dan bekerja di rumah sakit. minimal 6 bulan, yang meliputi intervensi atau mengurangi rasa sakit, gejala primer, dan atau sekunder, mencegah gejala dan komplikasi sedapat mungkin intensitas dalam hal masalah psikologis, pasien dan keluarga, masalah emosional dan kebutuhan spiritual mengenai kematian dan kesusuhan, intervensi dalam masalah keagamaan dan aspek budaya pasien dan keluarga, serta mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam pemberian pelayanan. Instalasi Gawat DaruratFasilitas Pelayanan pada tahap terminal meliputi : Fasilitas yang ada : 1. Monitor 2. ECG 3. Defibrilator 4. Ambubag (VSM) 5. Masker oksigen & Tabung Oksigen 6. Suction set 7. Endoctracheal tube 8. Kateter 9. Pipa endotracheal 10. Nasogastric tube (NGT) 11. Disposible Spuit 12. Alkohol swab 13. Injeksi Plug 14. Wing niddle 15. Infus set 16. Injeksi analgesic 17. Obat-obatan resusitasi (adrenalin, dopamin, sulfas atropin, dan lain-lain) Unit Rawat Inap (termasuk ICU) Fasilitas yang ada : 1. Monitor (ICU) 2. ECG 3. Defibrilator 4. Ventilator (ICU) 5. Ambubag (VSM) 6. Masker oksigen dan tabung oksigen 7. Suction set 8. Endotrakeal tube 9. Kateter

10. Pipa endotracheal 11. Nasogastric tube (NGT) 12. Disposible spuit 13. Alkohol swab 14. Injeksi Plug 15. Wing niddle 16. Infus set 17. Injeksi Analgesik 18. Obat-obatan resusitasi (adrenalin, dopamin, sulfas atropin, dan lain-lain). Unit rawat inap lainnya : Bila kondisi pasien yang terminal atau sakratul maut menempati ruang biasa seperti zaal, maka pasien ditempatkan pada bagian pinggir dekat jendela, dan ditemani oleh keluarga dan dimonitor oleh perawat sebagai penanggung jawab untuk mengontrol kondisi pasien, dan bila sewaktu-waktu mengalami perubahan kondisi dan melaporkan pada Dokter Penanggung Jawab Pasien atau dokter jaga IGD untuk memastikan kondisi pasien. Bila pasien meninggal dunia, maka dilakukan tindakan perawatan pasien setelah meninggal dunia atau perawatan jenazah, dengan tujuan : Membersihkan dan merapikan jenazah, memberikan penghormatan terakhir dan rasa puas kepada sesama insani. Peralatan yang diperlukan : 1. Celemek atau Skort 2. Verban atau kassa gulung 3. Pinset 4. Sarung tangan 5. Gunting perban 6. Bengkok atau piala ginjal 1 7. Baskom 2 8. Waslap 2 9. Kantong plastik kecil (tempat perhiasan) 10. Kartu identitas pasien atau gelang identitas 11. Kain Kafan 12. Kapas lipat lembab dalam koran 13. Kasa berminyak dalam kom 14. Kapas lipat kering dalam kom 15. Kapas berminyak (Baby oil) dalam kom 16. Kapas alkohol dalam kom 17. Lysol 2-4% 18. Ember bertutup I Prosedur : 1. Memberitahukan pada keluarga pasien 2. Mempersiapkan peralatan dan dekatkan ke jenazah 3. Mencuci tangan

4. Memakai celemek atau skort 5. Memakai hands scoon 6. Melepas perhiasan dan benda-benda berharga lain diberikan kepada keluarga pasien (dimasukkan dalam kantong plastik). 7. Melepaskan peralatan invasif (selang, kateter, NGT tube dan lain-lain) 8. Membersihkan mata pasien dengan kassa, dan ditutup dengan kapas berminyak. 9. Membersihkan bagian hidung kassa, dan ditutup dengan kapas berminyak. 10. Membersihkan bagian telingan dengan kassa, dan ditutup dengan kapas berminyak. 11. Membersihkan bagian mulut dengan kassa 12. Merapikan rambut jenazah dengan sisir. 13. Mengikat dagu dari bawah dagu sampai ke atas kepala dengan verban gulung. 14. Menurunkan selimut sampai ke bawah kaki 15. Membuka pakaian bagian atas jenazah, taruh dalam ember 16. Melipat tangan dan mengikat pada pergelangan tangan dengan verban gulung 17. Membuka pakaian bagaian bawah, taruh dalam ember 18. Membersihkan genetalia dengan kassa kering dan waslap 19. Membersihkan bagian anus dengan cara memiringkan jenazah ke arah kiri dengan meminta bantuan keluarga. 20. Memasukkan kassa berminyak ke dalam anus jenazah 21. Melepaskan stick laken dan perlak bersamaan dengan membentangkan kain kafan, lipat stick laken dan taruh dalam ember. 22. Mengembalikan ke posisi semula 23. Mengikat kaki dibagian lutut jenazah, pergelangan kaki, dan jari-jari jempol dengan menggunakan verban gulung 24. Mengikatkan identitas jenazah, pada jempol kaki 25. Membuka boven laken bersamaan dengan pemasangan kain kafan 26. Jenazah di rapikan dan dipindahkan ke brankart 27. Alat-alat tenun dilepas dan dimasukkan ke dalam ember serta melipat kasur 28. Merapikan alat 29. Melepas hand scoon 30. Melepaskan celemek 31. Mencuci tangan Setelah selesai perawatan jenazah, kemudian jenazah dibawa ke kamar jenazah dan setelah mencapai 2 jam, boleh dibawa pulang oleh keluarga, dengan serah terima antar perawat dan keluarga, gelang identitas dilepas. =============================================================================== BAB III DOKUMENTASI 1. Status rawat jalan emergency (Instalasi Gawat Darurat) RM

2. Status rawat inap RM. / Catatan Pelayanan antar profesi kesehatan 3. Format asesmen pasien tahap terminal 4. Format pelayanan kerohanian 5. Buku catatan pelayanan kerohanian 6. Surat kematian. =============================================================================== BAB IV PENUTUP Pelayanan tahap terminal merupakan bagian dari pelayanan kesehatan paripurna di rumah sakit, yang terkait dengan keenam dasar fungsi RS, yaitu peningkatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, pendidikan, dan penelitian. Dengan pelayanan Tahap terminal yang tepat dan berhasil guna akan membantu pasien dan keluarganya dalam melewati fase kritisnya. Perawatan kepada pasien yang menghadapi sakaratul maut (dying) oleh petugas kesehatan dilakukan dengan cara memberi pelayanan khusus jasmaniah dan rohaniah sebelum pasien meninggal. Perawat memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual pasien sakaratul maut dengan memperhatikan moral, etika serta menumbuhkan sikap empati dan caring kepada pasien. Penanganan pasien perlu dukungan semua pihak yang terkait, terutama keluarga pasien dan perlu tindakan yang tepat dari perawat. Panduan Pelayanan Tahap Terminal ini merupakan panduan bagi pelaksana pelayanan pada tahap terminal yang diselenggarakan di RS... Dengan ini, diharapkan pelayanan pada tahap terminal yang diselenggarakan dapat terlaksana dengan baik dan dapat ditingkatkan seiring dengan kemajuan RS. DIREKTUR, RS. DAFTAR PUSTAKA Sharon, Brehm. Sharon Saul Kassin (1991). Social Psychology : Understanding Human Interaction. Gladding T. Samuel (2000). Conseling L a Comprehensive Professio. New Jersey : Prentice hall. Inc. Kubler-Rose, E. (1998). On Death and Dying (Kematian sebagai bagian dari kehidupan). Jakarta PT. Gramedia Pustaka Utama.

Herlin Megawe. (1998). Addult Development Psychology and Aging. USA : Mc. Graw Hill Company.