BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang. Semakin banyak penemuan-penemuan baru dan juga

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER.

ANALISIS UNJUK KERJA MEDIAN FILTER PADA CITRA DIGITAL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS CITRA

PRAKTIKUM PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MODUL 1 PERBAIKAN KUALITAS CITRA

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dua proses, yaitu proses akusisi data dan algoritma exemplar-based

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. akan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan aplikasi. Untuk itulah,

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 5 Edge Sharpening. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4. mempunyai prosesor 1.6 Ghz atau diatasnya dengan memori RAM sebesar 1GB. Dimana

BAB III METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 6 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Grafik yang menampilkan informasi mengenai penyebaran nilai intensitas pixel-pixel pada sebuah citra digital.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

1. TRANSLASI OPERASI GEOMETRIS 2. ROTASI TRANSLASI 02/04/2016

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

BAB II LANDASAN TEORI. perangkat komputer digital (Jain, 1989, p1). Ada pun menurut Gonzalez dan Woods

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 7 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK

Pendahuluan. Dua operasi matematis penting dalam pengolahan citra :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA PERBAIKAN KUALITAS IMAGE CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HARMONIC MEAN FILTER

PEMFILTERAN SPASIAL LINIER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS CITRA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Gambar 3.1. Diagram alir apikasi image to text

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB II LANDASAN TEORI

METODE PERANCANGAN PENGARANGKAT LUNAK MEREDUKSI NOISE CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN CONTRAHARMONIC MEAN FILTTER

RESTORASI CITRA KABUR MENGGUNAKAN ALGORITMA LUCY-RICHARDSON

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Simulasi Teknik Image Enhancement Menggunakan Matlab Yustina Retno Wahyu Utami 3)

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. oleh sistem untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Berikut ini adalah gambaran umum

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

Histogram. Peningkatan Kualitas Citra

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

8 2.4 Derau dalam citra Pada saat proses capture (pengambilan gambar), beberapa gangguan mungkin terjadi, seperti kamera tidak focus atau munculnya bi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENINGKATAN MUTU CITRA (IMAGE ENHANCEMENT) PADA DOMAIN SPATIAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

10/11/2014 IMAGE SMOOTHING. CIG4E3 / Pengolahan Citra Digital BAB 7 Image Enhancement (Image Smoothing & Image Sharpening)

APLIKASI TAPIS LOLOS RENDAH CITRA OPTIK MENGGUNAKAN MATLAB

BAB 2 LANDASAN TEORI. citra, piksel, convolution, dan Software Development Life Cycle.

Image Restoration. Aditya Wikan Mahastama

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Perbandingan Efektivitas Algoritma Blind-Deconvolution, Lucy-Richardson dan Wiener-Filter Pada Restorasi Citra. Charles Aditya /

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN

2 Berbagai cara dilakukan untuk menghilangkan derau, berbagai filter yang dikombinasikan dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi pada citra yan

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

PENGENALAN POLA SIDIK JARI

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISA PERANGKAT LUNAK BASIS DATA MULTIMEDIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. dilanjutkan dengan rancangan cetak biru untuk program yang akan dibangun.

Bab III PERANCANGAN SISTEM STEGANOGRAFI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dari tugas akhir, batasan-batasan masalah, dan metodologi.

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 4 Neighborhood Processing. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB II LANDASAN TEORI

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

Transkripsi:

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Bab ini berisi pembahasan mengenai analisa dan perancangan program image sharpening dengan menggunakan Matlab GUI. Analisa bertujuan untuk mengidentifikasi masalah, mengetahui cara kerja perbaikan citra dan output filter yang diharapkan. Sedangkan perancangan bertujuan untuk memodelkan masalah ke dalam program, kemudian membuat rutin program filter untuk memecahkan masalah bluring untuk ditajamkan, dan mempersiapkan aspek-aspek pengujiannya 4.1 Analisa Operasi perbaikan citra bertujuan untuk menghilangkan cacat pada citra. Perbaikan citra ( image restoration) diartikan untuk mengolah citra digital yang didapat agar lebih mendekati bentuk citra aslinya, atau sering disebut sebagai proses mendapatkan kembali (rekontruksi) citra asli dari suatu citra yang asli yang telah mengalami proses degradasi., Fungsi, Restorasi filter(s) g(x,y) Fungsi degradasi H blur DEGRADASI Gambar 4.1 RESTORASI Model Proses sharpening Pada penelitian ini sistem dibangun berdasarkan model proses degradasi/restorasi pada citra digital danproses restorasi tanpa ada degradasi

terlebih dahulu. Model proses yang digunakan tergantung pada citra yang diinputkan. Dengan menggunakan model ini, maka pada hakekatnya suatu citra yang dlihat sesungguhnya merupakan citra yang telah mengalami suatu proses degradasi yang dalam hal ini digambarkan sebagai H ditambah dengan filter blurη(x,y) yang diformulasikan pada persamaan 2.18 dan untuk mempertajam citra yang terdegradasi (Blur) maka digunakan metode High Pass Filter dengan filter laplacian dan filter gradien sobel. Model fungsi restorasi dari gambar 4.1 di atas yaitu proses mengolah input g(x,y) oleh filter(s) dan menghasilkan output citra f (x,y), maka formulasimodel restorasi bisa dilhat pada persamaan 2.19 4.1.1 AnalisaSistem Sistem image sharpening pada citra dibangun menggunakan Matlab berbasis GUI yang dapat dijalankan langsung pada GUI Matlab. Sistem ini terdiri dari interface dan fungsi-fungsi filter yang dipanggil pada saat memilih filter.output yang ditampilkan citra asli beserta histogramnya, citra blur berserta nilai PSNR, MSE, dan histogramnya dan citra yang telah diperbaiki atau di sharpening beserta nilai PSNR, MSE dan histogramnya. Pengamatan kualitatif dilakukan dengan membandingkan citra secara berjajar sehingga dapat dilihat seberapa baik kualitas output filter yang dihasilkan. Sedangkan pengamatan kuantitatif dilakukan dengan menganalisa nilai MSE dalam suatu grafik. 4.1.2 SistemKeseluruhan Sesuai dengan flowchart pada gambar 4.2 rancangan alur program utama adalah sebagai berikut : 1. Inputkan citra yang akan diuji. 2. Tampilkan citra asli dan histogramnya 3. Citra asli diblur 4. Tampilkan citra asli yg telah di blur beserta PSNR, MSE, dan histogramnya IV-2

5. Pilih proses sharpening yang akan digunakan yang terdiri dari mask 3x3 yang nilainya berbeda-beda 6. Tampil citra hasilsharpening beserta nilai PSNR, MSE dan histogramnya. Tahapan-tahapan pada program utama Gambar 4.1 Flowchart Program Utama IV-3

4.1.3 Tahap Input Citra Pada tahap ini merupakan awal proses penelitian dengan melakukan pengambilan citra. Ada beberapa file citra yang didukung oleh Matlab, yaitu citra dengan format bitmap (*.bmp), JPEG (*.jpg), png (*.png) dan tif (*.tif). Citra original dan informasi citra ditampilkan beserta histogramnya Gambar 4.2 Flowchart Input Citra 4.1.4 Tahap Bluring Proses bluring adalah dimana citra asli diblur menggunakan efek blur pada matlab, kemudian dihitung nilai PSNR dan MSE terhadap citra asli. IV-4

Gambar 4.3 Flowchart bluring 4.1.5 Tahap Proses Sharpening Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap bluring pada citra dimana citra yang sudah mengalami proses blur diproses dengan filter laplaciandengan mask 3x3, dimana 0 1 0 1-4 1 0 1 0 Mask 1 1 1 1 1-8 1 1 1 1 Mask 2 IV-5

dan filter sobel -1-2 -1 0 0 0 1 2 1 Mask 1-1 0 1-2 0 2-1 0 1 Mask 2 Dalam penelitian ini kita dapat memilih limapilihan sharpening yang diinginkan untuk menajamkan detil-detil citra yang kurang jelas. Gambar 4.4 Flowchart Sharpening IV-6

4.1.6 Simulasi Perhitungan Manual Proses penajaman citra adalah dengan melakukan pengurangan smoothed dari citra asli (unsharp masking) proses ini terdiri dari langkah-langkah berikut 1. Proses Degradasi Gambar Asli: a. Mengaburkan gambar ( blurred image) dengan memberikan efek blur pada Matlab 2. Proses Restorasi (Enhancement): a. Mengurangi citra yang kabur, yaitu proses konvolusi menggunakan filter laplacian dan filter gradien. b. Tambahkan mask ke citra, citra hasil konvolusi ditambahkan ke citra blur Berikut merupakan gambaran proses sharpening dengan filter rata-rata secara konvolusi. Contoh: Citra keabuan f(x,y) yang berukuran 9x9 dari sebuah filter laplacian g(x,y) yang berukuran 3x3 sebagai berikut F(x,y) = g(x,y)= 0 1 0 1 4 1 0 1 0 IV-7

Citra diubah kedalam bentuk matriks 1 4 3 5 4 2 2 5 3 Yang akan dikalikan dengan mask 3x3 0-1 0-1 4-1 0-1 0 Pilih f(x,y) ukuran 3x3, dimulai dari pojok kiri atas. Kemudian, hitung konvolusi nya dengan filter g(x,y). Hasil konvolusinya adalah h2,2 = 4 0 + 4 1 + 3 0 + 6 1 + 6 4 + 5 1 + 5 0 + 6 1 + 6 0 IV-8

h2,2 = 0 + 4 + 0 + 6 + 24 + 5 + 0 + 6 + 0 h2,2 = 3 6 diganti sesuai dengan hasil konvolusi yaitu 3, tempatkan pada matriks yang baru 6 3 3 5 4 6 7 3 5 1 4 3 2 2 6 Geser f(x,y) ukuran 3x3 satu piksel ke kanan, kemudian hitung konvolusinya. Hasil konvolusi h2,2 = 4 0 + 3 1 + 5 0 + 6 1 + 5 4 + 5 1 + 6 0 + 6 1 + 6 0 h2,2 = 0 + 3 + 0 + 6 + 20 + 5 + 0 + 6 + 0 h2,2 = 0 IV-9

5 diganti sesuai dengan hasil konvolusi yaitu 0, tempatkan pada matriks yang baru 6 3 0 3 5 4 6 7 3 5 1 4 3 2 2 6 Geser f(x,y) ukuran 3x3 satu piksel ke kanan, kemudian hitung konvolusinya. Hasil konvolusi h2,2 = 3 0 + 5 1 + 4 0 + 5 1 + 5 4 + 2 1 + 6 0 + 6 1 + 2 0 h2,2 = 0 + 5 + 0 + 5 + 20 + 2 + 0 + 6 + 0 h2,2 = 2 IV-10

5 diganti sesuai dengan hasil konvolusi yaitu 2, tempatkan pada matriks yang baru 6 3 0 2 3 5 4 6 7 3 5 1 4 3 2 2 6 Geser f(x,y) ukuran 3x3 satu piksel ke kanan, kemudian hitung konvolusinya Hasil konvolusi h2,2 = 5 0 + 4 1 + 2 0 + 5 1 + 2 4 + 1 1 + 6 0 + 2 1 + 7 0 h2,2 = 0 + 4 + 0 + 5 + 8 + 1 + 0 + 2 + 0 h2,2 = 3 2 diganti sesuai dengan hasil konvolusi yaitu -3, tempatkan pada matriks yang baru IV-11

6 3 0 2-3 3 5 4 6 7 3 5 1 4 3 2 2 6 Geser f(x,y) ukuran 3x3 satu piksel ke kanan, kemudian hitung konvolusinya Hasil konvolusinya h2,2 = 4 0 + 2 1 + 2 0 + 2 1 + 1 4 + 5 1 + 2 0 + 7 1 + 3 0 h2,2 = 0 + 2 + 0 + 2 + 4 + 5 + 0 + 7 + 0 h2,2 = 11 1 diganti sesuai dengan hasil konvolusi yaitu -11, tempatkan pada matriks yang baru IV-12

6 3 0 2-3 -11 3 5 4 6 7 3 5 1 4 3 2 2 6 Geser f(x,y) ukuran 3x3 satu piksel ke kanan, kemudian hitung konvolusinya Hasil konvolusinya h2,2 = 2 0 + 2 1 + 5 0 + 1 1 + 5 4 + 3 1 + 7 0 + 3 1 + 2 0 h2,2 = 0 + 2 + 0 + 1 + 20 + 3 + 0 + 3 + 0 h2,2 = 11 5 diganti sesuai dengan hasil konvolusi yaitu 11, tempatkan pada matriks yang baru IV-13

6 3 0 2-3 -11 11 3 5 4 6 7 3 5 1 4 3 2 2 6 Geser f(x,y) ukuran 3x3 satu piksel ke kanan, kemudian hitung konvolusinya Hasil konvolusinya h2,2 = 2 0 + 5 1 + 3 0 + 5 1 + 3 4 + 3 1 + 3 0 + 2 1 + 4 0 h2,2 = 0 + 5 + 0 + 5 + 12 + 3 + 0 + 2 + 0 h2,2 = 3 3 diganti sesuai dengan hasil konvolusi yaitu 11, tempatkan pada matriks yang baru IV-14

6 3 0 2-3 -11 11-3 3 5 4 6 7 3 5 1 4 3 2 2 6 Pilih f(x,y) ukuran 3x3, 1 sell dibawah pojok kiri atas. Kemudian, hitung konvolusi nya dengan filter g(x,y) Hasil konvolusi h2,2 = 6 0 + 6 1 + 5 0 + 5 1 + 6 4 + 6 1 + 6 0 + 7 1 + 5 0 h2,2 = 0 + 6 + 0 + 5 + 24 + 6 + 0 + 7 + 0 h2,2 = 0 6 diganti sesuai dengan hasil konvolusi yaitu 0, tempatkan pada matriks yang baru IV-15

6 3 0 2-3 -11 11-3 3 5 0 4 6 7 3 5 1 4 3 2 2 6 Geser f(x,y) ukuran 3x3 satu piksel ke kanan, kemudian hitung konvolusinya. Hasil konvolusinya h2,2 = 6 0 + 5 1 + 5 0 + 6 1 + 6 4 + 6 1 + 7 0 + 5 1 + 5 0 h2,2 = 0 + 5 + 0 + 6 + 24 + 6 + 0 + 5 + 0 h2,2 = 2 6 diganti sesuai dengan hasil konvolusi yaitu 2, tempatkan pada matriks yang baru IV-16

6 3 0 2-3 -11 11-3 3 5 0 2 4 6 7 3 5 1 4 3 2 2 6 Proses perhitungan kemudian dilakukan terus hingga f(x,y) ukuran 3x3 sampai pada ujung kanan bawah. IV-17

Hasil contoh konvolusi 6 3 0 2-3 -11 11-3 3 5 0 2 6-10 20-27 -7 4 6 6 0 2-1 -7-0 2 7 3 4-11 -1 2-14 13-5 5 1 2 1-10 10 0-2 -7 4 3 6-7 6 1-8 5-6 2 2 0 8-4 7 0 8-4 6 Bila hasil konvolusi negatif, maka nilai dijadikan 0 (clipping). 6 3 0 2 0 0 11 0 3 5 0 2 6 0 20 0 0 4 6 6 0 2 0 0 0 2 7 3 4 0 0 2 0 13 0 5 1 2 1 0 10 0 0 0 4 3 6 0 6 1 0 5 0 2 2 0 8 0 7 0 8 0 6 IV-18

Pixel pixel pinggir sama dengan nilai pixel pada citra semula, pixel pinggir diabaikan atau tidak dikonvolusi. Diasumsikan mata tidak bisa melihat elemen pinggir karena pixel pinggir berukuran amat kecil. 6 3 0 2 0 0 11 0 3 5 0 2 6 0 20 0 0 4 6 6 0 2 0 0 0 2 7 3 4 0 0 2 0 13 0 5 1 2 1 0 10 0 0 0 4 3 6 0 6 1 0 5 0 2 2 0 8 0 7 0 8 0 6 4.1.7 Tahap Perhitungan PSNR Dalam citra digital terdapat suatu standar pengukuran error (galat) kualitas citra, yaitu besaran MSE dan PSNR. MSE yang seperti telah dijelaskan pada Bab 2.5, untuk mengukur kualitas citra, sesuai dengan persamaan 2.22, persamaan 2,23 dan persamaan 2.24 yaitu melakukan perbandingan antara citra aslidengan citra hasil penajaman dengan menghitung nilai MSE. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tepat hasil penajaman. maka dapat dijabarkan sebagaimana terlihat pada source code berikut ini. IV-19

function y=mse(a,f) % FungsiinibergunauntukmenghitungnilaiMSE % % a=double(a); f=double(f); [m n rgb]=size(a); % Perhitungan MSE, Persamaan2.24 y=0; for i=1:m for j=1:n for k=1:rgb y = y+(a(i,j,k)-f(i,j,k))^2; end end end y=y/(m*n*rgb); % Perhitungan PSNR, Persamaan2.25 y= 10*log10 (255^2/y); Gambar 4.5 Source code proses perhitungan MSE function digunakan untuk mendefinisikan sebuah fungsi dengan nama MSE yang dapat menerima masukan a dan f dengan tipe data double dan menghasilkan keluaran y. Source code persamaan 2.24 merupakan rumus perhitungan MSE sedangkan perhitungan PSNR ditunjukkan pada source code persamaan 2.25 4.2. Perancangan 4.2.1 Perancangan Struktur Menu Perancangan struktur menu adalah tahap merancang menu-menu yang dapat digunakan pengguna untuk menjalankan sistem, sehingga dapat memudahkan pengguna dalam memilih proses yang akan dijalankannya. Gambar 4.6 merupakan rancangan struktur menu sistem. IV-20

Gambar 4.6 Rancangan Struktur Menu 4.2.2 Perancangan Antarmuka (Interface) Tahap perancangan adalah membuat rincian aplikasi hasil dari analisis menjadi bentuk perancangan agar dimengerti oleh pengguna. Perancangan antarmuka dari penelitian ini menggunakan GUI (Graphical User Interface) yang ada pada Matlab. Agar tampilan proses segmentasi user friendly, maka penempatan susunan menu dan gambar perlu disusundengan baik, sehingga mudah digunakan oleh pengguna. Rancangan Form antarmukanya dapat dilihat pada Gambar 4.7 yaitu sebagai berikut: Antarmuka merupakan alat komunikasi antara user dan sistem, agar sistem lebih mudah dan bisa dipergunakan oleh user. Rancangan antarmuka terdiri atas 5 (lima) menu yaitu menu file, menu view, menu sharpening research, dan menu exit. Berikut ini adalah rancangan dari tampilan jendela utama pada sistem sharpening image ini : IV-21

Gambar 4.7 Rancangan Menu Utama IV-22

Tabel 4.1 Keterangan Menu Utama No Nama Jenis Keterangan 1 File Menu Bar Menu untuk untuk citra yang terdiri dari open, save, close, preview, dan print 2 View Menu Bar Menu untuk menampilkan citra asli yang telah diblur 3 Sharpening Menu Bar Menu untuk menampilkan citra yang telah di sharpening, yang terdiri dari 4 sharpening tunggal, rekursif 2, rekursif 3, campuran dan sobel 4 Exit Menu Bar Menu untuk keluar sistem 5 Judul Static Text Berisikan judul sistem 6 Citra Axes Berisikan axes untuk menampilkan citra ke GUI 7 Citra Original Panel Berisikan axes untuk menampilkan citra asli, Text yang berisi informasi citra, dan pushbutton Histogram 8 Citra Bluring Panel Berisikan axes untuk menampilkan citra asli yang telah diblur, Text berupa PSNR dan MSE dan pushbutton Histogram 9 Citra Output Panel Berisikan axes untuk menampilkan citra hasil sharpening, Text berupa PSNR dan MSE dan pushbutton Histogram IV-23