BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

P A N D U A N PELAKSANAAN KEGIATAN KELOMPOK KERJA TUTOR ( KKT ) KKT KEAKSARAAN, KKT PAUD (TK,KB, TPA,SPS) DISUSUN OLEH TIM UPTD PKB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helga Annisa, 2013

PENYELENGGARAAN PAUD HOLISTIK INTEGRATIF. Oleh : Dr. Sri Sutarsi, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak merupakan masa emas (golden period) atau Jendela

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dadan Nugraha, 2013

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN :

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 58 TAHUN 2009 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2009 STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nida Rahmawati, 2013

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. i Solo B ru

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Zamrud Khatulistiwa ini merdeka. Selama itu pula ibu pertiwi ini mengisi kemerdekaannya

Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan merupakan salah satu cara yang strategis, karena dengan pendidikan anak-anak bangsa ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Tinjauan Mata Kuliah. nak adalah anugerah tertinggi dari Tuhan Yang Maha Kuasa, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATERI PEDAGOGIK GURU KELAS PAUD/TK BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ane Fitriani, 2015 Upaya pengelola dalam meningkatkan manajemen mutu PAUD

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam

KATA PENGANTAR. menengah.

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGELOLA KURSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Bab II Kedudukan, Fungsi dan Tujuan pasal 6 menyatakan bahwa: Pendidikan mensyaratkan adanya kompetensi pedagogik, kompetensi

PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pihak, dan ditingkatkan melalui berbagai macam kegiatan, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

PERMENDIKNAS NO. 58 TAHUN Ika Budi Maryatun, M.Pd

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini non formal dipandang memiliki peran penting dalam pembentukan sumber daya manusia ke depan. Namun kesiapan tenaga pendidik di lembaga PAUD masih sangat minim dan hanya sedikit saja yang memenuhi kualifikasi. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini karena dilaksanakan sebagai dasar bagi pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu untuk pembentukan karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendidikan anak usia dini dapat dimulai di rumah atau dalam keluarga, perkembangan anak pada tahun-tahun pertama sangat penting dan akan menentukan kualitasnya di masa depan. Pendidikan untuk semua (education for all), termasuk pendidikan anak usia dini telah menjadi perhatian masyarakat seluruh dunia. Hal ini ditunjukkan dengan diadakannya pertemuan Forum Pendidikan Dunia pada tahun 2002 di Dakar Senegal. Pada pertemuan ini, dihasilkan 6 komitmen sebagai kerangka aksi pendidikan untuk semua (The Dakar Framework for Action) yang disahkan dan diterima Forum Pendidikan Dunia (The World Education Forum) dengan dua belas strategi yang akan dilakukan untuk mendukung dan melaksanakan keenam komitmen tersebut. Setiap anak memiliki hak yang sama dan harus diperhatikan oleh seluruh masyarakat. Hak setiap anak tersebut adalah: (1). Untuk dilahirkan, untuk memiliki nama dan kewarganegaraan; (2). Untuk memiliki keluarga yang menyayangi dan mengasihi saya; (3). Untuk hidup dalam komunitas yang aman, damai dan lingkungan yang sehat; (4). Untuk mendapatkan makanan yang cukup dan tubuh yang sehat dan aktif; (5). Untuk mendapatkan 1

2 pendidikan yang baik dan mengembangkan potensinya; (6). Untuk diberikan kesempatan bermain waktu santai; (7). Untuk dilindungi dari penyiksaan, eksploitasi, penyia-nyiaaan, kekerasan dan dari mara bahaya; (8). Untuk dipertahankan dan diberikan bantuan oleh pemerintah; (9). Agar bisa mengekspresikan pendapat sendiri. Jalur dan bentuk layanan PAUD dilaksanakan melalui jalur formal (TK/RA), non formal (KB, TPA, dan bentuk lain yang sejenis, seperti posyandu dan BKB). Program PAUD sejenis apapun yang akan, sedang, dan telah diselenggarakan oleh berbagai pihak yang terpenting adalah menyediakan wahana yang dapat memfasilitasi hak-hak anak untuk menyenangkan sesuai dengan tahap perkembangan anak dan konvensi hak anak. Para pakar, praktisi pendidikan bahkan pendiri Negara ini sepakat dan berkeyakinan bahwa wahana utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dapat diupayakan melalui pendidikan, bahkan beberapa pakar menegaskan bahwa pendidikan pada dasarnya merupakan pilar utama dan determinan perubahan sosial.upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai pemenuhan hak pendidikan warga Negara, telah sejak lama dirancang dan diwujudkan oleh bangsa dan eksistensi pendidikan sebagai human investation. Saat ini pemerintah selaku unsur penyelenggara Negara menempatkan pendidikan yang berorientasi mutu sebagai esensi dari komitmen Negara.Implikasi dari komitmen dan orientasi kebijakan pendidikan yang bermutu, dalam pandangan sisitemik tidak terlepas dari keberadaan dan kelekatan berbagai komponen yang juga bermutu. Tenaga pendidik merupakan salah satu komponen masukan instrumental yang berperan sentral dalam proses pembentukan lulusan pendidikan yang bermutu. Pembelajaran adalah tutor sebagai unsur pendidik. Sekaitan dengan posisi strategis keberadaan tenaga pendidik dalam sistem pendidikan,

3 sebagaimana ketenagaan lainnya seperti tenaga medis, dokter, tenaga pendidik memposisikan sebagai tenaga professional. Untuk menjadi seorang profesional dalam bidang pendidikan anak usia dini menurut Janice Beaty (1996) seorang pendidik harus: (a). Memiliki komitmen terhadap profesi, (b). Berperilaku etis, (c). Memiliki pengetahuan di bidang pendidikan anak usia dini, (d). Telah menyelesaikan beberapa jenis pelatihan, (e). Telah menyelesaikan berbagai kegiatan pelayanan. Sesuai dengan orientasi mutu pada pendidikan anak usia dini (PAUD), peran pendidik dan tenaga kependidikan PAUD saat ini sangat menunjang pencapaian tingkat perkembangan disamping faktor-faktor lain. Oleh sebab itu diperlukan pendidik dan tenaga kependidikan PAUD Non formal yang memiliki kompetensi memadai umtuk melaksanakan pengasuhan dan pendidikan anak usia dini. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 16 tahun 2007 tentang Standar kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik PAUD yang dikembangkan secara utuh dari empat komponen utama yaitu kompetensi; pedagogik, kepribadian, sosial dan professional, maka selain kompetensi dasar, pendidik PAUD non-formal memerlukan kompetensi khusus yang diperoleh dari berbagai bentuk peningkatan kompetensi melalui pelatihan maupun kursus. Dalam perubahan kurikulum baru 2013, pemerintah belum menyentuh pola pembinaan terhadap anak-anak usia dini. Sehingga pola pendidikan di PAUD harus menyenangkan bagi anak untuk mengembangkan baik kapasitas intelektual, kemampuan tumbuh kembang, dan berkembangnya bidang emosional, spiritual, juga otot halus, otot kasar dan juga kemampuan bersosialisasi. Peran terberat pemerintah dan lembaga-lembaga PAUD saat ini adalah melatih guru-guru PAUD dan memastikan guru yang menyentuh anak-anak memiliki kemampuan minimal, sehingga dimanapun dia melakukan, apapun

4 bentuk satuan pendidikannya, guru tersebut harus menguasai prinsip-prinsip dasarnya. Berkembangnya lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dalam berbagai bentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini seperti: TK, KB, TPA, SPS menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan yang sesuai tahap perkembangan sejak usia dini. Peningkatan jumlah lembaga layanan Pendidikan Anak Usia Dini diikuti dengan kebutuhan akan penambahan jumlah pendidik PAUD. Kebutuhan akantenaga pendidik tidak hanya terkait dengan jumlah tetapi juga terkait dengan mutu. Terkait dengan banyaknya jumlah pendidik PAUD saat ini, dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, pengalaman dan kemampuan yang berbeda pula untuk itu perlu adanya sebuah wadah yang dapat menjembatani kesenjangan tersebut agar para pendidik PAUD dapat memberikan layanan maksimal kepada peserta didiknya.banyak pendidik PAUD yang kurang memahami tentang pengembangan kurikulum PAUD, administrasi guru PAUD serta metode pembelajaran PAUD.Oleh sebab itu, diperlukan adanya pembinaan bagi para pendidik PAUD dalam sebuah wadah organisasi untuk menunjang kompetensi pendidik PAUD. Pembinaan pendidik dalam kaitannya dengan peningkatan kemampuan pendidik dalam memberikan layanan PAUD yang sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan langkah yang ditempuh Direktorat Pembinaan PAUD.Pembinaan dilakukan melalui berbagai strategi dan program kegiatan PAUD. Satu diantara pola pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dilakukan melalui Gugus Pendidikan Anak Usia Dini (Gugus PAUD). Keterbatasan Pemerintah dalam memberikan pelatihan dan pendampingan yang berjenjang berkelanjutan menjadi salah satu kendala pemerataan dan

5 peningkatan kompetensi pendidik PAUD.Karenanya harus diseimbangkan dengan dukungan aktif masyarakat dan Pemerintah Daerah. Percepatan dan perluasan akses layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu kebijakan strategis yang digulirkan Kementerian Pendidikan Nasional. Sejalan dengan kebijakan tersebut, penambahan dan peningkatan kompetensi dan kapasitas pendidik PAUD menjadi tuntutan yang tidak dapat diabaikan. Salah satu strategi peningkatan mutu pendidik PAUD yang telah diberlakukan selama ini melalui pengembangan Gugus. Upaya peningkatan mutu pendidik seperti dipersyaratkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Dosen dan Pendidik, menjadikan Gugus sebagai pintu masuk pertama (starting gate) yang strategis. Hal ini didasari oleh dua pemikiran, pertama; Gugus merupakan wadah berkumpulnya para pendidik pada level bawah dan paling memungkinkan bagi para pendidik untuk dapat berinteraksi dan berdiskusi secara cepat dalam mencari solusi terhadap permasalahan keseharian yang dihadapi di sekolahnya. Kedua; Gugus dapat ditingkatkan peran dan fungsinya sebagai wahana pembinaan profesi bagi pendidik dan pengelola/kepala lembaga PAUD oleh unsur dan instansi terkait. Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, dimana pembinaan PAUD Formal dan Nonformal ditangani oleh satu direktorat, maka perlu adanya perluasan manajemen Gugus Taman Kanak-Kanak menjadi Gugus PAUD. Pembinaan terhadap Gugus PAUD diharapkan dapat meningkatkan dan memperkuat mutu serta eksistensi pendidik PAUD yang akhirnya berdampak positif terhadap peningkatan layanan PAUD yang lebih baik.

6 Oleh sebab itu pengurus gugus PAUD harus mempunyai programprogram dan menjalankannya serta memberikan pembinaan maupun arahan kepada anggota gugus PAUD agar dapat saling memberikan informasi maupun saling bertukar pengalaman baik itu pengelola maupun pendidik PAUD, sehingga dapat meningkatkan kinerja pendidik PAUD serta dapat berlatih mandiri dalam mengembangkan lembaga PAUDnya masing-masing. Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membahas mengenai Bagaimana Pembinaan Tutor oleh Gugus PAUD dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pengurus PAUD di Desa B. Identifikasi Masalah Dari hasil kajian dan pengamatan penulis, maka identifikasi masalah yang dapat dijabarkan adalah sebagai berikut: 1. Tutor PAUD yang ada di Desa belum sepenuhnya memahami tentang penyusunan kurikulum PAUD di lembaganya masingmasing, yang seharusnya seorang pendidik PAUD harus memahami kompetensi yang dimiliki oleh seorang tutor sebagai implementasi dari kompetensi paedagogik yaitu seorang tutor harus paham tentang bagaimana perancangan dan pelaksanaan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. 2. Belum ada pembinaan secara rutin terhadap tutor dalam penyelenggaraan program PAUD dimana seharusnya pembinaan tutor dilakukan oleh pengelola sebagai Pembina yang melakukan pembinaan di lembaganya. Untuk itu fungsi Gugus sebagai wadah pembinaan sangat diperlukan. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penulisan ini adalah:

7 1. Bagaimana kegiatanpembinaan yang dilakukan oleh pengurus gugus PAUD yang ada di Desa kepada tutor PAUD? 2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam membina tutor PAUD yang ada di Desa? 3. Bagaimana kinerja tutor PAUD setelah mendapat pembinaan yang dilakukan oleh Gugus PAUD? D. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kegiatanpembinaan yang dilakukan oleh pengurus gugus PAUD yang ada di Desa kepada tutor PAUD 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam membina tutor PAUD yang ada di Desa 3. Untuk mengetahui kinerja tutor PAUD setelah mendapat pembinaan oleh Gugus PAUD E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi lapisan pengurus gugus PAUD. Secara khusus manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan pengetahuan tentang konsep pembinaan kepada tutor PAUD 2. Meningkatkan hasil pembinaan kepada tutor PAUD yang dilakukan oleh pengurus Gugus PAUD F. Struktur Organisasi BAB I: PENDAHULUAN

8 Daftar Pustaka Lampiran Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Struktur Organisasi BAB II: KAJIAN PUSTAKA A. KELEMBAGAAN PAUD Gugus PAUD Fungsi Gugus PAUD Tujuan Gugus PAUD Visi dan Misi Gugus PAUD Program Gugus PAUD B. KonsepPembinaan C. Kinerja Pendidik BAB III: Metodologi Penelitian BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB V: KESIMPULAN