I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam

I. PENDAHULUAN. panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad, 2010).

I. PENDAHULUAN. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I. PENDAHULUAN. pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. serta kesejahteraan penduduk. Kesenjangan laju pertumbuhan ekonomi

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dipecahkan terutama melalui mekanisme efek rembesan ke bawah (trickle down

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. kenaikan dalam produk domestik bruto (PDB) yang dapat didefinisikan sebagai

I. PENDAHULUAN. dalam mengelola potensi sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola

BAB V TEMUAN EMPIRIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. sigma-convergence PDRB per kapita di propinsi Sumatera Barat. Sigmaconvergence

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pembangunan Ekonomi Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi pendapatan yang merata tanpa adanya disparitas. Selain untuk

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

III. METODE PENELITIAN. Provinsi Lampung adalah data sekunder berupa PDRB tiap kabupaten/kota di

BAB VIII PENUTUP. Pada bab pendahuluan sebelumnya telah dirumuskan bahwa ada empat


I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

III. METODE PENELITIAN. menggunakan data sekunder yang berasal dari instansi atau dinas terkait.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Penekanan pada kenaikan pendapatan per kapita atau Gross National

BAB I PENDAHULUAN. modal manusia merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

I. PENDAHULUAN. berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran di Indonesia. merupakan pengangguran dalam skala yang wajar. Dalam negara maju,

I. PENDAHULUAN. mendorong dan meningkatkan stabilitas, pemerataan, pertumbuhan dan

III. METODE PENELITIAN. Data-data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yaitu data yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah suatu negara yang mempunyai latar belakang perbedaan antar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya jumlah angkatan kerja yang siap kerja tidak mampu

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi di masa lalu telah mengubah struktur ekonomi secara

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

I. PENDAHULUAN. merupakan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. riil atau pendapatan riil per kapita yang terjadi secara terus menerus (steady growth).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

BAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Selama awal perkembangan literatur pembagunan, kesuksesan

DINAMIKA PEREKONOMIAN LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakstabilan ekonomi yang juga akan berimbas pada ketidakstabilan dibidang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

PENDAHULUAN. 1 Butir 7 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan, dan tingkat pengangguran (Todaro, 2000:93). Maka dari itu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. bawah garis kemiskinan (poverty line), kurangnya tingkat pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

ANALISIS KONVERGENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN Disusun oleh: Chatarina Anggri Ayu Yulisningrum AM.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan kedalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Unit-unit

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin sejahtera, makmur dan berkeadilan. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan potensi daerah. Otonomi daerah memberikan peluang luas bagi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, meratakan pendapatan dan meningkatkan hubungan antara daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Ketimpangan pendapatan adalah sebuah realita yang ada di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan alat uji statistik berupa uji beda maka variabel yang digunakan

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk sesuatu masyarakat

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Proses pembangunan yang dilaksanakan pemerintah merupakan suatu proses pembangunan yang menyeimbangkan antara pembangunan nasional dan pembangunan ekonomi daerah. Pembangunan nasional dilakukan untuk menunjang dan mendorong berkembangnya pembangunan daerah, dan di lain pihak pembangunan daerah ditingkatkan untuk memperkokoh pembangunan dan struktur perekonomian secara nasional yang dinamis (Adisasmita, 2013). Pembangunan daerah adalah suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad, 2010). Pembangunan ekonomi daerah tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth) wilayah tersebut yang dicapai setiap tahunnya. Pembangunan ekonomi

2 mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Todaro (2004) mendefinisikan bahwa pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat. Dimana kenaikan pendapatan per kapita merupakan suatu pencerminan dari timbulnya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat.tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan pertumbuhan yang tinggi, seharusnya dapat pula menghapus atau mengurangi tingkat kemiskinan, kesenjangan pendapatan dan tingkat pengangguran. Pembangunan regional atau daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pembangunan yang dilakukan oleh wilayah selain bertujuan untuk meningkatkan pendapatan per kapita dan kesejahteraan masyarakat wilayah tersebut, tujuan wilayah melakukan pembangunan ekonomi adalah untuk mengejar ketertinggalan dan mensejajarkan diri dengan wilayah-wilayah yang sudah maju, baik dalam hal pendapatan, produktivitas, upah dan sebagai indikator ekonomi lainnya, sehingga gap (jurang) kesenjangan antar wilayah tersebut akan berkurang, yang dikenal dengan istilah konvergensi antar wilayah (Sodik, 2006). Pertumbuhan ekonomi regional didekati dengan hipotesa konvergensi, konsep konvergensi berangkat dari hipotesa bahwa setiap daerah mempunyai potensi intrinsik untuk tumbuh khas. Konvergensi merupakan cara mengejar (catch up) ketertinggalan perekonomian negara/daerah miskin terhadap negara/daerah kaya

3 (Barro dan Sala-i-Martin, 1991). Teori konvergensi menyatakan bahwa tingkat kemakmuran yang dialami oleh negara-negara maju dan negara-negara berkembang pada suatu saat akan konvergen (bertemu pada satu titik). Selain itu teori ini juga menyatakan bahwa akan terjadi catching up effect, yaitu ketika negara-negara berkembang berhasil mengejar negara-negara maju. Hal ini didasarkan asumsi bahwa negara-negara maju akan mengalami kondisi keseimbangan dalam jangka panjang (steady state), yaitu negara yang tingkat pendapatannya tidak dapat meningkat lagi karena tambahan investasi tidak menambah pendapatan. Sementara negara maju diam, negara berkembang yang memiliki tambahan investasi sehingga menambah pendapatannya, akan terus mengejar dan akhirnya pada suatu saat akan menyamai pendapatan negara maju atau terjadi catching up effect (Satriotomo, 2003). Barro dan Sala-i-Martin (1995) mengemukakan bahwa terdapat dua konsep mengenai konvergensi pendapatan yaitu sigma konvergen dan beta konvergen.sigma konvergen untuk mengukur tingkat dispersi dari pendapatan. Jika dispersi pendapatan mengalami penurunan, maka dapat dikatakan bahwa ketimpangan antar daerah cenderung mengecil atau dengan kata lain terjadi konvergensi pendapatan. Untuk menentukan apakah konvergensi sigma terjadi, dapat dihitung penyebaran PDRB yang diukur sebagai koefisien variasi atau standar deviasi dari logaritmanya.sedangkan beta konvergen adalah untuk mengetahui pengaruh dari faktor-faktor yang diperkirakan menentukan tingkat konvergensi.beta konvergen dibagi menjadi 2 yaitu konvergensi absolut (absolute convergence) dan konvergensi kondisional (conditional convergence).konvergensi absolut merupakan hubungan negatif antara PDRB

4 dengan tingkat pertumbuhan pendapatan, sedangkan konvergensi kondisional dilakukan dengan mengikutsertakan sejumlah variabel penjelas dalam pengujian selain variabel dependen awal periode atau initial income.konvergensi kondisional dapat dianalisis dengan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan, faktor-faktor penentu yang diduga mempengaruhi pendapatan yaitu modal manusia atau human capital (HC) adalah jumlah angkatan kerja yang menamatkan pendidikan minimal SLTA, tenaga kerja (TK) yang merupakan jumlah tenaga dimana tenaga kerja merupakan jumlah dari penduduk yang sudah bekerja, pertumbuhan populasi (POP) adalah jumlah penduduk pada periode waktu tertentu. Provinsi Lampung sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang terletak diujung tenggara pulau Sumatera juga tidak terlepas dari permasalahan disparitaspendapatan ini.salah satu misi Provinsi Lampung adalah membangun dan mengoptimalkan potensi perekonomian daerah dan ekonomi kerakyatan yang tangguh, unggul dan berdaya saing, namun masalah disparitas pendapatan tetap menjadi permasalahan klasik yang dihadapi oleh provinsi ini.hal ini dapat diidentifikasi melalui jumlah pendapatan ragional dari masing-masing kabupaten/kota yang ada (Tabel 1).Dibawah ini adalah data perkembangan PDRB Provinsi Lampung bersadarkan kabupaten/kota pada tahun 2010-2013.

5 Tabel 1.PDRB Kabupaten/Kota Provinsi Lampung Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010-2013 (Juta Rp.) Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 Rupiah Share (%) Rupiah Share (%) Rupiah Share (%) Rupiah Share (%) Lampung Barat Tanggamus Lampung Selatan Lampung Timur Lampung Tengah Lampung Utara Way Kanan Tulang Bawang Pesawaran Pringsewu Tulang Bawang Barat Mesuji Pesisir Barat Bandar Lampung Metro 1.509,674 2.329.522 4.348.906 4.330.053 6.228.793 3.401.717 1.405.680 2.261.365 1.661.428 1.436.188 1.127.310 1.250.841-6.540.521 562.509 3,94 6,14 11,36 11,30 16,26 8,79 3,68 5,90 4,35 3,51 2,94 3,27-17,08 1,47 1.578.014 2.504.579 4.615.643 4.572.452 6.587.165 3.566.685 1.486.211 2.384.794 1.773.600 1.439.875 1.193.901 1.315.210-6.967.851 598.519 3,89 6,17 11,37 11,27 16,23 8,79 3,66 5,88 4,37 3,55 2,94 3,24-17,17 1,47 1.135.729 2.683.250 4.906.387 4.816.469 7.006.637 3.781.781 1.570.204 2.504.381 1.887.627 1.536.405 1.272.176 1.399.313 547.164 7.423.369 634.711 2,63 6,22 11,38 11,17 16,25 8,77 3,64 5,81 4,38 3,56 2,95 3,25 1,27 17,22 1,47 1.194.321 2.899.977 5.201.169 5.058.414 7.435.788 3.997.559 1.654.983 2.636.819 1.994.969 1.631.923 1.485.680 1.343.765 570.948 7.905.567 674.271 2,61 6,35 11,38 11,07 16,28 8,75 3,26 5,77 4,37 3,57 3,25 2,94 1,25 17,30 1,48 Total Kabupaten/Kota 38.394.509 100 40.584.498 100 43.105.604 100 45.686.153 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Dari data pada tabel 1 diatas terlihat jika ada beberapa kabupaten/kota yang memiliki pendapatan regional yang cukup tinggi, namun disisi lain juga terdapat kabupaten/kota yang memiliki pendapatan regional rendah. Kota Bandar Lampung menempati posisi teratas sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan nilai PDRB Provinsi Lampung sebesar 17,30% pada tahun 2013, kemudian diikuti oleh Kabupaten Lampung Tengah sebesar 16,28% Lampung Selatan11,38%dan Lampung Timur sebesar 11,07%. Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai konvergensi pada dua kota di Provinsi Lampung. Penelitian antar kabupaten/kota telah banyak dilakukan sebelumnya, oleh karena itu penelitian ini hanya menganalisis konvergensi antar Kota Bandar Lampung dan Kota Metro.

6 Pemilihan Kota Metro sebagai pembanding karena Kota Metro memiliki karakteristik yang hampir sama dan merupakan wilayah yang berstatus Kota Madya selain Kota Bandar Lampung di Provinsi Lampung. Kesamaan lainnya dengan Kota Bandar Lampung adalah lebih besarnya kontribusi sektor sekunder dan tersier dibandingkan dengan sektor primer dalam pembentukan PDRB masing-masing wilayah. Selain itu Kota Bandar Lampung dan Kota Metro juga memiliki perbedaan pada awal mula tujuan didirikannya, Kota Bandar Lampung merupakan kota yang didirikan memang untuk menjadi ibu kota Provinsi, namun Kota Metro merupakan kota pemekaran dari Kabupaten Lampung Tengah yang diresmikan sebagai kota madya pada tanggal 27 April 1999. Tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menunjukkan perkembangan kinerja ekonomi suatu daerah selama periode waktu tertentu.tabel 2 yang menyajikan data pertumbuhan ekonomi Kota Bandar Lampung dan Kota Metro terhadap Provinsi Lampung sebagai berikut. Tabel 2.Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandar Lampung dan Kota Metro (Persen) Kota 2010 2011 2012 2013 Bandar Lampung Metro 6,01 5,32 6,33 5,89 6,53 6,47 6,54 5,90 Lampung 5,26 5,88 6,43 6,48 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Berdasarkan data pada tabel 2 diatas kota yang tingkat pertumbuhan ekonominya tinggi, sama atau bahkan melebihi pertumbuhan provinsi. Pada tahun 2013 pertumbuhan Kota Bandar Lampung sebesar 6,54% kemudian pertumbuhan Kota

7 Metro yang masih relatif rendah dibandingkan dengan Kota Bandar Lampung yaitu sebesar 5,90%. Penelitian ini akan menganalisis apakah terjadi konvergensi sigma antar Kota Bandar Lampung dan Kota Metro, laluakan mengidentifikasi apakah terjadi catching up effect pada Kota Metro terhadap Kota Bandar Lampung serta menganalisis faktor-faktor yang di duga mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi regional Kota Bandar Lampung dan Kota Metro. Variabel yang di duga mempengaruhi tingkat pendapatan Kota Bandar Lampung dan Kota Metro yaitu, human capital (HC), tenaga kerja (TK) dan pertumbuhan populasi (POP).Berikut ini adalah data perkembanganhuman capital, tenaga kerja dan pertumbuhan populasi Kota Bandar Lampung dan Kota Metro. Tabel 3.PerkembanganHuman Capital, Tenaga Kerja dan Populasi (Jiwa) Human Capital (HC) Tenaga Kerja (TK) Populasi (POP) Kota Tahun Jiwa Growth % Jiwa Growth % Jiwa Growth % 2010 471.526 0,005 447.777 0,065 881.801 0,057 2011 472.413 0,001 456.853 0,020 891.374 0,010 2012 473.870 0,003 465.468 0,018 902.885 0,012 2013 474.347 0,001 472.454 0,015 942.039 0,043 Bandar Lampung Metro 2010 2011 2012 2013 78.018 78.687 79.379 80.103 0,010 0,008 0,008 0,009 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung 68.231 69.498 70.965 72.146 0,035 0,018 0,021 0,016 145.471 147.050 149.361 151.669 0,017 0,010 0,015 0,015 Berdasarkan pada tabel diatas terlihat bahwa jumlah human capital, tenaga kerja dan populasi yang setiap tahun mengalami peningkatan namun pertumbuhannya fluktuatif pada tiap tahunnya. Jumlah human capital Kota Bandar Lampung yang tiap tahun meningkat terlihat sampai 2013 yaitu berjumlah 474.347 jiwa, dan Kota Metro yang juga terjadi peningkatan sampai pada tahun 2013 mencapai 80.103

8 jiwa. Data human capital atau modal manusia diproksi dengan data jumlah angkatan kerja yang menamatkan pendidikan minimal SLTA, kemudian data tenaga kerja adalah jumlah angkatan kerja yang merupakan jumlah penduduk yang sudah bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan, lalu populasi yaitu data jumlah penduduk pertahun dari tahun 2001-2013. Penelitian tentang analisis konvergensi perekonomian wilayah telah banyak dilakukan, salah satu nya dilakukan oleh Yoenanto (2007), Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi, waktu mengidentifikasi kesenjangan perekonomian yang dilakukan hanya di dua kota serta perbedaan variabel yang mempengaruhi tingkat pendapatan pada wilayah tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Analisis Konvergensi Produk Domestik Regional Bruto Antar KotaBandar Lampung dan Kota Metro B. Rumusan Masalah 1. Apakah telah terjadi konvergensi sigma antar Kota Bandar Lampung dan Kota Metro? 2. Apakah telah terjadi konvergensi beta antar Kota Bandar Lampung dan Kota Metro yang terdiri dari konvergensi absolut dan konvergensi kondisional?

9 C. Tujuan Penelitian 1. Mengukur konvergensi sigma pendapatan sehingga dapat diketahui apakah telah terjadi penurunan disparitas pendapatan antar Kota Bandar Lampung dan Kota Metro. 2. Mengukur Konvergensi beta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konvergensi pendapatan yang terdiri dari konvergensi absolut dan konvergensi kondisional. D. Manfaat Penelitian 1. Sebagai sumber informasi kepada pemerintah, khususnya pemerintah daerah dalam pelaksanaan kebijakan pembangunan. 2. Sebagai sumber pengetahuan dan informasi tentang pertumbuhan perekonomian Provinsi Lampung. 3. Bagi pihak akademis, Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya dan diharapkan penelitian berikutnya mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini. E. Kerangka Pemikiran Konvergensi adalah alat ukur yang sering digunakan untuk melihat laju pertumbuhan serta disparitas yang terjadi antar negara atau wilayah. Sebuah wilayah dikatakan konvergen apabila daerah-daerah didalamnya cenderung

10 menuju pada satu titik yang sama sehingga kesenjangan pendapatan antar daerah menjadi semakin kecil.namun jika disparitas yang terjadi antar wilayah cenderung melebar dan pemerataan makin tidak tercapai maka hal ini sering disebut divergensi pendapatan. Perekonomian Provinsi Lampung secara langsung memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional dimana dalam pembentukan nilai PDRB terdapat sembilan sektor yang memberikan kontribusi dalam pembentukan PDRB. Kota Bandar Lampung merupakan kota yang memberikan kontribusi terbesar dalam penyumbang besarnya PDRB Provinsi Lampung, selain Kota Bandar Lampung Kota Metro merupakan Kota Madya lainnya yang struktur ekonominya terbentuk dari sektor sekunder dan tersier, oleh karena itu Kota Metro dijadikan pembanding dalam penelitian ini. Untuk menganalisis apakah telah terjadi penurunan disparitas pendapatan antar Kota Bandar Lampung dan Kota Metro digunakan metode analsisis koefisien variasi dengan tujuan mengetahui seberapa besar disparitas pendapatan yang terjadi antara Kota Bandar Lampung dan Kota Metro. Lalu untuk melihat bagaimana Kota Metro mengejar ketertinggalan untuk mensejajarkan diri (catch up) terhadap Kota Bandar Lampung digunakan metode analisis konvergensi absolut dan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pendapatan(pdrb) Kota Bandar Lampung dan Kota Metro menggunakan metode analisis konvergensi kondisional.

11 Perekonomian Provinsi Lampung Kota Bandar Lampung Kota Metro Divergensi Konvergensi Sigma Beta Koefisien Variasi Absolut Initial Income Kondisional Tenaga Kerja, Human Capital, Jumlah Penduduk Gambar 1. Kerangka Pemikiran

12 F. Hipotesis 1. Diduga terjadi konvergensi sigma antar Kota Bandar Lampung dankota Metro. 2. Diduga terjadi konvergensi absolut atas pendapatan antar Kota Bandar Lampung dan Kota Metro sertadiduga initial income, human capital, tenaga kerja berpengaruh positif dan populasi berpengaruh negatif terhadap tingkat pendapatan Kota Bandar Lampung dan Kota Metro. G. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan penelitian ini terdiri dari : BAB I : Pendahuluan yang meliputi, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran dan seitematika penulisan. BAB II : Tinjauan pustaka yang berisi landasan teori, tujuan teoritis dan tujuan empiris yang rrelevan dalam penulisan penelitian ini. BAB III : Metode Penelitian yang terdiri dari tahapan penelitian, sumber data, batasan perubah variabel dan metode analisis. BAB IV : Hasil dan pembahasan yang memuat hasil olah data serta pembahasan dari hasil hitung statistik.

13 BAB V : Kesimpulan dan saran, yang memuat kesimpulan dari serluruh kegiatan penelitian serta saran untuk pengembangan hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN